Secara Ekonomis dan Berkelanjutan Untuk eningkatkan Kesejahteraan Masvarakat "

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS HASIL TANGKAPAN UTAMA DAN SAMPINGAN PADA ALAT TANGKAP DOGOL DI GEBANG MEKAR, KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT ISTRIANA RACHMAWATI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROPORSI DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING TIGA LAPIS (TRAMMEL NET) DI PELABUHAN RATU

PROPORSI HASIL TANGKAP SAMPINGAN JARING ARAD (MINI TRAWL) YANG BERBASIS DI PESISIR UTARA, KOTA CIREBON. Oleh: Asep Khaerudin C

ANALISIS HASIL TANGKAPAN ARAD MODIFIKASI (MODIFIED SMALL BOTTOM TRAWL) DI PERAIRAN PPP TAWANG KENDAL JAWA TENGAH

Komposisi, Diversitas dan Produktivitas Sumberdaya Ikan Dasar di Perairan Pantai Cirebon, Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

IV. KONDISI UMUM PRODUKSI IKAN LAUT TANGKAPAN DI WILAYAH UTARA JAWA BARAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

CANTRANG: MASALAH DAN SOLUSINYA

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Karakteristik dan Klasifikasi Usaha Perikanan Tangkap

PENGARUH JUMLAH LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN MINI DI PERAIRAN PEMALANG DAN SEKITARNYA

ABSTRAK. Kata kunci: Jumlah tangkapan; struktur ukuran; jenis umpan; ikan demersal dan rawai dasar

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Bubu ( Traps

ANALISIS PRODUKTIVITAS, DOMINANSI DAN DIVERSITAS HASIL TANGKAPAN GILLNET (Studi Kasus di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari)

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

KARAKTERISASI ALAT PENANGKAP IKAN DEMERSAL DI PERAIRAN PANTAI UTARA JAWA BARAT FIFIANA ALAM SARI SKRIPSI

Analisis Hasil Tangkapan Jaring Insang di Kuala Baru Kabupaten Aceh Singkil

KONSTRUKSI DAN UJI-COBA PENGOPERASIAN JUVENILE AND TRASH EXCLUDER DEVICE PADA JARING ARAD DI PEKALONGAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor

Sumber : Wiryawan (2009) Gambar 9 Peta Teluk Jakarta

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Distribusi Klorofil-a secara Temporal dan Spasial. Secara keseluruhan konsentrasi klorofil-a cenderung menurun dan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5 PEMBAHASAN 5.1 Komposisi Hasil Tangkapan

6 STATUS PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN DI WILAYAH PESISIR DAN LAUT CIREBON

ANALISIS PERBEDAAN KEDALAMAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN TERHADAP KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN PADA ALAT TANGKAP CANTRANG

ANALISIS HASIL TANGKAPAN IKAN TERI (Stolephorus sp.) DENGAN ALAT TANGKAP BAGAN PERAHU BERDASARKAN PERBEDAAN KEDALAMAN DI PERAIRAN MORODEMAK

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak pada lintang LS LS dan BT. Wilayah tersebut

KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN DI PESISIR BARAT SELATAN PULAU KEI KECIL KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA

5 POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DEMERSAL

Gambar 2. Konstruksi pancing ulur Sumber : Modul Penangkapan Ikan dengan Pancing Ulur

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jaring Angkat

STRATEGI PENGELOLAAN PERIKANAN JARING ARAD YANG BERBASIS DI KOTA TEGAL BENI PRAMONO

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

SKRIPSI. STUDl TENTANG STOK UDANG JERBUNG. I MADE KORNl ADNYANA. PROGRAM STUDl ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKAPIAM

4 KONDISI PERIKANAN DEMERSAL DI KOTA TEGAL. 4.1 Pendahuluan

3 METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

4 ANALISIS KETERSEDIAAN BAHAN BAKU SURIMI

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Tangkap Cantrang SNI SNI

Jurnal Harpodon Borneo Vol.10. No.1. April ISSN : X

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDUGAAN STOK IKAN BAWAL PUTlH (Parnpus sp.1 -

Diterima: 14 Februari 2008; Disetujui: Juli 2008 ABSTRACT

PROPORSI HASIL TANGKAP SAMPINGAN JARING ARAD (MINI TRAWL) YANG BERBASIS DI PESISIR UTARA, KOTA CIREBON. Oleh: Asep Khaerudin C

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS INDEKS KEANEKARAGAMAN, INDEKS DOMINASI DAN PROPORSI HASIL TANGKAPAN NON TARGET PADA JARING ARAD MODIFIKASI DI PERAIRAN KABUPATEN KENDAL

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMI ALAT TANGKAP ARAD (GENUINE SMALL TRAWL) DAN ARAD MODIFIKASI (MODIFIED SMALL TRAWL) DI PPP TAWANG KENDAL

ANALISIS PENDAPATAN, BIAYA DAN KEUNTUNGAN BOTTOM GILL NET DENGAN ATRAKTOR UMPAN DAN ATRAKTOR UMPAN DI PERAIRAN JEPARA JAWA TENGAH

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

TUGAS: RINGKASAN EKSEKUTIF Nama: Yuniar Ardianti

Aspek Biologi Ikan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta) Sebagai Landasan Pengelolaan Teknologi Penangkapan Ikan di Kabupaten Kendal

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan November di perairan Pulau Kelagian, Provinsi Lampung.

PENGARUH SUHU PERMUKAAN LAUT TERHADAP HASIL TAGKAPAN IKAN CAKALANG DI PERAIRAN KOTA BENGKULU

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Produktivitas dan Kelayakan Usaha Bagan Perahu di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara

9.1 Pola pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan demersal yang berkelanjutan di Kota Tegal

PENINGKATAN EFISIENSI PENANGKAPAN PADA MODIFIKASI ALAT TANGKAP BOAT SEINE YANG RAMAH LINGKUNGAN DI KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH

RESPON PENCIUMAN IKAN KERAPU MACAN (Ephinephelus fuscoguttatus) TERHADAP UMPAN : PENGUJIAN SKALA LABORATORIUM. Deka Berkah Sejati SKRIPSI

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jl. Raya Jakarta Serang Km. 04 Pakupatan, Serang, Banten * ) Korespondensi: ABSTRAK

MENGAPA PRODUKSI KEPITING RAJUNGAN MENURUN DAN KEBIJAKAN APA YANG PERLU DILAKUKAN MENGANTISIPASINYA. Oleh. Wayan Kantun

POTENSI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU, INDONESIA

5 PEMBAHASAN 5.1 Performa Fyke Net Modifikasi

4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN LAUT BERKELANJUTAN

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Jenis dan Sumber Data

3. METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus pelagicus) dengan Menggunakan Alat Tangkap Bubu Lipat yang Didaratkan di TPI Tanjung Sari Kabupaten Rembang

PENGARUH KEDALAMAN DAN SUHU MENGGUNAKAN FISH FINDER TERHADAP HASIL TANGKAPAN ARAD (SMALL BOTTOM TRAWL) DI PERAIRAN REMBANG

HASIL TANGKAPAN DAN LAJU TANGKAP UNIT PERIKANAN PUKAT TARIK, TUGU, DAN KELONG

KAJIAN PERIKANAN TRAWL DEMERSAL : EVALUASI TIGA JENIS BYCATCH REDUCTION DEVICE (BRD) RONNY IRAWAN WAHJU

Musim Ikan Di Perairan Laut Jawa Kabupaten Jepara dan Prediksi Lokasi Fishing ground-nya

FISHING GROUNG /Sistem DPI

PENGARUH ATRAKTOR CUMI TERHADAP HASIL TANGKAPAN ALAT TANGKAP BAGAN TANCAP DI PERAIRAN JEPARA

Upaya, Laju Tangkap, dan Analisis... Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan (Rupawan dan Emmy Dharyati)

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

OPTIMASI UPAYA PENANGKAPAN UDANG DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM DAN SEKITARNYA JULIANI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

ISBN: 978-979 - 704-967 - 6 U P.emanlaatan Sumberdava f!erikanan dan Kelautan Secara Ekonomis dan Berkelanjutan Untuk eningkatkan Kesejahteraan Masvarakat "

DAFTAR 151 KATA PENGANTAR " KATA SAMBUTAN: Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Kota Semarang ii Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Diponegoro.. iv DAFTAR 151 vi Makalah Peserta Kondisi lingkungan perairan waduk Ir. H. Djuanda, Jawa Barat Oleh : Andri Warsa dan Kunto Purnomo 1 Identifikasi kelayakan suaka perikanan (Fish Sanctuary) di Pulau Mandalika Kabupaten Jepara Oleh: Bambang Argo Wibowo 10 Respons penglihatan dan penciuman ikan kerapu macan (Epinephefus Fuscoguttatus) terhadap umpan buatan Oleh: Aristi Dian Purnama Fitri _... 24 Perbandingan hasil tangkapan bubu pada terumbu buatan bambu dan ban di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Oleh: Dina Mayasari, Mulyono S Baskoro, dan M Fedi A Sondita... 38 Analisis performa benih hasil persilangan antara ikan lele dumbo (Clarias Garipinus Burchell) strain Semarang dan Sangkuriang dan temuan calon strain baru Oleh : Fajar Basuki, dan Titik Susilowati _... 51 Strategi pengembangan ekowisata untuk pulau kecil (Kasus di Taman Nasional Karimunjawa) Oleh : Frida Purwanti 63 Pengaruh pemikat cahaya berwarna terhadap hasil tangkapan bubu karang di Perairan Jepara Oleh : Herry Boesono, Asriyanto dan Dimas Dodi S 75 Pendugaan menentukan konsentrasi klorofil menggunakan data Alos Oleh: Nana Suwargana _... 85 Upaya peningkatan kinerja usaha perikanan tangkap rawai dasar (Bottom Long Line) melalui peningkatan lingkungan usaha perikanan dan kebijakan pemerintah daerah di Kabupaten Pati Oleh : Abdul Kohar M, Abdul Rosyid dan Arie Rahmadi... 95 Efektivitas penangkapan ikan karang konsumsi menggunakan bubu berumpan di Kepulauan Seribu Oleh: Mochammad Riyanto, Ari Purbayanto, dan Angga Nugraha _... 114 VI

Dinamika hasil tangkapan utama dan sampingan pad a alat tangkap dogol di Gebang Mekar Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Oleh : Ronny I Wahju, Eko Sri Wiyono dan Istriana Rachmawati 129 Kondisis kualitas air dan kelimpahan plankton di muara sungai_banjir Kanal Barat Semarang Oleh : Suryanti 141 Kajian tentang perikanan gill net monofilamen di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah Oleh : Suradi Wijaya Saputra, Dian Wijayanto dan Anhar Solichin '" 151 Pemanfaatan asap cair untuk pengasapan ikan tongkol (Euthynnus affinis) serta analisis kualitasnya Oleh : Fronthea Swastawati, Bambang Cahyono, dan Ajar Tungga Kumara 163 Kajian Potensi Kegiatan Sumberdaya Perikanan Rawapening Kabupaten Semarang Oleh : Mustofa Niti Suparjo 176 Biokonsentrasi kerang darah (Anadara Granosa Linn)terhadap logam berat Cadmium (Cd) yang terkandung dalam mediapemeliharaan yang berasal dari perairan Kaliwungu, Kendal Oleh : Siti Rudiyanti. 184 Vll

OINAMIKA HASIL TANGKAPAN UTAMA DAN SAMPINGAN PAOA ALAT TANGKAP OOGOL 01 GEBANG MEKAR KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT. (Catch dynamic of target catch and bycatch from Oogol (Mini trawl) at Gebang Mekar Kabupaten Cirebon, Jawa Barat) Oleh: Ronny I Wahju ), Eko Sri Wiyono ) dan Istriana Rachmawati"! ABSTRAK Penelitian mengenai dinamika hasil tangkapan utama dan sampingan pada alat tangkap dogol di gebang mekar Kabupaten Cirebon telah dilakukan pada bulan Juli dan November 2007. Tujuan penelitian ini untuk mengkuantifikasi hasil tangkapan utama dan sarnpingan dari alat tangkap dogol, serta menentukan tingkat diversitas dan dominansi hasil tangkapan dari alat tangkap dogol. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian survei dengan metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pada bulan Juli hasil tangkapan terdiri atas 17 spesies dengan bobot total sebesar 11216.75 kg sedangkan pada bulan Nopember hanya 9 spesies dengan bobot total sebesar 1432.6 kg. Hasil tangkapan didominasi oleh ikan pepetek (Leiognathus sp.), dengan nilai 10.353,00 kg (92,30%) dan pada bulan Nopember sebesar 1365 kg (95.28%). Hasil tanqkapan sampingan tertinggi adalah ikan tetet (Otolithes argentus) sebesar 357,50 kg (3,19 %) untuk bulan Juli dan Nopember adalah 51.95 (3,63%). Sedanqkan ikan hasil tangkapan lainnya untuk kedua bulan tersebut berkisar dibawah 2%. Bobot hasil tanqkapan sampingan pada bulan juli sebesar 174.35 kg pada bulan Nopember sebesar 6.1 kg. Nilai indeks diversitas yang didapatkan pada bulan Juli dan Nopember 2007 berada pada kisaran >0,1, yang menunjukkan wilayah perairan di Gebang Mekar memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi dengan tingkat selektivitas alat tangkap yang rendah. Indeks dominansi yang diperoleh pada bulan Juli dan Nopember 2007 berada pada kisaran 0,5-1, hal ini mengindikasikan bahwa nilai indeks dominansi yang relatif tinggi. Kata kunci : Catch dynamic,dogol, Hasil tangkapan utarna.hasil tangkapan sampingan *) staf pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,FPIK-IPB **) alumni Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,FPIK-IPB 129

PENDAHULUAN Dogol adalah alat tangkap yang dioperasikan secara aktif, dengan cara ditarik oleh perahu yang bagian atas mulut jaringnya menjorok ke depan, sehingga bentuk atau konstruksinya menyerupai pukat udang (trawl) yang terdiri dari sayap, badan dan kantonq. Kapal dogol yang beroperasi di wilayah Kabupaten Cirebon secara keseluruhan berjumlah 25 buah, atau sekitar 0,45% dari seluruh kapal yang ada (DKP Cirebon, 2006)_ Pengoperasian alat tangkap dogol di tujukan untuk memanfaatkan sumberdaya ikan demersal termasuk udanq. Menurut Monintja dan Martasuganda (1991) jenis ikan yang banyak tertangkap dengan dogol adalah ikan pepetek (Leiognatus sp_), ikan bawal putih (Pampus argentus), ikan bawal hitam (Formio niger), ikan kuro (Polynemus sp_), ikan kuniran (Uepeneus sp_), ikan manyung (Arius sp_), ikan tigawaja (Johnius dussumien), ikan pari (Trygon sephen)_ Beberapa penelitian terdahulu yang pernah mengkaji dogol, diantaranya mengenai studi penggunaan beam pada alat tangkap dogol (Mahiswara, 1984), perbandingan efisiensi teknis dan usaha antara jaring cantrang dan jaring dogol (Dwianto, 1991), studi tentang desain dan konstruksi kapal dogol 13_8 GT (Yatnaningsih, 1998) dan preferensi hasil tangkapan dogol (Khair, 2007)_ Sampai saat ini, kajian terhadap dinamika hasil tangkapan utama dan sampingan dari perikanan dogol belum pernah dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai analisis hasil tangkapan utama dan sampingan alat tangkap dogol di Gebang Mekar Kabupaten Cirebon, Jawa Barat Tujuan dari penelitian ini adalah mengkuantifikasi hasil tangkapan serta tingkat diversitas dan dominansi hasil tangkapan dari alat tangkap dogol di Gebang Mekar METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli dan Nopember 2007 di desa Gebang Mekar, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit dogol termasuk kapal dan alat tangkap 130

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian survei dengan metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 11 unit jaring dogol pada bulan Juli 2007 dan 10 unit jaring dogol pad a bulan Nopember 2007. Analisis Data Hasil tangkapan terlebih dahulu diidentifikasi untuk mengetahui nama umum dan nama latinnya. Pengidentifikasian ini dilakukan dengan menggunakan buku Identifikasi Saanin (1991). Analisis Diversitas Hasil Tangkapan Untuk mengestimasi tingkat diversitas hasil tangkapan, data diolah dengan menggunakan indeks diversitas Shannon-Wiener (Brower & Zar, 1990), dengan rum us sebagai berikut: H' = - L PiLnPi Kisaran nilai indeks diversitas Shannon-Wiener menurut Wiyono et al (2006): > 0.1 : keanekaragaman tinggi, selektivitas alat tangkap rendah == 0 : keanekaragaman rendah, selektivitas alat tangkap tinggi Keterangan: H' : indeks diversitas Shannon-Wiener ni.: jumlah individu spesies yang tertangkap N : jumlah individu semua spesies yang tertangkap Analisis Dominansi Hasil Tangkapan Analisis dominansi diolah secara sederhana dengan menggunakan software microsoft excel. Analisis ini dilakukan untuk melihat spesies hasil tangkapan yang dominan pad a suatu ekosistem, digunakan Indeks Dominansi Simpson (Simpson,1949) dengan rumus sebagai berikut: s. (.)2 c=l: ~ - i=l N Kisaran nilai indeks dominansi hasil tangkapan: > 1 : dominansi tinggi, selektivitas alat tangkap tinggi == 0 : dominansi rendah, selektivitas alat tangkap rendah 131

Hasil Komposisi Keterangan: c : indeks dominansi Simpson ni : jumlah individu spesies yang tertangkap N : jumlah individu semua spesies yang tertangkap Hasil Tangkapan HASIL DAN PEMBAHASAN Total hasil tangkapan yang diperoleh selama penelitian di perairan Gebang Mekar pada bulan Juli sebesar 11216,75 kg dan pada bulan Nopember sebesar 1432,60 kg. Dimana pada bulan Juli terdiri atas 17 spesies sedangkan pad a bulan Nopember hanya 9 spesies. Hasil tangkapan utama yang diperoleh pada bulan Juli didominasi adalah pepetek (Leiognathus sp.), dengan bobot sebesar 10.353,00 kg (92,30%) dan pada bulan Nopernber sebesar 1365 kg (95.28%). a dan hasil tangkapan sampingan selama penelitian disajikan pada Tabel1 dibawah ini : Tabel1 Komposisi Total Hasil Tangkapan Utama (HTU) dan Hasil Tangkapan Sampingan (HTS) Berdasarkan Bobot (kg) pada Bulan Juli dan Nopember 2007. Nama Nopember kg/ lokal Nama latin Juli (kg) kg/trip % (kg) trip HTU % pepetek Leiognathus sp. 10353,00 139,91 92,30 1365,00 68,25 95,28 Tetet Otolithes argentus 357,50 4,83 3,19 51,95 2.5975 3,63 Johnius tigawaja dussumieri 101,70 1,37 0,91 5,6 0,28 0,39 bawal putih Pampus argentus 11,15 0,15 0,10 2,8 0,14 0,20 Satang Sephia sp. 73,10 0,99 0,65 0 0 0,00 cumi-cumi Lo/igo sp. 128,55 1,74 1,15 1,15 0,06 0,08 bawal hitam Formio niger 17,40 0,24 0,16 a 0 0.00 sub total 11042,40 1426,50 Hasil tangkapan sampingan julungjulung Hemirhamphus far 85,25 1,15 0,76 2,4 0,12 0,17 Gurita Octopus sp. 48,90 0,66 0,44 0,2 0,01 0,01 Pari Trygon sephen 1,00 0,01 0,01 0 0 0,00 kembung Rastre/liger sp. 0,80 0,01 0,01 0 0,00 Palik Drepane punctata 3,00 0,04 0,03 a 0 0,00 sembilang Plotosus canius 6,40 0,09 0,06 0 a 0,00 Gerot Therapon theraps 0,50 0,01 0,00 0 0 0,00 kepiting Scylla serrata 5,00 0,07 0,04 a a 0,00 Teri Stolephorus tri 14,00 0,19 0,12 a 0 0,00 Argyrosomus gulamah amoyensis 9,50 0,13 0,08 3 0,15 0,21 buntal landak Tetraodon sp. 0,00 0,00 0,00 0,5 0,03 0,03 sub total 174,35 6,1 Total 11216,75 1432,6 132

Sedangkan hasil tangkapan sampingan tertinggi adalah ikan tetet (Otolithes argentus) yang hanya sekitar 3% untuk bulan Juli dan Nopember. Sedangkan ikan hasil tangkapan lainnya untuk kedua bulan tersebut berkisar dibawah 2%. Bobot total hasil tangkapan utama pada bulan Juli sebesar 11042,40 kg sedangkan pada bulan Nopember sebesar 1426,50 kg. Bobot hasil tangkapan sampingan pada bulan Juli sebesar 174,35 kg dan pada bulan Nopember sebesar 6,1 kg. Data komposisi hasil tangkapan utam Diversitas Hasil Tangkapan Berdasarkan Gambar 1 dan Gambar 2 dapat diketahui bahwa nilai indeks diversitas tertinggi pad a bulan Juli 2007 dicapai pada sampel pertama dengan nilai 1,40 kemudian mengalami penurunan pada sampel ke dua hingga sam pel ke sembilan dengan nilai indeks diversitas antara 0,65-0,25. Sampel ke sepuluh mempunyai nilai diversitas paling rendah yaitu sebesar 0,17 dan mengalami kenaikan nilai indeks diversitas pada sam pel ke sebelas hingga hari ke dua belas dengan nilai 0,22 dan 0,29. Nilai indeks diversitas rata-rata yang didapatkan adalah sebesar 0,52. Hal ini menunjukkan bahwa bulan Juli memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi yang mengindikasikan selektivitas alat tangkap yang digunakan rendah. Sedangkan hasil tangkapan bulan Nopember 2007 (Gambar 2) dapat diketahui bahwa nilai indeks diversitas tertinggi dicapai pada sampel ke dua dengan nilai 0,30 dan nilai indeks diversitas terendah yaitu pada sampel pertama dengan nilai 0,19. Nilai diversitas rata-rata yang didapatkan adalah sebesar 0,24. Hal ini menunjukkan bahwa pada bulan Nopember memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi yang berkorelasi dengan ukuran mata jaring pada bagian kantong (codend) sebesar 1 inch. 133

~)l~q~.' fl~~; ; 0.00 -'------------~------' 'pi::!?/;'; ti:~,>,.. ~ti~s;"..... "':~:...( ;;(1)' '~' ~~;*pz".~l1> '0',,:5'. i _ ;DJio~, O;:q5.<-, 'jjjo -sr-:, p;()~f+----"'l-l--r---"----l--:i '1... :...;~~ :'S.ampefK. Gambar 1. Diversitas Hasil Tangkapan Total Gambar 2. Diversitas Hasil Tangkapa pada Bulan Juli 2007. Total pada Bulan Nopember 2007. Dominansi Hasil Tangkapan Seperti dapat dilihat pada Gambar 3, nilai dominansi pada bulan Juli 2007 rendah pada sampel pertama nilai dominansi sebesar 0,29, tetapi pada sampel ke dua hingga sampel ke dua belas menunjukkan nilai dominansi tinq9i hanya pada satu spesies. Hal ini menunjukkan bahwa alat tangkap yang digunakan mempunyai selektivitas yang rendah. 1.00 0.80 ~ 0.60.~ <5 0.40 <:; 0.20 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 SamJlel ke Gambar 3 Oominansi Hasil Tangkapan Total pada Bulan Juli 2007. Sedangkan pada Gambar 4, dapat diketahui bahwa nilai dominansi tertinggi pada bulan Nopember 2007 dicapai pada sampel pertama dengan nilai 0,92 dan nilai dominansi terendah dicapai pada sampel ke dua dengan nilai 0,86. Sesuai dengan 134

kisaran nilai indeks dominansi, maka tingkat dominansi tergolong tinggi hanya pada satu spesies dan mengindikasikan bahwa selektivitas alat tangkap rendah. '(i; t: r.:.e 0.94 0.92 0.9 0.92 0.88 n E 0.86 0 0 086 0.84 0.82 1 2 Sampel ke Gambar 4 Dominansi Hasil Tangkapan Total pada Bulan Nopember 2007. Perbandingan antara Komposisi Hasil Tangkapan dengan Nilai Indeks Diversitas Berdasarkan Gambar 5 dan Gambar 6 di atas, dapat diketahui pada bulan Juli, sam pel pertama komposisi total hasil tangkapan utama dan sampingan yang diperoleh sangat sedikit dibandingkan dengan sampel lainnya tetapi nilai indeks diversitas yang dimiliki sangat tinggi dibandingkan dengan sam pel lainnya yaitu sebesar 1,40. Sedangkan pada sam pel ke sepuluh komposisi total hasil tangkapan yang diperoleh sangat banyak. Tetapi dilihat dari nilai indeks diversitasnya justru mempunyai nilai terendah jika dibandingkan dengan sampel lainnya walaupun kisaran 0,17 tergolong yang memiliki keanekaragaman utama tinggi dan dapat dikatakan bahwa hasil tangkapan 2000. 1800 ~.--.... --..... 1600 -;-_._ --_._.. -'-'-"- Sampol K. 1.(,0 lao 1.LO f ~le~~l~~.l ~.tl~:~~l::~l~t-l- ~ 1.00 o ~ 0.&0 ~~l:=l: 0.60 0.40 O.LO 200 -- -- - -.- - --.- - _..- - I 0"- -, -.,...- 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 '2 1 1. 3 " S (, 7 3 9 10 11 12 sarnpe lke Gambar 5 Komposisi HTU dan HTS. Gambar 6 Diversitas Hasil Tangkapan Total. 135

Berdasarkan Gambar 7 dan Gambar 8 komposisi hasil tangkapan utama dan sampingan pada bulan Nopember yaitu sam pel pertama lebih banyak dibandingkan dengan sam pel ke dua, tetapi justru pada sampel ke dua yang memiliki nilai indeks diversitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel pertama. Hal ini yang mengindikasikan bahwa tingkat keanekaragaman hayati pada sam pel ke dua lebih tinggi yaitu dengan nilai indeks sebesar 0,32 sedangkan nilai indeks diversitas yang dimiliki sampel pertama sebesar 0,19. 1200 1 1000 ~ 800 (5 600.D S 400 200. o -----~-;~--l--------------------~~;-----------l 020 I 025 i ~--- j n u' ~n.,n 019 n; UJ _ I I~~. I 000 1 -Sampet Ke 2 2 Sam pel Ke Gambar 7. Komposisi HTU dan HTS bulan Nopember Gambar 8 Diversitas Hasil Tangkapan Total bulan Nopember. Pembahasan Komposisi total hasil tangkapan pada bulan Juli dan Nopember 2007 selama penelitian menunjukkan bahwa ikan pepetek sebagai hasil tangkapan utama yang menjadi tujuan nelayan. Menurut Rita (1993), ikan pepetek hidup bergerombol di dasar perairan dangkal pad a kedalaman antara 5-60 m, dengan nilai tanqkap tertinggi diperoleh pada kedalaman antara 10-20 m dan rata-rata maksimum pada kedalaman 15 m di pantai utara Jawa sehingga hasil tangkapan yang diperoleh ikan demersal kecil. Rakhman (2002) menjelaskan bahwa ikan pepetek yang tertangkap disebabkan oleh ketersediaan makanan yang cukup banyak di daerah pengoperasian yang dekat dengan muara sungal Dominansi ikan pepetek yang tertangkap pad a alat tangkap dogol disebabkan oleh konstruksi jaring yang memiliki kantong dengan ukuran mata jaring yang relatif kecil sehingga banyak organisme laut lain yang ikut tertangkap dalam berbagai ukuran, selain itu faktor kedalaman perairan tempat pengoperasian juga berpengaruh yaitu pad a kedalaman 20-35 m dan masih termasuk ke dalam 136

daerah pantai sehingga ikan-ikan yang masuk dapat terdiri dari beragam jenis karena biasanya daerah pantai dijadikan tempat untuk memijah dan membesarkan anak-anak ikan (lihat Sumiono et a/. 1987, Oktaviana, 2006). Selain itu berkaitan faktor musim diduga berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan pepetek. Dimana puncak penangkapan ikan pepetek berkisar di perairan Cirebon antara bulan Desember hingga Maret dan mengalami penurunan pada bulan Juli hingga September (Khair,,2007). Komposisi hasil tangkapan sampingan yang diperoleh pada saat penelitian merupakan komposisi hasil tangkapan pada musim timur dan musim peralihan. Hasil tangkapan sampingan yang tertangkap selama penelitian didominasi oleh sumberdaya ikan demersal. Tetapi tidak ada satu spesies yang jumlahnya mendominasi. Hal ini terlihat pad a persentase yang diperoleh pada bulan Juli dan Nopember yang hasilnya tidak begitu jauh. Sesuai dengan penjelasan Mahiswara (2004) bahwa sumberdaya ikan demersal yang mendiami wilayah paparan atau perairan dekat pantai memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan ikan pelagis. Selain menangkap ikan demersal kecil, pada saat penelitian didapatkan beberapa jenis krustase, moluska, dan ikan pelagis yang ikut tertangkap. Tertangkapnya ikan-ikan pelagis disebabkan beberapa faktor. Salah satu faktor penyebabnya adalah perairan dangkal tempat pengoperasian merupakan habitat ikanikan pelagis kecil tersebut. Walaupun ikan-ikan tersebut tidak berkorelasi langsung dengan dasar perairan, namun secara alamiah ikanpelagis akan mencari makan pada kolom perairan dan dasar perairan (Khaerudin, 2006). Ikan pelagis tersebut dapat tertangkap pad a saat hauling atau jaring sedang ditarik ke permukaan (Riyanto, 2005). Sedangkan menurut Khair (2007) menerangkan bahwa metode pengoperasian dogol pada saat penarikan jaring ke permukaan perairan yang menyebabkan ikan pelagis ikut tertangkap oleh alat tangkap dogol. Menurut Sedana (2004) pada saat terjadinya muson timur, suhu permukaan merijadi lebih lebih dingin akibat masuknya massa air laut dalam (salinitas lebih tinggi) ke Laut Jawa. Sementara pada muson barat, suhu permukaan Laut Jawa relatif lebih panas. Pengaruh curah hujan pada suhu air laut terlihat sangat nyata di pantai sehingga stok ikan pelagis sangat peka terhadap perubahan linqkunqan.: terutama penyebaran salinitas secara spasial yang dibangkitkan oleh angin muson yang menyebabkan ikan menyebar <il dekat permukaan. Tertangkapnya jenis moluska pada saat penelitian seperti cumi-cumi sesuai dengan pernyataan Sedana (2004) yang menunjukkan bahwa puncak musim cumi-cumi berlangsung pada bulan Nopember dan masa paceklik cumi-cumi berlangsung pada bulan April-September yang ditunjukkan dengan rendahnya hasil 137

tangkapan pada bulan-bulan tersebut. Bulan Juni-Agustus merupakan puncak masa paceklik cumi-cumi. Hal tersebut sesuai dengan proporsi hasil tangkapan cumi-cumi yang diperoleh saat penelitian pad a bulan Juli dan Nopember yang memiliki persentase yang rendah. Berdasarkan data penelitian total hasil tangkapan sampingan dogol pada bulan Juli dan Nopember 2007 didapatkan jenis krustase seperti kepiting, hal ini sesuai dengan pernyataan Khaerudin (2006) yaitu bahwa dasar perairan pasir berlumpur sangat disenangi oleh kepiting. Binatang ini keluar dari tempat persembunyian dan bergerak menuju ke tempat yang banyak mengandung makanan Berdasarkan perhitungan indeks diversitas Shannon-Wiener, hasil tangkapan yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman hayati tinggi maka selektivitas alat tangkap rendah begitu juga sebaliknya. Hal ini terlihat pada bulan Juli dan Nopember nilai indeks diversitas mengalami perubahan yang terlihat bahwa nilai indeks diversitas berada di atas kisaran 0,1 'yang mengindikasikan bahwa keanekaragaman tinggi. Sesuai dengan pernyataan Khair (2007) yang menjelaskan bahwa berdasarkan perhitungan nilai indeks Shannon-Wiener, bahwa alat tangkap dogol merupakan alat tangkap yang menangkap bermacam-macam ikan demersal dan pelagis. Maka semakin tinggi nilai indeks keanekaragaman jenis ikan mengindikasikan bahwa unit penangkapan dogol memiliki preferensi yang tinggi dalam menangkap jumlah spesies. Nilai indeks dominansi pada bulan Juli dan Nopember menunjukkan nilai kisaran antara 0,5-1. Hal ini mengindikasikan nilai indeks dominansi yang relatif tinggi. KESIMPULAN 1. Pada bulan Juli hasil tangkapan terdiri atas 17 spesies dengan bobot total sebesar 11216.75 kg sedangkan pada bulan Nopember hanya 9 spesies dengan bobot total sebesar 1432.6 kg. Hasil tangkapan didominasi oleh ikan pepetek (Leiognathus sp.), dengan riilai 10.353,00 kg (92,30%) dan pad a bulan Nopember sebesar 1365 kg (95.28%). Hasil tangkapan sampingan tertinggi adalah ikan tetet (Oto/ithes argentus) sebesar 357,50 kg (3,19 %) untuk bulan Juli dan Nopember adalah 51.95 (3,63%). Sedangkan ikan hasil tangkapan lainnya untuk kedua bulan tersebut berkisar dibawah 2%. Bobot hasil tangkapan sampingan pad a bulan juli sebesar 174.35 kg pada bulan Nopember sebesar 6.1 kg. 2. Nilai indeks diversitas yang didapatkan pada bulan Juli dan Nopember 2007 berada pad a kisaran >0,1, maka dapat disimpulkan bahwa wilayah perairan di 138

desa Gebang Mekar memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi dengan tingkat selektivitas alat tangkap yang rendah. 3. Indeks dominansi yang diperoleh pada bulan Juli dan Nopember 2007 berada pada kisaran mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa maka tingkat pendominasian masih tergolong rendah dan mengindikasikan bahwa selektivitas alat tangkap rendah. SARAN Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai selektivitas ukuran mata jaring optimum pada alat tangkap dogol agar dapat mengurangi hasil tangkapan yang berukuran kecil. DAFTAR PUSTAKA. Brower, J. E., and J. H. Zar. 1990. Fields and Laboratory Dubuque, Iowa: Wm. C. Brown Publisher. 237p. For General Ecology. 3 rd ed. DKP Cirebon. 2006. Laporan Tahunan Dinas Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Cirebon. Pemerintah Kabupaten Cirebon Dinas Perikanan Dan Kelautan. Sumber. Dwianto, M. B. 1991. Perbandingan Efisiensi Teknis Dan Usaha Antara Jaring Dogol Di Tegal, Jawa Tengah. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. 50 hal. Khaerudin, A. 2006. Proporsi Hasil Tangkapan Jaring Arad (Mini Trawl) yang Berbasis di Pesisir Utara, Kota Cirebon. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan IImu I<elautan. Institut Pertanian Bogor. 52 hal. Khair, M.P.B.R. 2007. Preferensi Hasil Tangkapan Dogol Di Desa Karangreja, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor: Departemen- Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 51 hal. Mahiswara. 1984. Studi.Penggunaan Beam Pada Alat Tangkap Dogol. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. 63 hal. Mahiswara. 2004. Analisis Hasil Tangkapan Trawl TED Tipe Super Shooter.[Tesis] (tidak dipublikasikan). Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 65 hal. 139

Monintja, D. dan Martasuganda. S. 1991. Teknologi Pemanfaatan Sumberdaya Laut II. Diktat Kuliah. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Octaviana, F. M. 2006. Uji Coba Juvenile And Trash Excluder Device (JTED) Pada Jaring Arad (Mini Trawl) Di Perairan Pekalongan, Jawa Tengah. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan. Institut Pertanian Bogar. 57 hat. Rakhman, B. 2002. Penggunaan Rantai Pengejut (Trikler Chain) Pada Jaring Arad : Upaya Meningkatkan Hasil Tangkapan Udang. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 56 hat. Rita, BM. 1993. Studi Potensi Ikan Pepetek (Leiognathus) Dengan Menggunakan Metode "SWEPT AREA" Sebelum dan Setelah Pelarangan Trawl Di Perairan Batang Dan Pekalongan. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor: Program Studi IImu dan Teknologi Kelautan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. 71 hat. Sedana, IG. 2004. Musim Penangkapan Ikan Di Indonesia. Jakarta Penebar Swadaya. 116 hat. Simpson, E.H. 1949. Measurement of Diversity. Nature, Lond. 163,688 pp. Yatnaningsih. 1998. Studi Tentang Desain dan Konstruksi Kapal Dogol (13.8 GT) Di Bancar, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. [Skripsi] (Tidak dipublikasikan). Bogor: Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. 67 hat. Wiyono, E. S, S. Yamada, E. Tanaka, T. Arimoto, and T. Kitakado. 2006. Dynamics of Fishing Gear Allocation By Fishers in Small-Scale Coastal Fisheries of Palabuhanratu Bay, Indonesia. Fisheries Research Journal. Tokyo: Blackwell Publishing Ltd. 140