UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI DARI SPON LAUT Petrosia sp DENGAN METODA BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

dokumen-dokumen yang mirip
UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI DARI SPON LAUT Petrosia sp. DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

SKRINING AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI BEBERAPA JENIS SPON LAUT ASAL PULAU MANDEH SUMATERA BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK

ISOLASI SENYAWA KIMIA UTAMA DARI FRAKSI AKTIF SITOTOKSIK SPON LAUT Petrosia sp (MN05)

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DARI VARIASI TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach)

BIOAKTIVITAS EKSTRAK METANOL DAN FRAKSI N-HEKSANA DAUN SUNGKAI (PERONEMA CANESCENS JACK) TERHADAP LARVA UDANG (ARTEMIA SALINA LEACH)

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. masih tingginya angka kematian akibat kanker. Lebih detail, jenis kanker serviks

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL SPONS Hyrtios erecta TERHADAP LARVA UDANG Artemia salina L.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus Website :

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, TOKSISITAS DAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL DARI EKSTRAK DAUN PULAI (Alstonia scholaris (L.) R. Br.) SKRIPSI SARJANA KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati (mega-biodiversity) yang dimiliki perairan

UJI FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL TANAMAN KESEMBUKAN (Paederia foetida Linn.) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

UJI FITOKIMIA, TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN ALAMI DAUN TUMBUHAN KELAKAI (Stenochlaena palustris) DENGAN METODE DPPH

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DARI DAUN TANAMAN SIRSAK (Annona muricata L)

UJI TOKSISITAS FRAKSI DARI SPONGS LAUT Xestospongia DENGAN METODE BRINE SHRIMP TEST (BST)

Lampiran 1. Persiapan Media Bakteri dan Jamur. diaduk hingga larut dan homogen dengan menggunakan batang pengaduk,

3. METODOLOGI. Gambar 5 Lokasi koleksi contoh lamun di Pulau Pramuka, DKI Jakarta

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT UMBI KETELA GENDRUWO

Uji Toksisitas Kulit Akar Melochia umbellata (Houtt) Stapf. var. degrabrata dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Uji Fitokimia dan Uji Toksisitas (Brine Shrimp Lethality Test) Ekstrak Daun Kelakai (Stenochlaena palustris)

LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN 2009

UJI BRINE SHRIMP LETHALITY TEST (BSLT) EKSTRAK ETIL ASETAT SPONS Calthropella sp. ASAL ZONA INTERTIDAL PANTAI KRAKAL GUNUNG KIDUL YOGYAKARTA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Uji Toksisitas Ekstrak Biji Dan Klika Kelor (Moringa oleifera Lamk.) Dengan Metode Brine Shrimps Lethality Test

UJI TOKSISITAS TERHADAP FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK DIKLORMETANA BUAH BUNI

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kulit jengkol, larva

UJI TOKSISITAS SENYAWA BIOAKTIF TUMBUHAN POLOHI WASU (Begonia sp.) TERHADAP LARVA UDANG (Artemia salina Leach)

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Indonesia penyakit kanker menduduki urutan ke-3 penyebab kematian sesudah

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN TANAMAN SRIKAYA (Annona squamosa Linn)

Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Daun Tumbuhan Akar Kaik-Kaik Uncaria cordata (Lour.) Merr terhadap Artemia salina Leach

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

KAJIAN FITOKIMIA DAN TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN PINANG YAKI Areca Vestiaria Giseke

Analisis Hayati UJI TOKSISITAS. Oleh : Dr. Harmita

1. Pendahuluan. Mandasari, 5 Eva Nurlaela, 6 Mugia Kurniawan

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK METANOL DARI DAGING BIJI TUMBUHAN Pangium edule REINW (FLACOURTIACEAE)

TOKSISITAS ISOLAT DARI EKSTRAK METANOL SPONS Clathria (Thalysias) sp TERHADAP LARVA Artemia salina L.

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DARI DAUN TURI (Sesbania grandiflora Pers)

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB IV METODE PENELITIAN. identifikasi senyawa aktif yang terkandung dalam spons Clathria (Thalysias) sp,

ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK DAUN PECUT KUDA (Stachytarpheta jamaicensis L. Vahl) TERHADAP LARVA UDANG Artemia salina Leach

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

UJI TOKSISITAS (Brine Shrimp Lethality Test) EKSTRAK DAN ISOLAT FRAKSI KLOROFORM DARI DAUN KEREHAU (Callicarpa longifolia Lamk.)

Tamarindus indica L. banyak digunakan masyarakat dalam pengobatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA ALKALOID DARI KULIT BATANG TUMBUHAN Polyalthia rumphii (B) Merr. (ANNONACEAE)

UJI FITOKIMIA, TOKSISITAS SERTA ANTIOKSIDAN EKSTRAK PROPOLIS PEMBUNGKUS MADU LEBAH Trigona Incisa DENGAN METODE 2,2-diphenyl-1- picrylhidrazyl (DPPH)

3. METODOLOGI PENELITIAN

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK METANOL KULIT KAYU TUMBUHAN CEP-CEPEN (CASTANOPSIS COSTATA BL) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY ASSAYS

Sri Mulyani M. Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertiga bagian wilayahnya berupa lautan sehingga memiliki sumber daya alam

PINGKAN MARSEL

UJI TOKSISITAS METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK n-heksan DARI DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn) TERHADAP Artemia salina Leach A B S T R A K

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK PADA KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) TERHADAP Artemia Salina Leach DENGAN METODE BSLT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. DENGAN Artt:rnia Salina LEACH DAN IDENTIFlKASI SENY AWA AKTIFNY A DALAM Graci/aria licbmoides ~r SKRIPSI

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

IDENTIFIKASI SENYAWA FITOKIMIA DAN UJI TOKSISITAS DENGAN METODE BSLT EKSTRAK ETANOL BUNGA UBU-UBU (Hibiscus rosa-sinensis L.) DARI MALUKU UTARA

BAB IV METODE PENELITIAN. identifikasi, sedangkan penelitian eksperimental meliputi uji toksisitas dan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN JATI (Tectona grandis Linn. f.) DENGAN METODA BRINE SHRIMP LETHALITY BIOASSAY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memilki garis pantai sepanjang lebih kurang km dengan wilayah laut

ABSTRACT. Keywords: Secondary metabolites, antibacterial activity, Pithecellobium jiringa (Jack) Prain. ABSTRAK

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Musyarrifah, Asriani Ilyas, dan Maswati Baharuddin Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni

UJI TOKSISITAS DAN FITOKIMIA EKSTRAK KASAR METANOL, KLOROFORM DAN n-heksana ALGA COKLAT SARGASSUM VULGARE DARI PANTAI KAPONG PAMEKASAN MADURA

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

Transkripsi:

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 6, No.2, 20, halaman 56-66 ISSN : 40-077 UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI DARI SPON LAUT Petrosia sp DENGAN METODA BRINE SHRIMP LETHALITY TEST Krisyanella, 2 Dian Handayani, Lendra Yunance Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang 2 Fakultas Farmasi Universitas Andalas ABSTRACT Determination of cytotoxic activity of the extract and fraction of marine sponge Petrosia sp suing Brine Shrimp Lethality Test has been done. The Cytotoxic activity analysis was done toward methanol extract first, then continued to n-hexane, ethyl acetate and buthanol fractions respectively. The LC50 values were 70.736 ppm, 269.53 ppm, 97.38 ppm and 70.667 ppm respectively. Results showed that the extract and fraction of Petrosia sp potentially has cytotoxic activity whereas buthanol fraction has the higest citotoxic activity among at all. Phytochemistry screening for buthanol fraction contained terpenoid, steroid and saponin. Keyword: citotoxic activity, Petrosia sp., Brine Shrimp Lethality Test PENDAHULUAN Laut memiliki keanekaragaman organisme yang sangat besar sebagai sumber daya alam yang sangat potensial. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa organisme laut memiliki potensi yang sangat besar dalam menghasilkan senyawa-senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai bahan baku obat-obatan. Perkembangan dunia pengobatan dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat memacu eksplorasi terhadap sumber senyawa bioaktif dari organisme laut. Salah satu contoh organisme laut yang memiliki kandungan kimia yang menarik adalah spon dari filum Porifera. Spon diketahui dapat menghasilkan sejumlah produk laut yang bersifat alami dan mampu menunjukkan keseragaman senyawa kimia yang sangat besar. Senyawa-senyawa kimia yang mampu dihasilkannya antara lain alkaloid, terpenoid, steroid, fenolik dan lainlain. Beberapa jenis spon yang memiliki bioaktivitas yang menarik seperti aktivitas antibakteri dari Petrosia nigran (Handayani, Sayuti & Dachriyanus., 2008), aktivitas antifungi dari Stylissa flambeliformis dan Haliclona sp (Setyowati, 2005), aktivitas antiinflamasi dari Axinella brenstyla (Yalcin, 2007), dan aktivitas sitotoksik dari spongia sp dan petrosia sp (Mayer & Gustafson, 2008). Berdasarkan potensi bioaktivitas dari spon laut tersebut maka telah dilakukan skrining sitotoksik dari ekstrak kental metanol dengan metoda Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap 0 jenis spon yang diambil di perairan Mandeh Painan pada kedalaman ± 5 meter di bawah permukaan laut. Salah satu spon yang memiliki aktivitas sitotoksik adalah spon Petrosia sp sebesar 7,8 ppm. Hasil identifikasi dari museum Zoologi Amsterdam Belanda menyatakan sampel tersebut merupakan salah satu spesies dari genus Petrosia yaitu Petrosia sp dengan 56

nomor koleksi MN 05. Aktivitas sitotoksik dari spon Petrosia sp tersebut cukup aktif dibandingkan dengan spon lainnya (Yulia, 2009). Potensi sitotoksik yang dimiliki oleh Petrosia sp (MN 05) dapat digunakan sebagai sumber antikanker baru mengingat kanker masih merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia. Berbagai senyawa telah dikembangkan untuk melawan kanker, akan tetapi tak satupun jenis senyawa tersebut menghasilkan efek yang memuaskan dan tanpa efek samping yang merugikan. Usaha eksplorasi senyawasenyawa antikanker terus dilakukan dengan sifat penghambatan yang lebih baik dan efek samping yang lebih rendah (Astuti, et al., 2005). Berdasarkan potensi sitotoksik dari Petrosia sp (MN 05) tersebut maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui aktivitas sitotoksik fraksi aktif dengan menggunakan metoda Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat menambah wawasan, informasi dan kontribusi besar terhadap pengembangan sumber daya laut yang spesifik berasal dari Indonesia dan dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai kandidat obat antikanker unggulan. METODA PENELITIAN Alat Seperangkat alat gelas, seperangkat alat Rotary Evaporator (Buchi ), corong pisah, timbangan listrik, vial, wadah pembiakan larva, airasi (pembentuk gelembung udara), dan pipet mikro (Hamilton ). Bahan yang Digunakan Petrosia sp, metanol, aquadest, kloroform, besi (III) klorida, norit, asam asetat anhidrat, asam sulfat pekat, asam sulfat 2 N, asam klorida pekat, amoniak, pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorff, n-heksana, etil asetat, butanol, air laut, dan dimetilsulfoksida (DMSO). Hewan Percobaan Hewan percobaan yang digunakan larva Artemia salina L. Telur Artemia salina L. sebelumnya dibiakkan terlebih dahulu di dalam wadah biak yang berisi air laut yang dilengkapi airasi dan cahaya. Untuk penetasan sebaiknya ph larutan berada pada kisaran 7,5 8,5. Sedangkan temperatur untuk penetasan larva berkisar antara 25-30 o C. Kemudian dibiarkan selama 48 jam sehingga akan terbentuk larva Artemia salina L. Pengambilan Sampel Spon laut Petrosia sp Sampel diambil pada tanggal 2 juni 200, di perairan Painan sekitar Pulau Mandeh, Kecamatan Koto Sabaleh Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, pada kedalaman ±5 meter di bawah permukaan laut. Pengujian Aktifitas Sitotoksik Ekstrak dan Fraksi Kental dengan Metoda Brine Shrimp Lethality Test Pengujian pendahuluan terhadap aktifitas ekstrak kental dan fraksi dilakukan sebagai berikut: ekstrak kental dan fraksi ditimbang sebanyak 30 mg, kemudian dilarutkan dalam 3 ml metanol dan ini merupakan larutan induk sampel. Pengujian dilakukan dengan 57

cara 3 variasi konsentrasi yaitu 000 00 dan 0 ppm, dan setiap konsentrasi dibuat rangkap 3. Larutan uji dibuat dengan memipet masing-masing 500, 50 dan 5 µl dari larutan induk, setelah itu larutan uji dimasukkan ke dalam desikator sampai semua pelarutnya menguap. Sebagai kontrol disiapkan 3 vial yang hanya diisi 50 µl larutan DMSO. Ekstrak yang sudah kering dari masing-masing vial dilarutkan dengan 50 µl DMSO, kemudian ditambahkan air laut 2 ml. Sebanyak 0 larva udang dimasukkan ke dalam vial tersebut, kemudian volume dicukupkan 5 ml dengan air laut. Jumlah larva yang hidup dihitung setelah 24 jam, maka dapat diketahui jumlah larva yang mati. Nilai LC50 dihitung dengan menggunakan metoda kurva. Evaluasi data. Data dihitung dengan menggunakan persamaan regresi 2. Nilai LC50 dihitung dengan menggunakan metoda kurva HASIL Tabel I. Data Pemeriksaan Organoleptis dari Spon Laut Petrosia sp No Karakteristik Keterangan Bentuk Seperti batang yang bercabangcabang 2 Warna Coklat keunguan 3 Bau Amis seperti bau ikan Tabel II. Data Perolehan Ekstrak dan Fraksi Kental No Sampel Berat (gram) Ekstrak kental 36,836 2 Fraksi n-heksana,623 3 Fraksi etil asetat,3 4 Fraksi butanol 5 Tabel III. Hasil Pemeriksaan Pendahuluan Kandungan Kimia dari Ekstrak Kental Metanol No Kandungan Kimia Alkaloid Pereaksi Pengamatan Keterangan Mayer Dragendorrf putih orange negatif negatif 2 Terpenoid/stero Asam asetat Terbentuk warna merah 58

id anhidrat + H2SO4 p 3 Saponin Air/busa Minyak zaitun (emulsi) 4 Fenolik Besi (III) klorida K2Cr2O7 Terbentuk Busa yang stabil ±0 menit Terbentuk emulsi Terbentuk warna biru tua Terbentuk endapan kuning positif positif positif positif Tabel IV. Hasil Pemeriksaan Pendahuluan Kandungan Kimia dari Fraksi Kental n-heksana No Kandungan kimia Alkaloid 2 Terpenoid/ste roid 3 Saponin 4 Fenolik Pereaksi Pengamatan Keterangan Mayer Dragendorrf Asam asetat anhidrat + H2SO4 p Air/busa Minyak zaitun (emulsi) Besi (III) klorida K2Cr2O7 putih orange Terbentuk warna merah Tidak terbentuk busa yang stabil ± 0 menit Tidak terbentuk emulsi Terbentuk warna biru tua Terbentuk endapan kuning Tabel V. Hasil Pemeriksaan Pendahuluan Kandungan Kimia dari Fraksi Etil Asetat No Kandungan Pereaksi Pengamatan Keterangan kimia Alkaloid Mayer Dragendorrf putih orange 2 Terpenoid/ste roid Asam asetat anhidrat + H2SO4 p Terbentuk warna merah 3 Saponin Air/busa Minyak zaitun (emulsi) Tidak terbentuk busa yang stabil ± 0 menit Tidak terbentuk emulsi 59

4 Fenolik Besi (III) klorida K2Cr2O7 biru tua kuning Tabel VI. Hasil Pemeriksaan Pendahuluan Kandungan Kimia dari Fraksi Butanol No Kandungan kimia Pereaksi Pengamatan Keterang an Alkaloid Mayer Dragendorrf putih orange 2 Terpenoid/ste Asam asetat Terbentuk warna merah roid anhidrat + H2SO4 p 3 Saponin Air/busa Terbentuk Busa yang stabil ±0 menit Minyak zaitun Terbentuk emulsi (emulsi) 4 Fenolik Besi (III) klorida K2Cr2O7 biru tua kuning Tabel VII. Hasil Pengujian Aktivitas Ekstrak Kental dengan Metoda Brine Shrimp Lethality Test Jumlah Hewan yang mati % ratarata Nilai Konsentrasi Log Larva Ratarata kematian (ppm) Konsentrasi tiap Vial Probit kolompok 2 3 250 2,398 0 0 0 0 0 00 8,09 0 8 80 5,842 25 2,097 0 8 6 62,5,796 0 5 4 4 4,3 43 4,824 3,25,495 0 0 0,7 7 3,524 5,625,94 0 0 0 0 0 0 0 Kontrol (hanya DMSO 50 µl) 0 0 0 0 0 0 0 0 60

Gambar. Grafik Nilai Probit terhadap Log Konsentrasi dari Ekstrak Kental Tabel VIII. Pengujian Aktivitas Fraksi n-heksana dengan Metoda Brine Shrimp Lethality Test Konsentrasi (ppm) Log Konsentrasi Jumlah Larva tiap kolompok Hewan yang mati Vial 2 3 Ratarata % ratarata kematian Nilai Probit 000 3 0 0 0 0 0 00 8,09 500 2,699 0 9 8 0 9 90 6,282 250 2,398 0 5 6 6 5,7 57 5,202 25 2,097 0 2 3 4 3 30 4,476 625,796 0 0 0 0 0 0 0 Kontrol (hanya DMSO 50µl) 0 0 0 0 0 0 0 0 Gambar 2. Grafik Nilai Probit terhadap Log Konsentrasi dari Fraksi n-heksana 6

Tabel IX. Pengujian Aktivitas Fraksi Etil Asetat dengan Metoda Brine Shrimp Lethality Test Jumlah Hewan yang mati % ratarata Log Larva Konsentrasi Vial Nilai Konsentra tiap (ppm) Rata Probi kematia si kolompo 2 3 -rata t n k 000 3 0 0 0 0 0 00 8,09 500 2,699 0 8 9 9 8,7 87 6,75 250 2,398 0 7 8 8 7,7 77 5,772 25 2,097 0 4 4 3 3,7 37 4,950 62,5,796 0 2 0 0 3,78 3,25,495 0 0 0 0 0 0 0 Kontrol (hanya DMSO 50 µl) 0 0 0 0 0 0 0 0 Gambar 3. Grafik Nilai Probit terhadap Log Konsentrasi dari Fraksi Etil Asetat Tabel X. Pengujian Aktivitas Fraksi Butanol dengan Metoda Brine Shrimp Lethality Test Jumlah Hewan yang mati % ratarata Log Larva Nilai Konsentrasi Vial Konsentras tiap Rata Probi (ppm) kematia i kolompo - 2 3 t n k rata 250 2,398 0 0 00 8,09 0 0 0 25 2,097 0 8 9 8 8,3 83 5,954 62,5,796 0 5 6 6 5,7 57 5,468 3,25,495 0 2,3 3 3,874 5,25,94 0 0 0 0 0 0 0 62

Kontrol (hanya DMSO 50 µl) 0 0 0 0 0 0 0 0 Gambar 4. Grafik Nilai Probit terhadap Log Konsentrasi dari Fraksi Butanol PEMBAHASAN Sampel segar Petrosia sp ditiriskan sampai kering dan dicuci dengan menggunakan aquadest kemudian sampel ditiriskan kembali sampai kering. Sampel dimasukkan kedalam plastik dan diberi metanol sebagai pengawet. Kemudian sampel dilakukan identitikasi organoleptis seperti warna, bau dan bentuk. Spon Petrosia sp memiliki warna coklat keunguan, bau amis dan mempunyai bentuk seperti batang yang bercabang-cabang. Selanjutnya dilakukan ekstraksi kandungan kimia dari spon laut Petrosia sp dimulai dengan cara merajang sampel dan ditimbang sebanyak 500 g. Penyarian sampel dilakukan dengan cara maserasin dengan metanol selama 3-5 hari dan sesekali dikocok. Ekstrak metanol yang diperoleh, diuapkan pelarutnya secara in vacuo dengan menggunakan Rotary Evaporator, sehingga didapatkan ekstrak kental Metanol sebanyak 36,836 gram. Kemudian dilakukan identifikasi kandungan metabolit sekunder terhadap ekstrak kental Metanol. Dari identifikasi yang dilakukan didapatkan bahwa pada ekstrak kental mengandung saponin, fenolik dan terpenoid. Selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas sitotoksik ekstrak kental Metanol dengan metoda Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) yang merupakan langkah awal dalam metoda pencarian senyawa antikanker pada spon laut Petrosia sp (MN 05). Metoda ini menggunakan larva udang Artemia salina L. sebagai hewan percobaan. Telur Artemia salina L (Mg Laughlin, 99; Meyer, 982). Telur larva dibiakkan terlebih dahulu di dalam wadah biak yang berisi air laut yang dilengkapi airasi dan cahaya. Pengujian aktivitas sitotoksik dari ekstrak kental dilakukan sebagai berikut: ekstrak kental ditimbang sebanyak 30 mg, kemudian dilarutkan dalam 3 ml metanol dan ini merupakan larutan induk sampel. Pengujian dilakukan dengan 3 variasi 63

konsentrasi yaitu 000 ppm, 00 ppm dan 0 ppm,dan setiap kensentrasi dibuat rangkap 3. Larutan uji dibuat dengan memipet masingmasing 500, 50 dan 5 µl dari larutan induk sampel, setelah itu larutan uji dimasukkan dalam desikator sampai semua pelarutnya menguap. Pelarut harus menguap sempurna agar tidak menganggu penentuan toksisitas. Sebagai kontrol disiapkan 3 vial yang hanya diisi 50 µl larutan DMSO. Ekstrak yang sudah kering dari masing-masing vial dilarutkan dengan 50 µl DMSO. Penambahan DMSO ke dalam larutan uji bertujuan untuk melarutkan ekstrak, fraksi ekstrak dan senyawa murni. DMSO yang ditambahkan adalah sebanyak 50 µl karena diatas jumlah tersebut DMSO dapat menyebabkan kematian pada larva. Kemudian ditambahkan air laut 2 ml. Sebanyak 0 larva udang dimasukkan kedalam vial tersebut dan kemudian volumenya dicukupkan 5 ml dengan air laut. Jumlah larva yang hidup dihitung setelah 24 jam, maka dapat diketahui jumlah larva yang mati. Ekstrak kental pada konsentrasi 000 ppm dan 00 ppm membunuh larva udang sedangkan konsentrasi 0 ppm tidak membunuh larva udang. Oleh karena itu untuk mendapakan hasil yang lebih akurat maka konsentrasi ekstrak dijadikan ppm, 250 ppm, 25 ppm, 62,5 ppm, 3,25 ppm dan 5,625 ppm dengan persentase rata-rata kematian 00%, 80%, 43%, 7% dan 0%. Kemudian LC50 dihitung menggunakan metoda kurva yaitu dengan menentukan nilai log kosentrasi konsentrasi yang didapat terhadap nilai probit dari persentase rata-rata kematian larva. Dari data tersebut dapat dibuat grafik garis lurus antara nilai log konsentrasi terhadap nilai probit. Berdasarkan hasil perhitungan aktivitas sitotoksik didapatkan nilai LC50 dari ekstrak kental Petrosia sp yaitu sebesar 76,736 ppm. Berdasarkan hasil pengujian toksisitas ekstrak kental Petrosia sp tersebut, dapat dikatakan bahwa kandungan bioaktif ekstrak kental Petrosia sp berpotensi sebagai kandidat antikanker dan dapat dilakukan pengujian lebih lanjut karena nilai LC50nya <000 ppm. Proses selanjutnya adalah fraksinasi. Fraksinasi dilakukan dengan menggunakan pelarut berdasarkan tingkat kepolarannya. Pelarutyang digunakan adalah n-heksana, etil asetat dan butanol. Fraksi yang didapat dipekatkan in vacuo sehingga didapat fraksi kental untuk setiap fraksi, hal ini bertujuan untuk mengetahui berat dari masing-masing fraksi (Tabel II). Selanjutnya pada masingmasing fraksi dilakukan identifikasi kandungan metabolit sekunder yang sama dengan identifikasi kandungan metabolit sekunder pada ekstrak kental. Dari pengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa pada fraksi n-heksana mengandung terpenoid dan fenolik; pada fraksi etil asetat mengandung terpenoid dan pada fraksi butanol mengandung terpenoid dan saponin (Tabel IV, V, VI). Kemudian masing-masing fraksi dilakukan pengujian aktivitas sitotoksik terhadap Brine Shrimp, pengujian ini bertujuan untuk mengetahui fraksi mana yang paling aktif terhadap Brine Shrimp. Pengujian aktivitas sitotoksik dari fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi butanol sama dengan pengujian aktivitas sitotoksik ekstrak kental. Pada fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi butanol pada konsentrasi 000 ppm dan 00 ppm membunuh larva udang sedangkan konsentrasi 0 ppm tidak membunuh larva udang. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat maka konsentrasi fraksi diturunkan. Untuk fraksi n-heksana konsentrasi diturunkan 64

menjadi 500 ppm, 250 ppm, 25 ppm dan 62,5 ppm sehingga didapatkan hasil persentase rata-rata kematian dengan dosis yang berurutan yaitu 90%, 57%, 30% dan 0% (Tabel VIII). Pada fraksi etil asetat konsentrasi diturunkan menjadi 500 ppm, 250 ppm, 25 ppm 62,5 ppm dan 3,625 ppm dan didapatkan hasil persentase ratarata kematian dengan dosis yang berurutan yaitu 87%, 77%, 47%, 0% dan 0% (Tabel IX). Pada fraksi butanol konsentrasi diturunkan menjadi 250 ppm, 25 ppm, 62,5 ppm, 3,25 ppm dan 5,625 ppm, sehingga didapatkan hasil persentase rata-rata kematian dengan dosis yang berurutan yaitu 00%, 83%, 57%, 35 dan 0% (Tabel X). Kemudian nilai LC50 dari masing-masing fraksi diatas yaitu fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi butanol dihitung menggunakan metoda kurva yaitu dengan menentukan nilai log konsentrasi dari konsentrasi yang didapat terhadap nilai probit dari persentase rata-rata kematian larva. Dari data tersebut akan didapatkan grafik garis lurus antara nilai log konsentrasi terhadap nilai probit dari persentase rata-rata kematian larva Artemia salina L. Hasil pengujian toksisitas masing-masing fraksi dihitung dengan menggunakan metoda kurva dapat diketahui nilai LC50 dari fraksi n-heksana sebesar 269,53 ppm, nilai LC50 dari fraksi etil asetat sebesar 97,38 ppm dan nilai LC50 dari fraksi butanol sebesar 70,667 ppm. Untuk melihat perbandingan nilai LC50 dari ekstrak dan fraksi dapat dibuat histogram dari masing-masing nilai LC50 yang didapatkan. Nilai LC50 yang ditunjukkan oleh masing-masing fraksi <000 ppm sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut. Dari hasil diatas diketahui bahwa fraksi butanol memiliki nilai LC50 yang paling kecil yaitu 70,667 ppm. Sehingga dapat dikatakan bahwa fraksi butanol lebih aktif dan bersifat sitotoksik. Karena konsentrasi yang dibutuhkan untuk membunuh larva Artemia salina L. lebih kecil dibandingkan dengan fraksi n-heksana dan fraksi etil asetat. Dimana senyawa yang mungkin bersifat sitotoksik adalah terpenoid dan saponin. Senyawa saponin mempunyai sifat dapat menghemolisis sel darah merah dan bersifat sangat toksik bila diinjeksikan ke dalam aliran darah. Sementara senyawa terpenoid dapat merusak DNA dengan cara merusak ikatan dalam DNA menjadi DNA single-strand dan dapat menghambat proses mitosis sel ( Sladic & Gasic, 2006). KESIMPULAN. Dari uji pendahuluan kandungan kimia dari spon laut Petrosia sp menunjukkan adanya kandungan senyawa terpenoid, fenolik dan saponin 2. Dari pengujian aktivitas sitotoksik ekstrak kental dengan metoda Brine Shrimp Lethality Test diketahui bahwa ekstrak kental aktif terhadap Artemia salina L. 3. Perhitungan nilai LC50 dengan menggunakan metoda kurva menunjukkan bahwa fraksi butanol yang lebih aktif terhadap larva udang Artemia salina L dibandingkan dengan fraksi n heksana dan fraksi etil asetat yaitu 70,667 ppm 65

DAFTAR PUSTAKA Astuti, P. Alam., G. Hartati., M. S. Sari, D & Wahyono. S., 2005, Uji Sitotoksik Senyawa Alkaloid dari Spon Laut Petrosia sp Potensial Pengembangan Sebagai Antikanker, Makalah Farmasi Indonesia, 6 (), 58-62 Handayani, D., N. Sayuti dan Dachriyanus., 2008, Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Antibakteri Epidioksida sterol dari Spon Laut Petrosia nigrans, Asal Sumatera Barat, Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 7-8 November 2008, Lampung: Universitas Lampung Yalcin, F. N., 2007, Biological Activities of the Marine Sponge Axinella, Hacettepe University, 27, 47-60 Yulia, M., 2009, Isolasi dan Uji Aktivitas Senyawa Sitotoksik dari Spon Laut Petrosia sp (ex Perairan Mandeh), (Skripsi), Sarjana Farmasi, Padang: Universitas Andalas Mc Laughlin, J. L., 99, Crown Gall Tumors on Potato Disc and Brine Shrimp Lethality: Two Simple Bioassay for Higher plant Screening and Fractination, Method in plant Biochemistry, Vol 6, San Diego: Academic Press, -32 Mayer, A. M. S & K. R. Gustafson., 2008, Marine Pharmacology in 2005-2006: Antitumor and Cytotoxic Compound, Science Direct, 44, 2357-2387 Meyer, B.N., N. R. Ferrigni., J. E. Putnam., L. B. Jacobsen., D. E. Nichols., and J. L. Mclaughlin., 982, Brine Shrimp : a conventional general biossay for active plant constituents, Planta Medica, 45: 3-34 Setyowati, E. P. Sudarsono dan Wahyono. S., 2005. Jaspamide : identifikasi Stuktur Senyawa Sitotoksik dan Fungisida dari Spon Styllissa Flambeliformis, Majalah Farmasi Indonesia Sladic, D. And M. J. Gasic., 2006, Reactivity and Biological Activity of the Marine Sesqiuterpene Hydroquinone Avarol and Related Compounds from Sponges of the Order Dyctioceratida, Cheminform, 37, 26:25 66