Pengantar Psikologi Konsep Manusia. Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. proses pematangan dan belajar (Wong, 1995) fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada.

SPESIALISASI UTAMA DALAM PSIKOLOGI

Perkembangan Manusia

Dimulai saat konsepsi (pembuahan) yg terjadi secara alamiah sel. reprod. pria (spermatozoa) ± 280 hari sebelum lahir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor

Perkembangan Individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB II LANDASAN TEORI

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Segala sesuatu di muka bumi ini diciptakan Allah secara berpasangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Perkawinan merupakan salah satu titik permulaan dari misteri

CARL GUSTAV JUNG (PSIKOANALITIK)

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd

2016 ISU FEMINITAS DAN MASKULINITAS DALAM ORIENTASI PERAN GENDER SISWA MINORITAS

KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF GENDER. By : Basyariah L, SST, MKes

BAB III. Perbedaan individual

KEMANDIRIAN REMAJA AKHIR PUTERI PASCA KEMATIAN AYAH

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah

Perkembangan Sepanjang Hayat

1. PENDAHULUAN. (Wawancara dengan Bapak BR, 3 Maret 2008)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik komunikasi interpersonal orang tua tunggal dalam mendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

MASA PRANATAL. Siti Rohmah Nurhayati

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada anak-anak sedini mungkin agar tidak menghambat tugas-tugas perkembangan anak

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

(e) Uang saku rata-rata perbulan kurang dari Rp ,- (64,8%) dan sisanya (35,3%) lebih dari Rp per bulan.

Dasar-Dasar Perilaku Manusia O L E H M U N A E R A W A T I, S. P S I, M. S I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan segi biologis, sosiologis dan teologis.

Individu sebagai satu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mental yang terjadi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Transisi ini melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penjabaran teori-teori, konsep-konsep, serta hasil-hasil, penelitian yang terkait mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu.

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. biasanya disebabkan oleh usia yang semakin menua (Arking dalam Berk, 2011). Dari masa

Psikologi Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa keberadaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. laku spesifik yang bekerja secara individu dan bersama sama untuk mengasuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan kesempatan untuk pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial tetapi juga

CHAPTER II REVIEW OF RELATED LITERATURE. pada penulisan skripsi ini. Teori yang ada pada bab ini adalah teori teori yang

MAKALAH Pemikiran Alder dan Jung. Mata Kuliah : Sejarah Aliran Psikologi Dosen Pengampu : Dewi Khurun Aini, M. A

SELF & GENDER. Diana Septi Purnama.

KESEHATAN REPRODUKSI. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

erotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar 1.2. Mendeskripsikan tahapan perkembangan manusia

Berdasarkan susunan selaput embrionya kembar identik dibedakan menjadi 3 yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

Perkembangan Sepanjang Hayat

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi.

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Waria merupakan salah satu jenis manusia yang belum jelas gendernya.

MATA KULIAH: PSIKOLOGI DAN BUDAYA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Petumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan dan Hewan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

Pengembangan Agresi o Sejak usia prasekolah beberapa anak menunjukkan tingkat abnormalitas yang tinggi terhadap permusuhan atau perlawanan. o Anak mel

SEKSUALITAS. endang parwieningrum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB BKKBN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

Laki-laki yang berdasarkan Alkitab. (1 Korintus 16:13) Rasul Paulus menuliskan kata-kata ini kepada jemaat di Korintus:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Remaja. Menurut Havighurst (dalam Syaodih : 161) mengatakan bahwa:

Latar belakang C.G. Jung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Konsep Dasar Gender PERTEMUAN 4 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

Transkripsi:

Pengantar Psikologi Konsep Manusia Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

Manusia Pendapat para filsuf sejak sebelum Sokrates sampai zaman sarjana psikologi modern saat ini, menyatakan bahwa manusia selain merupakan makhluk biologis yang sama dengan makhlud hidup lainnya adalah juga makhluk yang mempunyai sifat-sifat tersendiri yang khas. Oleh karena itu, dalam mempelajari manusia kita harus mempunyai sudut pandangan yang khusus pula.

Definisi Mengenai Manusia E. Cassier : Manusia adalah makhluk simbolis Plato : Manusiia harus dipelajari bukan dalam kehidupan pribadinya, tetapi dalam kehidupan sosial dan kehidupan politisnya. Filsafat Eksistensialisme : Manusia adalah eksistensi. Manusia tidak hanya ada atau berada di dunia ini, tetapi ia secara aktif mengada. Manusia tidak semata-mata tunduk pada kodratnya dan secara pasif menerima keadaannya, tetapi ia selalu secara sadar dan aktif menjadikan dirinya sesuatu.

Manusia sebagai Makhluk Hidup Ikatan Biologis Bertentangan dengan eksistensinya, manusia adalah makhluk biologis yang sampai pada batas-batas tertentu terikat pada kodrat alam. Manusia membutuhkan udara untuk bernapas serta makanan dan minuman untuk bertahan hidup. Untuk melanjutkan keturunannya manusia memerlukan pula hubungan seksual. Susunan saraf, susunan tulang dan otot, peredaran darah, denyut jantung, bekerjanya kelenjar, dan sebagainya, semuanya sudah diatur secara tertentu dan tidak dapat lagi diubah.

Sistem Energi yang Dinamis Sebagai makhluk hidup, manusia selalu membutuhkan energi untuk mempertahankan hidupnya, untuk mengembangkan keturunan, untuk tumbuh, dan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.

Pakar-pakar Psikologi yang mementingkan Faktor energi Sigmund Freud Energi untuk mendorong libido seksual. Carl Gustav Jung Energi sebagai penggerak libido non seksual Kurt Lewin Energi bergerak dari satu region kognitif ke region kognitif lainnya Abraham Maslow Energi dari kebutuhan fisiologik diperlukan untuk mendorong tumbuhnya kebutuhan yang lebih tinggi

Pertumbuhan yang mengikut pola tertentu. Pertumbuhan manusia sejak dalam kandungan sudah ditentukan polanya, dan tiap-tiap sel tubuh berkembang sesuai dengan jalur perkembangannya masing-masing. Semua mengarah pada satu tujuan untuk menjadi makhluk manusia dengan organ tubuh yang tersusun harmonis.

Perkembangan Menjadi Makhluk Manusia Ketika sel telur dari perempuan dibuahi oleh sperma dari lelaki menghasilkan satu sel baru yang dinamakan zigot (Feldman, 2003;Oswari, 1997). Memasuki minggu ketiga hingga minggu kedelapan disebut masa embrio. Adapun pada masa ini dimulai proses pembentukan organ tubuh. Ketika embrio berusia delapan minggu atau awal minggu kesembilan maka ia disebut sebagai fetus (Turner dan Helms, 1995). Usia kesiapan lahir secara prematur adalah ketika fetus berusia 24 minggu. Secara fisik fetus memiliki berat 1,5 kg dan panjang sekitar 40 cm. (Spence dan DesCaper, 1982 dalam feldman 2003). Akhirnya, setelah hidup di rahim selama 38-40 minggu, sang bayi lahir. Rata-rata berat 3.500 gram dengan panjang berkisar 48-51 cm (Chandra, 2005, Feldman, 2003).

Pengaruh Proses Pematangan Terhadap Perilaku Perilaku manusia tidak dapat dilepaskan dari proses pematangan (maturity) organ-organ tubuh. Seorang bayi misalnya belum dapat duduk atau berjalan kalau organ-organ tubuhnya (tulang punggung, kaki, leher, dan sebagainya) belum cukup kuat.

Ciri Perilaku Manusia yang Membedakan dari hewan Kepekaan Sosial Manusia bukan saja merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang harus hidup dengan sesamanya dan selalu membutuhkan kerjasama dengan sesamanya, manusia mempunyai kepekaan sosial. Kepekaan sosial berarti kemampuan untuk menyesuaikan perilaku dengan harapan dan pandangan orang lain. Kelangsungan Perilaku Perilaku atau perbuatan manusia tidak terjadi secara sporadis, tetapi selalu ada kelangsungan (kontinuitas) antara satu perbuatan dengan perbuatan berikutnya. Orientasi pada Tugas Setiap perilaku manusia selalu mengarah pada suatu tugas tertentu. Hal ini tampak jelas pada perbuatan-perbuatan seperti belajar atau bekerja, tetapi hal ini juga terdapat perilaku pada perilaku lain yang tampaknya tidak ada tujuannya. Usaha dan Perjuangan Uaaha dan perjuangan merupakan bentuk dari usaha manusia untuk memperjuangankan sesuatu. Yang diperjuangkan adalah sesuatu yang ditentukannya sendiri dan dipilihnya sendiri.

Setiap Individu Manusia adalah Unik. Unik berarti berbeda dari yang lainnya. Jadi, setiap manusia selalu mempunyai ciri-ciri dan sifat-sifat tersendiri yang membedakannya dari manusia-manusia lainnya. Karena pengalaman-pengalaman masa lalu dan aspirasi-aspirasinya untuk masa yang akan datang menentukan perilaku seseorang di masa kini.

Perkembangan Manusia Perkembangan Manusia Dua hal yang membedakan dalam mempelajari perkembangan manusia : Pematangan Proses pertumbuhan yang menyangkut penyempurnaan fungsi-fungsi tubuh secara alamiah sehingga mengakibatkan perubahan-perubahan dalam perilaku, terlepas dari ada atau tidak adanya proses belajar. Perubahan-perubahan perilaku karena proses pematangan ini dapat dieprhitungkan dan diperkirakan sejak semula.

Belajar Mengubah atau memperbaiki perilaku melalui latihan, pengalaman atau kontak dengan lingkungan (fisik dan sosial) yang disebabkan melalui latihan dan pengalaman serta relatif tidak berubah (Quinn, 1995;Feldman,2003,2008). Dalam proses belajar ada tiga hal utama yang harus dipahami, yakni (Feldman,2003) ; 1. Belajar adalah perubahan tingkah laku (yang buruk atau benar) 2. Melalui seperangkat latihan dan pengalaman 3. Relatif permanen, tidak hanya muncul sesaat.

Masa Kanak-kanak Menurut penganut Psikoanalisis, pengaruh pengalaman masa kanak-kanak kadang tidak dirasakan atau disadari oleh orang yang bersangkutan, karena semua itu disimpan di dalam alam bawah sadarnya, tetapi dapat timbul dalam bentuk perilaku-perilaku yang aneh, yang lain daripada perilaku normal dan yang tidak dimengerti oleh pelakunya sendiri.

Masa Negativistik pertama Usia dua atau tiga tahun, seorang anak mulai melihat kemampuan-kemampuan tertentu pada dirinya. Sikap terhadap orang tua mulai berubah. Di satu pihak dia masih membutuhkan orang tua, di lain pihak rasa ke akuannya mulai tumbuh dan ingin mengikuti kehendaknya sendiri.

Masa Negativistik Kedua Timbul pada usia lima atau enam tahu, pada saat anak mulai mengenal lingkungan yang lebih luas (sekolah, anak tetangga, dan lain-lain). Pendapat orang tuanya sekarang bukanlah satu-satunya pendapat yang harus dituruti karena ia mulai mendengar pendapat orang lain (guru, kawan-kawan, dsb). Masa ini ditandai dengan tempertantrum, yaitu perilaku mengamuk, menangis, menjerit, merusak, menyerang, dan menyakiti diri sendiri apabila kehendaknya tidak terpenuhi.

Masa Negativistik Ketiga (pada masa remaja) Anak dalam perkembangan kepribadiannya membutuhkan seorang tokoh identifikasi. Identifikasi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan seorang lain. Pada anak, biasanya tokoh yang ingin disamai (tokoh identifikasi) biasanya ayah atau ibu. Dalam proses ini anak mengambil alih (biasanya dengan tidak disadari oleh anak itu sendiri) perilaku, kebiasaan, sikap, norma, dan nilai dari tokoh identifikasi.

Ada beberapa ciri kepribadian yang dapat timbul pada diri seorang anak karena ada pengaruh memengaruhi antar saudara Bertanggung jawab (sering terdapat pada anak sulung) Mudah bergaul (bisa menyenangkan orang lain, pada anak kedua ) Manja (pada anak bungsu) Aktif dalam kegiatan sosial (pada anak dari keluarga besar) Teliti (hati-hati dan mudah menangkap sesuatu yang baru juda dari kel bsr) Isolasi (hanya mau mengurus diri sendir pada anak dari keluarga yang terlalu besar sehingga tidak cukup perhatian) Tidak bertanggung jawab (juga pada keluarga yang terlalu besar) Sakit-sakitan (usaha anak untuk menarik perhatian orang tua karena orang tua terlalu memikirkan saudara lainnya)

Masa Remaja: Proses Pendewasaan Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan saja kesukaran bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orang tuanya, masyarakat, bahkan negara. Karena masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Pada masa ini seringkali individu yang bersangkutan dihadapkan pada situasi yang membingungkan di satu pihak ia masih anakanak, tetapi di lain pihak sudah bertingkah laku dewasa. Tak jarang pada masa ini perilaku aneh sering nampak dan berpotensi kenakalan.

Menghadapi remaja, orang tua secara bijaksana harus sedikit demi sedikit melepaskan kontrolnya, agar anak tersebut benar-benar dapat berdiri sendiri kalau dewasa. Orang tua yang mau mempertahankan otoritasnya meskipun anak sudah dewasa, akan menghadapi kenyataan anak tersebut selamanya akan tetap tergantung pada orang tuanya.

Masa Dewasa Memasuki masa dewasa, seorang manusia harus mempersiapkan diri untuk dapat hidup dan membentuk/menghidupi keluarganya. Ia juga harus bekerja untuk mencari nafkah dan membina karirnya. Di Indonesia, diindektikan kalau pria itu harus siapa menafkahi dengan dan wanita itu menjadi ibu rumah tangga. Bila Wanita atau Pria pada masa ini belum menikah akan akan mendapat justifikasi dari lingkungan sosial mulai dari perawan tua dsbnya.

Margaret Mead melakukan penelitian di Papua New Guinea (1935 dan 1939) menemukan bahwa ada masyarakat yang berbeda dari konstruksi berpikir mengenai posisi pria dan wanita. : 1. Suku Arapesh; lelaki dan perempuan berfungsi sama dengan ciri perilaku yang kewanitaan (lemah, lembut, pasif, resesif, dan tidak mengenal perang). 2. Suku Mundugumor; lelaki dan perempuan juga berfungsi sama dengan ciri perilaku yang kejantanan, kasar, agresif, dan seterusnya. 3. Suku Tchambult; fungsi lelaki dan perempuan berbeda, tetapi merupakan kebalikan daripada kebudayaan kita. Perempuannnya lebih agresif dan mereka yang mengatur pekerjaan sehari-hari. Lelakinya lebih pasif, emosional dan tugasnya menjaga anak-anak dirumah.

Sandra Bem (1974), menyebutkan secara psikologis ada empat jenis kelamin (gender), yaitu; A. Maskulin (yang biasa terdapat pada laki-laki: tegas, rasional, cepat membuat keputusan, dll). B. Feminin (yang biasa terdapat perempuan; lemah lembut, emosional, lebih pasif). C. Androgin (pria atau perempuan yang mempunyai sifat maskulin maupun feminin yang sama kuat) D. Tak tergolongkan (dalam tes gender menunjukkan skor maskulin dan feminin yang sama rendah).

Masa Tua Masa tua terjadi perubahan yang mudah terlihat yakni perubahan fisik. Kemampuan indra-indra sensoris menurun, waktu reaksi dan stamina menurun (Digiovanna, 1994 dalam Feldman, 2003;Osward, 1997). Problem utama orang tua adalah rasa kesepian dan kesendirian. Mereka sudah biasa melewatkan hari-harinya dengan kesibukan pekerjaan yang sekaligus sebagai pegangan hidup dan dapat memberi rasa aman dan harga diri. Pada saat pensiun, ia kehilangan kesibukan, sekaligus merasa mulai tidak diperlukan lagi. Bersamaan dengan itu anak-anak sudah tinggal sendiri sehingga semangat mulai menurun dan mudah terhinggapi penyakit serta kemunduran mental.

Beberapa cara untuk menghindari penghentian kegiatan secara mendadak: 1. Memberikan masa bebas tugas sebelum pensiun 2. Memberi pekerjaan yang lebih ringan sebelum pensiun (misal dijadikan penasihat, dewan komisioner, dll) 3. Mencari pekerjaan lain dalam masa pensiun 4. Melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kegemaran (hobby) dalam pensiun tersebut.