BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangsangan tersebut dapat menimbulkan suatu perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2003).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangsangan tersebut dapat menimbulkan suatu perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2003)."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perilaku Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak diamati oleh pihak luar. Perilaku diartikan sebagai suatu reaksi manusia terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan dan rangsangan tersebut dapat menimbulkan suatu perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2003). Menurut Blum (dalam Notoatmodjo, 2003) perilaku merupakan yang dominan mempengaruhi kesehatan setelah lingkungan. Perilaku selalu berperan dalam lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, juga sosial budaya Proses Adopsi Perilaku Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: 1. Awarennes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus/objek. Dalam tahap ini seseorang belum memiliki informasi mengenai stimulus yang telah dikondisikan yaitu penggunaan garam beriodium. Untuk itu informasi mengenai penggunaan garam tersebut harus disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media cetak, media elektronik, maupun kondisi interpersonal diantara masyarakat. 2. Interest, dimana orang mulai tertarik kepada stimulus yaitu tentang penggunaan garam beriodium baik tertarik terhadap mutu garam, penyimpanan dan manfaat garam beriodium. 3. Evaluation (menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Dalam tahap ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran calon seseorang pengguna garam beriodium. Seseorang akan mengukur keuntungan yang akan dia dapat jika mengadopsi inovasi tersebut secara personal. Berdasarkan evaluasi dan diskusi dengan orang

2 lain, ia mulai cenderung untuk mengadopsi atau menolak hal-hal yang berhubungan dengan garam beriodium. 4. Trial, dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru. Dalam tahap ini, seseorang membuat keputusan akhir apakah akan mengadopsi perilaku baru tentang penggunaan garam beriodium atau menolak. Namun bukan berarti setelah melakukan pengambilan keputusan ini lantas menutup kemungkinan terhadap perubahan dalam pengadopsian. Dalam tahap ini seseorang mulai menggunakan inovasi sambil mempelajari lebih jauh tentang penggunaan garam beriodium tersebut. 5. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Setelah sesuai keputusan, seseorang kemudian akan mencari pembenaran atas keputusan mereka. Apakah perilaku penggunaan garam tersebut di adopsi atau tidak, seseorang akan mengevaluasi akibat dari keputusan yang telah dibuatnya, tidak menutup kemungkinan seseorang mengubah keputusan yang tadinya menolak penggunaan garam beriodium jadi menerima setelah melakukan evaluasi. Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut diatas. Apabila penerimaan perilaku adopsi melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai dengan konsep yang digunakan oleh para ahli dalam pemahamannya terhadap perilaku. Menurut WHO, perubahan perilaku dikelompokkan menjadi 3 yakni: 1. Perubahan alamiah (Natural Change) Perilaku manusia selalu berubah dimana sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan terhadap

3 penggunaan garam beriodium, maka anggota-anggota masyarakat didalamnya juga akan mengalami perubahan. 2. Perubahan terencana (Planned change) Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncakan sendiri oleh subjek, setelah menimbang-nimbang baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. 3. Kesediaan untuk berubah (Readdiness to change) Apabila terjadi suatu inovasi atau perubahan perilaku di masyarakat tentang penggunaan garam beriodium, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, dan sebagian besar lagi sangat lambat untuk menerima inovasi. Hal ini disebabkan karena pada setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda Strategi Perubahan Perilaku Di dalam program-program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kesehatan, sangat diperlukan usaha-usaha konkrit dan positif. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku tersebut dikelompokkan menjadi 3, yakni: 1. Menggunakan kekuatan/kekuasaan Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran atau masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang diharapkan. Cara ini dapat ditempuh misalnya dengan adanya peraturan-peraturan/perundang-undangan yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat. Cara ini akan menghasilkan perilaku yang cepat, akan tetapi perubahan perilaku tersebut belum tentu berlangsung lama karena perubahan perilaku yang terjadi tidak atau belum didasari oleh kesadaran sendiri. 2. Pemberian informasi Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara penggunaan garam beriodium, cara penyimpanan garam beriodium dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut.

4 3. Diskusi dan partisipasi Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua tersebut diatas dimana didalam memberikan informasi-informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja, tetapi dua arah. Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif menerima informasi, tetapi juga harus ikut berpatisipasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya. Dengan demikian maka pengetahuan-pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku mereka diperoleh secara mantap dan lebih mendalam. Cara ini memakan waktu yang lebih lama dari cara yang kedua dan jauh lebih baik dari cara yang pertama. Diskusi partipasi adalah salah satu cara yang baik dalam rangka memberikan informasi-informasi dan pesan-pesan kesehatan Jenis Perilaku Skiner (1938), yang dikutip Notoadmodjo (2003) membedakan adanya dua respons perilaku yaitu: a. Perilaku yang alami (innate behavior) adalah perilaku yang dibawa sejak organisme dilahirkan, yaitu yang berupa fefleks-refleks atau insting-insting. b. Perilaku operan (operan behavior) adalah perilaku yang dibentuk melalui proses belajar. Sebagian besar perilaku manusia adalah perilaku operan. Perilaku manusia merupakan hasil dan segala macam pengalaman serta interaksi manusia dan lingkungan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan (Sarwono, 1993), sehingga perilaku individu tersebut dapat diukur melalui: a. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Garam Beriodium Pengetahuan merupakan hasil penginderaan seseorang terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

5 Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pendidikan formal dan informal. Selain itu juga dapat diperoleh dengan melihat, mendengar sendiri atau melalui alat-alat komunikasi, mendengar siaran radio dan menyaksikan siaran di televisi maupun melalui penyuluhan kesehatan (Suhardjo, 1989). Pengetahuan ibu serta ketrampilan ibu sangat diperlukan dalam upaya pemilihan garam beriodium yang tepat, cara penggunaannya selama proses pengolahan dan cara penyimpanan garam beriodium. Makin tinggi pengetahuan ibu makin banyak yang dilakukan dalam memenuhi kecukupan iodium yang berguna bagi tubuh. Pengetahuan ibu sangat berpengaruh didalam pelaksanaan dan penerapan dirumah tangganya. Semakin banyak pengetahuan ibu tentang garam beriodium maka dapat diperhitungkan jenis garam yang dipilih untuk dikonsumsinya. Ibu yang tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang garam beriodium tidak melakukan pemilihan garam berdasarkan kandungan iodium, dan tidak memahami cara penggunaan garam beriodium (Sediaoetomo, 2003). Dari hasil penelitian (Setiarini, 2010) menyatakan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga dengan cara penyimpanan dan penggunaan garam beriodium. Pada penelitian tersebut diketahui bahwa sebagian besar ibu rumah tangga masih salah (73,7%) cara menyimpan garam beriodium. Hal tersebut berlaku bagi ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan GAKI tinggi (67,9%) maupun yang rendah (80,9%). Menurut hasil penelitian (Elita, 2009) mengenai cara penggunaan garam beriodium hampir seluruh ibu rumah tangga belum mengetahui dan memahami cara penggunaan garam beriodium yang benar. Mereka menyatakan apabila garam ditambahkan setelah proses memasak maka rasanya tidak meresap. Seperti halnya dari hasil penelitian (Setiarini, 2010) menunjukkan cara penggunaan garam beriodium oleh ibu rumah tangga pada proses pemasakan sebagian besar masih salah. Hal tersebut dikarenakan mereka beralasan bahwa jika garam dihaluskan dengan bumbu maka masakan akan lebih terasa karena garam lebih

6 meresap dibumbu. Kurangnya pengetahuan akan cara penggunaan yang tepat tentunya mempengaruhi kadar iodium yang hilang (Depkes RI, 2009). b. Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Garam Beriodium Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoatmodjo, 2003). Notoatmodjo (2005), mengutip pernyataan Newcorb salah seorang ahli psikologi sosial yang menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sikap yang dimaksud adalah respons ibu rumah tangga terhadap stimuli sosial yang telah dikondisikan yaitu penggunaan garam beriodium. Dari hasil penelitian (Ekawati, 2013) sikap negatif ditunjukkan oleh informan lebih besar dari pada sikap positifnya. Karena sebagian besar ibu rumah tangga menyatakan rasa makanan menjadi pahit setelah ditambahkan garam beriodium. Ada beberapa alasan yang menunjukkan hal tersebut yaitu mereka pernah mencoba menggunakan garam beriodium dan muncul rasa pahit pada makanan sehingga mereka tidak berkeinginan menggunakan kembali garam tersebut. Selain itu adanya pengaruh dari orang sekitar seperti tetangga dan mertua yang menyatakan garam beriodium pahit membuat sikap negatif timbul terhadap garam beriodium pada ibu rumah tangga. Berdasarkan penelitian Ekawati tersebut menunjukkan bahwa sikap yang terbentuk pada diri seseorang terhadap garam beriodium dapat dipengaruhi oleh adanya pengalaman

7 pribadi pernah menggunakan garam beriodium, pengaruh orang sekitar seperti mertua dan tetangga serta kebiasaan menggunakan garam biasa. Hal ini sesuai dengan pendapat (Azwar, 2009) yang menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap diantaranya pengalaman pribadi, kebudayaan dan pengaruh orang lain yang dianggap penting. Dari hasil penelitian Badri (2011) sikap ibu rumah tangga tentang penggunaan garam beriodium 52,78% negatif. Hal tersebut dipengaruhi informasi dan pengetahuan yang kurang. Ibu rumah tangga salah dalam menggunakan garam beriodium yaitu semua digerus bersama bumbu dan setelah garam dimasukkan kedalam sayuran panci terbuka. Ini akan menyebabkan penguapan kandungan iodium tersebut. Seharusnya garam dimasukkan setelah sayuran masak dan setelah dimasukkan sayuran ditutup (Almatsier, 2011). Hasil tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan ibu yang kurang tentang cara penggunaan garam beriodium. c. Tindakan Ibu Rumah Tangga Terhadap Garam Beriodium Tindakan adalah respon nyata dari seseorang terhadap suatu objek. Setelah seseorang mengetahui stimulus kemudian mengadakan penelitian atau pendapat terhadap apa yang diketahui atau yang disikapinya tersebut dalam bentuk tindakan. Praktek individu terhadap suatu objek dipengaruhi oleh persepsi individu tentang kegawatan objek, kerentanan, faktor sosio demografi, pengaruh media massa, anjuran orang lain serta perhitungan untung rugi dari praktek tersebut. 2.2 Garam Garam merupakan salah satu komoditi strategis karena selain merupakan suatu kebutuhan pokok manusia, juga digunakan sebagai bahan baku industri. Untuk kebutuhan garam konsumsi manusia, garam lebih dijadikan sarana fortifikasi zat iodium, menjadi garam konsumsi beriodium dalam rangka penanggulangan GAKI. Garam merupakan salah satu sumber sodium dan klorida dimana kedua unsur tersebut diperlukan untuk metabolisme tubuh. Penggunaan garam secara garis besar dibagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu:

8 -. Garam untuk konsumsi manusia -. Garam untuk pengasinan dan aneka pangan -. Garam untuk industri (Deperindag, 2000). Garam adalah kumpulan senyawa kimia dengan komponen utamanya Natrium Klorida (NaCL) sama saja dengan garam dapur. Proses pembuatan garam di Indonesia pada umumnya dengan cara menguapkan air laut dengan menggunakan sinar matahari atau dengan sumber panas lainnya. Tetapi ada juga yang diperoleh melalui penambangan dari tanah di bekas daerah lautan. Dalam kehidupan manusia sehari-hari kegunaan garam selain memberikan rasa asin pada makanan, juga dipakai sebagai pengawet, misalnya untuk pengawet ikan dan bahan pangan lainnya. Garam juga salah satu komponen dalam pembuatan garam oralit. Garam juga merupakan pembuatan larutan infus 0,9% NaCL yang digunakan sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang akibat dehidrasi. Garam yang telah diiodisasi juga berguna dalam menanggulangi penyakit gondok (Depkes RI, 2005). 2.3 Garam Beriodium Pengertian Garam Beriodium Garam beriodium adalah garam yang sudah ditambahkan iodium yang diproduksi melalui proses iodisasi dan memenuhi standar Nasional Indonesia serta dibutuhkan oleh tubuh untuk membuat hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan. Sedangkan iodium adalah salah satu mineral penting bagi kehidupan manusia yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi otak. Garam beriodium yang digunakan sebagai garam konsumsi harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) antara lain mengandung iodium ppm, serta dikemas dan diberi label (Depkes RI, 2005). Konsumsi garam yang dianjurkan untuk setiap orang sekitar 6 gr atau 1 sendok teh setiap hari. Cara mengkonsumsi garam biasanya digunakan sebagai garam meja dengan penambahan garam beriodium dalam pemasakan. Jenis kemasan dan lama penyimpanan akan

9 berpengaruh terhadap iodium garam. Selama penyimpanan kadar iodium menurun seiring dengan lamanya garam disimpan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kehilangan iodium terbanyak pada garam yang dikemas dengan plastik berwarna bening dan sedikit pada kemasan plastik berwarna gelap. Pengaruh kemasan terhadap penurunan KIO3 membuktikan bahwa sayuran yang dimasak dengan cara dikukus, pembubuhan garam pada saat sayuran matang dan wadah ditutup setelah diberi garam, maka kehilangan iodium akan lebih sedikit (Irawati, 1993) Penyimpanan Garam Beriodium Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap bahan yang diterima agar aman, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin. Penyimpanan bertujuan agar bahan yang tersedia terjamin mutu dan kemasannya. Garam beriodium sebaiknya disimpan di tempat kering dan terhindar dari panas dan sinar matahari (Depkes RI, 2005). Menurut Palupi (2008), garam beriodium perlu disimpan: 1) Di bejana atau wadah tertutup; 2) Tidak kena cahaya; 3) Tidak dekat dengan api, hal ini untuk menghindari penurunan kadar iodium. Berkurangnya kandungan iodium pada garam dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tempat penyimpanan, cara penyimpanan dan lokasi penyimpanan garam. Garam beriodium akan lebih baik bila disimpan didalam wadah yang terbuat dari kaca/keramik/plastik, disimpan secara tertutup dengan lokasi penyimpanannya jauh dari sumber panas/api. Hal ini dimaksudkan agar kandungan iodiumnya tidak berkurang. Hasil survei konsumsi garam iodium tahun 2003 menunjukkan bahwa sebagian besar (76,22%) rumah tangga yang mengkonsumsi garam, menyimpan garamnya secara tertutup. Penyimpanan garam beriodium secara tertutup dimaksudkan agar kandungan iodium yang ada dalam garam tidak berkurang dan menguap. Garam yang disimpan secara tertutup

10 mempunyai persentase yang tinggi kandungan iodiumnya cukup. Sedangkan garam yang disimpan secara terbuka cenderung kadar iodiumnya kurang bahkan tidak ada (BPS, 2003) Bentuk-bentuk Garam Bentuk garam yang beredar dipasaran ada 3 jenis yaitu garam halus, bata/briket dan curai/krosok. Garam halus adalah garam yang kristalnya sangat halus menyerupai gula pasir, dan biasa disebut dengan garam meja. Garam halus mempunyai kualitas terbaik daripada garam briket/bata maupun garam curai/krosok. Garam briket adalah garam garam yang berbentuk bata, garam ini jauh lebih baik kualitasnya daripada garam curai/krosok. Sedangkan garam curai/krosok adalah garam yang kristalnya kasar-kasar. Garam ini mempunyai kualitas yang paling rendah (Depkes, 2001) Cara Menilai Mutu Garam Beriodium Ada beberapa cara untuk mengetahui ada tidaknya yodium pada garam, antara lain : 1. Menilai mutu garam dengan iodina test: a. Siapkan garam yang bertuliskan garam beriodium b. Siapkan cairan uji iodina c. Ambil setengah sendok teh garam yang akan diuji dan letakkan dipiring d. Teteskan cairan iodina sebanyak 2-3 tetes pada garam tersebut e. Tunggu dan perhatikan apakah garamnya berubah warna, kalau garam tetap putih berarti garam tersebut tidak beriodium (0 ppm) f. Bila garam berwarna ungu berarti garam mengandung iodium sesuai persyaratan (30 ppm). 2. Menggunakan Singkong Parut Menggunakan singkong parut. Caranya sebagai berikut : singkong (ubi kayu) segar dikupas, diparut dan diperas tanpa diberi air. Tuang 1 sendok perasan singkong parut kedalam gelas bersih. Tambahkan 4-6 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa. Tambahkan 2 sendok teh cuka biang berkadar 25 %. Aduk sampai rata, dan tunggu beberapa

11 menit. Apabila timbul warna biru keunguan, berarti garam tersebut mengandung yodium. Semakin berwarna pekat, semakin baik mutu garam. Garam yang tidak beryodium tidak akan mengalami perubahan warna setelah diperiksa dengan cairan yodina maupun cairan singkong parut (DepKes RI, 2005). 2.4 Iodium Iodium merupakan salah satu mineral yang essensial sehingga keadaan kekurangan akan mengganggu kesehatan dan pertumbuhan serta perkembangan manusia. Kekurangan pada ibu yang sedang hamil dapat berakibat abortus, lahir mati, kelainan bawaan pada bayi, meningkatkan angka kematian perinatal, melahirkan bayi kretin dan sebagainya. Kekurangan iodium yang diderita oleh anak-anak menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi mental, gangguan perkembangan fisik, sedangkan pada orang dewasa berakibat pembesaran kelenjar gondok, hipotiroid dan gangguan mental. Karena kekurangan iodium tidak saja menyebabkan pembesaran kelenjar gondok melainkan berbagai macam gangguan lain, maka penyakit tersebut dinamakan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) (Sediaoetamo, 2003). 2.5 Sumber Iodium Iodium tersedia secara alami dalam tanah dan air sehingga sebenarnya iodium dapat diperoleh dari tanaman yang tumbuh pada tanah yang kaya akan iodium, akan tetapi bila tanah kehilangan kandungan iodium karena banjir, erosi maupun kerusakan lainnya maka tanaman yang tumbuh disana juga akan kekurangan iodium. Dengan demikian manusia dan hewan yang tinggal didaerah kekurangan iodium dan hanya mengkonsumsi hasil buminya, juga akan mengalami kekurangan iodium. Menurut Djokomoeljanto (2009), sumber iodium antara lain: a. Air tanah, tergantung sumber air berasal dari batuan tertentu (kadar paling tinggi apabila air ini bersumber dari igneous rock).

12 b. Plankton, ganggang laut dan organisme laut lain berkadar iodium tinggi sebab organisme ini mengkonsentrasikan iodium dari lingkungan sekitarnya. c. Sumber bahan organik yang berada dalam oksidan, desinfektan, yodosfor, zat warna makanan dan vitamin yang beredar dipasaran menambah iodium juga. d. Ikat laut, cumi-cumi yang dikeringkan mengandung banyak iodium. 2.6 Fungsi Iodium Iodium adalah salah satu mineral penting bagi kehidupan manusia yang bersama-sama dengan protein membuat hormon Tyroid yang diproduksi oleh kelenjar gondok. Hormon tyroid yang terdiri tiroxin dan tri ioditiroxina berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada manusia. Protein dan iodium dapat berasal dari makanan dan air minum yang diabrsorbsi melalui usus dan masuk ke aliran darah dan seterusnya menuju kelenjar gondok. 2.7 Kebutuhan Iodium Kebutuhan iodium bervariasi menurut umur dan kondisi-kondisi tertentu. Kebutuhan anak-anak berbeda dengan kebutuhan orang dewasa akan iodium perharinya. Keadaan fisiologis tertentu dari tubuh seperti misalnya pada wanita dan ibu menyusui, jumlah kebutuhan tubuh akan zat iodium akan berbeda. Tabel 2.2 Angka Kecukupan Iodium sehari yang dianjurkan berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2004) Golongan umur AKI*(mg) Golongan umur AKI*(mg) 0-6 bulan 90 Wanita: 7-11 bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun 150 Pria : tahun tahun tahun tahun tahun 150 Hamil: tahun tahun 150 Menyusui : tahun bulan tahun bulan +50 *Angka Kecukupan Gizi

13 Sumber: Prinsip Dasar Ilmu Gizi (Almatsier, 2009). 2.8 Defisiensi Iodium Pengertian tentang defisiensi iodium saat ini tidak terbatas pada gondok dan kretinisme saja, tetapi defisiensi iodium berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia secara luas, meliputi tumbuh kembang, termasuk perkembangan otak (Almatsier, 2001). Beberapa akibat defisiensi iodium, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Pembesaran Kelenjar Tiroid Tiap-tiap pembesaran kelenjar disebut stroma. Stroma ada yang bersifat toksin dan toksik. Apabila pembesarannya cukup besar dapat menyebabkan gangguan mekanis dan apabila menekan trakhea akan terdesak kesamping sehingga kemungkinan menyebabkan kesukaran bernafas. Apabila menekan esophagus akan menyebabkan sukarnya proses menelan makanan (Budiyanto, 2002). b. Kretin Kekurangan iodium juga dapat menyebabkan kesehatan yang lain yakni Cretinisma. Kretinisma adalah suatu kondisi penderita dengan tinggi badan dibawah normal (cebol). Kondisi ini disertai berbagai tingkat keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan, dari hambatan ringan sampai dengan sangat berat. Ekspresi muka orang kretin ini memberikan kesan orang bodoh karena tingkat kecerdasannya sangat rendah. Pada umumnya orang kretin ini dilahirkan dari ibu yang sewaktu hamil kekurangan iodium. Kretin juga ditandai dengan gangguan mental, gangguan perkembangan saraf otak, gangguan pendengaran, cara berjalan, berbicara, dan sebagainya dan dapat disertai atau tidak disertai hipotiroidi. Yang penting untuk didasari adalah bahwa kretin adalah satu kelainan yang irreversible (menetap), sehingga merupakan beban bagi masyarakat pada umumnya (Djokomoeljanto, 2006). c. Kesehatan Ibu dan Anak Pada manusia, defisiensi iodium dapat meningkatkan abortus spontan, stillbirth dan kematian neonatal, kelainan kongenital, dan kelainan kardiosvaskular serta susunan saraf.

14 Hasil penelitian pada ibu yang hipotiroidi selama hamil diobati dan tidak diobati menunjukkan perbedaan yang bermakna dalam hal kelahiran anak normal, kejadian abortus dan kelahiran prematur (Budiyanto, 2002). 2.9 Penggunaan Garam Beriodium Nurachman dan Sarwono (2003) dalam tulisannya pada kompas 29 april 2003, Iodium dengan simbol kimia I adalah elemen non logam penting yang diperlukan tubuh dalam jumlah renik secara terus-menerus. Kekurangan iodium, khususnya pada anak-anak, sangat mengganggu pertumbuhan dan tingkat kecerdasan. Iodium di alam tidak pernah ditemukan sebagai elemen tunggal, tetapi ia tersimpan didalam senyawa, misalnya garam kalium periodat (KIO). Dalam keadaan kering, garam ini sangat stabil sehingga bisa berumur lebih dari lima puluh tahun tanpa mengalami kerusakan. Itu sebabnya mengapa garam KIO dipakai sebagai suplemen untuk program iodisasi garam (garam beriodium). Garam beriodium mengandung 0,0025 persen berat KIO (artinya dalam 100 gram total berat garam terkandung 2,5 mg KIO). Berikut ini dipaparkan cara sederhana untuk menghitung berapa banyak KIO yang dikonsumsi seseorang. Andaikan seorang ibu rumah tangga dalam sehari memasak 1 panci sup (kapasitas dua liter) dengan menggunakan dua sendok garam beriodium (misalnya dengan berat 20 gram), dan tiap-tiap anggota keluarga pada hari tersebut melalap dua mangkok (volume total kuah 100 ml). Maka, berat total garam KIO yang dikonsumsi tiap-tiap anggota keluarga itu dalam sehari (dengan asumsi tidak makan garam melalui makanan lainnya) adalah 0, gram atau 2,5 mikrogram (dari 0,0025% x 20 gram x 100ml/200ml). Jumlah garam yang sangat kecil, namun sangat diperlukan. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah semua 2,5 mikrogram KIO tersebut masuk kedalam tubuh. Kalau tiap-tiap keluarga memiliki kebiasaan menaburkan garam

15 ketika hidangan telah berada di atas meja makan (tidak pada saat memasak), maka jawabannya benar. Kenyataannya tidak demikian, karena hampir semua ibu rumah tangga selalu mencampurkan garam beriodium saat memproses makanan. Kalau hal ini dilakukan, maka kemungkinan besar iodium yang jumlahnya sangat kecil ini telah lenyap sebagai gas selama memasak. Secara kmiawi, fenomena tersebut dijelaskan dari proses reduksi KIO. Reaksi reduksi ini sebenarnya berlangsung sangat lambat. Namun, laju reaksi bisa dipercepat jutaan kali lipat dengan bantuan senyawa antioksidan, keasaman larutan dan panas. Seperti kita ketahui bahwa semua bahan makanan organik (hewan ataupun tanaman) selalu memiliki antioksidan dan proses memasak selalu menggunakan panas serta terkadang ada asamnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan garam beriodium menjadi sia-sia. Percobaan sederhana untuk membuktikan lenyapnya iodium adalah dengan mencampurkan garam beriodium dengan antioksidan (bisa berupa tumbuhan cabai atau bawang) dan asam cuka, yang kemudian direbus. Iodium yang lepas bisa diamati dari larutan kanji sebagai indikator. Bila berubah menjadi biru, pertanda iodium telah lepas sebagai gas Permasalahan/ Hambatan Garam Beriodium 1. Masih beredarnya garam tidak beriodium dipasaran Selain dari PT. Garam terdapat lebih kurang 250 perusahaan swasta yang memproduksi garam beriodium yang tersebar di seluruh Indonesia dengan total kapasitas ± ton/tahun (3 kg/kapita), maka kebutuhan tersebut dapat dipenuhi seluruhnya, namun kenyataannya masih banyak beredar garam tidak beriodium sebagai garam konsumsi. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan garam yang tidak beriodium yang jauh lebih murah dibandingkan dengan harga garam beriodium sehingga menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan memberi dampak tidak optimalnya produksi garam beriodium. Selain itu pengawasan kualitas bahan baku (garam rakyat) karena lokasi yang tersebar dan sistem

16 perdagangan bebas seringkali menyebabkan garam rakyat digunakan sebagai garam konsumsi tanpa melalui proses pencucian dan iodisasi (Komite Nasional Garam, 1997). 2. Masih Rendahnya Kualitas Garam Beriodium Dari hasil pengujian mutu ditingkat produksi yang dilaksanakan Kandep Perindustrian pada 250 produsen garam beriodium diseluruh Indonesia menunjukkan bahwa rata-rata kandungan KIO3 yang memenuhi syarat (>30ppm) adalah 56%, sedangkan hasil uji laboratorium terhadap garam beriodium yang dilakukan oleh Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Departemen Kesehatan di seluruh Indonesia diperoleh hasil garam beriodium yang memenuhi syarat hanya 25%. Berdasarkan survei Biro Pusat Statistik (BPS) dalam SUSENAS tahun 1995, kadar iodium dalam garam dapur di rumah tangga yang memenuhi syarat adalah 58%. Rendahnya kualitas garam beriodium antara lain disebabkan karena peralatan iodisasi yang digunakan khususnya pada produsen garam beriodium berskala kecil masih rendah, sehingga kandungan iodium didalam garam tidak stabil dan tidak homogen. Sistem penyimpanan dan kemasan yang tidak memenuhi syarat juga merupakan penyebab penurunan kandungan KIO3 (Komite Nasional Garam, 1997) Strategi Untuk Meningkatkan Rumah Tangga dalam Penggunaan Garam Beriodium Depkes RI, 2001, mengatakan bahwa hal-hal yang dilakukan dalam rangka meningkatkan rumah tangga mengkonsumsi garam beriodium antara lain adalah : menyediakan garam beriodium yang memenuhi Standar Nasional Industri (SNI)> 30 ppm KIO3, dilakukan pengawasan mutu garam ditingkat produsen, mengadakan pemantauan garam beriodium ditingkat distribusi dan pasar, melakukan pemantauan konsumsi garam beriodium di tingkat rumah tangga dan tingkat masyarakat, juga digalakkan promosi untuk meningkatkan kebutuhan konsumsi garam.

17 2.12 Masalah Perilaku Ibu Rumah Tangga Terhadap Penggunaan Garam Beriodium Salah satu masalah dalam penggunaan garam beriodium adalah kurangnya pengetahuan ibu-ibu rumah tangga mengenai garam beriodium, selain itu sikap dan tindakan ibu juga belum tepat dalam hal memilih jenis dan mutu garam yang baik, masih banyak ibuibu rumah tangga yang lebih memilih garam murah, adanya pendapat-pendapat seperti : yang penting makanannya sudah terasa asin. Dalam hal penyimpanan garam banyak ibu-ibu yang lupa menutup wadah garam setelah pemakaian garam, penempatan garam masih banyak yang menyimpan dekat perapian dengan alasan mudah dijangkau. Pada pemakaian garam banyak ibu yang tidak tahu kapan saatnya harus membubuhi garam, banyak para ibu yang tidak memperhatikan seperti membubuhi garam saat teringat saja. Hal tersebut akan membuat rusaknya atau hilangnya kandungan iodium pada garam yang akhirnya berakibat berkurangnya konsumsi garam beriodium. Selain itu banyak juga ibu-ibu rumah tangga yang belum mempunyai keterampilan dalam hal menguji garam yang mengandung iodium. Penelitian-penelitian yang mendukung mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang GAKI dilakukan oleh Depkes RI pada tahun 1994, bekerja sama dengan UNICEF dan Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi IPB dapat digunakan untuk menyusun suatu strategi dalam penggunaan garam beriodium, temuan hasil studi tersebut adalah: - Gangguan akibat kekurangan iodium, seperti gondok dapat dicegah dengan menggunakan garam beriodium tetapi kebiasaan masyarakat setempat dalam menggunakan garam tidak mendukung pernyataan tersebut, karena lebih banyak garam tak beriodium dikonsumsi daripada garam yang beriodium. - Istilah setempat untuk menyebut kreti, cacat bawaan dan keguguran berbeda untuk setiap lokasi studi. Begitu juga gangguan fisik dan non fisik yang mereka utarakan sebagai akibatnya. Mereka tidak menyadari bahwa gangguan fisik dan non fisik tersebut ada hubungannya dengan faktor kekurangan odium.

18 - Sekolah sebagai sarana pendidikan dimana generasi penerus harapan bangsa berpacu menuju prestasi dan cita-cita yang didambakan tidak pernah diberi bekal tentang iodium, guru sebagai pendidik dan penyampai informasi belum sepenuhnya dan seefektif mungkin menyampaikan tentang garam beriodium. Dampak tidak adekuatnya penggunaan garam beriodium dirumah tangga antara lain terjadinya pembesaran kelenjar gondok, gangguan pertumbuhan fisik dan mental. Para ibu rumah tangga diharapkan dapat berperilaku yang benar dalam hal penggunaan garam beriodium, untuk itu perlu memperhatikan upaya-upaya sebagai berikut (Depkes RI, 2001): 1. Setiap rumah tangga mengkonsumsi garam beriodium 2. Tutup kembali wadah garam beriodium dengan rapat sesudah pengambilan 3. Dalam proses memasak, gunakan garam beriodium pada tahap akhir yaitu setelah makanan sudah matang 4. Membeli dan menggunakan garam beriodium yang memenuhi syarat 5. Letakkan garam beriodium ditempat yang sejuk, jauhkan dari panas api dan hindari sinar matahari langsung 6. Gunakan sendok yang kering untuk mengambil garam 2.13 Kerangka Konsep Pada penelitian ini melihat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam penggunaan garam beriodium di tingkat rumah tangga di Desa Bangun I Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi dengan melakukan pengamatan terhadap faktor input (umur, pendidikan, pekerjaan) rumah tangga dan beberapa faktor lain yang mempengaruhinya yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dalam penggunaan garam beriodium.

19 Gambar dari konsep rencana penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada kerangka konsep berikut, (Singarimbun, 1989): Karakteristik ibu: - Umur - Pendidikan - Pekerjaan Perilaku ibu rumah tangga dalam penggunaan garam beriodium Pengetahuan Sikap Tindakan Gambar 1 : Kerangka Konsep Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gaky Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Yodium Yodium ditemui dalam bentuk inorganik (yodida) dan organik dalam jaringan tubuh. Yodium adalah penting untuk reproduksi system disamping untuk produksi hormon tiroid yaitu

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya iodium dalam tubuh manusia untuk metabolisme sudah dikenal sejak

Lebih terperinci

MODUL PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM UNTUK ANAK SD

MODUL PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM UNTUK ANAK SD MODUL PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM UNTUK ANAK SD Oleh Arsad Rahim Ali Staf Dinas Kesehatan Kab. Polewali Mandar Sulawesi Barat Modul Pembelajaran Penggunaan Garam Beryodium untuk Anak SD 1 Tiap 100 anak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Yodium Kalium Iodat atau KIO3 adalah serbuk berwarna putih dan tidak berbau serta mempunyai berat molekul 214,00. kalium iodat mudah larut dalam air dan berfungsi mengatur keseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis

BAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.

Lebih terperinci

ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN

ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN Korry Novitriani dan Dina Sucianawati Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmlaya Juli 2014 ABSTRAK Iodium merupakan zat gizi essensial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses metabolisme di dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium

BAB I PENDAHULUAN. proses metabolisme di dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yodium merupakan zat mineral mikro yang harus tersedia didalam tubuh yang berfungsi untuk pembentukan hormon tiroid dan berguna untuk proses metabolisme di dalam tubuh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan perlu dikaji secara kompleks. Salah satu masalah kesehatan yang saat ini menjadi perbincangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada umumnya yang perlu diperhatikan yaitu status kesehatan terutama masalah gizi, faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral digolongkan dalam mineral makro dan mikro.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia, yaitu sekumpulan gejala yang ditimbulkan akibat tubuh mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam Beryodium Garam beryodium adalah suatu inovasi yang ditawarkan kepada konsumen atau setiap keluarga untuk mencegah kekurangan yodium sebagai upaya jangka panjang (Depkes

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1

Lebih terperinci

( ) ( Dinik Listyowati )

( ) ( Dinik Listyowati ) Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya sudah mendapatkan informasi, penjelasan, dan telah memahami mengenai penelitian dengan judul Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Perilaku Wanita Pasangan

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes GIZI DAUR HIDUP Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id Pengantar United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan yang serius mengingat dampaknya yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hormon thyroxin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktivitas hormon ini,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hormon thyroxin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktivitas hormon ini, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Iodium Iodium merupakan zat gizi essensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon thyroxin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktivitas hormon ini,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Yodium Yodium ditemui dalam bentuk inorganik (yodida) dan organik dalam jaringan tubuh. Yodium adalah penting untuk reproduksi system disamping untuk produksi hormon tiroid yaitu

Lebih terperinci

MENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP)

MENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP) MENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP) APA MANFAAT YODIUM? Indonesia merupakan salah satu negara

Lebih terperinci

Apa yang dimaksud dengan Yodium?

Apa yang dimaksud dengan Yodium? UPAYA MENINGKATKAN KONSUMSI GARAM BERYODIUM DI PROVINSI BALI MELALUI KEBIJAKAN BERWAWASAN KESEHATAN : SURAT EDARAN GUBERNUR BALI NOMOR : 440/2541/KESMAS.DISKES, TANGGAL 16 FEBRUARI 2015 TENTANG PENINGKATAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI TINGKAT MASYARAKAT

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI TINGKAT MASYARAKAT PEDOMAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI TINGKAT MASYARAKAT PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Defisiensi yodium menyebabkan produksi hormon tiroid (tiroksin, trioditironin) oleh kelenjar tiroid berkurang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam Beriodium 2.1.1 Pengertian Garam Beriodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah difortifikasi (ditambah) dengan iodium. Iodium ditambahkan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tetrajodotyronin (T4) yang terakhir disebut juga tiroksin (Sediaoetama,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tetrajodotyronin (T4) yang terakhir disebut juga tiroksin (Sediaoetama, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Yodium merupakan zat yang esensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas hormon ini,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia 1. Definisi Anemia Menurut WHO, anemia gizi besi didefinisikan suatu keadaan dimana kadar Hb dalam darah hemotokrit atau jumlah eritrosit lebih rendah dari normal sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melimpah. Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan jalur pergerakan

I. PENDAHULUAN. melimpah. Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan jalur pergerakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan jalur pergerakan lempeng tektonik dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Garam Beriodium Garam beriodium adalah garam yang telah ditambah dengan iodium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kecerdasan setiap manusia. Kapantow dkk. (2013)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan pendamping air susu ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi disamping air susu ibu, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mulai umur

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PEREDARAN GARAM NON YODIUM DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam 2.1.1 Pengertian Garam Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Klorida

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN MASALAH GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN MASALAH GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN MASALAH GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang,

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN GARAM KONSUMSI BERIODIUM

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN GARAM KONSUMSI BERIODIUM WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN GARAM KONSUMSI BERIODIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU Oleh: Riyanto Martomijoyo FKM Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK

Lebih terperinci

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG 12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG Makanlah Aneka Ragam Makanan Kecuali bayi diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya Triguna makanan; - zat tenaga; beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PRODUKSI, PEREDARAN GARAM DAN PENANGGULANGAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PRODUKSI, PEREDARAN GARAM DAN PENANGGULANGAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PRODUKSI, PEREDARAN GARAM DAN PENANGGULANGAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa yodium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu dari 4 masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Konsekuensi dari kekurangan yodium disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan. masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan. masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius. Berdasarkan data world health

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN PEREDARAN GARAM DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan. menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005 ).

BAB I PENDAHULUAN. wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan. menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005 ). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Pra-Sekolah Anak pra-sekolah / anak TK adalah golongan umur yang mudah terpengaruh penyakit. Pertumbuhan dan perkembangan anak pra-sekolah dipengaruhi keturunan dan faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk di Indonesia. Faktor yang ditimbulkan akibat kurang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang termasuk di Indonesia. Faktor yang ditimbulkan akibat kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rendahnya status gizi masyarakat masih banyak dialami oleh beberapa negara berkembang termasuk di Indonesia. Faktor yang ditimbulkan akibat kurang gizi dapat dicegah

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebesar ppm dalam bentuk KIO 3 hal ini dikaitkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebesar ppm dalam bentuk KIO 3 hal ini dikaitkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Garam Beryodium. 1. Pengertian Garam Beryodium. Garam beryodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah difortifikasi ( ditambah ) dengan yodium. Di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu biji (Psidium guajava) memiliki rasa yang enak dan segar serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga kecantikan manusia. Buah jambu biji telah lama

Lebih terperinci

Gizi Masyarakat. Rizqie Auliana

Gizi Masyarakat. Rizqie Auliana Gizi Masyarakat Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id 1 Permasalahan gizi yang dihadapi oleh Indonesia seakan tidak pernah mau berakhir dan semakin diperparah oleh terjadinya krisis ekonomi tahun 1996.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) 1. Pengertian Gangguan akibat kurang Yodium (GAKY) adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Kekurangan unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Yodium Fungsi Yodium Proses Metabolisme Yodium

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Yodium Fungsi Yodium Proses Metabolisme Yodium 5 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Yodium Yodium terdapat di tanah dan di laut dalam bentuk iodida. Tahun 1811 yodium ditemukan dalam ganggang laut oleh Bernard Courtois. Iodida berasal dari kata iode yang

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA 94 KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA Nomor Responden : Nama Responden (Inisial)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu Sejak lahir makanan pokok bayi adalah Air Susu Ibu. Air Susu Ibu merupakan makanan paling lengkap, karena mengandung zat pati, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KALIUM IODAT DALAM GARAM DAPUR YANG BEREDAR DI PASAR KOTA BITUNG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KALIUM IODAT DALAM GARAM DAPUR YANG BEREDAR DI PASAR KOTA BITUNG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KALIUM IODAT DALAM GARAM DAPUR YANG BEREDAR DI PASAR KOTA BITUNG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS Anggelia Nelisa Kapantow, Fatimawali, Adithya Yudistira Program Studi Farmasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Oktariana, 2009). Mutalazimah (2009) menambahkan bahwa GAKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Oktariana, 2009). Mutalazimah (2009) menambahkan bahwa GAKI merupakan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium merupakan salah satu masalah gizi masyarakat di Indonesia. GAKI adalah gejala yang terjadi pada tubuh manusia akibat kurangnya unsur iodium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius, mengingat selain luasnya cakupan penduduk yang menderita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan Pendamping Air Susu Ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi di samping air susu ibu kecuali air putih, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti MODUL 6 SELAI RUMPUT LAUT Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah selai rumput laut dengan baik dan benar. Indikator Keberhasilan: Mutu selai rumput laut yang

Lebih terperinci

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Perilaku 2.1.1 Pengertian Perilaku menurut Skinner (1938) seorang ahli psikologi adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si Pendahuluan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) khususnya IPA yang makin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh yang memiliki dua bentuk yaitu padat dan cair. Pangan merupakan istilah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya. Suatu

Lebih terperinci

TELUR ASIN PENDAHULUAN

TELUR ASIN PENDAHULUAN TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi

Lebih terperinci

MANISAN KERING BENGKUANG

MANISAN KERING BENGKUANG MANISAN KERING BENGKUANG 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

Lebih terperinci

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) I ndonesia merupakan salah satu negara produsen pisang yang penting di dunia, dengan beberapa daerah sentra produksi terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan N TB. Daerah-daerah ini beriklim hangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak seluruh dunia, yang menyebabkan 1 miliyar kejadian sakit dan 3-5 juta kematian setiap

Lebih terperinci

GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA BANGUN I KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2014

GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA BANGUN I KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2014 1 GAMBARAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM DI DESA BANGUN I KECAMATAN PARBULUAN KABUPATEN DAIRI TAHUN 2014 Martha V Sihombing 1, Albiner Siagian 2, Etti Sudaryati 3 1 Program

Lebih terperinci

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/M-IND/PER/11/2005 TENTANG PENGOLAHAN,

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/M-IND/PER/11/2005 TENTANG PENGOLAHAN, MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/M-IND/PER/11/2005 TENTANG PENGOLAHAN, PENGEMASAN DAN PELABELAN GARAM BERIODIUM MENTERI PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa salah satu tujuan pengaturan, pembinaan dan pengawasan pangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Bangsa Indonesia sekarang ini lebih diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan dan produktifitas kerja. Salah satu upaya yang memiliki dampak positif terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanakan berbagai upaya kesehatan termasuk pengawasan kualitas air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Lebih terperinci

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (tiga) Kesehatan Bidang Gizi

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (tiga) Kesehatan Bidang Gizi 1 PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SEBELUM DAN SESUDAH DI BERI PENYULUHAN TENTANG GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY) DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 SELO, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastolik

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: 1. bahwa salah satu tujuan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Saus Cabai Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang diperoleh dari bahan utama cabai (Capsicum sp) yang matang dan baik, dengan atau tanpa penambahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalui panca indra yaitu indra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang sehat merupakan kebahagian bagi kehidupan manusia. Hal ini memang menjadi tujuan pokok dalam kehidupan. Soal kesehatan ditentukan oleh makanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Paparan Asap Rokok Asap rokok mengandung sekitar 4.000 zat kimia seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), asam sianida (HCN), amonia (NH4OH), acrolein, acetilen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010-2015 dilakukan pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa. Pemerintah memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak negara di dunia termasuk Indonesia. Kekurangan vitamin A (KVA) merupakan salah satu masalah gizi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di

BAB 1 PENDAHULUAN. masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Departemen Kesehatan (2000) menyebutkan bahwa masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di antaranya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak dan relatif murah harganya. Daging ayam mengandung 22 persen protein dan 74 persen air dalam 100 gram

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK

MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK Dr Darwin Pangaribuan Dosen Universitas Lampung Bahan presentasi Seminar Perawat dan Guru Balai Keratun 6 Juni 2010 Disamping itu kekurangan gizi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2006 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 14 TAHUN 2003

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, which are part of human diet. Artinya adalah

Lebih terperinci