PEMBUATAN SEDIAAN PEWARNA RAMBUT DALAM BENTUK GEL DARI INFUS PACAR KUKU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULASI SABUN MANDI CAIR DENGAN LENDIR DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn.)

PEMANFAATAN INFUS KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) DALAM FORMULA SEDIAAN PEWARNA RAMBUT

PEMBAHASAN. I. Definisi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

PENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS AQUPEC 505 HV IN VITRO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

GEL & AEROSOL Perbedaan gel dan jeli Formulasi dan evaluasi Jenis aerosol kosmetik Formulasi Aerosol Contoh-contoh formula

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

FORMULASI DAN UJI STABILITAS SIRUP TEPUNG KANJI. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

KELOMPOK 4 : SEDIAAN GEL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Hidrokinon dalam Kosmetik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas

FORMULASI GEL ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK UMBI WORTEL (Daucus carota L.) DENGAN MENGGUNAKAN AQUPEC HV- 505

I. DASAR TEORI Struktur benzil alkohol

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN SHAMPOO MAKALAH

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

HASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang

GEL. Pemerian Bahan. a. Glycerolum (gliserin)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODE PENELITIAN

BABII TINJAUAN PUSTAKA. dioksida, oksidol dan peroksida, dengan rumus kimia H 2 O 2, ph 4.5, cairan

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID GEL LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID GEL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PROSEDUR KERJA

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN. Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci albino New Zealand yang diperoleh dari peternakan kelinci di Lembang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB I PENDAHULUAN. gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN JENIS BAHAN PENGENTAL

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat Penelitian.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman jambu bol (Syzygiun malaccense L. Merr & Perry)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

Transkripsi:

PEMBUATAN SEDIAAN PEWARNA RAMBUT DALAM BENTUK GEL DARI INFUS PACAR KUKU ( Lawsonia inermis, L) FORMULATION OF HAIR DYE GEL FROM PACAR KUKU (Lawsonia inermis, L) INFUSION ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi sediaan jel pewarna rambut yang mengandung berbagai konsentrasi infus serbuk tanaman pacar kuku (Lawsonia inermisl). Infus yang digunakan berupa infus serbuk tanaman pacar kuku dan infus henna kemasan dengan konsetrasi 10%,15%, dan 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan jel pewarna rambut dengan infus serbuk tanaman pacar kuku maupun infus serbuk henna kemasan mengalami perubahan bentuk, warna, bau, dan penurunan ph, serta viskositas selama penyimpanan. Sediaan jel pewarna rambut dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 10% dan 20% memberikan warna jingga coklat, sedangkan sediaan dengan infus serbuk henna kemasan 10% dan 20% memberikan warna coklat. Kedua jenis sediaan jel pewarna rambut yang telah disimpan selama satu bulan tetap memberikan warna jingga coklat dan coklat tetapi melemah/memudar. Pada pewarnaan berulang, sediaan pewarna rambut dengan infus serbuk tanaman pacar kuku maupun infus serbuk henna kemasan menghasilkan warna yang sama tetapi lebih kuat, sedangkan warna akhirnya sama yaitu warna coklat. Kedua sediaan jel pewarna rambut yang dibuat tidak menghasilkan iritasi pada kulit. Kata kunci : Pewarna rambut, gel, Lawsonia inermis, L 1

ABSTRACT The formulation of hair dye gels that contain of infuse Pacar kuku herb (Lawsonia inermis, L) and infuse henna pack with concentration 10%, 15%, and 20% had been researched. The result showed that the hair dye gels with Pacar kuku herb and henna pack infusion had differences of homogeneity, color, and odor at storage periodes. Beside of that the ph and viscosity was decreasing. The hair dye gels with Pacar kuku herb infusion 10% and 20% showed orange browness color to white hair and the hair dye with henna pack infusion 10% and 20% showed brown color. After one month storage, both of gels showed a weakness color than first uses. In coloring repetition, both of gels showed the same color but more stronger and after three times repetition the color was brown. Both of gels did not give irritation to the skin. Key words : Hair dye, gel, Lawsonia inermis, L 2

I. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu kefarmasian akhir-akhir ini menunjukkan adanya peningkatan penggunaan bahan alam sebagai dasar dari suatu sediaan. Masyarakat kini lebih memilih produk yang mengandung bahan alami untuk digunakan dengan tujuan pengobatan maupun perawatan tubuh karena faktor keamanan dan efek samping yang relatif lebih kecil dibanding zat kimiawi. Salah satu jenis sediaan kosmetika yang digemari adalah pewarna rambut. Pewarna rambut selain digunakan untuk memperindah penampilan juga sering digunakan menutupi rambut yang telah memutih sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Faktor zat warna dalam sediaan kosmetika sangat penting. Efek pewarnaan yang menarik dan serasi menjadi tujuan utama dari para pengguna kosmetika Zat warna yang sering digunakan dalam sediaan kosmetika umumnya adalah zat warna kimiawi. Walaupun pemakaian zat warna kimiawi tersebut sangat diatur jenis dan kadarnya tetapi seringkali kita menemukan adanya pelanggaranpelanggaran. Pemakaian zat warna alami dalam sediaan kosmetika sebagai suatu solusi sangat dibutuhkan karena efek sampingnya yang relatif kecil juga untuk lebih memanfaatkan potensi alam Indonesia yang kaya akan tanaman yang mengandung zat warna alami. Salah satu tanaman yang dikenal memiliki zat warna alami adalah pacar kuku. Tanaman ini tumbuh subur di iklim tropis seperti Indonesia dan tidak terlalu memerlukan perawatan yang khusus dalam pertumbuhannya sehingga memudahkan dalam pembudidayaannya, yang pada akhirnya dapat menjadi sumber pemasukan bagi masyarakat sebagai penyedia bahan baku. 1.1 Tinjauan Pustaka Tanaman pacar kuku banyak tumbuh di wilayah Indonesia. Tanaman ini secara empiris telah digunakan untuk mewarnai rambut, kuku, dan kulit tangan seseorang dengan tujuan untuk memperindah penampilan. Zat warna yang terkandung dalam Lawsonia inermis adalah lawson, pertama kali diisolasi oleh Tomasi pada tahun1916 dan dideterminasi sebagai senyawa kimia 2 hydroxyl 1,4 naphthoquinone, C 10 H 6 O 3 (Sagarin, 1957). Serbuk keseluruhan tanaman dikenal dengan nama henna yang dikemas dalam wadah peka cahaya sebagai serbuk halus kehijauan.warna yang dihasilkan sesuai dengan bagian tumbuhan yang digunakan, seperti akar memberikan warna hitam, 3

daun memberikan warna merah, dan batang memberikan warna natural (tidak berwarna). Ketiganya dicampur dengan perbandingan tertentu untuk memperoleh warna yang diinginkan (Formularium Kosmetika Ind. ; 1985). Penggunaan yang telah dikenal adalah dibuat dalam bentuk pasta dengan menambahakan air panas dan tetesan air jeruk nipis untuk memberikan suasana asam. Bentuk pasta tersebut memberikan rasa kurang nyaman saat pemakaainnya. Gel merupakan suatu sistem semisolid yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar dan terpenetrasi oleh suatu cairan (Farmakope Ind. ; 1995). Gel memiliki fase padat yang terikat satu sama lain dengan polimer alam atau pun sintetik membentuk matriks tiga dimensi. Gel dapat mengembang karena komponen pembentuknya dapat mengabsorpsi larutan sehingga mengakibatkan pertambahan volume. Gel memiliki penampilan yang menarik karena sifat transparannya, tetapi beberapa gel dapat menjadi keruh akibat tidak melarutnya semua polimer atau karena terbentuknya agregat yang sifatnya memancarkan cahaya. (Banker, G dan Rhodes, C, 1989) Sediaan pewarna rambut adalah sediaan kosmetika yang digunakan dalam tatrias rambut untuk mewarnai rambut atau untuk mengembalikan warna rambut asalnya Salah satu penggolongan pewarna rambut adalah berdasarkan jenis zat warna yang dikandungnya, yaitu pewarna rambut deengan zat warna alam, zat warna senyawa garam logam, dan zat warna oksidatif. Sedangkan dari segi aya lekatnya, pewarna rambut dibagi menjadi peawrna rambut dengan daya lekat temporer dan permanent. Henna termasuk zat warn aalam dengan daya lekat permanen.. 1.2 Tujuan dan manfaat Penelitian Penelitian bertujuan untuk membuat sediaan pewarna rambut dalam bentuk gel yang mengandung zat warna alami dari tanaman pacar kuku sehingga diperoleh sediaan yang stabil, praktis, dan aman saat digunakan. Selain itu juga untuk lebih memanfaatkan kekayaan alam Indonesia berupa tanaman Pacar Kuku yang mengandung zat warna alami untuk digunakan dalam sediaan kosmetika. Hasil penelitian ini merupakan langkah awal dari pemanfaatan zat warna alami yang terdapat dalam tanaman pacar kuku untuk digunakan dalam sediaan kosmetika sehingga cara pemakainnya lebih praktis dan aman. Selain itu juga untuk lebih memanfaatkan potensi alam Indonesia berupa pembudidayaan tanaman pacar kuku. 4

2. Metode Penelitian 2.1 Determinasi Tanaman Tanaman pacar kuku dideterminasi di Laboratorium Sistematika Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran. 2.2 Pengumpulan Bahan Tanaman pacar kuku dikumpulkan dari Desa Sukawening Tanjungsari, dan Desa Andir Bale Endah. Bahan yang digunakan terdiri dari akar, batang, dan daun yang dikeringkan dan dihaluskan. 2.3 Isolasi Zat Warnaa dari Serbuk Tanaman Pacar Kuku dan Serbuk Henna Kemasan Isolasi zat warna dilakukan dengan cara infundasi dengan berbagai variasi konsentrasi, yaitu 10%, 15%, dan 20%. Serbuk yang telah ditimbang dimasukkan kedalam panci infus, dibasahi dengan air suling, kemudian ditambahkan air suling ad 100 ml. panci dipanaskan dan proses infundasi dilakukan selama 15 menit setelah air dalam panci infus mendidih, sambil sesekali diaduk. Setelah 15 menit, infus disaring panas-panas menggunakan kain planel. Kekurangan volume hasil infus digenapkan dengan penambahan air suling panas melalui ampas serbuk, dan disaring kembali. 2.4 Pengujian Stabilitas Zat Warna Hasil Infundasi Uji stabilitas zat warna dilakukan dengan mengamati perubahan bentuk, warna, dan bau dari zat warna hasil isolasi yang telah dibuat pada hari ke-1, 3, 7. Dan setiap minggu selama 8 minggu penyimpanan. 2.5 Formulasi sediaan pewarna rambut Tabel 1. Formulasi Gel Pewarna Rambut dengan berbagai konsentrasi infuse serbuk pacar kuku dan henna kemasan Formula HPMC (%) Gliserin (%) Metil paraben (%) Infus ad Air Suling ad P2 1 2.5 0.02 100 - P3 1 2.5 0.02 100 - H1 1 2.5 0.02 100 - H2 1 2.5 0.02 100 - H3 1 2.5 0.02 100 - F0 1 2.5 0.02-100.00 5

2.6 Pengujian Stabilitas Fisik Sediaan Pengujian fisik meliputi pengataman organoleptis, pengukuran ph, dan viskositas pada hari ke-1, 3, 7, dan setiap minggu selama 8 minggu penyimpanan. 2.6.1 Pengujian Efektivitas Perwarnaan Pengujian efektivitas sediaan jel pewarna rambut dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan jel pewarna rambut yang dibuat dapat memberikan efek pewarnaan pada rambut. Pengujiaan efektivitas sediaan jel pewarna rambut dilakukan terhadap sediaan jel pewarna rambut dengan konsentrasi terkecil dan terbesar, sebagai berikut : Sediaan uji dioleskan pada rambut sukarelawan secara merata, dibiarkan selam 1 jam, kemudian rambut dicuci dan diamati ada tidaknya perubahan warna yang terjadi pada rambut. Untuk mengetahui pengaruh pemakaian sediaan jel pewarna rambut secara berulang-ulang, dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dan masing-masing dibiarkan selama 30 menit. 2.6.2 Pengujian Iritasi Sedian Jel Pewarna Rambut Pengujian iritasi pewarna rambut dilakukan terhadap sediaan jel pewarna rambut dengan konsentrasi zar warna terbesar, menggunakan teknik uji tempel terbuka, sebagai berikut : Sejumlah kecil sediaan uji dioleskan pada punggung tangan kanan sukarelawan dan sediaan blanko sejumlah sama dioleskan pada punggung tangan kiri. Olesan dibiarkan terbuka selama 1 jam, reaksi yang terjadi diamati. Pengujian dilakukan sebanyak tiga kali sehari selama tiga hari berturut-turut terhadap 20 orang sukarelawan. Reaksi yang diamati adalah rasa gatal dan timbulnya warna merah karena terjadi iritasi pada kulit. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Hasil Determinasi Tanaman Hasil determinasi tanaman menunjukkan bahwa tanaman pacar kuku termasuk dalam marga Lawsonia dengan jenis Lawsonia inermis L. 3.2 Hasil Pengumpulan Bahan Hasil pengumpulan bahan dari 1.500 gram tanaman pacar kuku (akar, batang, daun) diperoleh 530 gram serbuk kering tanaman yang berwarna kehijauan dan berbau khas. Sedangkan serbuk henna kemasan yang digunkan sebagai pembanding mempunyai berat 500 gram, berbentuk serbuk halus, berwarna hijau tua, dan berbau khas. 6

3.3 Hasil Infundasi Zat warna Tabel 2. Hasil infundasi zat warna serbuk tanaman pacar kuku dan serbuk henna kemasan Formula Hasil infundasi Bentuk Warna Bau ph IP 1 ce jc kh 4,96 IP 2 ce jc kh 4,89 IP 3 ce jc kh 4,86 IH 1 ce c kh 4,54 IH 2 ce c kh 4,55 IH 3 ce c kh 4,54 IP 1 = Infus serbuk tanaman pacar kuku 10% IP 2 = Infus serbuk tanaman pacar kuku 15% IP 3 = Infus serbuk tanaman pacar kuku 20% IH 1 = infus serbuk henna kemasan 10% IH 2 = infus serbuk henna kemasan 15% IH 3 = infus serbuk henna kemasan 20% ce = cairan dengan endapan, jc = jingga coklat kh = khas, c = coklat 3.4 Hasil Pengamatan Stablitas Zat Warna Hasil Infundasi Tabel 3. Hasil Pengamatan perubahan bentuk, warna, bau, dan ph infus serbuk tanaman pacar kuku dan infus serbuk henna kemasan selama penyimpanan Formula Bentuk Warna Bau ph IP 1 + + + 4,13-4,96 IP 2 + + + 4,08-4,89 IP 3 + + + 4,06-4,86 IH 1 + + + 3,90-4,54 IH 2 + + + 3,79-4,55 IH 3 + + + 3,62-4,54 IP 1 = Infus serbuk tanaman pacar kuku 10% IP 2 = Infus serbuk tanaman pacar kuku 15% IP 3 = Infus serbuk tanaman pacar kuku 20% IH 1 = infus serbuk henna kemasan 10% IH 2 = infus serbuk henna kemasan 15% IH 3 = infus serbuk henna kemasan 20% + = Ada perubahan - = Tidak ada perubahan 7

Bentuk berubah dari larutan yang homogen menjadi tidak homogen karena terbentuk endapan yang berwarna coklat. Endapan coklat mungkin berasal dari serbuk tanaman yang tidak tersaring oleh kain planel saat pemerasan pada proses infundasi. Warna infus serbuk tanaman pacar kuku berubah jingga coklat menjadi jingga coklat tua. Perubahan warna ini dimulai sejak hari ke-3, yang disebabkan oleh pengaruh udara dan cahaya yang megnakibatkan terjdinya oksidasi zat warna. Bau berubah dari bau khas pacar kuku / henna menjadi bau menyengat / asam sejak hari ke-7. 3.5 Hasil Pengamatan Stabilitas Fisik Sediaan 3.5.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Tabel 4. Hasil pengamatan perubahan bentuk, warna, dan bau sediaan jel pewarna dengan berbagai konsentrasi infus serbuk tanaman pacar kuku dan infus henna kemasan selama waktu penyimpanan Formula Bentuk Warna Bau P1 + + + P2 + + + P3 + + + H1 + + + H2 + + + H3 + + + F0 = Formula jel tanpa infus serbuk tanaman pacar kuku/ henna kemasan P1 = Formula jel dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 10% P2 = Formula jel dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 15% P3 = Formula jel dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 20% H1 = Formula jel dengan infus serbuk henna kemasan 10% H2 = Formula jel dengan infus serbuk henna kemasan 15% H3 = Formula jel dengan infus serbuk henna kemasan 20% + = Ada perubahan - = Tidak ada perubahan Pada sediaan dengan infus serbuk tanaman pacar kuku terbentuk dua lapisan yang terdiri dari cairan berwarna jingga coklat dan endapan kental berwarna coklat. Pada sediaan dengan infus serbuk henna kemasan terbentuk tiga lapisan yang terdiri dari carian encer berwarna merah kecoklatan di bagian atas, endapan kental berwarna coklat kehitaman dibagian tengahm endapan serbuk henna berwarna hijau tu di bagian bawah. Hal ini dimungkinkan karena tidak bersatunya basis jel dengan infus serbuk tanaman pacar kuku dan akibat adanya pemisahan pada zat warna hasil infundasi yang disebabkan karena proses penyaringan yang kurang sempurna. Kedua jenis sediaan jel 8

pewarna rambut ini walaupun membentuk lapisan selama penyimpanan, tetapi apabila dikocok / diaduk akan berubah kembali menjadi homogen kembali. Perubahan warna dari kedua sediaan jel warna tambut dimulai sejak hari ke-7. Sediaan jel dengan infus serbuk tanaman pacar kuku berubah dari warna jingga coklat menjadi jingga coklat tua, sedangkan sediaan jel dengan infus henna kemasan berubah dari warna coklat menjadi coklat tua. Hal ini disebabkan oleh pengaruh udara dan sinar matahariyang mengakibatkan terjadinya oksidasi. Perubahan bau dari kedua sediaan jel pewarna rambut dimulai sejak hari-28, yaitu dari bau khas berubah menjadi bau asam.. 3.5.2 Hasil Pengukuran ph Tabel 5. Hasil pengukuran ph sediaan jel pewarna rambut dengan berbagai konsentrasi infus serbuk tanaman pacar kuku dan infus serbuk henna kemasan selama waktu penyimpanan Formula Waktu penyimpanan (hari) 1 3 7 14 21 28 35 42 49 56 F0 7.0333 6.2633 5.3333 5.2717 5.2233 5.1800 5.1467 4.9400 4.8830 4.6200 P1 4.9933 4.9067 4.8233 4.7167 4.6567 4.5133 4.4200 4.3667 4.2700 4.1133 P2 4.8833 4.8033 4.7467 4.6567 4.5700 4.4700 4.3700 4.2900 4.1833 4.1100 P3 4.9200 4.8300 4.7638 4.6667 4.5100 4.4567 4.4567 4.2333 4.1633 4.0400 H1 4.6400 4.5633 4.4733 4.3267 4.2767 4.1300 4.0533 3.9833 3.9333 3.8500 H2 4.5367 4.4467 4.3500 4.2600 4.1667 3.9633 3.9067 3.7133 3.6767 3.6100 H3 4.5567 4.4833 4.3967 4.2267 4.0233 3.9233 3.7867 3.6367 3.4533 3.4200 F0 = Formula jel tanpa infus serbuk tanaman pacar kuku/ henna kemasan P1 = Formula jel dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 10% P2 = Formula jel dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 15% P3 = Formula jel dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 20% H1 = Formula jel dengan infus serbuk henna kemasan 10% H2 = Formula jel dengan infus serbuk henna kemasan 15% H3 = Formula jel dengan infus serbuk henna kemasan 20% 3.5.3 Hasil Pengukuran Viskositas Tabel 6. Hasil pengukuran viskositas sediaan jel pewarna rambut dengan berbagai konsentrasi infus serbuk tanaman pacar kuku dan infus serbuk henna kemasan selama waktu penyimpanan 9

Formula Waktu penyimpanan (hari) 1 3 7 14 21 28 35 42 49 56 F0 268.00 267.33 263.33 253.33 242.67 213.67 185.07 177.33 162.13 150.93 P1 170.67 124.00 96.67 70.00 58.07 50.00 32.33 28.27 22.60 17.93 P2 133.33 96.67 78.27 52.67 36.73 35.07 28.40 23.53 18.80 15.67 P3 106.00 75.67 50.67 23.60 15.33 14.73 13.20 12.67 11.67 7.33 H1 25.33 22.00 21.67 20.30 19.67 19.27 18.60 17.53 16.60 14.77 H2 21.83 20.40 20.33 20.00 19.13 18.60 17.63 16.33 14.33 13.33 H3 21.33 20.00 19.33 17.87 17.07 16.33 16.27 16.13 15.50 14.27 F0 = Formula jel tanpa infus serbuk tanaman pacar kuku/ henna kemasan P1 = Formula jel dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 10% P2 = Formula jel dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 15% P3 = Formula jel dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 20% H1 = Formula jel dengan infus serbuk henna kemasan 10% H2 = Formula jel dengan infus serbuk henna kemasan 15% H3 = Formula jel dengan infus serbuk henna kemasan 20%. 3.5.4 Hasil Pengamatan Efektivitas Pewarnaan Tabel 7. Hasil pengamatan efektivitas pewarnaan sediaan jel pewarna rambut dengan infus serbuk tanaman pacar kuku dan infus henna kemasan Sediaan Efefktivitas Pewarnaan F0 P1 P3 H1 H3 S 1 tb jc jc c c S 28 tb cp cp cp cp F0 = Formula jel tanpa infus serbuk tanaman pacar kuku / henna kemasan P1 = Formula jel dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 10% P3 = Formula jel dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 20% H1 = Formula jel dengan infus serbuk henna kemasan 10% H3 = Formula jel dengan infus serbuk henna kemasan 20% S1 = Sediaan sehari setelah pembuatan S28 = Sediaan setelah penyimpanan 28 hari tb = tidak berwarna ck = coklat jc = jingga coklat cl = coklat pudar Tabel 8. Hasil pewarnaa berulang dengan sediaan jel pewarna rambut yang mengandung infus serbuk tanaman pacar kuku dan infus serbuk henna kemasan 10% dan 20% 10

Waktu Pewarnaan Efefktivitas Pewarnaan (menit) P1 P3 H1 H3 W1 j jc k k W2 jc jc jc jc W3 c c c c P1 = Formula jel dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 10% P3 = Formula jel dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 20% H1 = Formula jel dengan infus serbuk henna kemasan 10% H3 = Formula jel dengan infus serbuk henna kemasan 20% W1 = Waktu pemakaian 30 menit pertama W2 = Waktu pemakaian 30 menit kedua W3 = Waktu pemakaian 30 menit ketiga jc = jingga coklat cl = coklat pudar 3.5.5 Hasil Pengujian Iritasi Sediaan Dari hasil pengujian iritasi, gel pewarna rambut dengan infuse pacar kuku dan infuse henna kemasan tidak menunjukkan adanya reaksi positif iritasi kulit. 4. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1) Zat warna hasil infundasi serbuk tanaman pacar kuku berwarna jingga kecoklatan dan serbuk henna kemasan berwarna coklat. Keduanya mengalami perubahan bentuk, warna, dan bau selama dua bulan penyimpanan. 2) Sediaan jel pewarna rambut dengan infus serbuk tanaman pacar kuku atau dengan infus serbuk henna kemasan mengalami perubahan bentuk, warna, bau, dan penurunan nilai ph serta viskositas selama dua bulan penyimpanan. Penurunan viskositas dan ph sediaan jel pewarna rambut semakin menurun seiring dengan semakin besarnya konsentrasi infus zat pewarna yang digunakan. 3) Sediaan jel pewarna rambut dengan infus serbuk tanaman pacar kuku 10% dan 20% memberikan warna jingga coklat, sedangkan sediaan dengan infus serbuk henna kemasan 10% dan 20% memberikan warna coklat. Kedua jenis sediaan jel pewarna rambut yang telah disimpan selama satu bulan tetap memberikan warna jingga coklat dan coklat tetapi melemah/memudar. Pada pewarnaan berulang, sediaan pewarna rambut dengan infus serbuk tanaman pacar kuku maupub infus serbuk henna kemasan menghasilkan warna yang sama tetapi lebih kuat, sedangkan warna akhirnya sama yaitu warna coklat. 4) Sediaan pewarna rambut dengan serbuk tanaman pacar kuku maupun dengan infus serbuk henna kemasan ternyata tidak mengiritasi kulit sukarekawan. 5) Sediaan jel pewarna rambut dengan infus serbuk tanaman pacar kuku lebih baik dari sediaan jel dengan infus serbuk henna kemasan apabila ditinjau dari segi viskositas, ph, serta nilai ekonomisnya. 11

5. Ucapan terimakasih Ucapan terimakasih kepada Bapak Prof. Anas Subarnas, MSc, selaku dekan Fakuktas Farmasi Universitas Padjadjaran. Daftar Pustaka Ansel, H, 1989, Pengantar Ilmu Farmasi, UI Press, Jakarta, 338. Harry, R.G., 1973, Harry s Cosmetology, sixth edition, Chemical Publishing Company Inc, New York, 439-456. Gellinek, S, 1970, Formulation and Function of Cosmetics, Willey Interscience, New York, 17-24. Cooper and Gunn,s, Dispensing for Pharmaceutical Students, Twelfth edition, Pitman Medical, 218-220. Departemen Kesehatan RI, 1985, Formularium Kosmetika Indonesia, Jakarta, 208, 213. Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, Jakarta, 7. Departemen Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, 340-341 Voight, R, 1995, Buku Pengajaran Teknologi Farmasi, UGM Press, Yogyakarta, 338-350. Forestry compendium, Lawsonia inermis, L, www.cabicompendium.org 12