LAPORAN SURVEY PERILAKU PEMILIH MENJELANG PILKADA KABUPATEN LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. LAPORAN SURVEI PILKADA KAB. Sumedang Temuan Survei : Agustus 2017

LAPORAN TELESURVEI PERSEPSI PUBLIK TERHADAP PILKADA DKI JAKARTA JULI 2016

DUKUNGAN TERHADAP CALON INDEPENDEN

KAMPANYE DAN PERILAKU PEMILIH DALAM PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA. Temuan Survei Juli 2007

Laporan Survei PREFERENSI POLITIK MASYARAKAT Menuju Pemilihan Langsung Gubernur/Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2017

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA

PREDIKSI PEROLEHAN SUARA PEMILIH PADA PILKADA DKI JAKARTA 2007

Rilis Survei PREFERENSI POLITIK MASYARAKAT Menuju Pemilihan Langsung Gubernur/Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur 2018

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

RASIONALITAS PILKADA DAN CALON INDEPENDEN UNTUK PILKADA DKI JAKARTA

Flow chart penarikan sampel exit poll

QUICK COUNT PILPRES & PILKADA PALING PRESISI PROPOSAL SURVEI PILKADA SERENTAK 2018

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

2. Usia Responden : tahun tahun tahun ke atas

BAB III DATA RESPONDEN

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

INI KATA PUBLIK JAKARTA TENTANG CALON GUBERNUR MEREKA

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

KECENDERUNGAN SIKAP & PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014

Press Release HASIL SURVEI

EFEK POPULARITAS CALON LEGISLATIF TERHADAP ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU 2014

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Penelitian mengenai Evaluasi Pemilihan Umum Pada Proses

Metodologi Quick Count

HASIL SURVEI KOTA KENDARI OKTOBER 2016

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

PENDAHULUAN. TEMUAN SURVEI JAWA TIMUR 1200 RESPONDEN Periode 6 11 Maret 2018

Evaluasi Pemilih atas Kinerja Dua Tahun Partai Politik. Survei Nasional Maret 2006 Lembaga Survei Indonesia (LSI)

HASIL JAJAK PENDAPAT PUBLIK SEPUTAR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012

Kekuatan Elektoral Partai-Partai Islam Menjelang Pemilu 2009

Kebangkitan Seminggu Terakhir. Head to Head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

KEMUNGKINAN GOLPUT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR DKI JAKARTA

ISU-ISU PUBLIK DAN PILKADA GUBERNUR DKI JAKARTA 2007

MEDIA SURVEI NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

RILIS SURVEI ELEKTABILITAS CALON GUBERNUR WAKIL GUBERNUR JAWA TIMUR 2018

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

LAPORAN SURVEI PROVINSI JAWA TIMUR PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PILKADA PROVINSI JAWA TIMUR 2018

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

Perubahan Politik 2014: Trend Sentimen Pemilih pada Partai Politik

13 HARI YANG MENENTUKAN HEAD TO HEAD PRABOWO HATTA VS JOKOWI - JK. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2014

PEMILIH MENGAMBANG DAN PROSPEK PERUBAHAN KEKUATAN PARTAI POLITIK

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

ProfilAnggotaDPRdan DPDRI Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014

RILIS SURVEI NASIONAL 2012 STAGNASI PERILAKU PEMILIH: FENOMENA PARTAI POLITIK MATI SURI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

Tiga Tahun Partai Politik : Masalah Representasi Aspirasi Pemilih

LAPORAN SURVEI PROVINSI JAWA BARAT PERSEPSI DAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PILKADA PROVINSI JAWA BARAT 2018

ISU AGAMA KALAHKAN AHOK?

ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

MAYORITAS PUBLIK INGIN CAPRES SIAP TERIMA KEKALAHAN. Konpers LSI Juli 2014

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

LAPORAN SURVEI NASIONAL MEMBACA PETA DUKUNGAN & ELEKTABILITAS CAPRES-CAWAPRES 2014

Mayoritas Publik Ingin DPR Tandingan Segara Bubarkan Diri. LSI DENNY JA November 2014

FINAL REPORT RISET PERILAKU POLITIK PEMILIH PADA PEMILU KEPALA DAERAH, PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN

AMANDEMEN UUD 45 UNTUK PENGUATAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) SEBUAH EVALUASI PUBLIK. LEMBAGA SURVEI INDONESIA (LSI)

LAPORAN HASIL SURVEI PELUANG KANDIDAT DI PILKADA SULAWESI BARAT Lembaga Survei Politik Indonesia (LSPI) Selasa, 7 Februari 2017

IDENTITAS RESPONDEN (KERAHASIAAN TERJAMIN) Nomor Angket :... (Diisi peneliti)

UNTUK SISWA SMA SE-KOTA MEDAN

Terpelajar itu harusnya setia dalam mendidik (Tawakkal Baharuddin) Untuk: Keluarga, Saudara dan Sahabat

Politik Uang dan Rekayasa Politik Ancam Transisi Demokrasi

Legacy SBY Di Bidang Politik dan Demokrasi. LSI DENNY JA Oktober 2014

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

GOLKAR PASCA PUTUSAN MENKUMHAM. LSI DENNY JA Desember 2014

ISU KEBANGKITAN PKI SEBUAH PENILAIAN PUBLIK NASIONAL. Temuan Survei September 2017

LAPORAN SURVEI DKI JAKARTA Persepsi Masyarakat Terhadap Program Kerja Cagub-Cawagub DKI Jakarta TEMUAN SURVEI 14 Desember 2016

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

SURVEI PILGUB DKI 2017 MEMAHAMI PETA KOMPETISI PUTARAN KE-2 PILGUB DKI. Media Survei Nasional

KAMPANYE NEGATIF DAN PREDIKSI HASIL PILEG Lingkaran Survei Indonesia April 2014

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

LAPORAN EKSEKUTIF SURVEI NASIONAL MEI 2014

Ada Apa dengan Milenial? Orientasi Sosial, Ekonomi dan Politik. Rilis dan Konferensi Pers Survei Nasional CSIS 2017 Jakarta, 2 November 2017

Konsolidasi Demokrasi. Lembaga Survei Indonesia (LSI)

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah masyarakat adat Lampung Abung Siwo Mego

HASIL EXIT POLL PEMILU LEGISLATIF Rabu, 9 April 2014

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

RILIS HASIL SURVEI PILKADA DKI JAKARTA APRIL HARI JELANG PILGUB, SUARA AHOK-DJAROT NAIK TAJAM MUNGKINKAH ANIES-SANDI DISALIP?

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Selain itu akan dijelaskan pula tentang pemerintahan, visi-misi Kabupaten Luwu

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PROSPEK KABINET DAN KOALISI PARPOL

I. PENDAHULUAN. Setelah memasuki masa reformasi, partai politik telah menjadi instrumen

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian

EVALUASI 13 TAHUN REFORMASI DAN 18 BULAN PEMERINTAHAN SBY - BOEDIONO

Kedaerahan dan Kebangsaan dalam Demokrasi Sebuah Perspektif Ekonomi-Politik. Lembaga Survei Indonesia (LSI) Jakarta, 20 Maret 2007

KOMISI PEMILIHAN UMUM

Head to Head Dukungan Capres Pasca Penetapan Resmi KPU

I. PENDAHULUAN. memperoleh dan menambah dukungan suara bagi para kandidat kepala daerah. Partai politik

KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan

ETNISITAS DAN PERILAKU PEMILIH

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

LAPORAN SURVEI PERIODIK EVALUASI KINERJA. 3 TAHUN Kompas.id JOKOWI-KALLA. #3thJokowIJK OKTOBER 2017

Poltracking LAPORAN SURVEI NASIONAL MENAKAR PETA POLITIK 2014: PENGARUH FIGUR TERHADAP KONFIGURASI POLITIK 2014 TEMUAN SURVEI NASIONAL JANUARI 2014

PELUANG CALON-CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

Transkripsi:

LAPORAN SURVEY PERILAKU PEMILIH MENJELANG PILKADA KABUPATEN LAMONGAN Oleh: PUSAT STUDI DEMOKRASI DAN HAM ( PuSDekHAM ) FISIP UNISDA LAMONGAN 2015 1

DAFTAR ISI DAFTAR ISI....2 PENGANTAR..3 METODE....5 TEMUAN.6 a. Karakteristik Sosial dan Demografi Responden...6 b. Perilaku masyarakat memilih..13 c. Media kampanye yang efektif.....16 KESIMPULAN..18 2

PENGANTAR Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Langsung menempatkan rakyat sebagai pihak yang paling menetukan siapa yang paling layak menjadi pemimpin dalam pemerintahan daerah. Hal ini memberikan banyak konsekuensi kepada calon Kepala Daerah bukan semata-mata pada saat atau ketika dia terpilih sebagai Walikota, Bupati atau Gubernur, tetapi juga pada saat ia baru menjadi kandidat. Sebab, pertama, calon kepala daerah dituntut mampu merumuskan Visi, Isu, program dan semacamnya sesuai dengan preferensi masyarakat. Calon kepala daerah tidak bias lagi merumuskan Visi, Isu, program dan semacamnya hanya berdasarkan harapan, imajinasi dan obsesi dirinya secara pribadi dari belakang meja, tetapi harus didasarkan pada preferensi pemilih. Calon kepala daerah juga tidak bias mendasarkan pada harapan, aspirasi dan kepentingan para elit ( saja ) tetapi harus benar-benar didasarkan pada preferensi pemilih. Kedua, calon kepala daerah harus mampu merumuskan strategi yang jitu agar mendapat dukungan dari pemilih. Perumusan strategi ini harus sesui dengan kecenderungan Voting Behavior para pemilih, peta politik, tokoh yang berpengaruh, termasuk metode kampanye, pemilihan jurkam dan pembentukan tim ( manager ) kampanye. Untuk itu, setiap kandidat kepala daerah harus mampu merumuskan barang daganggannya kepada para pembeli sehingga laku terjual. Dalam dunia politik, para pembeli adalah rakyat yang sudah mempunyai hak pilih. Tak ubahnya dalam dunia bisnis dikenal dengan prinsip pembeli adalah raja, hal yang sama juga berlaku dalam dunia politik pemilih adalah raja. Dalam system politik demokrasi dimana pemilihan pejabat public dilakukan secara langsung oleh rakyat, suara pemilih adalah suara tuhan. Para kandidat harus mampu menyelami, memahami dan mendalami kemauan pemilih, kemudian dirumuskan dalam agenda public yang selanjutnya diartikulasikan dalam proses politik. Laporan ini adalah hasil survey yang dapat digunakan sebagai bahan awal bagi calon kepala daerah di kabupaten lamongan untuk mengetahui karakteristik para pemilih, preferensi pemilih terhadap isu dan figure calon kepala daerah, tingkat popularitas, liketabilitas dan elektabilitas. Hasil studi ini juda dapat digunakan sebagai referensi untuk merumuskan visi, isu, program dan strategi kemenangan. 3

METODE Survey dilakukan pada tanggal 25 juni samapi dengan 20 juli 2015 di seluruh kecamatan yang ada di kabupaten lamongan. Populasi survey ini adalah seluruh penduduk yang berusia 17 tahun keatas atau yang sudah pernah menikah. Sedangkan jumlah sample yang diambil sebsar 401 responden dengan tingkat toleransi 2-3 persen. Metode penarikan sample yang digunakan adalah sample acak bertahap (multistage random sampling) berdasarkan wilayah. Dari seluruh kecamatan yang ada, diambil secara acak unit dibawahnya ( Desa/Kelurahan ) begitu seterusnya hingga terpilih responden yang akan di wawancarai. Dalam survey ini secra khusus akan diukur empat aspek penting dalam memilih, yaitu pilihan partai politik menjelang pemilihan bupati lamongan tahun 2015 dan evaluasi pilihan partai politik tahun 2014, dasar pertimbangan dalam memilih, model kampanye yang di suka dan sikap terhadap politik uang. Populasi survey ini adalah seluruh penduduk Kabupaten Lamongan yang masuk pemilihan berusia 17 tahun ke atas atau sudah pernah menikah. Sedangkan jumlah sample yang diambil sebesar 401 responden dengan margin of error sebesar ±3 persen. Metode penarikan sample yang digunakan adalah sample acak bertahap (multistage random sampling) berdasarkan wilayah. Dari seluruh kecamatan yang ada di wilaya Lamongan, diambil secara acak unit dibawahnya: desa/kelurahan, RW, RT dan begitu seterusnya hingga terpilih responden yang akan diwawancara. 4

TEMUAN a. Karakteristik social dan demografi responden Dalam survey ini responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 45.6 persen dan responden berjenis kelamin laki-laki 54.4 persen. Seperti yang ditunjukan pada gambar 1. Gambar 1. Jenis Kelamin Responden 56 54 52 50 48 46 44 42 40 54,4 Laki-Laki 45,6 Perempuan 5

Dari sisi umur, sebanyak 0.7 persen responden mengaku berumur kurang dari 20 tahun. Kemudian sebanyak 9.7 persen berumur antara 20 sampai dengan 29 tahun; 20.7 Persen berumur antara 30 sampai dengan 39 tahun; 37.4 persen berumur antara 40 sampai dengan 49 tahun dan 31.4 Persen mengaku berusia lebih dari 50 tahun. Gambar 2. Usia Responden 40 37,4 35 31,4 30 25 20 20,7 15 10 5 0 0,7 9,7 <20 th 20-29 th 30-39 th 40-49 th >50 th 6

Dari tingkat pendidikannya diketahui responden yang mengaku tidak pernah mengenyam pendidikan formal/tidak sekolah ada 10.0 persen. Kemudian yang hanya mengenyam pendidikan SD atau sederajat sebanyak 30.9 persen, SLTP atau sederajat 23.7 persen. Mereka yang sedang atau yang pernah mengenyam pendidikan SLTA atau sederajat 30.4 persen dan perguruan tinggi atau sederajat sebanyak 5.0 persen. Gambar 3. Tingkat Pendidikan Responden 35,0 30,0 25,0 20,0 30,9 23,7 30,4 15,0 10,0 5,0 10,0 5,0 0,0 Tdk Sekolah SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat PT/Sederajat 7

Sedangkan dari pekerjaannya diketahui responden yang mengaku PNS 1.5 persen, TNI/Polri 1.7 persen, pedagang 13.7 persen, karyawan swasta 14.7 persen, petani 46.1 persen, sector informal 3.0 persen, pengusaha 1.2 persen, nelayan 5.0 persen, pelajar/mahasiswa 1.6 persen, dii jumlahnya sekitar 12.7 persen. Gambar 4. Pekerjaan Responden Lainnya Pelajar/Mahasiswa Nelayan Petani Pedagang Pengusaha Sektor Informal Karyawan Swasta TNI/Polri PNS 1,6 5,0 1,2 3,0 1,7 1,5 12,7 13,7 14,7 46,1 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 8

Dari penghasilan setiap bulan diketahui mereka yang mengaku berpenghasilan kurang dari Rp. 500.000,- setiap bulanya ada 8.5 persen, berpenghasilan antara Rp. 500.000,- sampai dengan Rp. 1.000.000,- ada 30.7 persen, berpenghasilan antara Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp. 1.500.000,- ada 33.9 persen, berpenghasilan antara Rp. 1.500.000,- sampai dengan Rp. 2.000.000,- ada 9.3 persen dan yang mengaku berpenghasilan lebih dari Rp. 2.000.000,- perbulan ada 17.6 persen. Gambar 5. Tingkat Penghasilan Responden 35 30 30,7 33,9 25 20 17,6 15 10 8,5 9,3 5 0 Rp. 500 rb Rp. 500 rb - Rp. 1 juta Rp. 1 juta - 1.5 juta Rp. 1.5 juta - 2 juta >2 juta 9

Berdasarkan aktifitas organisasi social kemasyarakatan, responden yang mengaku bagian dari ormas Hindu sebesar 0.7 persen, NU 67.3 persen, Muhammadiyah 24.4 persen, Islam lainya 5.5 persen, Gereja 0.0 persen. Sementara yang mengaku organisasi lainya mencapai 2.0 persen. Gambar 6. Ormas Responden Lainnya 2,0 Gereja 0,0 Islam lainnya 5,5 Muhammadiyah 24,4 NU 67,3 Hindu 0,7 0 10 20 30 40 50 60 70 80 10

Jika ditinjau dari wilayah kecamatan tempat tinggal responden dapat dilihat pada gambar 9. Dimana responden tersebar secara proporsional sesuai dengan jumlah penduduk di setiap kecamatan. 12,0 Gambar 7. Kecamatan Tempat Tinggal Responden 10,0 10,1 8,0 7,5 6,0 4,0 2,0 4,2 4,2 4,5 3,2 3,5 2,7 5,2 2,0 3,2 4,7 3,0 2,5 2,5 2,2 3,7 4,2 3,0 2,7 2,0 1,7 3,7 4,7 4,2 2,2 2,0 0,0 11

b. Perilaku masyarakat memilih. Pada pemilu 2014 responden memili PD 15.2 persen, PDI-P 15.2 persen, PG 7.7 persen, PKS 4 persen, PAN 8.7 persen, PKB 15.7 persen, PPP2.2 persen, Gerindra 5.5 persen, Hanura 1.7 persen, Nasdem 1.2 persen, dan responden yang tidak memilih atau golput 9.2 persen sedangkan memilih partai lainya 13.2 persen. Gambar 8. Pilihan Partai 2014 16 14 12 10 8 6 4 2 0 15,2 15,2 7,7 4 8,7 15,7 2,2 5,5 1,7 1,2 9,2 13,2 12

Pemilihan Bupati Lamongan tahun 2015 responden memili PD 7.5 persen, PDI-P 8.0 persen, PG 3.7 persen, PKS 2.0 persen, PAN 5.0 persen, PKB 7.2 persen, PPP 1.0 persen, Gerindra 4.2 persen, Hanura 0.7 persen, Nasdem 1.2 persen, dan responden yang tidak memilih atau golput 0.5 persen sedangkan memilih partai lainya 57.9 persen. Gambar 9. Pilihan Partai 2015 60,0 57,9 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 7,5 8,0 3,7 2,0 5,0 7,2 1,0 4,2 0,7 1,2 0,5 13

Dalam survey ini juga dapat diketahui dasar pertimbangan dalam memilih. Sebagaimana yang disajikan pada gambar 10, kualitas calon menjadi pertimbangan pertama dalam memilih ( 45.1 persen ). Urutan berikutnya adalah program kerja sebesar 18.0 persen, sedangkan lembaran materi/uang 16.7 persen. Memilih karena ketokohan juga cukup tinggi mencapai 8.2 persen. Pertimbangan-pertimbangan lainya bisa dilihat pada gambar. Gambar 10. Pertimbangan Dalam Memilih Dan lain-lain Lembaran Materi/Uang Kesamaan Ormas Kesamaan Parpol Teman Keluarga Kesukuan Faktor Tokoh/Adat/Agama Agama Isu Yang Diangkat Program Kerja Kualitas Calon Ketokohan 1,0 1,7 0,7 1,7 0,2 1,5 0,2 0,5 4,2 8,2 16,7 18,0 45,1 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 45,0 50,0 14

c. Media kampanye yang efektif Salah satu aspek penting dalam menunjang pemenangan kandidat adalah mengetahui akses model kampanye yang efektifitas dalam pelaksanaan pilkada di kabupaten lamongan. Berikut ini disajikan data-data tentang efektifitas model kampanye: Gambar 11. Model Kampanye Yang Disukai 25 20 22,2 15,7 15,7 17,7 15 10 5 3,7 8,7 7,5 7,2 1,5 0 15

Aspek penting yang kedua dalam menunjang pemenangan kandidat adalah mengetahui sejauh mana pemilih berpengaruh terhadap politik uang. Berikut ini disajikan sikap dan perilaku masyarakat jika salah satu kandidat memberikannya uang. Gambar 12. Sikap Memberi Uang 70 61,8 60 50 40 30 20 10 0 34,4 Memilih Calon Tersebut Menerima Tapi Golput Menerima Tapi sesuai Hati Nurani 3,7 16

KESIMPULAN 1. Evaluasi responden terhadap pemilihan tahun 2014, memili PD 15.2 persen, PDI-P 15.2 persen, PG 7.7 persen, PKS 4 persen, PAN 8.7 persen, PKB 15.7 persen, PPP2.2 persen, Gerindra 5.5 persen, Hanura 1.7 persen, Nasdem 1.2 persen, dan responden yang tidak memilih atau golput 9.2 persen sedangkan memilih partai lainya 13.2 persen. 2. Mengetahui responden terhadap pemilihan Bupati Lamongan tahun 2015, responden memilih PD 7.5 persen, PDI-P 8.0 persen, PG 3.7 persen, PKS 2.0 persen, PAN 5.0 persen, PKB 7.2 persen, PPP 1.0 persen, Gerindra 4.2 persen, Hanura 0.7 persen, Nasdem 1.2 persen, dan responden yang tidak memilih atau golput 0.5 persen sedangkan memilih partai lainya 57.9 persen. 3. Mengenai pertimbangan kesukuan dan agama, sebanyak 0.2 persen menganggap factor kesukuan sebagai hal yang biasa. Kemudian 03 persen menganggap kurang penting dan 1.2 persen tidak penting. Hanya 0.5 persen saja yang menganggap factor kesukuan menjadi cukup penting dalam memilih. Berbeda dengan factor agama, sebanyak 0.2 persen memandang factor agama cukup penting, kemudian 1.5 persen menganggap biasa saja 1.7 persen kurang penting dan 1.0 persen menganggap tidak penting. 4. Model kampanye yang diharapkan oleh pemilih sebagian besar adalah pengajian mencapai 22.2 persen, pengobatan gratis 17.7 persen, pemberian bantuan lansia dan hiburan dangdut/pop mencapai 15.7 persen, kemudian di susul pemberian beasiswa bagi pelajar 8.7 persen, peminjaman modal usaha 7.5 persen, di lanjut pelatihan usaha 7.2 persen, pemasangan gambar calon 3.7 persen dan kampanye lainya 1.5 persen. 5. Untuk tingkat pengaruh politik uang terhadap perilaku pemilih. Sebagian besar menerima tapi sesuai hati nurani mencapai 61.8 persen, kemudian memilih calon tersebut di urutan kedua mencapai 34.4 persen dan sikap menerima tapi golput 3.7 persen. 17