PERBEDAAN VOLUME SEMEN, KONSENTRASI, DAN MOTILITAS SPERMATOZOA PEJANTAN SAPI FH DI BIB LEMBANG DENGAN INTERVAL PENAMPUNGAN 72 JAM DAN 96 JAM

Transkripsi

1 PERBEDAAN VOLUME SEMEN, KONSENTRASI, DAN MOTILITAS SPERMATOZOA PEJANTAN SAPI FH DI BIB LEMBANG DENGAN INTERVAL PENAMPUNGAN 72 JAM DAN 96 JAM (DIFFERENCE OF SEMEN VOLUME, CONCENTRATION, AND THE SPERM CELLS MOTILITY OF FH BULLS IN BIB LEMBANG WITH 72-HOUR AND 96-HOUR INTERVAL OF COLLECTION) Deby Tripriliawan, Dadang M. Saleh, dan Paulus Suparman Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Balai Inseminasi Buatan Lembang, Bandung ABSTRAK Penelitian dilaksanakan mulai 2 April 2013 sampai dengan 21 April 2013 di Balai Inseminasi Buatan Lembang Bandung. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui interval penampungan semen 72 jam dan 96 jam terhadap volume semen, konsentrasi, dan motilitas spermatozoa pejantan sapi FH dan mengetahui perbedaan interval penampungan semen 72 jam dan 96 jam terhadap volume semen, konsentrasi, dan motilitas spermatozoa pejantan sapi FH. Materi penelitian yang digunakan adalah sapi perah FH umur 6 tahun sebanyak 5 ekor, dengan kisaran berat badan kilogram. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Masing-masing sapi dicatat produksi semennya dengan interval penampungan waktu 72 jam dan 96 jam selama dua bulan yaitu bulan Juli dan Agustus 2012, metode analisis menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pejantan sapi FH yang interval 72 jam menghasilkan rataan volume semen, konsentrasi, dan motilitas spermatozoa secara berturut-turut sebesar 8,064 ± 3ml, 1077,95 ± 505,615 x 10 6, dan 68,42%. Sedangkan pejantan sapi FH yang interval 96 jam menghasilkan rataan volume semen, konsentrasi, dan motilitas spermatozoa secara berturut-turut sebesar 7,75± 2,3495 ml, 1014,19 ± 265,3397x 10 6,64,52%. Hasil uji t menunjukkan bahwa antara interval 72 jam dengan 96 jam diperoleh hasil volume semen, konsentrasi, dan motilitas tidak berbeda. Kesimpulan dari penelitian ini, interval penampungan semen dengan waktu 72 jam dan 96 jam menghasilkan volume semen, konsentrasi, dan motilitas sama. Kata kunci : Sapi FH, Interval Penampungan, Volume Semen, Konsentrasi, dan Motilitas Spermatozoa ABSTRACT The research was Held from April 2 nd, 2013 until April 21 st, 2013 at the Centra of Artificial Insemination Lembang, Bandung. The purpose of this research was to determine the effect of 72-hour and-96 hour semen collection interval on semen volume, concentration, and the motility of sperm cells of FH bulls. The materials used in this research were six-year old FH bulls as many as 5 heads, with a weight range between kg. The method used was a survey. Each semen production was recorded at intervals of 72-hour and 96-hour during two months from July to August, The method of analysis was t-test. The results showed that FH bull semen that were collected at intervals of 72-hour produced the average values of semen volume, concentration, and the motility of sperm cells as much as ± 3 ml, ± x 106, and 68.42% respectively. While FH bulls semen collected at the interval of 96-hour produced average values of semen volume, concentration, and the sperm cells 227

2 motility as much as 7.75± ml, ± 265,3397x 10 6, and 64.52% respectively. The results of t-test showed that between 72-hour with 96-hour interval were obtained the result of semen volume, concentration, and motility of sperm cells that was not different. The conclusion of the research showed that semen volume, consentrations, and motility of sperm cells, the 72-hour semen collection interval showed similar values compared to those of 96-hour semen collection. Key words : FH Bulls, Collection Interval, Semen volume, Concentration, and Motility of Sperm Cells PENDAHULUAN Usaha untuk meningkatkan jumlah dan mutu genetik sapi potong maupun perah di Indonesia perlu terus dilakukan, diantaranya dengan penerapan bioteknologi reproduksi, misalnya dengan inseminasi buatan (IB).Sapi FH (Friesh Holstein) terkenal dengan produksi susunya yang tinggi dibanding dengan bangsa-bangsa sapi perah lain dengan kadar lemak susu yang rendah (Sudono, 2002).Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan IB adalah kualitas semen yang digunakan (Webb, 2004). Koleksi semen sebaiknya tidak lebih dari dua kali sehari atau interval 4-7 hari. Pejantan yang sering diejakulasi akan cenderung menurunkan volume semen dan jumlah spermatozoa serta kualitas semen.hal ini dipengaruhi oleh adanya proses pematangan spermatozoa selama ± 48 jam di epididimis (Haseyo, 2011). Penampungan semen merupakan salah satu bagian penting dalam teknologi pengolahan semen untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas spermatozoa sebelum dilaksanakannya program IB. Berbagai metode penampungan semen untuk IB telah dikembangkan, cara apapun yang dipergunakan kebersihan harus dijaga supaya tidak mengotori semen.selama ini terdapat tiga metode penampungan semen, yaitu metode pemijatan, dengan bantuan alat elektro ejakutor dan vagina tiruan (Toelihere. 1993). Volume semen merupakan jumlah milliliter semen setiap penampungan (Toelihere, 1981).Volume semen sapi yang diejakulasikan berbeda-beda menurut bangsa, umur, bobot badan, pakan dan frekuensi penampungan. Volume semen sapi jantan yang diejakulasi tidaklah sama antara sapi jantan satu dengan yang lainnya. Menurut Garner dan Hafez (2000), volume semen sapi setiap satu kali ejakulasi berkisar antara 5-8 ml. Hal ini bisa terjadi karena perbedaan individu ternak, umur, musim, nutrisi, bangsa ternak, frekuensi ejakulat, libido, dan kondisi ternak itu sendiri. Jumlah sel mani setiap unit volume air mani sapi bervariasi dari nol sampai tiga milyar ( 3000 x 10 6 ) sel mani setiap ml. Salisbury dan VanDemark (1985), menyatakan bahwa konsentrasi berderajat tinggi biasanya berkisar dari 2000x10 6 sampai 2200x10 6 sel mani setiap ml. Pada umumnya konsentrasi sejalan dengan perkembangan seksual dan kedewasaan sapi jantan, sesuai dengan kualitas pakan yang diberikan dan kesehatan reproduksi. Penilaian konsentrasi atau jumlah spermatozoa per milliliter semen sangat penting, karena faktor inilah yang menggambarkan sifat-sifat semen dan dipakai sebagai salah satu kriterium penentuan kualitas semen. Toelihere (1981) menyatakan, motilitas atau daya gerak dinilai segera sesudah penampungan semen umumnya digunakan sebagai ukuran kesanggupan membuahi suatu contoh semen. Pengujian motilitas spermatozoa merupakan salah satu parameter penting yang dapat 228

3 dijadikan dasar informasi tentang kemampuan spermatozoa untuk membuahi. Pengujian motilitas dilakukan adalah pengujian secara visual mikroskopik menggunakan mikroskop cahaya yang memiliki nilai subyektifitas yang cukup tinggi sehingga diperlukan pengalaman, ketrampilan dan keahlian penguji dalam menilai gerakan spermatozoa agar mendapatkan hasil yang lebih obyektif (Sarastina dkk, 2006). Motilitas merupakan faktor yang sangat menentukan bagi spermatozoa sehingga fertilisasi dapat terjadi. METODE Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pejantan sapifh (Freish Holstein) yang memiliki umur seragam 6 tahun, dengan kisaran bobot badan kilogram. Jumlah sapi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 5 ekor. Masing-masing sapi dicatat volume semen, konsentrasi, dan motilitas spermatozoanya dengan interval 72 jam dan 96 jam selama dua bulan (Juli sampai Agustus 2012). Parameter yang diamati meliputi volume semen, konsentrasi spermatozoa, dan motilitas spermatozoa. Pengambilan sampel diambil secara convenience sampling / accident sampling / selected sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan data yang ada di lokasi.analisis data yang digunakan adalah analisis uji student (uji t) menurut Steel and Torrie (1980). HASIL DAN PEMBAHASAN Volume Semen Volume semen merupakan jumlah dalam milliliter semen yang dihasilkan setiap kali ejakulasi yang ditampung dalam tabung penampung. Menurut Garner dan Hafez (2000), volume semen sapi setiap satu kali ejakulasi berkisar antara 5-8ml. Volume yang diperoleh bisa berbeda, hal ini bisa saja terjadi karena perbedaan individu temak, umur, musim, nutrisi, bangsa temak, frekuensi ejakulat, libido, dan kondisi ternak itu sendiri. Hasil analisis data dengan uji t menghasilkan angka rataan volume sapi sebesar 8,064 ± 3ml untuk interval 72 jam dan rataan volume semen yang interval 96 jam sebesar 7,75 ± 2,3495 ml.rataan volume dengan interval penampungan 72 jam dan 96 jam masih dalam kisaran normal sesuai dengan pendapat Garner dan Hafez (2000) yaitu berkisar 5-8 ml. Hasil ini lebih bagus dibandingkan dengan penelitian Iis Arifiantini dkk (2005) sebelumnya yaitu dengan rataan 6,5 ml.berdasarkan hasil perhitungan dengan uji t, diperoleh nilai t hitung = 0,2656. Hasil nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel 0,05 = 1,995 dan t tabel 0,01= 2,649,maka t hitung < t tabel, sehingga menunjukkan bahwa hasil tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap volume semen yang dihasikan sapi. Toelihere (1981) menyatakan bahwa volume semen sapi yang diejakulasikan tidaklah sama antara satu sapi dengan sapi lainnya, atau antar individu jantan itu sendiri.menurut Garner dan Hafez (2000), dimana setiap kali ejakulasi berkisar 5-8 ml. Kondisi ternak yang sehat, akan menghasilkan semen yang lebih baik dibandingkan dengan ternak yang kurang sehat. 229

4 Volume (ml) rataan volume semen yang interval 72 jam rataan volume semen yang interval 96 jam Kode Ternak Gambar 1.Rataan Volume (ml) pada Semen yang Dikoleksi dengan Interval Berbeda Konsentrasi Spermatozoa Konsentrasi adalah jumlah spermatozoa per milliliter semen. Konsentrasi yang berderajat tinggi berkisar 2000 x 10 6 sampai 2200 x 10 6.Konsentrasi spermatozoa dalam semen sejalan dengan perkembangan seksual dan kedewasaan sapi jantan, sesuai dengan kualitas pakan yang diberikan dan pengaruh kesehatan reproduksi (Salisbury dan VanDemark,1985). Hasil pengamatan konsentrasi spermatozoa dengan interval penampungan semen 72 jam dan 96 jam, menghasilkan nilai rataan konsentrasi semen sebesar 1077,95 ± 267,8096 x 10 6 untuk interval 72 jam dan rataan nilai sebesar 1014,19 ± 265,3397 x 10 6 untuk semen yang interval 96 jam. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung = 0,487. Hasil nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel 0,05 = 1,995 dan t tabel 0,01= 2,650,maka t hitung < t tabel, sehingga sehingga hasilnya tidak berpengaruh nyata. Rataan konsentrasi interval 72 jam diperoleh masih berada dalam kisaran nilai seperti yang dikemukakan oleh Campbell et al. (2003), yang menyatakan bahwa konsentrasi spermatozoa pada sapi jantan dewasa berkisar antara juta/ml semen. Begitu juga yang dikemukakan oleh Gamer dan Hafez (2000), bahwa konsentrasi spermatozoa/ml semen sekitar juta. Salisbury dan VanDemark (1985) yang berpendapat bahwa pada umumnya konsentrasi spermatozoa dalam semen sejalan dengan perkembangan seksual dan kedewasaan sapi jantan, sesuai dengan kualitas makanan yang diberikan dan pengaruh kesehatan reproduksi. Perbedaan mengenai konsentrasi spermatozoa dari pejantan yang satu dengan lainnya dikarenakan terdapat perbedaan pada umur pejantan, perbedaan musim, serta perbedaan kondisi kesehatan pejantan itu sendiri 230

5 Konsentrasi 600 (juta ml ) rataan konsentrasi interval 72 jam rataan konsentrasi interval 96 jam Kode Ternak Gambar 2. Rataan Konsentrasi Spermatozoa (x 10 6 per mililiter) pada Semen yang Dikoleksi dengan Interval Berbeda Motilitas Spermatozoa Motilitas merupakan salah satu faktor yang penting, karena motilitas sebagai parameter dari kualitas semen tersebut.motilitas juga menentukan spermatozoa untuk menembus serviks sampai ke daerah ovum, sehingga fertilisasi dapat terjadi (Garner dan Hafez, 2000).Spematozoa dengan motilitas yang sangat baik berkisar antara 70-80% (Campbell et al., 2003). Hasil penghitungan rata-rata tiap interval, maka diperoleh nilai rataan sebesar 68,42 pada semen yang interval 72 jam dan 64,52 pada semen yang interval 96 jam. Nilai persentase motilitas yang diperoleh ini lebih tinggi dibanding dengan hasil penelitian Karagiannidis et al. (2000) yaitu sebesar 64,40%. Berdasarkan hasil perhitungan dengan uji t, maka diperoleh nilai t hitung = 0,7378. Hasil nilai t hitung dengan t tabel 0,05 = 1,995 dan t tabel 0,01= 2,650, t hitung < t tabel, sehingga hasilnya tidak memiliki pengaruh nyata terhadap kualitas motilitas yang dihasilkan oleh sapi tersebut. Motilitas (%) Kode ternak Gambar 3. Rataan Persentase Motilitas Spermatozoa pada Semen yang Dikoleksi dengan Interval Berbeda SIMPULAN 231 rataan motilitas interval 72 jam rataan motilitas interval 96 jam

6 Interval waktu penampungan semen 72 jam dan 96 jam pada pejantan sapi FH di Balai Inseminasi Buatan Lembang menghasilkan volume semen, konsentrasi, dan motilitas spermatozoa yang sama. DAFTAR PUSTAKA Arifiantini, I., T.L. Yusuf, dan Yanti D Kaji Banding Kualitas Semen Beku Sapi Friesh Holstein Menggunakan Pengencer dari Berbagai Balai Inseminasi Buatan di Indonesia.Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor Campbell J. R., K. L. Campbell, and M. D. Kenealy Artificial insemination. In :Anim. Sci. 4 th Ed. Mc Graw-Hill. New York. Garner, DL, and ESE Hafez Spermatozoa and Seminal Plasma In reproduction in Farm Animals 6 th Edition. Hafez, ESE (Ed), Lea and Febiger. Philadelpia. Haseyo, A Proses Fisiologi dari Spermatogenesis, Ereksi, Ejakulasi, dan Pubertas.Diakses dari Kknitha. Wordpress.com/2011/07/06/proses-fisiologi-dari-spermatogenesis-ereksiejakulasi-dan-pubertas/ Karagiannidis, A., Varsakeli, S., and Karatzas, G., 2000.Characteristics and seasonal variation in the semen of Alpine, Saanen and Damascus goat bucks born and raised in Greece.Theriogenology. 53: Salisbury. G. W., N. L. VanDemark Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi.Terjemahan R. Djanuar.Gajah Mada University Press.Yogyakarta. Sudono, A Ilmu Produksi Ternak Perah. Fakultas Peternakn, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Steel, R.G.D., dan J.H. Torrie Principles and Procedures of Statistics.Mc Graw-Hill, Inc. Terjemahan oleh B. Sumantri Prinsip dan Prosedur Statistika.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Toelihere, M.R Inseminasi Buatan pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung Webb, D. W Artificial Insemination in Dairy Cattle. Ifas.ufl.edu/BODYDSO 89#table-1 232