BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM UNTUK ANAK SD

BAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis

BAB I PENDAHULUAN. proses metabolisme di dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangsangan tersebut dapat menimbulkan suatu perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan

Gizi Masyarakat. Rizqie Auliana

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.

LYDIA NURVITA RACHMAWANTI J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Apa yang dimaksud dengan Yodium?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebesar ppm dalam bentuk KIO 3 hal ini dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Tetrajodotyronin (T4) yang terakhir disebut juga tiroksin (Sediaoetama,

( ) ( Dinik Listyowati )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu. masalah yang sering dialami oleh negara berkembang,

MENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi. Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah

STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT GONDOK PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN JABUNG MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN MASALAH GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Yodium Fungsi Yodium Proses Metabolisme Yodium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hormon thyroxin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktivitas hormon ini,

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI TINGKAT MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PRODUKSI, PEREDARAN GARAM DAN PENANGGULANGAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga masalah gizi utama di Indonesia. GAKY merupakan masalah. kelenjar gondok, kekurangan yodium dapat mempengaruhi kecerdasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan. masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi menurunkan tingkat kecerdasan atau biasa disebut Intelligence Quotient

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Program Keluarga Berencana adalah perawatan. kesehatan utama yang sesuai untuk kaum ibu dalam masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (tiga) Kesehatan Bidang Gizi

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI SEKOLAH UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

BAB I PENDAHULUAN. wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan. menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005 ).

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG, 2012

Ujian Tengah Semester Tanggal : 25 April 2017 MK. Manajemen Program Pangan dan Gizi

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGHENTIAN SUPLEMENTASI KAPSUL IODIUM DI KABUPATEN MAGELANG. Styawan Heriyanto

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi. Gangguan Akibat

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

PENDAHULUAN Latar belakang

PERKEMBANGANN SITUASI GAKI DAN GARAM BERIODIUM DI KABUPATEN TRENGGALEK SAMPAI DENGAN TAHUN 2014

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA DIVISI ENDOKRINOLOGI ANAK FKUSU / RSHAM

MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kecerdasan terutama pada anak-anak (Arisman, 2004). Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA BANGUN I KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2014

Batasan Ilmu gizi : pengetahuan yang mempelajari hubungan makanan dengan kesehatan tubuh

KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI DAN KADARZI PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2010 I.

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PENDAHULAUAN Latar Belakang

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG

Pengaruh Penggunaan Garam Beryodium Terhadap Status Gizi Balita Pendek Di Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gaky Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai stadium, kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan mental, gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa. (Supariasa, 2002). Adapun pengertian dari gondok, endemik dan kretin adalah : 1. Gondok Gondok/goiter adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan pembesaran kelenjar thyroid (Djokomoeljanto, 1985). 2. Gondok Endemik Gondok endemik bukan penyakit melainkan suatu istilah kesehatan dalam konsep kesehatan masyarakat yaitu apabila dalam masyarakat terdapat prevalensi gondok / atau penderita gondok di masyarakat itu lebih dari 10 % dari jumlah penduduk setempat, maka daerah tersebut disebut daerah gondok endemik (Dir. Bina Gizi Masyarakat, 1992). 3. Kretin Endemik Seseorang disebut kretin endemik apabila lahir di daerah gondok endemik. Kelainan kretin terjadi pada waktu bayi dalam usia kandungan atau tidak lama setelah dilahirkan dan terdiri atas kerusakan pada saraf pusat dan hipotiroidisme. Secara klinis kerusakan saraf pusat bermanifestasi dengan : a. Retardasi mental b. Gangguan pendengaran sampai bisu tuli. c. Gangguan neuromotor seperti gangguan bicara, cara berjalan yang aneh. d. Hipotiroidi dengan gejala :

1. Miksedema pada hipotisodisme berat. 2. Tinggi badan yang kurang, cebol (Stunted Growth) dan osifikasi yang terlambat. 3. Pada pemeriksaan darah ditemukan kadar hormon tiroid yang rendah (Pudjiadi, 2000). B. Etiologi Gondok Kekurangan yodium merupakan penyebab utama gondok endemik dan terdapat di daerah-daerah dimana tanahnya tidak mengandung banyak yodium, hingga produk yang dihasilkannya juga miskin akan yodium. Kekurangan yodium menyebabkan hiperplasia tiroid sebagai adaptasi terhadap kekurangan tersebut. Zat goitrogen seperti yang ditemukan pada kubis dapat menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, begitu pula dengan beberapa bahan makanan lain misalnya kacang tanah, kacang kedele, singkong, bawang merah, bawang putih. Flour dan kalsium menghambat penggunaan yodium oleh tiroid hingga merupakan goitrogen juga. Air minum yang kotor diduga terdapat zat goitrogen yang dapat dihilangkan jika dimasak. Faktor keturunan dapat mengurangi kapasitas fungsi tiroid atau gangguan pada reabsorbsi iodium oleh tubulus ginjal (Pudjiadi, 2002). C. Akibat Kekurangan Zat Iodium 1. Dampak Gaky Pada kekurangan yodium, konsentrasi hormon tiroid menurun dan hormon perangsang tiroid / TSH (Thyroid Stimulating Hormone) meningkat agar kelenjar tiroid mampu menyerap lebih banyak yodium bila kekurangan berlanjut sehingga sel kelenjar tiroid membesar dalam usaha meningkatkan pengambilan yodium oleh kelenjar tersebut. Bila pembesaran ini menampak dinamakan gondok

sederhana, bila terdapat secara meluas di suatu daerah dinamakan gondok endemik. Gondok dapat menampakkan dari dalam bentuk gejala yang sangat luas, yaitu dalam bentuk kretinisme (cebol) di satu sisi dan pembesaran kelenjar tiroid pada sisi lain. Gejala kekurangan yodium adalah malas dan lamban, kelenjar tiroid membesar, pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam keadaan berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan pertumbuhan yang dikenal sebagai kretinisme. Seorang anak yang menderita kretinisme mempunyai bentuk tubuh abnormal dan IQ sekitar 20. Kekurangan yodium pada anak-anak menyebabkan kemampuan belajar yang rendah (Almatsier, 2002). 2. Usaha Penanggulangan Gaky Mengingat masalah Gaky terutama disebabkan karena lingkungan yang miskin sumber yodium, maka upaya penanggulangan ditekankan pada suplementasi yodium baik secara oral, melalui garam beryodium maupun secara parentral melalui preparat yodium dosis tinggi (Kresnawan, 1993). Kegiatan Gaky yang dilaksanakan antara lain meliputi : a. Upaya Jangka Pendek Pemberian kapsul minyak beryodium kepada penduduk wanita umur 0 35 tahun, pria 0 20 tahun sesuai dengan dosis yang telah ditentukan, pemberian ini terutama kepada penduduk di daerah endemik berat dan sedang. b. Upaya Jangka Panjang Iodisasi garam merupakan kegiatan penanggulangan Gaky jangka panjang. Program untuk meyodisasi garam konsumsi dimulai tahun 1975, dan

pelaksanaan program mulai tahun 1980 dikelola oleh perindustrian. Tujuan dari program ini adalah semua garam yang dikonsumsi oleh masyarakat baik yang menderita maupun yang tidak dan garam beryodium tersedia diseluruh wilayah Indonesia. (Departemen Perindustrian, 1983). D. Garam beryodium Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3 yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam beryodium yang digunakan sebagai garam konsumsi harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) antara lain mengandung KIO3 sebesar 30 80 ppm. Konsumsi garam yang dianjurkan untuk setiap orang sekitar 6 gram atau satu sendok teh setiap hari. Dalam kondisi tertentu, dimana keringat keluar berlebihan dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium dua sendok teh sehari. Cara mengkonsumi garam biasanya digunakan sebagai garam meja dan penambahan dalam pemasakan, pengaruh pemasakan terhadap penurunan KIO3 membuktikan bahwa sayuran yang dimasak dengan cara dikukus, pembubuhan garam dilakukan saat sayuran matang dan wadah ditutup setelah diberi garam, maka kehilangan iod dengan cara tersebut disebabkan oleh panas mengingat salah satu sifat iod mudah rusak oleh panas ( Irawati, 1993 ). Garam beryodium yang baik dapat diketahui dengan cara membaca pada label kemasan garam beryodium. Garam beryodium dikemas dalam plastik, tertutup rapat, tidak bocor dan pada kemasan harus tertera tulisan garam beryodium. Cara penyimpanan garam beryodium dalam wadah yang tertutup rapat dan kering, diletakkan di tempat yang sejuk, jauh dari panas api dan sinar matahari langsung (Depkes RI, 1999). Mutu garam beryodium dapat diketahui dengan Yodina Test dan singkong parut. 1. Yodina test, dengan cara : a. Siapkan garam yang bertuliskan garam beryodium. b. Siapkan cairan uji yodina.

c. Ambil setengah sendok teh garam yang akan diuji dan letakkan dipiring. d. Teteskan cairan uji yodina sebanyak 2-3 tetes pada garam tersebut. e. Tunggu dan perhatikan apakah garamnya berubah warna, kalau garam tetap putih berarti garam tersebut tidak beryodium (0 ppm). f. Bila berwarna ungu berarti garam mengandung yodium sesuai persyaratan (30 ppm).

2. Singkong parut, dengan cara : a. Kupas singkong yang masih segar, kemudian diparut. b. Tuangkan 1 sendok perasan singkong parut tanpa ditambah air kedalam tempat yang bersih. c. Tambahkan 4-6 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa. d. Tambahkan 2 sendok teh cuka biang, aduk sampai rata, biarkan beberapa menit. Bila timbul warna biru keunguan, berarti garam tersebut mengandung yodium (Depkes RI, 1999). E. Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan proses pembinaan tingkah laku sehingga di dalam masyarakat pendidikan harus membimbing kearah kesadaran serta kepercayaan yang memberikan dorongan motivasi yang sesuai dengan kecakapan yang diperlukan serta kesempatan untuk berlatih. Pendidikan mempunyai tiga aspek yaitu : pembentukan kepribadian, pengembangan ilmu pengetahuan dan penerapan ilmu pengetahuan (Sayogyo, 1989). Menurut Apriadji (1986) seorang yang tamat SD belum tentu kurang mampu menyusun menu yang memenuhi persyaratan gizi dibanding dengan orang lain yang berpendidikan lebih tinggi. Karena sekalipun berpendidikan rendah kalau orang tersebut rajin mendengarkan siaran pedesaan dan selalu turut serta dalam penyuluhan gizi bukan mustahil pengetahuan gizinya akan lebih baik. Hanya saja perlu diperhatikan dan dipertimbangkan bahwa faktor tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang diperolehnya. Pengaruh pendidikan seseorang menentukan perbedaan dalam menghadapi masalah. Semakin tinggi pendidikan formal yang pernah ditempuh seseorang maka semakin mudah menyerap informasi informasi baru ( karo karo, 1984 ). Pendidikan formal dapat digolongkan menurut jenjangnya yaitu : a. Pendidikan dasar atau SD b. Pendidikan lanjutan tingkat pertama SLTP c. Pendidikan menengah atau SLTA (IKIP,1989).

F. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan berkaitan erat dengan perilaku manusia, yaitu sebagai bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkunganya, khususnya menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakanya yang berhubungan dengan kesehatan ( Sarwono, 1993 ). Pengetahuan gizi sangat penting dengan didasari pada tiga kenyataan yaitu : (1) Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan, (2) Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi, (3) Ilmu gizi memberikan fakta fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi kesejahteraan gizi ( Suhardjo, 1996). Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk atau kerabat dekat. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai kenyataan tersebut ( Yuwono, 1990). Pengetahuan tentang garam beryodium sangat perlu diberikan kepada masyarakat melalui kegiatan penyuluhan secara rutin oleh petugas kesehatan, karena inilah yang kemudian hari akan meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat akan kegunaan dan keuntungan garam beryodium (Kardjati, 1985 ). Kategori pengetahuan bisa dibagi 3 kelompok yaitu baik, sedang, dan kurang. Cara pengkategorian dilakukan dengan menetapkan cut of point sebagai berikut: Baik >80%, sedang 60-80%, kurang <60%. Reliabilitas yang diharapkan adalah konsistensi antar butir soal pengetahuan, bila butir soal tersebut mengukur dampak pembelajaran yang sama. Validitas ialah kesesuaian antara skor yang diperoleh dalam suatu tes dengan maksud atau tujuan dari tes tersebut (Khomsan, 2001).

G. Kerangka Teori Berdasarkan tinjauan pustaka maka dapat dibuat kerangka teori sebagai berikut: Faktor Predisposisi * Karakteristik masyarakat : - Pendidikan - Kepercayaan - Sikap Faktor Pendukung : * Sarana pelayanan kesehatan * Tersediaanya garam beryodium * Georafis Pengetahuan tentang gaky dan garam beryodium. Faktor Pendorong : * Penyuluhan dan pembinaan dari petugas kesehatan * Tokoh masyarakat Sumber : Notoatmodjo, 2002. GAMBAR 1 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN TENTANG GAKY DAN GARAM BERYODIUM H. Kerangka Konsep Tingkat pendidikan ibu Pengetahuan ibu tentang gaky dan garam beryodium GAMBAR 2 KERANGKA KONSEP HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GAKY DAN GARAM BERYODIUM

I. Hipotesa Ada hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu rumah tangga tentang Gaky dan garam beryodium.