OPTIMASI WAKTU PERENDAMAN DAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT PADA PROSES PRODUKSI TEPUNG SUKUN

dokumen-dokumen yang mirip
Pengolahan Ubi Jalar ( Ipomoea batatas L) Dengan Sistem Kering Untuk Meningkatkan Komoditas Pangan Lokal

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk indonesia setiap tahun menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil singkong. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

ANALISIS SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK BUAH MANGGA (Mangifera indica L.) PRODUK OLAHAN VACUUM FRYING

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

PENGARUH WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP KANDUNGAN KADAR AIR DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK UBI CILEMBU

DIVERSIFIKASI PANGAN DARI TEPUNG SUKUN UNTUK MENGURANGI KONSUMSI TEPUNG TERIGU DI KEPULAUAN SERIBU, PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tepung-tepungan lokal atau non terigu saat ini telah menjadi

PENGARUH LAMA PENGGORENGAN TERHADAP KADAR VITAMIN C DAN DAYA TERIMA KERIPIK PEPAYA YANG DIGORENG MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL DAN VAKUM

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEPUNG DARI BUAH SUKUN. (Artocarpus altilis)

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman sukun tumbuh tersebar merata di seluruh daerah di Indonesia,

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mie Berbahan Dasar Gembili

Pemanfaatan Limbah Pelepah Pisang di Meteseh sebagai Bahan Baku pembuatan kertas dengan Proses Soda menggunakan Alat Digester

I. PENDAHULUAN. alternatif (Suryana dan Purwoto, 1996). dan serat. Bentuk buah sukun padat dan sering disebut sebagai Bread fruit.

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan sebagian kecil masyarakat (Chasanah dkk., 2013).

Jurnal Abdimas Mahakam Online ISSN : Juni 2017, Vol.1 No. 2

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN PERLAKUAN NATRIUM METABISULFIT TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA TEPUNG LABU KUNING

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

ARTIKEL ILMIAH TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA BOLU KUKUS YANG DIFORMULASI SEBAGIAN DENGAN TEPUNG SUKUN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Salah satu komoditas pangan yang patut dipertimbangkan untuk dikembangkan

ABSTRAK PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN OLAHAN KRIPIK DAN KUE DONAT DI DESA BATU MERAH KOTA AMBON

I. PENDAHULUAN. kenyataan menunjukkan bahwa terigu lebih bersifat adaptif dibandingkan pangan

UJI COBA ALAT PENGGORENGAN VAKUM UNTUK MEMBUAT KERIPIK LOBAK (Raphanus sativus) DENGAN VARIABLE SUHU, WAKTU, DAN PERENDAMAN AIR GARAM

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. hewani. Selain sebagai komoditi ekspor, ikan juga banyak dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

BAB II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN. gembili, sagu, kimpul, gadung dan sebagainya (Muhandri, 2015)

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Dari sekian

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN MIE BERBAHAN DASAR GEMBILI

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan

TUGAS AKHIR SRI NUR AENY L0C009090

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman

PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

IbM PENGUSAHA KERIPIK SINGKONG RUMAH TANGGA

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PENGARUH VARIASI SUBSTITUSI TEPUNG SUKUN

BAB I PENDAHULUAN. masih bertumpu pada beras. Meskipun di beberapa daerah sebagian kecil penduduk

ESTABLISHMENT OF QUALITY ATTRIBUTES STANDARD OF RAMBAK CRACKER

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

PENGARUH LAMA PEREBUSAN DAN LAMA PENYANGRAIAN DENGAN KUALI TANAH LIAT TERHADAP MUTU KERIPIK BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr)

Perbedaan Karakteristik Kimia dan Sensoris Keripik Simulasi dengan Bahan Dasar Tepung Jagung-Ubikayu

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

PEMBUATAN KERIPIK PEPAYA MENGGUNAKAN METODE PENGGORENGAN VACUUM DENGAN VARIABEL SUHU DAN WAKTU

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

Pengaruh Suhu Pengeringan Dan Konsentrasi Natrium Metabisulfit (Na 2 S 2 O 5 ) Terhadap Sifat Fisik-Kimia Tepung Biji Durian (Durio zibethinus)

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007 BPS mencatat rata-rata konsumsi ubi jalar orang Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. (APTINDO, 2013) konsumsi tepung terigu nasional meningkat 7% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang terbentang di sepanjang garis

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di negara berkembang. Asia Tenggara memiliki prevalensi KVA

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

I. PENDAHULUAN. berbagai usaha untuk meningkatkan produksi gula selain gula tebu karena gula tebu

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

PENGARUH LAMA PERENDAMAN DENGAN SUHU AWAL 80 O C TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK FLAKE KACANG HIJAU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

KADAR KARBOHIDRAT DAN KUALITAS TEPUNG BIJI GAYAM PADA LAMA PERENDAMAN DAN METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang mudah dimasak

ABSTRAK PERBANDINGAN NILAI GIZI KOMPOSIT TEPUNG SUKUN DAN TEPUNG AMPAS TAHU DENGAN VARIASI MASSA SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU

BAB I PENDAHULUAN. Ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap konsumsi tepung. terigu cukup tinggi. Berbagai produk pangan yang diolah menggunakan

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH PROPORSI TAPIOKA DAN TEPUNG BERAS MERAH TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK KERUPUK BERAS MERAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. KEP disebabkan karena defisiensi zat gizi makro. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah kesehatan global yang prevalensinya terus

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

KAJIAN PERAN BAHAN PEMUTIH NATRIUM PIROPOSPHATE (Na 2 H 2 P 2 O 7 ) TERHADAP PROSES PEMBUATAN TEPUNG UBI JALAR. Tjatoer Welasih 1) dan Nur Hapsari1 )

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang,

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

PENGARUH WAKTU PERENDAMAN, PENAMBAHAN SODA KUE, SUHU PEREBUSAN, DAN WAKTU PEREBUSAN PADA PEMBUATAN SUSU BIJI KECIPIR

22 ZIRAA AH, Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman ISSN

Transkripsi:

METANA, Vol. 10 No. 02, DESEMBER 2014, Hal. 33-37 OPTIMASI WAKTU PERENDAMAN DAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT PADA PROSES PRODUKSI TEPUNG SUKUN Heny Kusumayanti, Laila Faizah, R TD. Wisnu Broto PSD III Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro henykusuma_yanti@yahoo.co.id, lailafaizahachmad@gmail.com, vieshnoe@gmail.com Abstract The breadfruit plants were included in the tribe Moraceae produce breadfruit. Breadfruit can be used and consumed by the public into processed foods for a snack, can be in the form of fried breadfruit, boiled breadfruit, gethuk breadfruit. To overcome the breadfruit harvest time, and to extend the shelf life of breadfruit, breadfruit then can be made into other processed food products, including breadfruit can be processed into flour breadfruit. Breadfruit flour can be made using raw materials made breadfruit chips of a certain size, then the chips is soaked with a solution of natrium metabisulphite with various concentrations and soaking time varies. In immersion chip by using solution of natrium metabisulphite 0,8 % yield breadfruit flour carbohydrate 25.87% with a soaking time 55 minutes. Key Words: breadfruit, breadfruit flour Abstrak Tanaman sukun yang termasuk dalam suku Moraceae menghasilkan buah sukun. Buah sukun dapat dimanfaatkan serta dikonsumsi masyarakat menjadi makanan olahan untuk camilan, bisa dalam bentuk sukun goreng, sukun rebus, gethuk sukun. Untuk mengatasi waktu panen raya sukun, dan untuk memperpanjang umur simpan buah sukun, maka buah sukun bisa dibuat menjadi produk olahan pangan yang lain, diantaranya buah sukun tersebut dapat diolah menjadi tepung sukun. Tepung sukun dapat dibuat dengan menggunakan bahan baku buah sukun yang dibuat chip dengan ukuran tertentu, selanjutnya chip tersebut direndam dengan menggunakan larutan natrium metabisulfit dengan berbagai konsentrasi dan waktu perendaman yang bervariasi. Pada perendaman chip dengan menggunakan larutan natrium metabisulfit 0,8 % menghasilkan tepung sukun dengan kadar 25,87 % dengan waktu perendaman 55 menit. Key Words : buah sukun, tepung sukun PENDAHULUAN Tanaman sukun menghasilkan buah yang kita sebut buah sukun. Buah sukun biasanya dikonsumsi masyarakat sebagai makanan olahan untuk camilan, seperti sukun goreng, sukun rebus, kolak sukun, gethuk sukun, keripik sukun. Apabila musim panen tiba, buah sukun menjadi melimpah, umur simpan buah sukun juga tidak tahan lama dan harga buah sukun menjadi murah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan pengolahan buah sukun menjadi tepung sukun. Tepung sukun biasa dibuat oleh petani di Cilacap dengan cara memarut, menjemur, dan kemudian menggilingnya (Sutardi dan Daramadji 1990). Tepung sukun lebih tahan disimpan, mudah dicampur (dibuat komposit), diperkaya zat gizi (difortifikasi), dibentuk, dan lebih cepat dimasak sesuai keinginan, kehidupan modern yang serba praktis, maka tepung merupakan salah satu bentuk alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan (Winarno, 2000). Dalam memilih buah sukun, tingkat ketuaan buah sukun juga sangat berperan pada warna tepung sukun yang dihasilkan. Dari buah sukun yang muda yang akan dibuat tepung, menghasilkan tepung sukun berwarna putih kecoklatan. 33

OPTIMASI WAKTU PERENDAMAN DAN... Dimana semakin tua buah sukun (sampai tingkat ketuaan optimum) semakin putih warna tepungnya. Adapun buah sukun yang baik untuk diolah menjadi tepung sukun adalah buah sukun mengkal yang dipanen 10 hari sebelum tingkat ketuaan optimum (Widowati, et.al. 2001 ). Penyimpanan buah sukun dalam waktu yang lama ( lebih dari 7 hari) akan menyebabkan buah sukun menjadi matang mempunyai tekstur lembek. Untuk mencegahnya perlu adanya suatu usaha untuk pemutusan rantai metabolisme sukun antara lain dengan cara mengolah buah sukun dengan cara merebus, menggoreng buah buah sukun bisa juga dengan mengeringkannya menjadi gaplek sukun, tepung sukun, pati sukun ( Suprapti.L.M, 2002). Penggunaan tepung terigu mulai meningkat, hal ini membuat banyak alternatif yang diupayakan untuk bisa mengurangi pemakaian terigu. Dimana tepung sukun merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk melakukan substitusi atau penggantian terhadap tepung terigu (Astuti, T.Y.I, dkk 2013). METODOLOGI Metodologi penelitian yang dilakukan yaitu : pemetikan buah sukun yang tepat kemasakannya, buah sukun tersebut disortir, kemudian dikupas, diiris tipis-tipis dibuat chip, dicuci dibawah air yang (Heny Kusumayanti, dkk) mengalir, ditiriskan, dilakukan Rancangan percobaan pada konsentrasi larutan natrium metabisulfit tetap dimulai dari 0,4 % - 0,8%. Run t(menit) Kadar Karbohidrat (%) 1 15 a1 2 25 a2 3 35 a3 4 45 a4 5 55 a5 Pada run 1 dilakukan perendaman chip buah sukun selama 15 menit dengan menggunakan larutan natrium metabisulfit 0,4% didapat kadar = a1. Percobaan diulangi pada run 2 sampai run 5 dengan waktu perendaman 25 menit sampai 55 menit (interval 10 menit) didapat kadar (a2 a5). Percobaan di atas (run 1 - run 5) diulang untuk perendaman dengan interval waktu yang sama tetapi dengan konsentrasi larutan natrium metabisulfit dari 0,5 0,8 %. Hasil percobaan dianalisa secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan waktu perendaman dengan menggunakan natrium metabisulfit pada konsentrasi tetap 0,4 % berpengaruh pada kenaikan kadar nya. Kadar naik dari 21,72 % menjadi 22,25 % pada waktu perendaman 15 55 menit. Gambar 1. Pengaruh waktu perendaman kadar natrium metabisulfit 0,4% terhadap kadar 34

METANA, Vol. 10 No. 02, DESEMBER 2014, Hal. 33-37 Selanjutnya dilakukan penelitian dengan meningkatkan kadar natrium meta bisulfit dari 0,4 % menjadi 0,5 % dengan waktu perendaman yang sama yaitu 15 menit sampai 55 menit. Hasil pengamatan dari grafik juga menunjukkan peningkatan kadar dari 22,53 % menjadi 23,15 % pada waktu perendaman 15 menit sampai 55 menit. Gambar 2. Pengaruh waktu perendaman kadar natrium metabisulfit 0,5% terhadap kadar Selanjutnya dilakukan penelitian lanjutan dengan meningkatkan kadar natrium meta bisulfit dari 0,5 % menjadi 0,6 % dengan waktu perendaman yang sama yaitu 15 menit sampai 55 menit. Hasil pengamatan dari grafik juga menunjukkan peningkatan kadar dari 23,43 % menjadi 24,12 % pada waktu perendaman 15 menit sampai 55 menit Gambar 3. Pengaruh waktu perendaman kadar natrium metabisulfit 0,6% terhadap kadar 35

OPTIMASI WAKTU PERENDAMAN DAN... Penelitian dilanjutkan dengan meningkatkan kadar natrium meta bisulfit dari 0,6 % menjadi 0,7 % dengan waktu perendaman yang sama yaitu 15 menit sampai 55 menit. (Heny Kusumayanti, dkk) Hasil pengamatan dari grafik juga menunjukkan peningkatan kadar dari 24,27 % menjadi 24,71 % pada waktu perendaman 15 menit sampai 55 menit Gambar 4. Pengaruh waktu perendaman kadar natrium metabisulfit 0,7% terhadap kadar Penelitian dilanjutkan dengan meningkatkan kadar natrium meta bisulfit dari 0,7 % menjadi 0,8 % dengan waktu perendaman yang sama yaitu 15 menit sampai 55 menit. Hasil pengamatan dari grafik juga menunjukkan peningkatan kadar dari 25,15 % menjadi 25,87 % pada waktu perendaman 15 menit sampai 55 menit. Pada pembuatan tepung sukun secara fisis yang dilakukan Ferawati (2014) dihasilkan tepung sukun dengan kadar 48,11 %, pada penelitian kami dihasilkan tepung sukun dengan kadar 25,87 %. Gambar 5. Pengaruh waktu perendaman kadar natrium metabisulfit 0,8% terhadap kadar 36

METANA, Vol. 10 No. 02, DESEMBER 2014, Hal. 33-37 KESIMPULAN Hasil penelitian optimasi waktu perendaman dan konsentrasi natrium metabisulfit pada proses produksi tepung sukun dapat disimpulkan sebagai berikut : tepung sukun dibuat menggunakan bahan baku buah sukun dibuat chip dengan ukuran tertentu, selanjutnya chip tersebut direndam dengan menggunakan larutan metabisulfit 0,8 % menghasilkan tepung sukun dengan kadar 25,87 % dengan waktu perendaman 55 menit. DAFTAR PUSTAKA Astuti, T.Y.I, dkk 2013. Substitusi Tepung Sukun Dalam Pembuatan Non Flaky Crackers Bayam Hijau. Ferawati, 2014. Pembuatan Tepung Dari Buah Sukun ( Artocarpus altilis), Universitas Sebelas Maret. Suprapti. L.M. 2002, Tepung Sukun, Pembuatan dan Pemanfaatannya, Teknologi Tepat Guna. Penerbit Kanisius Yogyakarta. Sutardi dan P. Darmadji.1990. Produksi tepung sukun dengan berbagai kondisi pengeringan. Laporan DPP. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta Widowati, S, N. Richana, Suarni, P. Raharto, IGP. Sarasutha. 2001. Studi Potensi dan Peningkatan Daya guna Sumber Pangan Lokal Untuk Penganekaragaman pangan di Sulawesi Selatan. Lap. Hasil Penelitian. Pusat Litbang Tanaman, Bogor Winarno, F.G. 2000. Potensi dan Peran tepung-tepungan bagi Industri Pangan dan Program Perbaikan Gizi. Makalah pada Sem Nas Interaktif Penganekaragaman 37 Makanan untuk Memantapkan Ketersediaan Pangan UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih Penulis ucapkan kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ditlitabmas Dikti Kemendikbud Bantuan Operasional Perguruan Tinggi (BOPTN) Tahun Anggaran 2014, melalui daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Diponegoro Nomor DIPA : 023.04.2.189185, tanggal 05 Desember 2013 yang telah memberi bantuan dana untuk penelitian ini