PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK PEMBANGUNAN I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK RUMAH BOLA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 2 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 1990 SERI A NO : 2 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1991 TENTANG TERMINAL KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1996 TENTANG PAJAK RADIO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

` PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 7 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1996 TENTANG USAHA HOTEL MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 2 TAHUN 1985 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 6 TAHUN 1991 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 15 TAHUN 1996 TENTANG USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 16 TAHUN 1996 TENTANG USAHA BAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor : 2 Tahun1987 Seri B Nomor 2 SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 9 TAHUN 1990 TENTANG IJIN TEMPAT USAHA DAN IJIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN (HINDER ORDONNANTIE)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1998 TENTANG PENERTIBAN PENEBANGAN POHON DAN BAMBU DI LUAR KAWASAN HUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN DAN RETRIBUSI OBYEK WISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1996 TENTANG TEMPAT DAN RETRIBUSI PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 12 TAHUN 1998 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 12 TAHUN 1996 TENTANG USAHA RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 1 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 17 TAHUN 1996 TENTANG USAHA JASA BOGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR : 3 TAHUN 1988

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 18 TAHUN 1994 TENTANG BEA PANGKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 8 TAHUN 1998 TENTANG PAJAK PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DAN AIR PERMUKAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 2 TAHUN 1994 TENTANG RETRIBUSI KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 1991 TENTANG PEMBERIAN IZIN UNDANG-UNDANG GANGGUAN ( HO )

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 20 TAHUN : 1993 SERI :A.1

USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 1 TAHUN 1990 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 1 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor : 4 Tanggal: 25 Juni 1999 Seri: B Nomor : 4

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERANTASAN PELACURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 8 TAHUN 1985 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 6 TAHUN 1986 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 1991 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II JEMBRANA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 07 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PAJAK RESTORAN

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1988 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 8 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor: 12 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri: B Nomor : 12

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG POLA DASAR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 9 TAHUN 1997 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 18 TAHUN : 1996 SERI : A NO : 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 7 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 7

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : 4 Tahun 1992 Seri : A No. 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor : 29 Tanggal : 27 Januari 1999 Seri : A Nomor : 3

NOMOR : 7 TAHUN 1989 (7/1989)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG USAHA DAN PENGGOLONGAN HOTEL MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 9 TAHUN : 1990 SERI : A.1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG PAJAK HOTEL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 3 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 3

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 11 Tahun 2000 T E N T A N G USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor : 10 Tanggal SERI B NOMOR : 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 23 TAHUN 1997 SERI B.8

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 10 TAHUN : 1997 SERI : C NOMOR : 5

5. Undang-Undang Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - undangan (Lembaran

PERATURAN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR : 11 TAHUN 1976 TENTANG PAJAK KENDARAAN TIDAK BERMOTOR DAERAH TINGKAT II BADUNG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR : 15 TAHUN 1987 (15/1987) TENTANG USAHA PETERNAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 5 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 5

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor: 9 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri: B Nomor : 9

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

NOMOR : 2 TAHUN 1989 SERI : B =================================================================

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK PARKIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 2 TAHUN : 1993 SERI : C.2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 21 TAHUN 1997 T E N T A N G PAJAK HOTEL DAN RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 1 Tanggal : Seri : A Nomor : 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR 14 TAHUN 1997 SERI C.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 1 TAHUN 1993 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 05 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 3 TAHUN 1994 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PENGUSAHAAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 1 TAHUN : 1994 SERI A

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG B E C A DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 9 TAHUN 1998 TENTANG PAJAK PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK PEMBANGUNAN I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG Mengingat : a. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 5/DPRD-GR/1960 tentang Pajak Pembangunan I yang telah dirubah dengan peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 2 Tahun 1985 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 5/DPRD-GR/1960 tentang Pajak Pembangunan I, sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dewasa ini; b. bahwa berdasarkan hal tersebut dipandang perlu untuk meninjau kembali Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 5/DPRD-GR/1960 tentang Pajak Pembangunan I dan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 2 Tahun 1985 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 5/DPRD-GR/1960 tentang Pajak Pembangunan I dengan Peraturan Daerah yang baru. Menimbang : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok Pokok Pemerintahan di Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 38; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037); 2. Undang undang Nomor 69 Tahun 1958 Tentang Pembentukan Daerah Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655;

2 3. Undang Undang Nomor 14 Tahun 1947 tentang Pajak Pembangunan I (Lembaran Negara Indonesia Tahun 1974 Nomor 78) Undang Undang Nomor 20 Tahun 1948; 4. Undang Undang Nomor 14 Drt Tahun 1957, tentang Peraturan umum Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 56; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1287); 5. Undang Undang Perimbangan Keuangan 1957 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor 77); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1957 tentang Penyerahan Pajak Pajak Negara kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1957 Nomor : 10 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 11550); 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1983 tentang Keringanan Pajak Pembangunan I dan Retribusi Ijin membangun Hotel di Daerah Tujuan Wisata; 8. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1983 tentang Keringanan Pajak Pembangunan I dan Retribusi Ijin membangun Hotel di Daerah Tujuan Wisata; 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 24 Oktober 1985 Nomor 973660 tentang Pemberian Keringanan Pajak Pembangunan I dan Retribusi Ijin Membangun Hotel di Daerah Tujuan Wisata.

3 Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung. M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG TENTANG PAJAK PEMBANGUNAN I BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung; c. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung; d. Pembayaran adalah pembayaran yang dilakukan oleh pengunjang rumah makan atau Restaurant dan Hotel guna pembelian makanan dan atau minuman atau sewa kamar, termasuk pula pembayaran dengan nama apapun juga di rumah makan atau Restaurant dan Hotel kecuali pembayaran untuk pajak; e. Dinas pendapatan adalah Dinas Pendapatan/Pasedahan Agung Kabupaten Daerah Tingkat II Badung; f. Rumah makan atau restaurant adalah perusahaan yang memakai bangunan tetap atau sementara untuk menjual makanan dan atau minuman dengan menyediakan tempat untuk makan dan atau minum ditempat itu yang berada dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dalam pengertian ini juga termasuk perusahaan makanan catering;

4 g. Hotel adalah usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian dari padanya yang khusus disediakan, dimana setiap orang dapat menginap dan makan serta memperoleh pelayanan dan fasilitas fasilitas lainnya dengan pembayaran termasuk dalam pengertian hotel adalah Gubug Pariwisata (cottage), Hotel, Losmen atau Rumah Penginapan, Wisma Pariwisata, Pesanggrahan (Hotel), Penginapan Remaja (Touth Hostel), Pondok Pariwisata (Home Stay), termasuk rumah makan (Restaurant) yang ada dan melayani para wisatawan yang menginap di Hotel tersebut; h. Wisatawan adalah setiap orang yang karena suatu keperluan melakukan perjalanan dan persinggahan sementara di Daerah Kabupaten Badung. i. Pengusaha Hotel atau Rumah Makan adalah Pemilik Rumah Makan atau Hotel atau yang menguasainya jika perusahaan itu tidak dijalankan oleh pemilik. BAB II NAMA DASAR DAN JUMLAH PAJAK Pasal 2 Dari semua pembayaran di Hotel dan Rumah Makan di Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dikenakan Pajak yang dinamai Pajak Pembangunan I. Pasal 3 (1). Pajak Pembangunan I ini besarnya 10 % (sepuluh per seratus) dari jumlah pembayaran dan dibulatkan ke atas sampai jumlah Rp. 50,- (lima puluh rupiah) (2). Jika pembayaran kurang dari Rp. 100,- (seratus rupiah) maka jumlah itu tidak dikenakan Pajak.

5 Pasal 4 (1). Kepala Daerah memberikan potongan 50 % dari Jumlah pembayaran Pajak Pembangunan I yang terhutang bagi Wisatawan yang menginap dan makan / minum di Hotel (2). Keringanan Pajak Pembangunan I tersebut dalam ayat (1) pasal ini untuk rumah makan di luar Hotel ditetapkan tersendiri oleh Kepala Daerah. Pasal 5 (1). Rumah Makan yang biasanya dikunjungi oleh orang orang yang tergolong penduduk yang kurang mampu dibebaskan dari pembayaran Pajak Pembangunan I. (2). Yang ditentukan dalam ayat (1) diatas tidak mengurangi hak Kepala Daerah untuk meniadakan pembebasan tersebut jika ternyata padanya bahwa rumah makan tersebut tidak dapat dianggap memenuhi syarat syarat yang ditentukan ayat (1) pasal ini. Pasal 6 Pajak Pembangunan I dikenakan atas jumlah pembayaran yang dilakukan dalam bulan itu. BAB III PENANGGUNG PAJAK PEMBANGUNAN I Pasal 7 Yang menanggung Pajak Pembangunan I adalah Pengusaha Hotel dan Rumah Makan atau Restaurant sebagaimana yang dimaksud dalam pasal i dan huruf d.

6 Pasal 8 (1). Penanggung Pajak Pembangunan I diperkenankan menambah jumlah pembayaran 10 % (sepuluh persen) (2). Dalam hal penanggung Pajak menambah jumlah pembayaran dengan 10 % (sepuluh persen), maka yang melakukan pembayaran wajib membayar dengan tambahannya itu. (3). Dalam hal orang yang harus membayar jumlah dimaksud didalam ayat (2) pasal ini tidak memenuhi kewajibannya maka penanggung Pajak mempunyai hak utama atas barang barang yang bergerak milik orang itu yang sama besarnya dengan jumlah pajak yang harus dibayar. BAB VI CARA MEMENUHI PAJAK Pasal 9 Pajak Pembangunan I dikenakan tiap tiap bulan takwin atas jumlah pembayaran yang dilakukan dalam bulan ini. Pasal 10 Penanggung Pajak pembangunan I dalam memungut pembayaran dan Pajak Pembangunan I harus mempergunakan nota pesanan atau kwitansi. Pasal 11 (1). Nota pesanan harus dicetak diberi nomor seri dan dipergunakan sesuai dengan nomor urut. (2). Nota pesanan baru dapat dipergunakan setelah diporporasi oleh Dinas Pendapatan.

7 Pasal 12 Salinan nota pesanan yang sudah dipergunakan harus disimpan oleh si Penanggung Pajak dalam waktu 3 tahun sebagai bukti dalam pembuatan surat pemberitahuan untuk ketetapan Pajak. BAB V HAK DAN KEWAJIBAN PENANGGUNG PAJAK Pasal 13 (1). Penanggung Pajak wajib menyampaikan surat pemberitahuan kepada Kepala Daerah melalui Dinas Pendapatan setiap tahun. (2). Blanco surat pemberitahuan ditetapkan dan diberikan oleh Dinas Pendapatan. (3). Surat pemberitahuan harus diisi dan dikirim kembali oleh Penanggung Pajak kepada Dinas Pendapatan paling lambat 1 bulan setelah surat pemberitahuan tersebut diterima oleh Penanggung Pajak. (4). Bila Penanggung Pajak tidak memenuhi kewajiban seperti dimaksud ayat (3) pasal ini maka Penanggung Pajak dianggap tidak mengirim surat pemberitahuan. (5). Dalam surat pemberitahuan Penanggung Pajak harus melaporkan pembayaran yang terjadi selama 1 tahun. Pasal 14 (1). Penanggung Pajak wajib menyimpan semua catatan pembukuan, bukti pembayaran dan surat lain yang ada hubungannya dengan Pajak Pembangunan I selama 3 tahun. (2). Penanggung Pajak wajib memperlihatkan semua catatan pembukuan, bukti pembayaran dan surat lain yang dimaksud dalam ayat (1) bila diminta dan diperlukan oleh Kepala Daerah atau petugas yang ditunjuk untuk melaksanakan pemeriksaan.

8 Pasal 15 Kepala Daerah membuat ketentuan Pajak Pembangunan I kepada Penanggung Pajak Pembangunan I berdasarkan surat pemberitahuan dari Penanggung Pajak. Pasal 16 Bila kebenaran dari surat pemberitahuan yang dibuat oleh Penanggung Pajak Pembangunan I diragukan, maka Kepala Daerah berhak membuat surat ketetapan sesuai dengan data yang ada di Lapangan. Pasal 17 Kepala Daerah dapat membuat ketetapan Pajak Pembangunan I Karena jabatan terhadap Penanggung Pajak yang tidak menyampaikan surat pemberitahuan, yang dalam memungut pembayaran tidak mempergunakan nota pesanan dengan cara menaksir jumlah pembayaran yang dilakukan pada Hotel dan Rumah Makan atau Restaurant tersebut. Pasal 18 (1). Penanggung Pajak Pembangunan I paling sedikit satu kali dalam sebulan. (2). Penanggung Pajak Pembangunan I yang mendapat ketetapan sementara yang bersifat tetap wajib melunasi Pajak Pembangunan I selambat lambatnya 1 (satu) bulan setelah berakhirnya masa ketetapan triwulan yang bersangkutan. (3). Penanggung Pajak Pembangunan I yang mendapat ketetapan rampung tahunan wajib melunasi Pajak Pembangunan I selambat lambatnya 3 (tiga bulan) setelah ketetapan tersebut diterima.

9 (4). Penanggung Pajak Pembangunan I yang terlambat memenuhi kewajiban melunasi Pajak sesuai dengan yang dimaksud dalam ayat 2 dan 3 Pasal ini dikenakan denda sebesar 2 % (dua per seratus) dari jumlah tunggakan Pajak Pembangunan I setiap bulan. Pasal 19 (1). Apabila pajak ditetapkan terbukti kurang dari semestinya maka Kepala Daerah boleh menetapkan dan menagih kekurangan tersebut. (2). Kekurangan penetapan pajak yang dimaksud ayat (1) pasal ini tidak dapat ditagih kembali apabila telah melewati waktu 5 tahun terhitung tanggal penetapan yang pertama. Pasal 20 (1). Penanggung Pajak yang sudah mendapat ketetapan pajak berhak mengajukan keberatan kepada Kepala Daerah yang dilengkapi dengan data atau argumentasi selambat lambatnya 1 (satu) bulan setelah ketetapan tersebut diterima. (2). Kepala Daerah memberikan keputusan terhadap permohonan keberatan tersebut selambat lambatnya 6 (enam) bulan setelah permohonan keberatan diterima. (3). Bila dalam waktu 6 (enam) bulan tidak ada jawaban dari Kepala Daerah maka permohonan keberatan dianggap dapat disetujui. (4). Bagi penanggung Pajak Pembangunan I yang mengajukan permohonan keberatan tidak mengurangi kewajibannya untuk membayar Pajak Pembangunan I.

10 BAB VI KETENTUAN PIDANA Pasal 21 (1). Barang siapa yang melanggar ketentuan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam dengan hukuman kurungan selambat lambatnya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak banyaknya Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah). (2). Tindak Pidana yang dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran. (3). Selain Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atas pelanggaran tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Pejabat Penyidik Pegawai negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat II Badung yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang Undangan yang berlaku. (4). Dalam melakukan tugas penyidikan para penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) berwenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret tersangka; f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya;

11 h. Mengadakan tindakan lain, menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur kemudian dengan Keputusan Kepala Daerah sepanjang mengenai Peraturan Pelaksanaannya. Pasal 23 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 5/DPRD-GR/1960 tentang Pajak Pembangunan I dan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 2 Tahun 1985 tanggal 27 Juli 1985 tentang Perubahan pertama Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 5/DPRD-GR/1960 tentang Pajak Pembangunan I dinyatakan tidak berlaku lagi.

12 Pasal 24 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Tingkat II Badung. Denpasar, 31 Maret 1990 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG KETUA, TTD BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II BADUNG TTD I GUSTI KETUT ADHIPUTRA, Sm. Hk PANDE MADE LATRA DISAHKAN Dengan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Tgl : 2 Maret 1992 No. : 973.61-227 Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah Direktur Pembinaan Pemerintahan Daerah Mewakili, TTD, Ny. YUSNA SURIN, SH Pembina Tingkat I NIP. 010053379.

13 Diundangkan Dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Tanggal : 29 April 1990 Nomor : 6 Seri A Nomor 2 Sekretaris Wilayah/Daerah Tingkat II Badung TTD (Drs. Ida Bagus Yudara Pidada) Pembina NIP. 010045843.

14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 4 TAHUN 1990 TENTANG PAJAK PEMBANGUNAN I I. UMUM Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 5/DPRD-GR/1960 tentang Pajak Pembangunan I yang merupakan koordinasi Undang Undang Nomor 14 Tahun 1974 dan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 2 Tahun 1985 tentang Perubahan Pertama Peraturan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Badung Nomor 5/DPRD-GR/1960 tentang Pajak Pembangunan I sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan dewasa ini untuk itu dipandang perlu peninjauan kembali dan penyempurnaan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung tentang Pajak Pembangunan I tersebut diatas dengan Peraturan Daerah. II. III. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 huruf b Perkataan pembayaran tidak hanya dimaksudkan pembayaran harga barang minuman dan makanan atau sewa kamar saja, melainkan juga misalnya tambahan untuk pegawai, tambahan untuk listrik/air atau tambahan untuk mempergunakan ruangan/alat-alat istimewa dan lain lain. Contoh : Seorang mengadakan pertemuan disalah satu rumah makan, dan karena alat alatnya yang disediakan serta pelayanannya istimewa maka : Yang ongkos makanan dan minuman... Rp. 10.000 Ongkos Pegawai (Pelayanan istimewa 5%)... Rp. 500 Ongkos alat alat 10%... Rp. 1.000 Jumlah Pembayaran Rp. 11.500

15 huruf d : Rumah makan/restaurant adalah : Suatu tempat yang mempunyai kriteria sebagai berikut : a. Ada bangunan, yang sudah tentu bangunan yang bertembok dan beratap baik bersifat tetap maupun sementara. b. Menjual makanan/minuman. c. Menyediakan tempat untuk bersantap (misalnya ruangan, meja, kursi dan sejenisnya yang diperuntukkan untuk tempat bersantap bagi orang yang berbelanja). Rumah makan tidak termasuk perusahaan perusahaan yang menjual kue atau minuman tapi semua itu tidak dimakan ditempat itu karena tidak disediakan tempatnya. Khusus untuk perusahaan Catering walaupun tidak menyediakan tempat untuk menyantap namun disamakan juga dalam pengertian sebagai rumah makan sehingga wajib membayar Pajak Pembangunan I. huruf g : Rumah Penginapan tidak termasuk rumah pemondokan. Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 ayat (1) : Jika pembayaran Rp. 6.400,- maka Pajak bukan Rp. 640,- melainkan jadi dibulatkan ayat (2); kalau ada orang makan/minum di rumah makan seharga kurang dari Rp. 100,- tidak dikenakan Pajak. Pasal 4 ayat (1) : Penggunaan Pajak Pembangunan I hanya berhak memungut PB I sebesar 50% dari ketentuan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Daerah ini kepada wisatawan yang mengunjungi dan makan atau minum di Hotel. ayat (2) Pasal 5 ayat (1) : Jumlah rumah makan yang dimaksud dalam ayat ini adalah rumah makan yang dikunjungi oleh penduduk setempat. ayat (2)

Pasal 6 16 Pasal 7 : Yang menanggung Pajak ini ialah Pengusaha Hotel atau Rumah Makan ini bukan berarti dia yang wajib membayar Pajak Pembangunan I ialah mereka yang melakukan pembayaran. Pasal 8 ayat (1) : Terhadap wisatawan yang menginap dan makan/minum di Hotel, pengenaan Pajak dalam pungutan PB I tetap berpedoman pada ketentuan Pasal 4 ayat (1) Peraturan Daerah ini. ayat (2) ayat (3) Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 ayat (1) : Hal ini dimaksudkan agar Penanggung Pajak Pembangunan I tidak menyimpan Pajak Pembangunan I yang telah dipungut dari pembayaran yang terjadi di Hotel dan Rumah Makan. Bupati Kepala Daerah atau Dinas Pendapatan dapat juga mewajibkan penanggung Pajak Pembangunan I untuk membayar Pajak Pembangunan I lebih dari satu kali setiap bulan. ayat (2) : Yang dimaksud ketetapan sementara yang bersifat tetap adalah ketetapan yang diberikan kepada penanggung Pajak Pembangunan I yang tidak mempergunakan pembukuan atau mempergunakan nota dalam memungut Pajak Pembangunan I terhadap penanggung Pajak Pembangunan I ini diberikan ketetapan setiap triwulan ketetapan ini dikenakan atas dasar pengamatan/penaksiran yang dilaksanakan dilapangan untuk triwulan I dari Januari sampai dengan Maret, triwulan II dari April sampai dengan Juni, Triwulan III dari Juli sampai dengan September, Triwulan IV dari Oktober sampai dengan Desember.

17 ayat (3) : Ketetapan rampung tahunan adalah ketetapan yang diberikan kepada penanggung Pajak Pembangunan I yang mempergunakan pembukuan/nota pesanan dalam memungut Pajak Pembangunan I. ayat (4) Pasal 19 Pasal 20 ayat (1) ayat (2) ayat (3) ayat (4) : Sambil menunggu keputusan permohonan keberatan, penanggung Pajak Pembangunan I wajib membayar Pajak Pembangunan I sesuai dengan jumlah yang ditetapkan. Apabila jumlah ketetapan setelah permohonan keberatan lebih kecil dari jumlah ketetapan sebelumnya permohonan keberatan maka terhadap selisih ini akan dikembalikan atau diadakan perhitungan kembali. Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24