Sifat Agung dari Tiga Permata

dokumen-dokumen yang mirip
PERTAPA GOTAMA MEMILIH JALAN TENGAH & ARIYASĀVAKA TANPA JHĀNA. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin!

o Di dalam tradisi Theravāda, pāramī bukanlah untuk Buddha saja, tetapi sebagai prak/k yang juga harus dipenuhi oleh Paccekabuddha dan sāvakā.

Permintaan Untuk Membabarkan Dhamma. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Mengapa berdana? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Sifat Agung Dari Tiga Permata 2

Sutta Nipata menyebut keempat faktor sebagai berikut: Lebih lanjut, murid para

Abhidhammatthasaṅgaha

AN 7.63 Sutta Nagara: Benteng (Nagara Sutta: The Fortress)

Agama dan Tujuan Hidup Umat Buddha Pengertian Agama

D. ucapan benar E. usaha benar

Sutta Mahavacchagotta (The Greater Discourse to Vacchagotta)

Mahā Maṅgala Sutta (1)

62 PANDANGAN SALAH (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

Sutta Kalama: Kepada Para Kalama (Kalama Sutta: To the Kalamas)

Dhammacakka Pavattana Sutta!

SĪLA-2. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

Dāna. Pariyatti Sāsana hp ; pin. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin. Sunday, October 6, 13

Lima Daya Pengendali. Pañcindriya. Dhammavihārī Buddhist Studies

Pentahbisan Yasa dan Buddha Memulai Misinya. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Sutta Maha Kammavibhanga: Penjelasan Mendetail Tentang Kamma (Maha Kammavibhanga Sutta: The Great Exposition of Kamma) Majjhima Nikaya 136

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka

KAMMA (9)

Abhidhammatthasaṅgaha. Dhammavihārī Buddhist Studies

KAMMA 1 Bukan kata lain dari fatalisme atau takdir. Pariyatti Sāsana hp ; pin!

Kāmāvacarasobhana Cittaṃ (1)

Abhidhammatthasaṅgaha. Dhammavihārī Buddhist Studies

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

Penolakan Keduniawian Bodhisatta. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin!

Dāna. Sebuah Perhiasan dan Pendukung untuk Batin 2. Pariyatti Sāsana hp ; pin. Sunday, October 13, 13

62 Pandangan Salah (6)

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih

Empat Kebenaran Mulia. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin 7E9064DE

Abhidhammatthasaṅgaha

SAMATHA AND VIPASSANA SAMATHA DAN VIPASSANA

Mengapa bhikkhu harus dipotong rambutnya? Mengapa bhikkhu itu tidak boleh beristeri? Mengapa anak perempuan tidak boleh dekat bhikkhu?

Sutta Magandiya: Kepada Magandiya (Magandiya Sutta: To Magandiya) [Majjhima Nikaya 75]

HARTA SESUNGGUHNYA Lokuttara Dhamma BHIKKHU ASSAJI

Abhidhammatthasaṅgaha. Dhammavihārī Buddhist Studies

Bodhipakkhiyā Dhammā (2)

CATTARI ARIYA SACCANI

Kebahagiaan Berdana. Diposkan pada 02 Desember 2015

MEDITASI VIPASSANĀ & EMPAT KESUNYATAAN MULIA

FOR FREE DISTRIBUTION ONLY

MEDITASI KESADARAN ASHIN TEJANIYA TUNTUNAN UNTUK BERLATIH PUSAT MEDITASI SHWE OO MIN DHAMMA SUKHA TAWYA MARET 2010

6. Pattidāna. (Pelimpahan Kebajikan) hp , pin bb.2965f5fd

UNTAIAN KISAH KEHIDUPAN (JATAKAMALA) Kisah Ajastya

SUTTA SATIPATTHANA [JALAN LANGSUNG]

Sutta Maha-Saccaka: Ajaran Kepada Saccaka (Maha-Saccaka Sutta: The Longer Discourse to Saccaka) Majjhima Nikaya 36

Aṅguttara Nikāya Khotbah-Khotbah Numerikal Sang Buddha

Dhammavihārī Buddhist Studies LIMA RINTANGAN BATIN PAÑCA NĪVARAṆA

Meditasi Sarana untuk Mencapai Kesuksesan

SAMATHA DAN VIPASSANâ

Pratityasamutpada: Sebuah Pujian Buddha (Dependent Arising: A Praise of the Buddha) oleh Je Tsongkhapa

Dāna-4. Berdana Kepada Bhikkhu Leher Kuning? Pariyatti Sāsana hp ; pin. Friday, April 12, 13

Agama Buddha dan Kehidupan Sosial (Konsep dasar pola pikir Buddhis berdasarkan Sutta)

LIBERATION: RELEVANCE OF SUTTA - VINAYA KEBEBASAN SEMPURNA: PENTINGNYA SUTTA - VINAYA BHIKKHU DHAMMAVUDDHO MAHATHERA

Pembabaran Dhamma yang Tidak Lengkap (Incomplete Teachings)

Meditasi Mettā (Meditasi Cinta Kasih)

62 pandangan-salah (2)

TANYA JAWAB DI GROUP ABHIDHAMMA

Sutta Devadaha: Di Devadaha (Devadaha Sutta: At Devadaha) [Majjhima Nikaya 101]

Brahmavihāra (1) Pendahuluan. Pariyatti Sāsana Yunior 2 hp ; pin

Sampayoganaya Metode Asosiasi (2) Dhammavihārī Buddhist Studies

MEDITASI VIPASSANĀ CERAMAH MENGENAI MEDITASI PANDANGAN TERANG

Sutta Cula- hatthipadopama: Perumpamaan Singkat Jejak Gajah (Cula- hatthipadopama Sutta: The Shorter Elephant Footprint Simile) [Majjhima Nikaya 27]

Parābhava (2) Khotbah tentang Keruntuhan

62 PANDANGAN HIDUP YANG KELIRU Sumber: Sutta Pitaka, Digha Nikaya 1: Brahmajala Sutta

Message of the Buddha PESAN SANG BUDDHA. Bhikkhu Dhammavuddho Maha Thera. Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa PENDAHULUAN

Suluh Pada Jalan Penggugahan (The Lamp for the Path to Enlightenment) Skt: Bodhipathapradipam Tibet: Byang-chub lam-gyi sgron-ma

Kompetensi Dasar: - Menumbuhkan kesadaran luhur dalam melaksanakan peringatan hari raya

Meditasi. Hal Termulia untuk Dilakukan. U Sikkhānanda

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Aturan -Moralitas Buddhis

KISAH INSPIRATIF PUTERI BUDDHA

62 PANDANGAN SALAH (1)

Dharmayatra tempat suci Buddha

Mari berbuat karma baik dengan mendanai cetak ulang buku ini sebagai derma Dharma kepada sesama dan pelimpahan jasa kepada leluhur, agar ajaran

Meditasi. Oleh : Taridi ( ) KTP. Standar Kompetensi Mengembangkan meditasi untuk belajar mengendalikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Bodhipakkhiyā dhammā. Dhamma-dhamma yang kondusif untuk pencerahan. Dhammavihārī Buddhist Studies

Sobhanacetasika (3) Dhammavihārī Buddhist Studies

ANANDA, PENJAGA DHAMMA

Artikel ini dialih bahasakan seizin Bhante Dhammavuddho Maha Thera (Abbot dari Vihara Buddha Gotama, Perak, Malaysia)

DHAMMAPADA DHAMMAPADA

KEHIDUPAN MULIA INI (THIS NOBLE LIFE) oleh ASHIN KUNDALĀBHIVAMSA

Kamma (7) Kamma Baik Lingkup-Indra. Dhammavihārī Buddhist Studies

ABHIDHAMMATTHASAṄGAHA

Dhamma Inside. Munculkan Sebab-Sebabnya. Jalan Yang Sederhana. Manusia. Vol Agustus 2015

Di Manakah Sang Buddha?

Ikhtisar Objek (3) (Ālambaṇasaṅgaha) Dhammavihārī Buddhist Studies

Only We Can Help Ourselves Hanya Kitalah Yang Dapat Menolong Diri Kita Sendiri

DEWAN PENGURUS DAERAH PEMUDA THERAVADA INDONESIA SUMATERA UTARA

DASAR-DASAR MEDITASI VIPASSANĀ

Makanan untuk Hati Oleh: Ajahn Chah

Siapakah Yesus Kristus? (2/6)

Diterbitkan Oleh: Sampul & Tata Letak: Jimmy Halim, Leonard Halim Tim Dana: Artafanti, Edwin Darius, Laura Perdana

Bhante Dhammavuddho Maha Thera. terbatas untuk kalangan sendiri

Ānāpāna ssati. Yang Mulia Pa Auk Tawya Sayadaw. dijelaskan oleh. ( Sadar Penuh pada Napas )

Sutta Cula- Malunkyovada: Petunjuk Singkat Kepada Malunkya (Cula- Malunkyovada Sutta: The Shorter Instructions to Malunkya) [Majjhima Nikaya 63]

Buletin Maya Indonesia

Transkripsi:

Sifat Agung dari Tiga Permata

Buddha Puncak proses evolusi spiritual selama 4 asaṅkheyya kappa dan 100.000 putaran dunia. Budh = memahami, mengerti, telah bangun : karena dia telah memahami 4KM dan bangkit dari kubangan avijjā (ketidak-tahuan) Pacceka Buddha memahami ajaran tetapi tidak mampu mencerahkan mahluk. Satu sistem-dunia (lokadhātu) di satu era hanya mempunyai satu Sammā Sambuddha. Amatassa dātā = pemberi tanpa-kematian. Varado = pemberi cinta-yang-paling-murni. Dhammassāmi = Tuan dari Dhamma (kebenaran).

Buddha Na me ācariyo atthi = aku tidak mempunyai guru (pengetahuan adiduniawi). Beliau mempunyai guru duniawi, seperti Ālāra Kālāma dan Uddaka Rāmaputta. Sabbaññū = Yang Maha Mengetahui. Brahmana Dona: Deva, gandhabba, yakkha, manusia? Buddha: Aku telah menghancurkan kondisi untuk terlahir sebagai Deva...dst. Seperti halnya teratai biru; muncul ke permukaan, tidak tercemari oleh air; oleh dunia Aku tidak tercemari, oleh karena itulah brahmana, Aku adalah Buddha. (AN.4.36)

Buddha Sekarang, kaitannya dengan sesuatu yang tidak pernah terdengar sebelumnya, seseorang memahami Kebenaran melalui usahanya sendiri, dan karenanya dia mencapai kemaha-tahuan, dan menguasai daya-daya spiritual. Orang seperti ini disebut Buddha yang-telah-tercerahkansempurna-atas-usaha-sendiri. (Pug 29) Sammā Sambuddha karena tidak hanya mengerti tetapi juga mengajar serta mencerahkan mahluk lain. Kemampuan yang demikian membedakannya dengan Pacceka Buddha, yang meskipun tercerahkan atas usaha sendiri tetapi dia tidak mempunyai kemampuan untuk mencerahkan orang lain.

Buddha Beliau bukan juru-selamat Kemurnian dan ketidak-murnian tergantung sepenuhnya pada diri sendiri. (Dhp. 165) Kamu sendirilah yang harus berusaha. Tathāgatha hanya menunjukkan jalan. (Dhp.276) Jadilah pulau untuk dirimu sendiri; jadilah pelindung untuk dirimu sendiri; janganlah mencari perlindungan pada orang lain. (DN. 2.100) Pencapaian kebuddhaan adalah realisasi dari kebenaran tentang kemunculan-yang-saling-bergantungan (paṭiccasamuppāda) [V 1.4-5; M 1. 6-7] Pencapaian Nibbāna (M 1.167).

2 dari 8 arti Tathāgata (DA 1.59-67) 1. Tathā-āgato yang telah datang : seseorang yang telah datang ke tengahtengah kita dengan membawa pesan ketanpa-matian. Beliau mempunyai kualitas seperti: Aspirasi (patthānā = mengarah kepada, mengharapkan, keinginan, permintaan, doa; S 2.99,154; A 1.224; 3.47; 5.212 / Dhs 1059 / Miln 3) adalah keadaan batin yang mengarah kepada pengharapan mulia seperti menjadi Buddha, paccekka Buddha, Arahat dll). Patthānā juga bisa diartikan sebagai kebulatan tekad (paṇidhāna). 3 tingkat Pāramī : pāramī (mengorbankan kepemilikan eksternal) upapāramī (=lebih tinggi; mengorbankan anggota tubuh sendiri); paramattha pāramī (=tertinggi; mengorbankan nyawa sendiri) 5 Persembahan Agung : anggota tubuh, mata, kekayaan, pangkat, anak-istri. 37 Faktor Pencerahan

2 dari 8 arti Tathāgata (DA 1.59-67) 2. Yang-telah-pergi (tathā gato) Bodhisattva telah pergi dari beberapa Buddha di masa lalu (bertemu dan berkonsultasi dengan Buddha Vipassī sampai ke Buddha Kassapa) sampai ke kelahirannya di Lumbini. Gambaran perjalanan yang dilihat dari perspektif lain, yakni dari sudut pandang keberangkatan dan eksistensi transenden, bukan dari sudut pandang kedatangan. Terminologi ini merujuk kepada selesainya latihan spiritual Bodhisatta yang membawanya ke pembebasan akhir; mengatasi 5 rintangan, 8 jhāna, 18 pandangan-terang yang dimulai dengan hancurnya pemahamam tentang kekekalan dan berujung pada hancurnya 10 belenggu dan realisasi 4 Jalan Adi-duniawi yang memutus 10 belenggu. Catatan: lihat juga Loka Sutta (AN 4.23; It.112/121-123) dan Sundarika Bhāradvāja Sutta (Sn 455-486)

Arahaṃ = arahat 1. Ārakā = dia benar-benar jauh dari semua kilesa karena dia telah mencabut semua jejak-jejak mereka dengan Jalan. Dikarenakan oleh jauhnya jarak inilah dia disebut Arahaṃ (pantas, layak). 2. Ari hata. Musuh-musuh (ari), yakni kilesa, telah dihancurkan oleh Jalan --dikarenakan musuh-musuhnya telah dihancurkan dengan cara demikian maka dia adalah arahaṃ. 3. Arā hatā. Roda kelahiran kembali mempunyai satu pusat yakni ketidak-tahuan dan nafsu-keinginan, dan peleknya telah lapuk dan mati. Jeruji-jerujinya (arā), yaitu formasi-formasi telah dihancurkan oleh kapak kebijaksanaan --dikarenakan jerujijeruji roda telah dihancurkan dengan cara demikian, maka dia adalah arahaṃ. Sembilan Sifat Agung Buddha

Arahaṃ = arahat 4. Arahati. Dia pantas (arahati) menerima kebutuhan pokok, jubah, makanan, tempat tinggal dan obatobatan, dan mempunyai segala kualitas untuk disembah karena dia adalah objek yang paling baik untuk persembahan --dikarenakan oleh kepantasannya untuk menerima kebutuhan pokok, dia disebut arahaṃ. 5. Rahābhāva. Dia tidak berperilaku seperti orang tidak bijaksana di dunia dengan menunjukkan kepandaiannya akan tetapi melakukan kejahatan secara sembunyisembunyi karena takut akan reputasi jelek -- karena dia tidak melakukan kejahatan secara tersembunyi, dia disebut arahaṃ. Sembilan Sifat Agung Buddha

Sammā Sambuddho (tercerahkansempurna-atas-usaha-sendiri) Dia telah tercerahkan sempurna atas usaha sendiri karena telah menemukan dan memahami segala sesuatu dengan benar dan oleh dirinya sendiri. Berkaitan dengan penguasaan beliau terhadap 4KM dalam 3 fase dan 12 aspek, Buddha menyatakan: Abhiññeyyaṃ abhiññātaṃ bhāvetabbañ ca bhāvitaṃ pahātabbaṃ pahīnaṃ me tasmā Buddho smi brāhmaṇa. (Yang harus dipahami secara langsung telah dipahami; yang harus ditumbuh-kembangkan telah ditumbuh-kembangkan, yang harus ditinggalkan telah ditinggalkan oleh Ku; oleh karena itulah, brahmana, aku adalah Buddha). [Sn 558]

Vijjācaraṇa sampanno (Sempurna dalam kebijaksanaan dan perilaku) Dia berbicara apa yang dia lakukan. Vijjā merujuk kepada pengetahuan dan kebijaksanaan Buddha. Caraṇa merujuk pada perbuatan beliau. Konsitensi antara perbuatan dan ucapan. (lihat: Tathāgata Loka Sutta, A.4.23.3a) Analisa detail dari Vijjā dan caraṇa bisa dilihat di Ambaṭṭha Sutta (D 3); Sāmaññaphala Sutta (D 2) dan Sekha Sutta (M 53).

Vijjā (Pengetahuan) [Vism.VII.133] 1. Pandangan terang tentang batin-dan-materi. 2. Pengetahuan tentang daya cipta batin. 3. Pengetahuan tentang berbagai kesaktian. 4. Pengetahuan telinga-deva. 5. Pengetahuan mengetahui pikiran orang lain. 6. Pengetahuan untuk mengetahui kehidupan lampau. 7. Pengetahuan mata-deva. 8. Pengetahuan akan hancurnya semua noda.

Caraṇa (Perilaku) Puññakiriya vatthu: Dāna, Sīla dan bhāvanā. Sīla, catuparisuddhi sīla (PIAP), indriya saṁvara, bhojane mattaññutā, jāgariyānuyoga, saddhā, sati, hiri, ottappa, bāhu sacca, vīriya: 4 jenis usaha (padhāna), paññā; jhāna 1, 2, 3 dan 4. Bāhu sacca: mempunyai kebiasaan untuk belajar dan merenungkan teks sehingga bisa memahami perbedaan diantara pañcūpādānakkhandha, dhātu, āyatana dimana kesemuanya ini adalah KM 1. Merenungkan dan mempelajari paṭiccasamuppāda untuk mengetahui asal mula dari pañcakkhandha, yang merupakan KM 2. Belajar dan mempraktikkan 4 satipaṭṭhāna untuk mengetahui jalan dari lenyapnya penderitaan, yang merupakan KM 4. Mengetahui dan melihat 5 khandha dan asal kemunculannya. (Vipassanā ñāṇa 1 dan 2)

Vijjā dan Caraṇa Kamma lampau yang diperlukan untuk mencapai Magga dan Phala yang harus dilatih secara seimbang. Caraṇa tanpa vijjā seperti seseorang yang bisa berjalan tetapi buta. Vijjā tanpa caraṇa seperti seseorang yang bisa melihat tapi cacat (tidak bisa berjalan). Tidak berlatih keduanya seperti seorang buta dan lumpuh. Dia disebut assutava puthujjana (orang biasa yang tidak terpelajar) Berlatih keduanya seperti seseorang yang bisa berjalan dan mempunyai mata.

Kurangnya Vijjā (Kebijaksanaan) Jika seseorang hanya berlatih caraṇa: Bertemu ajaran Buddha, lahir sebagai manusia, hidup di tempat yang tepat, lahir dengan fisikjasmani sehat dengan indera lengkap, terlahir dari orang tua yang baik, terlahir pada saat Buddha, Dhamma dan Saṅgha eksis. Tetapi tanpa latihan Kebijaksanaan yang cukup meskipun terlahir dengan kondisi seperti tersebut maka dia tidak akan mampu memahami dan melihat Dhamma dengan benar, meskipun diajarkan langsung oleh Buddha.

Contoh Orang-orang yang kurang Vijjā (Kebijaksanaan) Raja Pasenadi: tidak mampu mencapai magga dan phala. Walaupun berdiskusi Dhamma dengan Buddha, tetapi yang didiskusikan hanyalah Dhamma yang tidak mendalam yang hanya berada pada tingkatan konseptual. (S I.III, Kosala Saṃyutta) Bhikkhu Sāti: bertemu dan menjadi murid Buddha tetapi tidak mampu memahami Dhamma. Dia berpendapat bahwa hanya satu kesadaran yang sama: yang berpindah dari satu ke lain kehidupan dan dan juga mengalami hasil dari kamma baik ataupun buruk. Dikarenakan kurangnya praktik vijjā dia tidak bisa memahami Dhamma dengan baik, meskipun dikelilingi oleh bhikkhu yang bijak dan bahkan diajarkan oleh Buddha sendiri, dia tetap saja tidak bisa memahami Paṭiccasamuppāda.

Contoh Orang-orang yang Kurang Caraṇa Walaupun punya pengetahuan Dhamma yang luas tetapi perilakunya seperti orang yang tidak berbudaya: suka marah, serakah, melanggar sila, sombong. Berkecenderungan terlahir di 4 alam apāya yang akan membuatnya sulit untuk keluar karena kurangnya kesempatan untuk berlatih caraṇa di alam tersebut. Cerita Kura-kura Buta. (Bālapaṇḍita Sutta, M 3.3.9)

Contoh Orang-orang yang Kurang Caraṇa Seandainyapun terlahir sebagai manusia dia akan terlahir pada saat tidak ada ajaran Buddha. Ajaran Buddha sangat jarang muncul dimana ada masa yang lama sekali (bertrilyun tahun) tanpa kemunculan Buddha. (A 1.13 [Eka puggalo vaggo]; A 5.3.5.3 [Sārandada Sutta]) Meskipun terlahir pada masa Buddha, dia akan terlahir dengan orang tua dan di tempat yang tidak tepat, dengan pandangan-salah, tidak ada kebijaksanaan untuk memahami ajaran Buddha. Hidup penuh kesulitan, sakit-sakitan.

Contoh Orang-orang yang Kurang Berlatih Caraṇa Anak Mahādhana: miskin di usia tua, tidak mampu merealisasi Dhamma, terlahir di Neraka. Raja Ajātasattu

Selesai