BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan. kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/Sk/II/2004 tentang. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing. Kewajiban lainnya adalah melakukan administrasi. medis yang tertib yaitu dengan sistem dan prosedur yang efisien dan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 128/MENKES/SK/II/2004 sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat dituntut untuk melayani dengan cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. supervisi dinas kesehatan kabupaten atau kota. Puskesmas mempunyai tugas

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang ada di Indonesia mulai banyak. mengalami perkembangan dari segi macamnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dalam kemandirian daerah adalah dengan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya. penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Hospital Association dalam Rustiyanto (2010),

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat pembangunan kesejahteraan, pusat pembinaan peran serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB 3 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di suatu wilayah kesehatan. Sebagai unit pelaksana teknis. Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus. berbagai perubahan. Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi

Sistem Informasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Kepala Puskesmas A. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik.

I. PENDAHULAN. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

BAB III OBYEK LAPORAN KKL. 3.1 Gambaran Umum Puskesmas Cimahi Utara Keadaan Geografis Puskesmas Cimahi Utara

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

PROPOSAL KEGIATAN MINI PROJECT PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) Program Internship Dokter Indonesia. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

BAB 3 ANALISIS BASIS DATA YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan pentingnya kesehatan. rumah sakit sebagai suatu organisasi melalui tenaga medis

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI,

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

PROFIL UPT PUSKESMAS SEMIN I

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. IV.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif

PEMERINTAH KABUPATEN SANGGAU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS ENTIKONG KEPALA PUSKESMAS ENTIKONG,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pada pembangunan desentralisasi yang membutuhkan kemandirian. daerah. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dalam

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Gambaran umum tempat penelitian dan batas wilayah kerja UPT Puskesmas

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Dalam

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk. memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI,1997). Setiap pelayanan kesehatan yang dikelola swasta maupun pemerintah wajib memberikan laporan baik kepada departemen kesehatan maupun dinas kesehatan provinsi dan kabupaten atau kota. Sistem pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh puskesmas disebut sebagai Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). Tujuan umum dari SP2TP adalah didapatkannya data dari hasil kegiatan puskesmas, dan data yang berkaitan serta dilaporkannya data tersebut kepada jenjang administrasi diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala, dan teratur guna menunjang pengolahan upaya kesehatan masyarakat (Depkes RI, 1997). Salah satu laporan yang termasuk dalam SP2TP yaitu Laporan Bulanan 1 (LB1). Laporan Bulanan 1 (LB1) adalah laporan bulanan data kesakitan yang berisi distribusi kasus penyakit menurut kelompok umur serta kasus baru ataupun kasus lama. Dengan adanya data dan informasi yang diperoleh dari laporan bulanan LB1 ini, maka dinas kesehatan dapat melakukan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan program untuk mengupayakan suatu pemecahan maupun tindak lanjut. 1

LB1 sangat penting sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam upaya penanganan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. Data dan informasi di dalam laporan tersebut dapat bernilai apabila dilaporkan secara tepat waktu ke dinas kesehatan sehingga dinas kesehatan akan mengambil keputusan secara tepat waktu pula. Selain itu, data dan informasi di dalamnya harus dapat dipertanggungjawabkan keakuratannya karena keputusan yang tepat waktu tidak akan berguna apabila keputusan yang diambil tersebut tidak sesuai untuk menangani masalah kesehatan yang sebenarnya terjadi pada saat itu juga. Menurut Huffman (1994), mutu data harus dievaluasi secara teratur karena informasi hanya berguna apabila data yang digunakan dalam pelaporan akurat. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan November di Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, penulis mendapatkan informasi bahwa proses pelaporan laporan bulanan data kesakitan (LB1) masih mengalami keterlambatan yaitu pada bulan Juli s.d. September tahun 2013. Peneliti juga melakukan studi pendahuluan pada bulan Desember 2013 di Puskesmas Mlati I yang mendapatkan informasi bahwa proses pelaporan laporan bulanan data kesakitan (LB1) memang masih sering terlambat. Berdasarkan halhal yang telah dipaparkan di atas maka peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan faktor-faktor yang menghambat proses pelaksanaan pelaporan Puskesmas Mlati I dalam pembuatan laporan LB1. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah yang dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah apa penyebab 2

keterlambatan pelaporan laporan bulanan data kesakitan (LB1) di Puskesmas Mlati I Sleman? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab keterlambatan proses pelaporan laporan bulanan data kesakitan (LB1) di Puskesmas Mlati I Sleman 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui proses pelaporan laporan bulanan data kesakitan (LB1) di Puskesmas Mlati I Sleman. b. Mengetahui faktor penyebab keterlambatan pelaporan laporan bulanan data kesakitan (LB1) di Puskesmas Mlati I Sleman. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis a. Bagi Puskesmas Sebagai bahan evaluasi serta untuk pertimbangan dalam pelaksanaan laporan bulanan data kesakitan (LB1). b. Bagi Peneliti Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku perkuliahan serta menambah wawasan dan pengalaman yang berharga secara langsung yang bermanfaat dalam upaya pengembangan pengetahuan di bidang rekam medis. 3

2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Dapat memberikan masukan pengetahuan ataupun materi yang berguna sebagai bahan pembelajaran bagi pendidikan mahasiswa D- 3 Rekam Medis dan sebagai bahan perbandingan antara teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan gambaran atau penerapan dilapangan. Permasalahan yang ada di lapangan bisa dijadikan untuk contoh kasus pada perkuliahan agar mahasiswa menjadi lebih paham. b. Bagi Peneliti Lain Sebagai acuan dalam mengembangkan materi serta berhubungan untuk kelanjutan penelitian yang relevan. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan pengetahuan peneliti, ada penelitian yang hampir merip dengan penelitian tentang Faktor Penyebab Keterlambatan Pelaporan Bulanan Data Kesakitan (LB1) di Puskesmas Mlati I Sleman, yaitu: 1. Apriliana (2010), Faktor-faktor penyebab keterlambatan pelapora morbiditas pasien rawat inap (RL2a) tahun 2009 di RSJ Prof Dr.Soeroyo Magelang Penelitian Apriliana menggunakan metode penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian Apriliana bertujuan mengetahui bagaimana ketepatan pengiriman laporan morbiditas rawat inap (RL2a) dan apa faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaporan morbiditas pasien rawat inap (RL2a) di RSJ Prof Dr.Soeroyo Magelang. 4

Hasil dari penelitian Apriliana yaitu menunjukkan bahwa pengiriman laporan morbiditas pasien rawat inap (RL2a) tahun 2009 tidak tepat karena mengalami keterlambatan di periode I, dan di periode II sampai IV tidak dikirim. Keterlambatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu pertama dilihat dari sumber daya manusia yang meliputi, dokter terkadang mengkode tidak sesuai dengan ICD dan tulisan dokter sulit untuk dibaca; perawat sering terlambat dalam pengembalian berkas rekam medis dari bangsal; dan masih kurangnya petugas coding di bagian rawat inap. Yang kedua dilihat dari sarana, sarana yang bermasalah yaitu pada komputer, dan printer yang sering rusak. Sedangkan tidak dikirimnya laporan pada periode II sampai IV disebabkan oleh bagian rekam medis terlambat mengirim data ke petugas pengiriman laporan (PPL). Persamaan dengan peneliti ini adalah sama-sama menggunakan metode penelitian deskritif kualitatif. Perbedaan penelitian Apriliana bertujuan untuk mengetahui bagaimana ketepatan pengiriman laporan morbiditas rawat inap (RL2a) dan apa faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaporan morbiditas pasien rawat inap (RL2a) di RSJ Prof Dr.Soeroyo Magelang, sedangkan penelitian ini bertujuan mengetahui pelaksanaan Laporan bulanan data kesakitan (LB1) di Puskesmas Mlati I Sleman, dan mengetahui faktor penyebab keterlambatan dalam pelaporan Laporan bulanan data kesakitan (LB1) di Puskesmas Mlati I Sleman. 5

2. Indriyani (2009) Pelaksanaan Laporan bulanan kegiatan puskesmas (LB4) di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta Peneliti Indriyani mengunakan metode peneltian deskritif menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti Indriyani bertujuan mengetahui pelaksanaan Laporan bulanan kegiatan puskesmas (LB4) di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta, dan mengetahui faktor penghambat dalam pelaksanaan Laporan bulanan kegiatan puskesmas (LB4) di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta. Hasil dari penelitian Indriyani yaitu menunjukkan bahwa LB4 dilaksanakan oleh koordinator SP2TP dan tujuh pelaksana kegiatan LB4 dengan penanggung jawabnya adalah Kepala Puskesmas. Pelaksana LB4 di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta masih mengalami hambatan yaitu banyaknya beban kerja pelaksana kegiatan sehingga pelaksana lupa mencatat hariannya. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode penelitian deskritif kualitatif. Perbedaan penelitiindriyani bertujuan mengetahui pelaksanaan Laporan bulanan kegiatan puskesmas (LB4) di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta, dan mengetahui faktor penghambat dalam pelaksanaan Laporan bulanan kegiatan puskesmas di Puskesmas Gondokusuman II Yogyakarta, sedangkan penelitian ini bertujuan mengetahui pelaksanaan Laporan bulanan data kesakitan (LB1) di Puskesmas Mlati I Sleman, serta mengetahui faktor penyebab 6

keterlambatan dalam pelaporan Laporan bulanan data kesakitan (LB1) di Puskesmas Mlati I Sleman. 3. Pratiwi (2007) Pelaksanaan pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan (RL2b) di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soeroyo Magelang. Penelitian Pratiwi menggunakan metode penelitian deskritif kualitatif dengan menggunakan purposive sampling. Data diperoleh dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Penelitian Pratiwi bertujuan mengetahui pelaksanaan pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan (RL2b) serta faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pembuatan laporan morbiditas rawat jalan (RL2b). Hasil penelitian Pratiwi menunjukkan bahwa pelaksanaan pelaporan morbiditas pasien rawat jalan dilaksanakan oleh dua bagian yaitu Sub Bagian Program Penyusunan Laporan (PPL) dan Sub Bagian Rekam Medis. Dalam pelaksanaannya, Sub Bagian Rekam Medis sering terlambat dalam melakukan pengumpulan data dan pengolahan data. Hal ini berakibat pada keterlambatan penyusunan dan penyajian laporan RL2b. Beberapa faktor yang mempengaruhi keterlambatan pembuatan laporan morbiditas di RSJ Soeroyo Magelang adalah pengumpulan data dari poliklinik yang sering terlambat, pelaksanaan pengolahan data yang tidak sesuai dengan prosedur yang ada, dan sarana prasarana yang tidak dimanfaatkan dengan baik. 7

Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Perbedaannya adalah Pratiwi bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pembuatan laporan morbiditas pasien rawat jalan (RL2b) serta faktor yang mempengaruhi keterlambatan pembuatan laporan morbiditas rawat jalan (RL2b), sedangkan penelitian ini bertujuan mengetahui pelaksanaan Laporan bulanan data kesakitan (LB1) di Puskesmas Mlati I Sleman, serta mengetahui faktor penyebab keterlambatan dalam pelaporan Laporan bulanan data kesakitan (LB1) di Puskesmas Mlati I Sleman. F. Gambaran Umum Puskesmas 1. Sejarah Singkat Sebelum didirikannya Puskesmas Mlati I, Kecamatan Mlati hanya memiliki satu rumah sakit yang lokasinya berada di lingkungan perkebunan tebu dan pabrik gula di wilayah Cebongan (saat ini menjadi Puskesmas Mlati II). Rumah sakit tersebut merupakan Rumah Sakit Kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1930 dan termasuk dalam cagar budaya. Hingga saat ini, arsitektur bergaya Belanda masih sangat dominan. Dalam perkembangannya pada tahun 1980, sudah dirasakan bahwa jumlah penduduk Kecamatan Mlati sudah selayaknya mengembangkan pelayanan dengan 2P (prima dan profesional) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), sehingga berdirilah Puskesmas Mlati I di Jalan Intan, Kutu Tegal, Sinduadi, Mlati, Sleman. 8

Puskesmas Mlati I ini membawahi dua desa yakni Desa Sinduadi dan Desa Sendangadi. Bangunan pada saat itu, masih menggunakan bangunan yang belum sesuai standar, dimana tanah yang digunakan masih merupakan tanah pinjaman dari Kas Desa Sinduadi, Mlati. Selanjutnya selama tahun 1980 sampai 2008, puskesmas ini sudah mulai banyak mengalami perkembangan pelayanan, mulai dari dalam gedung hingga luar gedung. Dan bersamaan dengan itu, Pemerintah Kabupaten Sleman mengagendakan pembangunan gedung Puskesmas Mlati I yang berstandar. Bangunan berstandar memenuhi kriteria minimal yang mencakup pelayanan kesehatan dasar. Pada tahun 2009, komitmen dari seluruh pelayanan akan dilakukan penilaian kualitas mutu dengan menggunakan standar mutu Internasional ISO 9001:2008. Sampai saat ini, komitmen tersebut masih tetap berlanjut. 2. Keadaan Geografis Puskesmas Mlati I merupakan salah satu puskesmas di Kecamatan Mlati yang secara geografis terletak pada posisi strategis yaitu di Jalan Intan, Kutu Tegal, Sinduadi,Mlati. Puskesmas ini berada di sekitar lintasan jalur padat lalu lintas yaitu Jalan Nasional (Jalan Magelang). Wilayah kerja Puskesmas Mlati I meliputi dua desa (40% dari desa di kecamatan Mlati), yaitu satu desa terletak di perkotaan (Sinduadi), satu desa terletak di pedesaan (Sendangadi). Luas keseluruhan adalah 1,273 Ha, dengan penggunaan lahan : 23,25% 9

(295,98 Ha) untuk pemukiman dan perdagangan. Wilayah Puskesmas Mlati I mempunyai perbatasan sebagai berikut : a. Sebelah Barat dengan Desa Tlogoadi Kecamatan Mlati Sleman b. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Gamping dan Kota Madya Yogyakarta c. Sebelah Timur dengan Kecamatan Depok Sleman d. Sebelah Utara dengan Kecamatan Ngaglik dan Sleman Secara administrasi wilayah Puskesmas Mlati I, terdiri atas dua desa, 32 dusun, 97 RW, dan 300 RT. Berdasarkan data dari seksi pemerintahan Kecamatan Mlati 2011, jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Mlati I adalah 48.486 jiwa (naik 2,10%). Dengan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah 24.292 Jiwa (50,10%) lakilaki dan 24.194 Jiwa (49,90%) perempuan atau sex ratio (L/P)=1. Jumlah KK sebesar 17.881 dimana 12% atau sekitar 1.123 KK terdaftar sebagai KK miskin atau 7392 Jiwa (15%) sebagai KK miskin atau 7392 Jiwa (15%) sebagai penduduk miskin. Penyebaran penduduk tidak merata yaitu 68% atau 32.391 Jiwa tinggal di satu desa yaitu Sinduadi. Sedangkan kepadatan penduduk rata-rata 370 jiwa/km 2. 3. Visi dan Misi a. Visi Menjadi puskesmas mitra keluarga dan masyarakat dengan pelayanan prima dan profesional. 10

b. Misi 1) Meningkatkan profesionalisme secara berkesinambungan dalam pengelolaan organisasi dan pelayanan kesehatan 2) Memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu 3) Memberdayakan masyarakat untuk lebih mandiri dalam upaya kesehatan 4) Meningkatkan kualitas pencatatan dan pelaporan dalam rangka pengembangan sistem informasi kesehatan (SIK) 5) Berkoordinasi dan bekerjasama dengan semua pihak yag terkait dalam pelayanan dan pembangunan kesehatan. 6) Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan pelayanan masyarakat. 4. Jenis Pelayanan a. Pelayanan Klinis 1) BP Umum 2) BP Gigi 3) KIA 4) Pelayanan Tindakan atau Gawat Darurat 5) Laboratorium 6) Pelayanan Obat 7) Puskesmas Keliling 11

8) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 9) Fisioterapi b. Pelayanan Masyarakat 1) Promosi Kesehatan 2) Imunisasi 3) Gizi 4) Psikologi 5) Penyelidikan Epidemiologi 6) Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan c. Pelayanan Khusus 1) LASS (Layanan Alat Suntik Steril) 2) Klinik IMS (Infeksi Menular Seksual) 3) P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. 5. Performance Performance pada Puskesmas Mlati I berupa data kunjungan pasien dan 10 besar penyakit. 12

Tabel.1 Data Jumlah Kunjungan di Dalam Maupun di Luar Gedung Puskesmas Mlati I Tahun 2013 No. Data Jumlah Persen 1. Jumlah seluruh kunjungan 40.408 orang 92,5% 2. Jumlah Kunjungan Induk 34.420 orang 85,2% 3. Jumlah Kunjungan Pustu 2.234 orang 5,5% 4. Rincian jumlah kunjungan a. BPU 19.423 orang 48,1% b. BPG 4.712 orang 11,7% c. KIA 7.540 orang 18,7% d. Laboratorium 3.754 orang 9,3% e. Konsultasi 964 orang 2,4% f. Pusling 4.015 orang 9,9% Sumber : Buku Profil Puskesmas Mlati I tahun 2013 Tabel.2 10 Besar Penyakit Puskesmas Mlati I Tahun 2013 No. Urut Kode ICD 10 Jenis Penyakit Jumlah 1. J06 Infeksi Akut lain pada saluran pernapasan bagian atas 3.895 orang 2. K04 Penyakit Pulpa dan jaringan periapikal 2.606 orang 3. I10 Hipertensi primer 2.478 orang 4. M62 Gangguan lain pada jaringan otot 1.561 orang 5. E10 Diabetes Mellitus (IDDM) 988 orang 6. G44 Sindroma nyeri kepala 958 orang 7. K30 Dyspepsia 932 orang 8. J00 Common Cold/Nasopharyngitis Akut 815 orang 9. K02 Karies Gigi 810 orang 10. K00 Gangguan Perkembangan dan Erupsi Gigi 622 orang Sumber : Buku Profil Puskesmas Mlati I tahun 2013 13