BAB V HASIL. Studi ini melibatkan 46 sampel yang terbagi dalam dua kelompok, kelompok

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PEMBAHASAN. A Hubungan polimorfisme V89L dengan Hipospadia. Polimorfisme pada gen SRD5A2 menunjukan hasil yang berbeda-beda tiap

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Bidang penelitian ini adalah genetika molekuler dan urologi.

ANALISIS POLIMORFISME V89L GEN SRD5A2 DAN MIKRODELESI GEN AZF DAN SRY PADA PASIEN HIPOSPADIA ISOLATED

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah dibidang ilmu kesehatan anak,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang ilmu sitogenetika.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita

57 konsentrasi pada profil sitogenetik kromosom Y penderita. Berdasarkan hal ini, maka dilakukan penelitian untuk mendapatkan gambaran abnormalitas kr

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen Pituitary-Specific Positive Transcription Factor 1 (Pit1) Exon 3

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian

Gambar 5. Hasil Amplifikasi Gen Calpastatin pada Gel Agarose 1,5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN... PRAKATA... INTISARI... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. orang yang sudah meninggal, kegunaan golongan darah lebih tertuju pada

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK MUTAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) HASIL PERLAKUAN MUTAGEN KOLKISIN BERDASARKAN PENANDA MOLEKULER RAPD

GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan menurunnya kadar hemoglobin dalam darah individu. Eritrosit

Abstrak Thesis Mochamad Syaiful Rijal Hasan G

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan kanker kepala dan leher yang

BAB V. KESIMPULAN, SARAN, DAN RINGKASAN. V. I. Kesimpulan. 1. Frekuensi genotip AC dan CC lebih tinggi pada kelompok obesitas

Kolokium Departemen Biologi FMIPA IPB: Ria Maria

HASIL DAN PEMBAHASAN. DNA Genom

BAB I PENDAHULUAN. Hemoglobinopati adalah kelainan pada sintesis hemoglobin atau variasi

PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan sapi kacang atau sapi kacangan, sapi pekidulan, sapi

BAB IV METODE PENELITIAN

PRAKATA. Alhamdulillah syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., atas

Teknik-teknik Dasar Bioteknologi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Hipospadia merupakan malformasi muara kencing bayi laki-laki yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Polimorfisme Promoter Gen RUNX2 (Runt-related transcription factor2) pada Osteoporosis : Kajian pada Wanita Menopause di Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. dua lembar plastik transparansi dan semua sisinya direkatkan hingga rapat.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB XIII. SEKUENSING DNA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah observasional analitik komparatif kategorik

KERAGAMAN Musa acuminata Colla LIAR DENGAN PENDEKATAN MORFOLOGI DAN MOLEKULER

LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Persetujuan Komisi Etik

BAB 6. Analisis Frekuensi Gen GHPada Populasi Sapi PO

BAB 7. Analisis Polimorfisme Gen GHUntuk ProduktivitasTernak Sapi PO

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

Gambar Scan gel SDS PAGE protein sel galur HSC-3

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB I. PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. sekresi atau kerja insulin atau keduanya sehingga menyebabkan peningkatan

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Dwika Suryaningdyah. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menidentifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE)

3. POLIMORFISME GEN Insulin-Like Growth Factor-I (IGF-1) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN AYAM LOKAL DI INDONESIA ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelainan metabolik, yang terjadi sejak dalam kandungan dan muncul saat

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Sampel Pengambilan Sampel Ekstraksi DNA Primer

ABSTRAK. Analisis Mutasi Gen Pengekspresi Domain B dan C DNA Polimerase HBV Dari Pasien Yang Terinfeksi Dengan Titer Rendah.

BAB IV METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein

DASAR BIOTEKNOLOGI TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. rantai globin, yaitu gen HBA yang menyandi α-globin atau gen HBB yang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2011) atau 25,10% ternak sapi di Sulawesi Utara berada di Kabupaten Minahasa, dan diperkirakan jumlah sapi peranakan Ongole (PO) mencapai sekitar 60

Variasi Genetik Gen CD40 Daerah 5 -UTR dan Karakteristik Pasien: Hubungannya dengan Risiko Kambuh Penyakit Graves

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena

PERAN ISOFORM TAp73 DAN STATUS GEN p53 TERHADAP AKTIFITAS htert PADA KARSINOMA SEL SKUAMOSA RISBIN IPTEKDOK 2007

BAB I PENDAHULUAN. mendadak adalah hipertensi. Joint National Committee on Prevention, Detection,

HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit

BAB 5 PEMBAHASAN. dan genotip APOE yang merupakan variabel utama penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. lebih atau sama dengan 90 mmhg (Chobanian et al., 2003). Hipertensi merupakan

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

BAB I PENDAHULUAN. kembang uretral fold yang mengakibatkan meatus uretra berada pada proksimal ventral penis dari

BIO306. Prinsip Bioteknologi

I. PENDAHULUAN. Madura, Aceh, Pesisir, dan sapi Peranakan Simmental. Seperti sapi Pesisir

BAB I PENDAHULUAN. Polisitemia Vera (PV) adalah salah satu jenis keganasan mieloproliferatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Terisi secara geografis terletak pada 108 o o 17 bujur

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Efektiitas Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Ibu Bersalin Seksio Sesarea Di RSUD dr.pirngadi Medan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. defisiensi besi sebanyak 25 sebagai kasus dan 37 anak dengan Hb normal

ALEL OLEH : GIRI WIARTO

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 1. Sampel Darah Sapi Perah dan Sapi Pedaging yang Digunakan No. Bangsa Sapi Jenis Kelamin

BAB V. KESIMPULAN, SARAN DAN RINGKASAN. V.1. Kesimpulan. 1. Frekuensi genotip AA pada individu dengan riwayat keluarga DMT2 lebih

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Pusat Riset Biomedik ( Center for Biomedical

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

Transkripsi:

34 BAB V HASIL Studi ini melibatkan 46 sampel yang terbagi dalam dua kelompok, kelompok sampel hipospadia isolated (n=23) dan kelompok laki-laki normal (n=23). Karakteristik pasien hipospadia di Indonesia tampak dari rata-rata usia mereka saat pertama kali datang ke Pusat Riset Biomedik (CEBIOR). Kebanyakan pasien adalah rujukan dari dokter bedah urologi maupun dokter anak untuk pemeriksaan kromosom atau analisis mikrodelesi AZF dan SRY sebelum menjalankan serangkaian operasi repair. Rata-rata usia saat datang adalah 46,9 bulan (7 tahun 2 bulan). Usia tertua saat datang ke CEBIOR adalah 168 bulan (14 tahun), dan usia termuda adalah 3 bulan. Gambar V.1 memperlihatkan karakteristik sampel yang diperlihatkan dengan riwayat obstetri dan riwayat paparan bahan kimia berbahaya. 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 2 10 2 4 18 7 12 3 12 Gambar V.1. Karakteristik pasien sampel hipospadia. Tujuh puluh delapan persen (18/23) lahir dari ibu primiparitas, 43,5% (10/23) lahir dengan BBLR, 17,4% (4/23) lahir dengan prematur, 8% (2/23) lahir dari ibu usia tua dan kehamilan kembar, 52% (12/23) sampel memiliki orang tua dengan riwayat paparan obat nyamuk dan ayah yang perokok, 30% (7/23) sampel lahir dari ibu yang mengkonsumsi obat penguat kehamilan, dan 13% (3/23) sampel lahir dari orang tua dengan riwayat terpapar pestisida.

35 Diagnosis hipospadia isolated didapatkan dari pemeriksaan klinik oleh Tim Penyesuaian Kelamin FK-UNDIP. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi diambil DNA-nya dan dilakukan pemeriksaan polimorfisme V89L gen SRD5A2 dengan metode PCR-RFLP dan konfirmasi dengan sekuensing. Beberapa produk PCR sebelum dicerna dengan enzim restriksi RsaI dan sebelum dikirim untuk sekuensing dapat dilihat pada gambar V.2. 330 bp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Gambar V.2. Visualisasi produk PCR yang dijalankan pada gel agarose 0,8% elektroforesis. Kolom 1 : marker 100bp DNA ladder, kolom 2-3 : Blanko, kolom 4-16 : produk PCR dengan besar produk sekitar 330 bp. RFLP dari produk PCR sebelumnya divisualiasasi dengan gel agarose 3% namun fragmen pita 100 bp tidak tampak jelas sebagaimana pada gambar V.3. Oleh sebab itu, peneliti beralih menggunakan polyacrilamide gel electoroforesis (PAGE) untuk memperoleh fragmen pita yang lebih jelas. Gambar V.4 memperlihatkan hasil visualisasi PAGE dari beberapa sampel.

36 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 B M Gambar V.3. Visualisasi Produk RFLP dengan gel agarose 3%. Fragmen pita <100bp tidak tampak jelas. M= Marker, B= Blangko. 169bp 105bp 83bp 64bp Gambar V.4. Hasil visualisasi RFLP menggunakan gel poliacrilamide 10% dengan pengecatan silver. Kolom 1 & 13 : marker 100bp DNA ladder. Kolom 2 : blanko. Kolom 4, 5, 9, 12 menunjukan Wildtype allel (GG) yang diperlihatkan dengan munculnya pita ukuran 169, 105 dan 64bp. Kolom 3 & 11 menunjukan alel heterozigot (CG) yang diperlihatkan dengan munculnya pita 169, 105, 83, dan 64 bp. Kolom 6, 7 & 8 menunjukan mutant allel (CC) yang diperlihatkan dengan munculnya pita 169, 105, dan 83 bp. Selanjutnya untuk konfirmasi, sekuensing dilakukan untuk semua sampel. Gambar V.5 memperlihatkan kromatogram sekuensing dari beberapa sampel. Hasil

37 sekuensing dianalisis dengan software Mutation Surveyor dan dilanjutkan dengan Alamut ver 2.6-1 untuk memastikan bahwa polimorfisme yang dicari berada di posisi yang benar. (A) (B) ( C ) Gambar V.5. Hasil kromatogram sekuensing SNP V89L. (A) Kromatogram sekuensing yang memperlihatkan hasil heterozigot CG; (B) Hasil sekuensing yang memperlihatkan hasil homozigot CC; (C) Hasil sekuensing memperlihatkan homozigot GG. Panah : posisi SNP V89L di kodon c.265. Distribusi genotip GG, CG, dan CC pada kelompok hipospadia dan kontrol laki-laki normal diperlihatkan pada tabel V.1.

38 Tabel V.1. Distribusi genotip kelompok hipospadia dan kelompok normal Hipospadia Kelompok Normal Total Alel CC Jumlah 8 5 13 % dalam Kelompok 34.8% 21.7% 28.3% GG Jumlah 6 6 12 % dalam Kelompok 26.1% 26.1% 26.1% CG Jumlah 9 12 21 % dalam Kelompok 39.1% 52.2% 45.6% Total Jumlah 23 23 46 % dalam Kelompok 100.0% 100.0% 100.0% X 2 = 1.121 ; p value : 0.571 (chi square test lihat lampiran) Selanjutnya genotip homozigot CC dan CG dikelompokan kedalam alel MUTAN dan CC+CG homozigot GG ke dalam wil type (WT). Didapatkan nilai PR ( sebes GG ) : sebesar 1.0; 95% CI: 0.268 3.729, p value : 1.0 (lihat lampiran). Tabel V.2 memperlihatkan cross-tabulation kelompok mutan dan wildtype. Tabel V.2. Cross-tabulation kelompok MUTAN vs WT (Wildtype) Hipospadia Kelompok Normal Total MUTvsWT CC+CG Jumlah 17 17 34 % dalam Kelompok 73.9% 73.9% 73.9% GG Jumlah 6 6 12 % dalam Kelompok 26.1% 26.1% 26.1% Total Jumlah 23 23 46 % dalam Kelompok 100.0% 100.0% 100.0% p value : 1.0 (pearson chi-square lihat lampiran)

39 Frekuensi alel C dan G pada kelompok hipospadia dan kontrol serta frekuensi keseluruhan alel C dan G disajikan dalam tabel V.3. Tabel V.3. Frekuensi alel C dan G Alel Hipospadia Frekuensi Normal Total frekuensi C 0,27 0,24 0,51 G 0,23 0,26 0,49 Frekuensi alel diatas bukanlah frekuensi genotip dan tidak mencerminkan frekuensi fenotip dikarenakan suatu frekuensi alel polimorfisme yang sama-sama berinteraksi dengan faktor risiko lain (lingkungan, hormonal, epigenetik) dalam timbulnya suatu penyakit multifaktorial. Semua sampel hipospadia maupun kelompok normal memiliki kromosom 46,XY. Klasifikasi fenotip hipospadia dari 23 sampel terlihat pada gambar V.6. 4% 8% coronal penile 38% 46% penile (2 OUE) penoscrotal 4% scrotal Gambar V.6. Distribusi fenotip hipospadia. Fenotip terbanyak yang dijumpai adalah hipospadia penile diikuti fenotip lain yang beragam.

40 Pasien hipospadia isolated yang menjadi sampel dalam penelitian ini pada proyek penelitian sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan analisis mikrodelesi gen AZF dan SRY. Dari semua sampel hipospadia terdapat 2 sampel dari 23 sampel (8,7%) dengan mikrodelesi AZF yaitu parsial AZFa dimana lokasi OUE berada di penile (S2) dan di penoscrotal (S6). Hasil tabulasi fenotip vs mikrodelesi AZF dan SRY tampak pada tabel V.4. Tabel. V.4 Fenotip vs Mikrodelesi AZF dan SRY No Kode sampel Fenotip Hipospadia Tidak ada mikrodelesi Mikrodelesi AZF dan SRY AZF a AZF b AZF c SRY 1 S1 Penile + - - - - 2 S2 Penile + - - - 3 S3 Penile + - - - - 4 S4 Penoscrotal + - - - - 5 S5 Penile + - - - - 6 S6 Penoscrotal + - - - 7 S7 Penoscrotal + - - - - 8 S8 Penile + - - - - 9 S9 Penoscrotal + - - - - 10 S10 Penoscrotal + - - - - 11 S11 Penile + - - - - 12 S12 Penile + - - - - 13 S13 Penoscrotal + - - - - 14 S14 Penile (2 OUE) + - - - - 15 S15 Penile + - - - - 16 S16 Penile + - - - - 17 S17 Penoscrotal + - - - - 18 S18 Penoscrotal + - - - - 19 S19 Penile + - - - - 20 S20 Coronal + - - - - 21 S21 Scrotal + - - - - 22 S22 Penile + - - - - 23 S23 Scrotal + - - - -

41