FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU

Transkripsi

1 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU Oleh: Riyanto Martomijoyo FKM Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan yodium yang dibutuhkan tubuh untuk membuat hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan. Berdasarkan hasil pemantauan garam beryodium pada rumah tangga memperlihatkan bahwa dari sampel garam yang diperiksa, kandungan yodium dalam garam ( 30ppm ) masih sangat rendah yaitu sebesar 55%. Dengan demikian, di khawatirkan dapat menimbulkan kecerdasan rendah dan menimbulkan penyakit gondok. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti faktor apakah yang berhubungan dengan penggunaan garam beryodium pada rumah tangga.tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu rumah tangga dengan penggunaan garam beryodium di desa Jatibarang Baru kabupaten Indramayu tahun Metode penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan desain cross sectional. Peneliti mengambil sampelpada ibu rumah tangga sebanyak 96 responden dengan menggunakan Purposive Sampling di desa Jatibarang Baru kecamatan Jatibarang kabupaten Indramayu tahun Pengambilan data yang dilakukan dengan pedoman wawancara pada ibu rumah tangga. Uji statistikdata ordinal mengunakan uji statistik chi-square dengan nilai taraf kepercayaan 90% dengan nilai kemaknaan (alfa) 0,1. Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, maka digunakan spearman correlation (SC). Tekniknya menggunakan kuesioner dengan skor terendah 0 dan tertinggi 1 dan pengolahan data menggunakan program SPSS Lab Komputer Universitas Wiralodra Indramayu dengan versi Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square untukmengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Hasil ini menunjukkan tingkat pendidikan dapat diperoleh nilai yaitu P-Value < nilai α 0,1 yaitu 0,031. Dan hasil kriteria keeratan hubungan dari dua variabel menunjukkan hubungan lemah dengan nilai Spearman Correlation (SC) yaitu 0,220. Dengan nilai RR = 1.481;CI 95% ( ). Sedangkan untuk pengetahan diperoleh nilai nilai P-Value < nilai α 0,1 yaitu 0,002 dan hasil kriteria keeratan hubungan dari dua variabel menunjukkan hubungan cukup kuat dengan nilai Spearman Correlation (SC) yaitu 0,312. Dengan nilai RR = 1.715;CI 95% ( ). Sehingga dari masing-masing variabel hipotesis menyatakan bahwa Ho ditolak yang artinya terdapat hubungan yang bermakna / yang signifikan antara tingkatpendidikan dan pengetahuan ibu rumah tangga dengan penggunaan garam. Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Penggunaan Garam Beryodium PENDAHULUAN Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Adanya pembesaran kelenjar tiroid dapat mengurangi estika individu, pertumbuhan fisik yang terhambat atau kerdil, gangguan motorik berupa kesulitan berdiri dan berjalan secara normal, perkembangan otak dan mental yang terhambat serta penyebab kematian yang tinggi pada bayi.yodium merupakan mineral esensial yang menjadi 71

2 bagian dari struktur kimia hormon tiroid. Hormon tiroid berperan pada berbagai reaksi kimia di dalam proses metabolism tubuh.dalam periode Window of Opportunity yang dimulai dari masa kehamilan, masa menyusui hingga anak berusia 2 tahun. Jika terjadi kekurangan yodium pada saat tersebut dapat menyebabkan kelainan kehamilan dan infertilitas. Pada saat masa kehamilan terjadi gangguan pada perkembangan janin hingga abortus. Pada bayi kretin, kerusakan otak, begitu juga pada anak-anak dapat terjadi hipotiroid, goiter, dan retardasi mental. Pada orang dewasa dapat terjadi penurunan produktivitas, gangguan neurologis, goiter (gondok). Oleh karena itu pengetahuan masyarakat tentang penggunaan dan penyimpanan garam beryodiummerupakan hal yang penting. Kebiasaan di masyarakat yang menambahkan garam pada saat memasak dapat mempengaruhi kadar yodium dalam makanan. Demikian pula halnya penggunaan garam beryodium pada saat menggiling bumbu juga berpengaruh terhadap kadar yodium. Pemantauan kualitas garam harus dilakukan oleh pemerintah karena yodium secara alami tidak terdapat didalam garam, akan tetapi garam beryodium merupakan garam yang ditambahkan kalium iodate dengan kadar tertentu ( > 30 ppm ). Perhatian terhadap kualitas garam beryodium diperlukan karena stabilitas yodium dalam garam dipengaruhi oleh tekstur garam, kelembaban udara, paking yang buruk, cahaya, panas, kondisi basa dan asam. Pada saat ini cakupan garam beryodium di rumah tangga di Indonesia baru mencapai 64,5%. Tujuan penanggulangan GAKY, khususnya dalam program yodisasi garam agar tercapai "Universal Salt Iodization (USI). Garam Yodium untuk semua adalah 90% rumah tangga telah mengkonsumsi garam beryodium dengan kadar >30 ppm. Jumlah desa/kelurahan dengan garam yodium yang memenuhi di Indramayu pada Tahun 2010 baru mencapai 39,8%, sedangkan hasil Riskesdas tahun 2007, secara keseluruhan (perkotaan dan pedesaan) rumah tangga yang mengonsumsi garam mengandung cukup yodium di Indonesia mencapai 62,3%, artinya masih ada rumah tangga yang mengonsumsi garam mengandung yodium kurang sebesar 23,7% dan jauh dibawah sasaran 90%.Pada tahun 2014 Puskesmas Jatibarang melakukan uji garam yodium di 8 desa wilayah kerjanya yaitu : desa Sukalila, desa Pilangsari, desa Pawidean, desa Bulak, desa Bulak Lor, desa Jatibarang, desa Kebulen, dan desajatibarang Baru dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak Dalam pengujian iodine testersebut diambil sampel dari masing-masing desa sebanyak 2 RW dan setiap RW diambil sebanyak 10 KK, sehingga total sampel garam rumah tangga yang diuji adalah 160 sampel. METODE PENELITIAN Jenis penelitian penelitian menggunakan metode analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat yang terjadi diukur dalam waktu yang bersamaanuntuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel.sebagai variabel bebas adalah beberapa faktor di tingkat rumah tangga dan sebagai variabel terikat adalah penggunaan garam. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2014 di desa Jatibarang Baru kabupaten Indramayu. Populasi di dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang berada di desa Jatibarang Baru kabupaten Indramayu. Perhitungan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin didapatkan sebanyak 96 KK. Instrumen penelitian adalah menggunakan daftar pertanyaan berupa kuesioner/angket yang ditanyakan kepada responden untuk mengetahui tingkat pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki ibu rumah tangga dan dilakukan observasi garam yang dikonsumsi melalui pengujian dengan iodina test.data yang telah dikumpulkan dianalisis secara univariate dengan menggunakan distribusi frekwensi, sedangkan analisis bivariat menggunakan uji statistic chi square dengan menggunakan program SPSS versi

3 HASIL PENELITIAN Pada tabel 1, menunjukkan bahwa sebagian besar ibu rumah tangga (54,2 %) di desa Jatibarang Baru mempunyai pendidikan formal masih rendah.berdasarkan tabel 2 dapat diperoleh data bahwa Ibu Rumah Tangga yang berpengetahuan baik tentang penggunaan garam beryodium sebanyak 53 orang (55,2%), sedangkan yang pengetahuan kurang sebanyak 43 orang (44,8 %).Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 96 sampel garam dari rumah tangga yang diuji yang mengandung kadar yodium cukup (> 30 ppm) sebanyak 41 orang (42,7 %), sedangkan yang mengandung kadar yodium tidak cukup (<30 ppm) sebanyak 55 orang (57,3 %). Analisis bivariate : analisis ini dilakukan untuk menguji antara masing-masing variabel meliputi hubungan antara variabel independen (bebas) dengan variabel dependen (terikat). Skala data penelitian yaitu skala ordinal dengan ordinal maka di uji statistiknya Chi- Square. Syarat uji Chi-Square adaah taraf signifikan yang digunakan adalah 90% dengan nilai kemaknaan 0,1. Analisis bivariat : berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa ibu rumah tangga yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi sebanyak 44 orang (45,8 %) yaitu terdiri dari ibu rumah tangga dengan penggunaan garam yang mengandung kadar yodium cukup yaitu lebih dari 30 ppm sebanyak 24 orang (25,0%) dan ibu rumah tangga dengan penggunaan garam yang mengandung kadar yodium tidak cukup yaitu kurang dari 30 ppm sebanyak 20 orang (20,8%). Berdasarkan tabel 5.10 diatas dapat dilihat bahwa ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 53 orang (55,2 %) yaitu terdiri dari ibu rumah tangga dengan penggunaan garam yang mengandung kadar yodium cukup yaitu lebih dari 30 ppm sebanyak 30 orang (31,2%) dan ibu rumah tangga dengan penggunaan garam yang mengandung kadar yodium tidak cukup yaitu kurang dari 30 ppm sebanyak 23 orang (24,0%). Sedangkan ibu rumah tangga yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 43 orang (44,8%), yaitu terdiri dari ibu rumah tangga dengan penggunaan garam yang mengandung kadar yodium cukup sebanyak 11 orang (11,5%) dan ibu rumah tangga dengan penggunaan garam yang mengandung kadar yodium tidak cukup sebanyak 32 orang (33,3%). Untuk mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan penggunaan garam dalam hal uji Chi-Square tes dengan bantuan komputer dapat diperoleh nilai P-Value < nilai α 0,1 yaitu 0,002 sehingga Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan penggunaan garam di desa Jatibarang Baru kecamatan Jatibarang kabupaten Indramayu tahun Dengan uji keeratan atau kekuatan hubungan dari dua variabel yaitu pengetahuan ibu rumah tangga tentang penggunan garam menunjukan hubungan cukup kuat dengan nilai Spearman Correlation (SC) yaitu 0,312. Dengan nilai RR = 1.715;CI 95% ( ) yang artinya ibu rumah tangga yang memiliki pengetahuan kurang tidak akan menggunakan garam beryodium kali lebih besar dari pada ibu yang memiliki pengetahuan baik. Tabel 5.6 Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan ibu rumah tangga di desa Jatibarang Bar Kabupaten Indramayu Tahun 2014 No Pendidikan Frekuensi % 1. Tinggi 44 45,8 2. Rendah 52 54,2 Jumlah Sumber : Hasil Survey Peneltian Tahun

4 Tabel 5.7 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan ibu rumah Tanggatentangpenggunaan garam beryodiumdi desa Jatibarang Baru Kabupaten Indramayu tahun 2014 No Pengetahuan Frekuensi % 1. Baik 53 55,2 2. Kurang 43 44,8 Jumlah Sumber :Hasil Survey Peneltian tahun 2014 Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi berdasarkan penggunaan garam beryodium pada ibu rumah tangga di desa Jatibarang Baru kabupatenindramayu Tahun 2014 No Penggunaan Garam Frekuensi % 1. Cukup 41 42,7 2. Tidak Cukup 55 57,3 Jumlah Sumber : Hasil Survey Peneltian Tahun 2014 Tabel 5.9 Hubungan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan penggunaan garam di desa Jatibarang Baru kabupaten Indramayu Tahun 2014 Penggunaan Garam NO Pendidikan Cukup Tidak TOTAL Cukup N N 1. Tinggi Rendah Jumlah Sumber : Hasil pengolahan SPSS tahun 2 P Value SC RR CI 95% 0,031 0, Tabel 5.10 Hubunganantara pengetahuan ibu rumah tangga tentang penggunaan garam di desa Jatibarang Baru Kabupaten Indramayu Tahun 2014 Penggunaan Garam NO Pengetahuan Tidak TOTAL Cukup Cukup N N 1. Baik Kurang Jumlah Sumber : Hasil Survey Penelitian Tahun 2014 P Value SC RR CI 95% 0,002 0,

5 PEMBAHASAN Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga Berdasarkan hasil penelitian di desa Jatibarang Baru kecamatan Jatibarang kabupaten indramayu tahun Dari 96 ibu rumah tangga yang menjadi responden mengenai tingkat pendidikan yaitu ibu rumah tangga yang berpendidikan tinggi sebanyak 44 orang (45,8%), sedangkan ibu rumah tangga yang berpendidikan rendah sebanyak 52 orang (54,2%).Hal ini menunjukan bahwa ibu rumah tangga terhadap penggunaan garam dengan Tingkat pendidikan rendah sebanyak 58 orang (60,4%). Bahwa Tingkat Pendidikan yang dimiliki oleh seseorang, khususnya dalam penelitian ini yaitu ibu rumah tangga, akan mempengaruhi tingkat pengetahuan yang diperoleh ibu rumah tangga tersebut. Sehingga akan mempengaruhi sikapnya terhadap penggunaan garam. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Berdasarkan hasil penelitian di desa Jatibarang Baru kecamatan Jatibarang kabupaten Indramayu tahun Dari 96 ibu rumah tangga yang menjadi responden mengenai pengetahuan tentang penggunaan garam sebagian besar ibu rumah tangga mempunyai pengetahuan baik yaitu sebanyak 53 orang (55,2% ), sedangkan yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 43 orang ( 44,8 % ). Menurut Notoatmodjo ( 2012 ), pengetahuan adalah sesuatu yang dikemukakan seseorang yang merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, dimana sebagian penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Penggunaan Garam Beryodium pada Ibu Rumah Tangga Berdasarkan hasil penelitian mengena hubungan tingkat pendidikan dengan penggunaan garam dapat dilihat bahwa ibu rumah tangga yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi sebanyak 44 orang (45,8 %) yaitu terdiri dari ibu rumah tangga dengan penggunaan garam yang mengandung kadar yodium cukup yaitu lebih dari 30 ppm sebanyak 24 orang (25,0%) dan ibu rumah tangga dengan penggunaan garam yang mengandung kadar yodium tidak cukup yaitu kurang dari 30 ppm sebanyak 20 orang (20,8%). Sedangkan ibu rumah tangga yang memiliki tingkat pendidikan rendah sebanyak 52 orang (54,2%), yaitu terdiri dari ibu rumah tangga dengan penggunaan garam yang mengandung kadar yodium cukup sebanyak 17 orang (17,7%) dan ibu rumah tangga dengan penggunaan garam yang mengandung kadar yodium tidak cukup sebanyak 35 orang (36,5%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square tes dengan bantuan komputer dapat diperoleh nilai yaitu P-Value < nilai α 0,1 yaitu 0,031 sehingga Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan penggunaan garam di desa Jatibarang Baru kecamatan Jatibarang kabupaten Indramayu tahun 2014.Dengan uji keeratan atau kekuatan hubungan dari dua variabel yaitu tingkat pendidikan ibu rumah tangga dengan penggunan garam menunjukan hubungan lemah dengan nilai Spearman Correlation (SC) yaitu 0,220. Dengan nilai RR = 1.481;CI 95% ( ) yang artinya ibu rumah tangga yang memiliki pendidikan rendah tidak akan menggunakan garam beryodium kali lebih besar dari ibu yang memiliki pendidikan tinggi.hal ini menunjkkan bahwa Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh ibu rumah tangga, akan mempengaruhi pengetahuan yang diperoleh, sehingga akan mempengaruhi sikapnya terhadap penggunaan garam dalam kehidupan sehari-harinya. Yang dimaksudkan agar seseorang mengubah perilaku konsumsi gizi menuju ke perilaku yang leih baik. 75

6 Mereka mungkin paham tentang protein, dan zat gizi lainnya dalam kandungan garam yang diperlukan untuk keseimbangan diit tetapi mereka tidak pernah mengaplikasian pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.pendidikan selain yang dimaksudkan untuk menginformasikan ide baru juga dirancang untuk mengubah perilaku masyarakat. Oleh karena itu sangat penting kiranya untuk menggunakan metode yang tepat dan ilustrasi yang menarik yang sudah mampu membuat seseorang memahami informasi yang disampaikan. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Garam Beryodium pada Rumah Tangga Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengetahuan tentang penggunaan garam pada ibu rumah tangga dapat dilihat bahwa ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 53 orang (55,2 %) yaitu terdiri dari ibu rumah tangga dengan penggunaan garam yang mengandung kadar yodium cukup yaitu lebih dari 30 ppm sebanyak 30 orang (31,2%) dan ibu rumah tangga dengan penggunaan garam yang mengandung kadar yodium tidak cukup yaitu kurang dari 30 ppm sebanyak 23 orang (24,0%). Sedangkan ibu rumah tangga yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 43 orang (44,8%), yaitu terdiri dari ibu rumah tangga dengan penggunaan garam yang mengandung kadar yodium cukup sebanyak 11 orang (11,5%) dan dengan penggunaan garam yang mengandung kadar yodium tidak cukup sebanyak 32 orang (33,3%).Berdasarkan hal uji statistik Chi-Square tes dengan bantuan komputer dapat diperoleh nilai P-Value < nilai α 0,1 yaitu 0,002 sehingga Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga dengan penggunaan garam di desa Jatibarang Baru kecamatan Jatibarang kabupaten Indramayu tahun Dengan uji keeratan atau kekuatan hubungan dari dua variabel yaitu pengetahuan ibu rumah tangga tentang penggunan garam menunjukan hubungan cukup kuat dengan nilai Spearman Correlation (SC) yaitu 0,312. Dengan nilai RR = 1.715;CI 95% ( ) yang artinya ibu rumah tangga yang memiliki pengetahuan kurang tidak akan menggunakan garam beryodium kali lebih besar dari pada ibu yang memiliki pengetahuan baik.dapat dilihat bahwa ada kecenderungan semakin tinggi pengetahuan ibu semakin sadar atau untuk menggunakan garam beryodium pada tingkat rumah tangga. Tingginya tingkat pengetahuan belum dapat sepenuhnya berpengaruh terhadap tingginya penggunaan garam dengan kadar yodium dalam garam yang tersedia dan dikonsumsi pada tingkat rumah tangga. Hal ini di sebabkan kandungan yodium dalam garam yang beredar dipasaran masih rendah walaupun ibu-ibu rumah tangga sudah berusaha untuk membeli garam yang bermerek dan berlabel beryodium. Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya kandungan yodium dalam garam pada tingkat rumah tangga anatara lain adalah penyimpanan yang salah selama di warung/pasar maupun di rumah tangga.menurut Notoatmodjo ( 2012 ), pengetahuan adalah sesuatu yang dikemukakan seseorang yang merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sehingga pengetahuan yang diperoleh ibu rumah tangga akan mempengaruhi dalam penggunaan garam. Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini yakni terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dan pengetahuandengan penggunaan garam beryodium pada rumah tangga. Saran Sedangkan saran dalam penelitian ini yakni :Bagi puskesmas, khususnya petugas gizi, diharapkan melakukan pembinaan terhadap ibu rumah tangga dalam penggunaan garam beryodium, dengan melakukan penyuluhan-penyuluhan untuk memasukkan ilmu tentang manfaat garam iodium dalam penggunaan garam beryodium untuk dikonsumsi sehari-hari dan berguna untuk mencegah gondok juga untuk pekembangan kecerdasan otak melalui kader kesehatan yang akan disampaikan ke masyarakat khususnya ibu rumah tangga. 76

7 DAFTAR PUSTAKA 13 Buku ( ) 77