PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan;

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

DAFTAR ISI PENGANTAR

Lampiran 6. Menteri Keuangan RI DAFTAR BIDANG DAN PROGRAM. Lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 13/PMK.06/2005 URAIAN BIDANG DAN PROGRAM

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA

DAFTAR ISI PENGANTAR

REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

DAFTAR ISI PENGANTAR

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

(19) Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah; (20) Peningkatan pelayanan kedinasan Bupati/Wakil Bupati; (21) Pengembangan budaya baca d

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PROGRAM SUB BAGIAN UMUM BIDANG PENDAFTARAN BIDANG PENETAPAN

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT NOMOR 23 TAHUN 2008 SUB BAGIAN UMUM SEKSI

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

TABEL 3.2 MATRIKS PRIORITAS PEMBANGUNAN

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KEPALA DINAS. Subbagian Perencanaan Program. Bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Seksi. Kurikulum dan Pembelajaran

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017

DAFTAR PROGRAM (KEGIATAN) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2014

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2012 KEPALA DINAS BIDANG

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

REKAPITULASI USULAN PROGRAM/KEGIATAN TAHUN Fungsi, Urusan, Program dan Kegiatan Indikatif. Pagu Indikatif (Rp) 01 FUNGSI : PELAYANAN UMUM

SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2017

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

Tabel 7.3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM INDIKATOR

6. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Rp 1,003,042, Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Rp 479,791,000

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Aspek Daya Saing Daerah

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN UPTD BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, MUHAMMAD SAFI I KEPALA DINAS

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

VISI : TERWUJUDNYA BANGKALAN YANG MAKMUR, MANDIRI DAN AGAMIS

KEPALA BADAN BIDANG PAUD DAN PK-PLK SEKSI KURIKULUM SEKSI TENAGA PENDIDIK & KEPENDIDIKAN SEKSI SARANA PRASARANA U P T

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2017 BAGIAN ORGANISASI SETDA KABUPATEN INDRAMAYU 2016

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN UPTD BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, M. S A F I I KEPALA DINAS

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

Transkripsi:

9 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Secara umum indikator keberhasilan pemerintah daerah untuk untuk melaksanakan fungsi ekonomi pada masing-masing bidang sebagai berikut : 9.1. Indikator Kinerja Bidang Kesehatan Jumlah pelayanan kesehatan khusus dokter semakin berkurang Jumlah dokter bertambah sesuai dengan ratio penduduk Jumlah bidan semakin sedikit Jumlah Bidan bertambah sesuai dengan ratio penduduk Sosialisasi akan keluarga berencana masih kurang optimal Jumlah frekuensi sosialisasi akan keluarga berencana di tingkatkan Program usia ideal dalam berkeluarga Jumlah nikah usia ideal semakin bertambah Pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR Masih belum optimal. Peserta binaan dan mengikuti program KB sesuai arahan pemerintah bertambah Sarana dan prasarana rumah sakit umum daerah masih minim. Sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya masih minim. Pemberdayaan standarisasi tenaga dukun bayi terlatih Ketercukupan kebutuhan tenaga sarjana kesehatan Kualitas lingkungan sehat perumahan Standar kebutuhan pelayanan dan kesehatan khususnya Rumah Sakit terjangkau oleh setiap daerah Standar kebutuhan jumlah puskesmas terpenuhi Pemberdayaan dukun terlatih yang memiliki kualifikasi standar meningkat Jumlah lulusan sarjana kesehatan bertambah Pengelolaan lingkungan baik sampah maupun limbah teratasi untuk perumahan IX-1

9.2. Indikator Kinerja Bidang Ekonomi Akses kebutuhan sandang masih tinggi Kreatifitas dalam sektor pertanian Manajemen kelembagaan pertanian kurang optimal Pemanfaatan lapangan kerja oleh industri kecil dan menengah masih rendah Pemberdayaan dan pengelolaan terhadap usaha kecil menengah masih rendah Sistem pendukung usaha mikro kecil menengah dan koperasi masih belum memadai. Kerjasama pembangunan dalam bidang penelitian dan perencanaan pembangunan masih terbatas Penyediaan lapangan kerja masih minim Kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Minimnya pemberdayaan masyarakat yang memiliki umur angkatan kerja Partisipasi angkatan kerja masih kurang Pemanfaatan sektor jasa belum optimal Kurangnya pemanfaatan putra yang menempuh studi hingga perguruan tinggi dalam pemanfaatan tenaga kerja Belum optimalnya kemampuan tenaga kerja bidang pertanian dalam berkreatifitas Minimnya penyuluhan dan pembinaan dari sektor jasa Adanya wadah penyediaan kebutuhan sandang yang bersaing Semakin banyaknya produk-produk hasil pertanian yang beragam dari pemanfaatan limbah maupun turunannya Peningkatan dan pelatihan kapasitas kelembagaan untuk pertanian Pemberdayaan masyarakat untukikut sebagai pekerja dalam kegiatan industri kecil dan menengah, dengan jumlah minimal tenaga kerja sesuai kebutuhan Terbentuknya wadah pengelola untuk usaha kecil dan menengah Peningkatan sistem pendukung untuk usaha mikro kecil menengah Jumlah penelitian yang bekerjasama dengan perguruan tinggi semakin meningkat Pengembangan lapangan kerja untuk sektor jasa meningkat Pelatihan dan pengembangan tenaga SDM pemerintah bertambah Keterlibatan masyarakat dalam pengembangan mitra usaha sektor turunan dan jasa bertambah Penyuluhan terhadap angkatan kerja dalam kreatifitas bertambah Jumlah lapangan kerja untuk jasa bertambah Jumlah beasiswa putra daerah untuk studi di Perguruan Tinggi meningkat Terciptanya produk-produk turunan di masyarakat yang semakin beragam Bertambahnya penyuluhan untuk pengembangan jasa IX-2

kemasyarakatan, sosial dan perorangan Menurunnya pengadaan lembaga pelatihan dan kursus Tidak meratanya distribusi tenaga kerja antar sektor dan antar wilayah, serta menciutnya lapangan kerja formal di perkotaan dan di perdesaan. Peran perempuan di perdesaan masih terbatas Bertambahnya jumlah lembaga pelatihan dan kursus khususnya terkait dengan rencana pengembangan jasa Jumlah tenaga kerja yang seimbang sesuai kebutuhan daerah Jumlah keterlibatan perempuan dalam pengembangan usaha meningkat 9.3. Indikator Kinerja Bidang Pendidikan dan Olah Raga Belum optimalnya kesadaran dalam berpartisipasi untuk sekolah khususnya SD Beasiswa untuk putra daerah masih rendah dalam peningkatan SDM tingkat perguruan tinggi Pendidikan anak usia dini masih rendah Pembangunan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Kurangnya penekanan terhadap budaya membaca di masyarakat Kualitas SDM tenaga pengajar belum optimal Peran serta kepemudaan masih rendah. Kualitas manajemen olah raga masih rendah. Pembinaan dan pemasyarakatan olah raga masih belum optimal. Meminimalkan jumlah yang tidak sampai lulus SD Memperbanyak jumlah beasiswa untuk memberikan bebas studi ke perguruan tinggi Program dan jumlah lembaga PAUD yang terkoordinasikan Jumlah lulusan minimal 9 tahun meningkat Jumlah masyarakat yang semakin berminat dalam membaca meningkat Meningkatnya Capacity building tenaga pengajar Peran serta dalam pengembangan olah raga dan pengikutsertaan kejuaraan bertambah Perbaikan manajemen pengembangan olah raga daerah Memasyarakatkan olah raga secara wajib IX-3

9.4. Indikator Kinerja Bidang Infrastruktur Akses jalan masih Sedikit Jumlah dan panjang jalan serta jembatan di tingkatkan Kualitas dan kuantitas jalan dan jembatan Peningkatan perbaikan kondisi jalan dan jembatan Rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas llaj masih Meningkatnya prasarana dan fasilitas llaj belum memadai. Sarana dan prasarana olah raga masih minim. Meningkatnya kebutuhan sarana olah raga bertambah di tiap daerah Pengendalian dan pengamanan lalu lintas darat, sungai dan udara masih terbatas. Meningkatnya pengawasan dan pengamanan lalu lintas Irigasi untuk pertanian masih kurang Tercukupinya kebutuhan air untuk kegiatan pertanian 9.5. Indikator Kinerja Bidang Tata Kelola Pemerintahan Kapasitas aparatur pemerintah desa masih kurang Perkembangan lembaga ekonomi perdesaan relatif lambat. Data base berbasis teknologi dan informasi System dan prosedur pengawasan masih perlu disempurnakan lagi Pemanfaatan teknologi informasi masih kurang Pengadaan program capacity building Bertambahnya lembaga ekonomi perdesaan dengan manajemen yang baik Terbentuknya data dan informasi yang mudah diakses baik berupa hard sistem maupun akses on line Meningkatnya pengawasan dalambidang pertambangan secara rutin serta memiliki prosedur khusus Peningkatan jumlah akses teknologi informasi setiap dinas serta akses umum IT di setiap dinas Pendidikan kedinasan. Pemberian pendidikan tingkat lanjut kepada karyawan yang memiliki potensi IX-4

9.6. Indikator Kinerja Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup serta Penataan Ruang Kurang Optimalnya pemanfaatan sumberdaya pertanian dan turunannya Produktifitas komoditas pertanian Peninjauan terhadap pemanfaatan Hutan Alam oleh perusahaan Kontrol terhadap pemanfaatan sumberdaya perikanan perlu dilihat berdasar daya dukung sumberdayanya Pembinaan dan pengawasan potensi pemanfaatan sumberdaya alam batubara masih perlu di optimalkan Masih dijumpai pembangunan wilayah yang belum merata, belum sinkron dan belum konsisten dengan Rencana Tata Ruang. Pembangunan infrastruktur perdesaan masih belum meningkat dan menyebar secara luas. Masih dijumpai kerusakan lingkungan akibat kegiatan-kegiatan pertanian baik dalam skala kecil atau besar. Kinerja pengelolaan persampahan Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup masih rendah Rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam Pembangunan ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan-kawasan Terciptanya usaha produk turunan pertanian yang semakin kondusif Peningkatan program IP 300 secara intensif dan pengadaan bibit unggulan Meningkatnya peninjauan terhadap usaha-usaha yang memanfaatkan hutan alam Jumlah sumberdaya ikan tetap memenuhi daya dukung jangka panjang Kontrol meningkat untuk jumlah pemanfaatan batu bara agar sesuai antara jumlah, produksi dan kontribusi Kontrol terhadap tata ruang dalam evaluasi izin pemanfaatan ruang, serta pembangunan secara merata sesuai kebutuhan daerah Peningkatan infrastruktur baik secara kuantitas maupun kualitas Penggunaan pupuk organik untuk pertanian Jumlah armada pengelolaan sampah di tingkatkan dengan melihat perkembangan laju pertumbuhan penduduk dan jangkauan terhadap TPS Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan meningkat serta untuk kegiatan usaha rutinitas evaluasi laporan pemantauannya Program GRHL ditingkatkan Inventarisasi dan rencana lokasi pengembangan wisata sudah jelas IX-5

konvensional hutan masih belum berkembang Pemanfaatan sumberdaya alam perlu di seimbangkan terhadap kontrol dan pengawasannya untuk dapat menjaga keberlangsungannya. Pemanfaatan kegiatan penambangan batu bara perlu ditingkatkan pengontrolan dan pengawasan agar sesuai dengan target dan realisasi serta kontribusinya 9.7. Indikator Kinerja Bidang kesadaran hukum, kerukunan beragama, kehidupan sosial budaya dan politik yang demokratis berbasis kearifan lokal Keamanan dan kenyamanan lingkungan masih perlu ditingkatkan Pencanangan program desa sehat dan aman Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial Jumlah pelayanan kesejahteraan sosial ditingkatkan Kerjasama pengelolaan kekayaan budaya masih kurang Inventarisasi dan promosi budaya daerah Pemasaran Pariwisata belum baik Pengemasan jasa wisata dan intensif dalam promosi jasa wisata Destinasi Pariwisata masih belum jelas Inventarisasi dan perencanaan terpadu dalam berbagai tujuan wisata daerah IX-6

Tabel Target Indikator Kinerja IX-7

IX-8

IX-9