Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

KUALITAS SEMEN SEGAR DAN PRODUKSI SEMEN BEKU SAPI SIMMENTAL PADA UMUR YANG BERBEDA

PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT

PENGARUH LINGKAR SCROTUM DAN VOLUME TESTIS TERHADAP VOLUME SEMEN DAN KONSENTRASI SPERMA PEJANTAN SIMMENTAL, LIMOUSINE DAN BRAHMAN

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

F.K. Mentari, Y. Soepri Ondho dan Sutiyono* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

PENGARUH UMUR PEJANTAN DAN FREKUENSI EJAKULASI TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA SAPI ACEH

KUALITAS SEMEN DOMBA LOKAL PADA BERBAGAI KELOMPOK UMUR SEMEN QUALITY OF RAM AT DIFFERENT AGE-GROUP

PENGARUH UMUR PEJANTAN DAN FREKUENSI PENAMPUNGAN TERHADAP VOLUME DAN MOTILITAS SEMEN SEGAR SAPI SIMMENTAL DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

PERBEDAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF SEMEN SEGAR PADA BERBAGAI BANGSA SAPI POTONG. Candra Aerens D.C, M. nur ihsan, Nurul Isnaini ABSTRACT

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU DOMBOS TEXEL DI KABUPATEN WONOSOBO

PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER

PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

L.N. Varasofiari, E.T. Setiatin, dan Sutopo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRACT ABSTRAK

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

Pengaruh lama gliserolisasi terhadap keberhasilan produksi semen beku Sapi Simmental

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

Pengaruh Bobot Badan Terhadap Kualitas dan Kuantitas Semen Sapi Simmental

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

PENGGANTIAN BOVINE SERUM ALBUMIN PADA CEP-2 DENGAN SERUM DARAH SAPI TERHADAP KUALITAS SEMEN SAPI LIMOUSIN PADA SUHU PENYIMPANAN 3-5 o C

PENGARUH PENAMBAHAN GLUTATHIONE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

KUALITAS SEMEN SAPI BALI SEBELUM DAN SESUDAH PEMBEKUAN MENGGUNAKAN PENGENCER SARI WORTEL

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian

ABSTRAK. Kata Kunci : Jarak Tempuh; Waktu Tempuh; PTM; Abnormalitas; Semen ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

Jurnal Pertanian ISSN Volume 2 Nomor 1, April PENGARUH VITAMIN B 2 (Riboflavin) TERHADAP DAYA TAHAN SPERMATOZOA DOMBA PADA SUHU KAMAR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH BOBOT BADAN TERHADAP KUALITAS DAN KUANTITAS SEMEN SAPI SIMMENTAL THE EFFECT OF WEIGHT ON SIMMENTAL CATTLE SEMEN QUALITY AND QUANTITY

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

OBSERVASI KUALITAS SPERMATOZOA PEJANTAN SIMMENTAL DAN PO DALAM STRAW DINGIN SETELAH PENYIMPANAN 7 HARI PADA SUHU 5 C

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

Perbedaan Kualitas Semen Segar Domba Batur dalam Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis

Kualitas Semen Kambing Peranakan Boer. Quality of Semen Crossbreed Boer Goat. M. Hartono PENDAHULUAN. Universitas Lampung ABSTRACT

PERBEDAAN VOLUME SEMEN, KONSENTRASI, DAN MOTILITAS SPERMATOZOA PEJANTAN SAPI FH DI BIB LEMBANG DENGAN INTERVAL PENAMPUNGAN 72 JAM DAN 96 JAM

KARAKTERISTIK SEMEN SEGAR SAPI BANGSA LIMOUSIN DAN SIMMENTAL DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana

PENGARUH BERBAGAI METODE THAWING TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)

Pengaruh Pengencer Kombinasi Sari Kedelai dan Tris terhadap Kualitas Mikroskopis Spermatozoa Pejantan Sapi PO Kebumen

PENGARUH PENGENCER SEMEN TERHADAP ABNORMALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA KAMBING LOKAL PADA PENYIMPANAN SUHU 5ºC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

Contak person: ABSTRACT. Keywords: Service per Conception, Days Open, Calving Interval, Conception Rate and Index Fertility

S. Suharyati Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Bandarlampung ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat

Pengaruh metode gliserolisasi terhadap kualitas semen domba postthawing... Labib abdillah

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

BAB III MATERI DAN METODE

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA EVALUASI SEMEN Hari dan tanggal : Senin, 21 Desember 2015

Motility of Spermatozoa Brahman Bull in CEP-D Diluent with Egg Yolk Suplementation of Gallus sp. of Hisex Brown Strain during Refrigerator Storage

Proporsi X dan Y, Viabilitas dan Motilitas Spermatozoa Domba Sesudah Pemisahan dengan Albumin Putih Telur

PERBANDINGAN PENGGUNAAN PENGENCER SEMEN SITRAT KUNING TELUR DAN TRIS KUNING TELUR TERHADAP PERSENTASE DAYA HIDUP SPERMATOZOA SAPI JAWA BREBES

Spermatogenesis dan sperma ternak

PENGGUNAAN TELUR ITIK SEBAGAI PENGENCER SEMEN KAMBING. Moh.Nur Ihsan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

PENGARUH PENGGUNAAN RAK STRAW SELAMA EQUILIBRASI TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI PERANAKAN ONGOLE

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

PENGARUH KESEIMBANGAN ENERGI-PROTEIN DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS SEMEN ITIK RAMBON

STUDI TERHADAP KUALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA CAUDA EPIDIDIMIDIS DOMBA GARUT MENGGUNAKAN BERBAGAI JENIS PENGENCER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal seperti Domba Ekor Gemuk (DEG) maupun Domba Ekor Tipis (DET) dan

ANALISIS KUALITAS SEMEN BEKU SAPI SIMMENTAL MENGGUNAKAN PENGENCER ANDROMED DENGAN VARIASI WAKTU PRE FREEZING

KUALITAS SEMEN SEGAR SAPI SIMMENTAL YANG DIKOLEKSI DENGAN INTERVAL YANG BERBEDA DI BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal

Effect of Quality Chilled Semen of Cross Bred Goat (Nubian and Ettawa) which Dilluted with Skim Milk and Yolk Citrate Extender

KAJI BANDING KUALITAS SPERMATOZOA SAPI SIMMENTAL, LIMOUSIN, DAN FRIESIAN HOLSTEIN TERHADAP PROSES PEMBEKUAN

Sari Buah Lontar Sebagai Pengencer Alami Dalam Mempertahankan Kualitas Spermatozoa Babi. Nancy Diana Frederika Katerina Foeh dan Chyintia Dewi Gaina

MOTILITAS DAN VIABILITAS SPERMATOZOA SEMEN SEXING MENGGUNAKAN METODE SEDIMENTASI PUTIH TELUR DENGAN PENGENCER YANG BERBEDA

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit

PENGARUH KOMBINASI KUNING TELUR DENGAN AIR KELAPA TERHADAP DAYA TAHAN HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA DOMBA PRIANGAN PADA PENYIMPANAN 5 0 C

PENGARUH SUHU DAN LAMA SIMPAN SEMEN SEGAR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE)

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

MATERI DAN METODE. Materi

Penambahan Sari Kacang Hijau pada Tris sebagai Bahan Pengencer terhadap Motilitas, Daya Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Sapi Kebumen

DAFTAR ISI. BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Hipotesis...

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP MOTILITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA SEMEN CAIR SAPI SIMMENTAL

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding

PROPORSI X DAN Y, VIABILITAS DAN MOTILITAS SPERMATOZOA DOMBA SESUDAH PEMISAHAN DENGAN PUTIH TELUR

Arnold.Ch Tabun *, Petrus Kune **, M.L. Molle *** Oleh:

STUDI TENTANG PENGENCER KUNING TELUR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS SEMEN BEKU SAPI JAWA BREBES

Dosis Glukosa Ideal pada Pengencer Kuning Telur Fosfat Dalam Mempertahankan Kualitas Semen Kalkun pada Suhu 5 C

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing

DAYA HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMA ENTOK (Cairina moschata) YANG DITAMPUNG 3 DAN 6 HARI SEKALI DALAM PENGENCER YANG BERBEDA SKRIPSI.

Keberhasilan IB menggunakan semen beku hasil sexing dengan metode sedimentasi putih telur pada sapi PO cross

UJI KU <klitas SPERMA DAN PENGHITUNGAN JUMLAH PENGENCER DALAM UPAYA MENENTUKAN KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN

PENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

Transkripsi:

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p 126 133 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj KUALITAS SEMEN BERDASARKAN UMUR PADA SAPI JANTAN JAWA (Semen Quality of Java Bull at Different Age) A. S. Dewi, Y. S. Ondho, dan E. Kurnianto Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap kualitas semen pada sapi Jawa. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2011 dan dilanjutkan pada bulan Juni 2012, di Kelompok Tani Ternak Cikoneng, Desa Malahayu, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 8 ekor sapi jantan Jawa. Masingmasing berumur <2 tahun sebanyak 2 ekor, umur 2-3 tahun sebanyak 3 ekor, dan umur >3 tahun sebanyak 3 ekor yang berada di KTT (Kelompok Tani Ternak) dengan cara pemeliharaan yang sama. Jumlah sapi pada masing-masing kelompok umur dianggap sebagai ulangan. Rancangan statistik yang digunakan adalah One Way Classification (RAL) dengan ulangan tidak sama. Data dianalisis menggunakan sidik ragam, dilanjutkan uji Duncan jika ada pengaruh umur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur sapi jantan Jawa berpengaruh terhadap volume, tetapi tidak mempengaruhi parameter yang lain seperti warna, ph, konsistensi, konsentrasi, motilitas, mortalitas dan abnormalitasnya. Kata Kunci : Sapi Jawa; umur; kualitas semen. ABSTRACT The objective of this research was to evaluate the effect of age on semen quality in Java bull. This research was conducted from July to August 2011, and continued in June 2012, located at farmer group of Cikoneng Sejahtera, Banjarharjo, Brebes, Central Java. The materials used were 8 heads of Java bulls, those were 2 heads of <2 years old, 3 heads of 2-3 years old, and 3 heads of >3 years old. All of materials were raised at farmer group in the same management. A number of bulls at each age group were assumed as the replication. Statistical design used was One Way Classification with unbalanced data. Data were analyzed using ANOVA, then followed by Duncan test if there is effect of the bull age. The results showed that age affects semen volume, but did not affect other parameters such as color, ph, consistency, concentration, motility, mortality and normality. Key words : Java bulls; age; semen quality. PENDAHULUAN Program pengembangbiakan merupakan salah satu kunci sukses suatu usaha peternakan, tidak hanya meningkatkan jumlah sapi yang dihasilkan untuk dijual saja, tetapi juga meliputi upaya peningkatan mutu genetiknya. Salah satu upaya untuk memaksimalkan mutu genetik ternak adalah mengatur reproduksinya.

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, halaman 127 Keberhasilan proses reproduksi sangat dipengaruhi oleh kondisi pejantan dan betina yang melakukan perkawinan. Hal paling penting adalah kualitas semen yang dihasilkan pejantan untuk membuahi sel telur betina. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijono (1999) menunjukkan adanya perbedaan kualitas semen antara sapi PO jantan muda dan tua, ini berarti bahwa umur dapat mempengaruhi kualitas semen pada sapi PO. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap kualitas semen sapi Jawa. Penggunaan sapi Jawa sebagai materi penelitian karena sapi Jawa merupakan komoditi ternak potong khas pulau Jawa. Semen yang dihasilkan oleh sapi ditampung kemudian dievaluasi untuk menentukan kualitas semen tersebut. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi makroskopis (volume, warna, ph, konsistensi) dan evaluasi mikroskopis (motilitas, mortalitas, normalitas, dan konsentrasi). Selanjutnya dilakukan analisa statistik dan menentukan ada atau tidaknya hubungan umur terhadap masing-masing paremeter yang dievaluasi. MATERI DAN METODE Pada penelitian ini digunakan 8 ekor sapi jantan Jawa yang ditampung spermanya. Masing-masing berumur <2 tahun sebanyak 2 ekor, umur 2-3 tahun sebanyak 3 ekor, dan umur >3 tahun sebanyak 3 ekor. Sapi yang digunakan adalah sapi jantan Jawa yang berada di KTT (Kelompok Tani Ternak) dengan cara pemeliharaan yang sama, yaitu pemberian pakan berupa daun jagung di dalam kandang pada pukul 07.00 WIB, lalu digembalakan pada pukul 11.00 sampai 16.00 WIB. Alat yang digunakan untuk penampungan semen adalah vagina buatan, yang terdiri dari silinder karet kuat dengan lapisan karet bagian dalam, rongga di antara silinder dan lapisan dalam, dan rongga tersebut diisi air yang suhunya dapat diatur (40-45 o C), dengan tekanan menyerupai keadaan alamiah. Alat bantu yang digunakan adalah kandang jepit sebagai tempat mengikat betina perangsang, dan tali tambang sebagai alat handling pejantan. Sedangkan untuk evaluasi semen adalah mikroskop serta peralatan pelengkap yaitu gelas objek, gelas penutup, pipet tetes, pipet eritrosit, gelas objek Neubeur, dan kertas lakmus sebagai indikator ph. Bahan yang digunakan adalah air hangat 40 0 C untuk mengisi vagina buatan sebagai pengatur suhu, dan pelumas (vaselin) untuk melumasi permukaan vagina buatan sehingga mirip dengan keadaan vagina yang sebenarnya. Dan untuk pemeriksaan semen digunakan larutan eosin 2% sebagai pewarna untuk mengamati hidup mati dan abnormalitas spermatozoa, serta larutan eosin 0,2% untuk menghitung konsentrasi. Selain itu juga menggunakan alkohol sebagai bahan sanitasi alat. Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan (kelompok umur) dengan jumlah ulangan yang berbeda. tersebut adalah : P1 = umur <2 th, sebanyak 2 ulangan P2 = umur 2-3 th, sebanyak 3 ulangan P3 = umur >3 th, sebanyak 3 ulangan

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, halaman 128 Penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. Tahap persiapan meliputi identifikasi pejantan seta persiapan alat dan bahan. Tahap pelaksanaan meliputi penampungan dan evaluasi semen, yaitu evaluasi makroskopis (volume, warna, ph, konsistensi) dan evaluasi mikroskopis (motilitas, mortalitas, normalitas, konsentrasi). Tahap selanjutnya adalah analisis data, rancangan yang digunakan adalah one way classification (rancangan acak lengkap) dengan ulangan tidak sama. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Umur terhadap Volume Semen Sapi Jawa Volume semen sapi Jawa hasil penampungan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Volume semen sapi Jawa Umur <2 th 7 7,3-14,3 7,15 a Umur 2-3 th 4,5 3,2 4 11,7 3,90 c Umur >3 th 5,5 6 7 18,5 6,17 ab Total 44,5 Superskrip yang berbeda dalam kolom yang sama menunjukkan pengaruh berbeda nyata (P<0,01) Analisis data menunjukkan adanya pengaruh umur yang signifikan terhadap volume semen sapi Jawa. Volume semen sapi dengan umur <2 tahun berbeda nyata dengan sapi umur 2-3 tahun, tetapi tidak berbeda nyata dengan umur >3 tahun. Perbedaan volume tersebut sesuai dengan hasil penelitian Wijono (1999) bahwa umur dapat mempengaruhi volume semen. Volume semen paling besar terdapat pada kelompok sapi yang berumur kurang dari 2 tahun, kemudian pada saat memasuki umur 2-3 tahun volume semen berkurang. Hal ini tidak sesuai dengan teori Salisbury dan Van Demark (1985) yang menyatakan bahwa volume semen akan bertambah sesuai umur. Kondisi semen sapi Jawa yang mengalami penurunan dari umur <2 th menuju 2-3 th tersebut, yaitu karena pada saat memasuki umur 1 tahun, sapi jantan mengalami masa pubertas, sesuai dengan pendapat Nuryadi (2000) bahwa proses spermatogenesis berlangsung pertama kali ketika sapi berumur 10-12 bulan, pada masa inilah nutrisi pakan yang masuk dalam tubuh digunakan secara optimal untuk pembentukan sel-sel kelamins, termasuk untuk memproduksi sperma. Selanjutnya pada umur 2-3 tahun sapi mengalami dewasa tubuh sehingga sebagian besar nutrisi pakan yang diserap di dalam tubuh digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh.

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, halaman 129 Pengaruh Umur terhadap Warna Semen Sapi Jawa Semen yang telah berhasil ditampung langsung diamati warnanya, hasilnya tecantum di Tabel 2. Tabel 2. Warna semen sapi Jawa Umur <2 th Krem Putih susu - Umur 2-3 th Putih susu Putih susu Putih susu Umur >3 th Putih susu Putih susu Krem Dari keseluruhan hasil penampungan sapi berumur <2 th, 2-3 th, dan >3, prosentase semen yang berwarna putih susu sebanyak 77,78% dan hanya 22,22% yang berwarna krem. Sesuai dengan Susilawati et al. (2003), bahwa warna semen yang dihasilkan dari ejakulasi normal adalah putih susu dan 10% saja yang berwarna krem. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa umur tidak berpengaruh pada warna semen. Menurut Johnson et al. (2000), beberapa faktor yang mempengaruhi warna semen adalah tingkat rangsangan, frekuensi ejakulasi, kualitas pakan. Pengaruh Umur terhadap ph Semen Sapi Jawa Hasil uji ph pada semen sapi Jawa dari hasil penampungan disajikan di Tabel 3. Tingkat ph semen yang sama antara sapi-sapi yang digunakan sebagai bahan penelitian ini dikarenakan jenis dan kualitas pakan yang diberikan sama. Sesuai pendapat Johnson et al. (2000), bahwa kualitas pakan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi ph semen. Tabel 3. ph semen sapi Jawa Umur <2 th 6,4 6,4 - Umur 2-3 th 6,4 6,4 6,4 Umur >3 th 6,4 6,4 6,4 Pengaruh Umur terhadap Konsistensi Semen pada Sapi Jawa Hasil pengamatan konsistensi atau kekentalan semen sapi Jawa adalah tercantum pada Tabel 4. Kelompok sapi berumur kurang dari 2 tahun memiliki konsistensi semen 100% encer, pada sapi umur 2-3 tahun menghasilkan semen dengan konsistensi 67,67% sedang dan 33,33% encer, lalu pada kelompok sapi berumur >3 tahun menghasilkan semen dengan konsistensi 67,67% encer dan 33,33% sedang. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya konsistensi

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, halaman 130 semen pada sapi Jawa ini adalah rendahnya kualitas pakan yang diberikan. Di tempat pemeliharaannya, sapi-sapi tersebut hanya diberi pakan rumput segar dan daun jagung, tanpa diberi konsentrat. Selain faktor pakan, tingkat rangsangan juga dapat mempengaruhi konsistensi. Sesuai pendapat Johnson et al. (2000) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi konsistensi semen adalah tingkat rangsangan. Tabel 4. Konsistensi semen sapi Jawa Umur <2 th Encer Encer - Umur 2-3 th Sedang Sedang Encer Umur >3 th Encer Sedang Encer Pengaruh Umur terhadap Konsentrasi Spermatozoa pada Sapi Jawa Hasil pengamatan dan penghitungan jumlah spermatozoa dalam semen sapi Jawa adalah tercantum pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah spermatozoa per ml semen sapi Jawa Umur <2 th 60 93-153 76,5 Umur 2-3 th 173 74 71 318 106 Umur >3 th 82 73 22 177 59 Total 648 Mayoritas sapi Jawa yang digunakan sebagai sampel menghasilkan semen dengan konsentrasi di bawah standar sesuai pendapat Hafez (2000) bahwa standar konsentrasi semen sapi adalah 80x10 7-200x10 7 per ml. Rendahnya konsentrasi pada semen sapi Jawa ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kualitas pakan yang rendah. Pengaruh Umur terhadap Gerak Spermatozoa pada Sapi Jawa Hasil pengamatan gerak individu spermatozoa tercantum pada Tabel 6. Analisis data menunjukkan bahwa perbedaan umur tidak berpengaruh terhadap gerak spermatozoa. Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pergerakan sperma yaitu waktu penampungan, berdasarkan hasil penelitian Waltl (2004), tingkat pergerakan spermatozoa dipengaruhi oleh suhu lingkungan saat penampungan dilakukan.

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, halaman 131 Tabel 6. Gerak individu spermatozoa Umur <2 th 50,77 50,77-101,54 50,77 Umur 2-3 th 50,77 50,77 56,79 158,33 52,77 Umur >3 th 50,77 56,79 56,79 164,35 54,78 Total 424,22 Pengaruh Umur terhadap Mortalitas Spermatozoa Sapi Jawa Hasil pengamatan jumlah sperma mati tercantum pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah sperma mati pada semen sapi Jawa (%) Umur <2 th 29,20 30,92-60,12 30,06 Umur 2-3 th 37,70 37,58 38,53 113,81 37,94 Umur >3 th 30,20 38,59 36,09 104,88 34,96 Total 278,81 Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh umur terhadap mortalitas spermatozoa pada semen sapi Jawa, sesuai dengan hasil penelitian Wijono (1999) yang menunjukkan bahwa jumlah hidup mati sperma tidak berbeda nyata antara sapi pejantan muda dan sapi pejantan tua. Mortalitas semen tersebut dapat juga dipengaruhi oleh lama penampungan dan proses sejak semen ditampung sampai pemeriksaan mikroskopis. Sesuai dengan pendapat Waltl, et al. (2004) bahwa mortalitas spermatozoa dapat dipengaruhi oleh suhu lingkungan saat dilakukan penampungan. Pengaruh Umur terhadap Abnormalitas Spermatozoa Sapi Jawa Hasil pengamatan dan penghitungan jumlah spermatozoa abnormal disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8. Abnormalitas semen sapi Jawa (%) Umur <2 th 29,00 17,76-46,76 23,38 Umur 2-3 th 20,88 32,71 31,31 84,9 28,30 Umur >3 th 18,44 39,58 21,72 79,74 26,58 Total 211,4

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, halaman 132 Hasil analisis menunjukkan tidak adanya pengaruh umur terhadap abnormalitas spermatozoa pada sapi jantan Jawa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Wijono (1999) menunjukkan bahwa abnormalitas semen pada sapi potong muda dan sapi potong tua tidak berbeda nyata. Berdasarkan data yang diperoleh, menyatakan bahwa normalitas spermatozoa sapi jantan Jawa kurang baik karena mayoritas semen yang ditampung memiliki tingkat abnormalitas spermatozoa di atas 20%. Menurut Pena et al. (1998), fertilitas semen yang baik, jumlah spermatozoa abnormal tidak lebih dari 20%. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa umur sapi jantan Jawa berpengaruh pada volume. Sapi berumur <2 th menghasilkan volume semen paling tinggi, karena pada saat memasuki umur 1 th sapi jantan mulai mengalami masa pubertas. Sedangkan untuk paremeter yang lain seperti warna, ph, konsistensi, konsentrasi, motilitas, mortalitas dan abnormalitasnya tidak dipengaruhi oleh umur. Rendahnya kualitas pakan yang diberikan pada sapi Jawa yang digunakan sebagai materi penelitian menyebabkan kualitas semen yang rendah. Saran yang dapat diberikan adalah meningkatkan kualitas pakan sapi Jawa dengan harapan akan diperoleh kualitas semen yang memenuhi standar. DAFTAR PUSTAKA Hafez, E. S. E. 2000. Semen Evaluation in Reproduction in Farm Animals. 7 th edition. Lippincott Wiliams and Wilkins. Maryland, USA Johnson, L. A., K. F. Weitze, P. Fiser and W. M. C. Maxwell. 2000. Storage of Boar Semen. J. Anim. Sci. 62:143-172. Nuryadi. 2000. Dasar-Dasar Reproduksi Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang Pena, A. I., F. Barrio, L. A. Quintela and P. G. Herradon. 1998. Effects of Different Glycerol Treatments on Frozen-Thawed Dog Sperm Longevity and Acrosomal Integrity. Elsevier Science Ins, Urbana. Theriogenology. 50:163-172. Ramsiyati, D.T., Sriyana, dan B. Sudarmadi. 2004. Evaluasi Kualitas Semen Sapi Potong pada Berbagai Umur di Peternakan Rakyat. Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Pasuruan, 82-87. Salisbury, G. W. dan N. L. Van Demark. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan Pada Sapi. Diterjemahkan oleh R. Djanuar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Susilawati, T., Suyadi, Nuryadi, N. Isnaini dan S. Wahyuningsih. 1993. Kualitas Semen Sapi Fries Holland dan Sapi Bali Pada Berbagai Umur dan Berat Badan. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang.

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, halaman 133 Soeroso dan E. Kurnianto. 2006. Penelitian Tentang Genetik Eksternal Warna Bulu pada Sapi Jawa. J. Ilmu Pertanian Agroland 13(4):398-404. Solihati, N., R. Idi, S.D. Rasad, M.Rizal, dan M.Fitriati. 2008. Kualitas Spermatozoa Cauda Epididimis Sapi PO dalam Pengencer Susu, Tris, dan Sitrat Kuning Telur. J. Anim. Prod. 10(1):22 29. Waltl, B. F., H. Schwarzenbacher, C. Perner, J. Solkner. 2004. Environmental and Age Effect on the Semen Quality of Austrian Simmental Bulls. 55th Annual Meeting of the European Association for Animal Production. Bled, Slovenia. Wijono, D. B. 1999. Evaluasi Kemampuan Ejakulasi dan Kualitas Semen Sapi Potong Muda dan Dewasa. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Grati, Pasuruan