PERBANDINGAN PENGGUNAAN NAOH-NAH DENGAN NAOH-NA 2 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT IMPURITIES PADA PEMURNIAN GARAM DAPUR

dokumen-dokumen yang mirip
PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

Penentuan Kesadahan Dalam Air

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

3. Metodologi Penelitian

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Bab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

3 Metodologi Penelitian

Rekristalisasi Garam Rakyat Untuk Meningkatkan Kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pupuk dolomit SNI

Analisis Mutu Garam Tradisional di Desa Siduwonge Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Desikator Neraca analitik 4 desimal

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

INOVASI PEMURNIAN GARAM (NATRIUM KLORIDA) MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM SEBAGAI PENGIKAT IMPURITAS DALAM PROSE KRISTALISASI

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

3 Metodologi Penelitian

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

Bab III Metodologi Penelitian

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. METODOLOGI PENELITIAN

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Pupuk super fosfat tunggal

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

PERBANDINGAN PENGGUNAAN NAOH-NAH DENGAN NAOH-NA 2 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT IMPURITIES PADA PEMURNIAN GARAM DAPUR Warlan Sugiyo, Jumaeri, Cepi Kurniawan FMIPA UNNES ABSTRAK Kualitas garam produksi petani garam di Indonesia rata-rata masih rendah dan belum memenuhi kualitas yang dibutuhkan untuk industri maupun konsumsi. Permasalahannya, bagaimana cara meningkatkan kualitas garam produksi petani garam tersebut. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui perbandingan berapa penambahan bahan pengikat impurities dapat menghasilkan kadar garam maksimum. Populasi, air tua dengan kepekatan 2Be dari Rembang Jawa Tengah. Sampel, air tua dari Meteseh Kaliori Rembang JawaTengah. Variabel terikat, kadar NaCl garam dapur yang dihasilkan. Variabel bebas, variasi perbandingan volume bahan pengikat impurities, NaOH-NaH dan NaOH-Na 2, masing-masing 0 : 10 ; 1 : 9 ; 3 : 7 ; 5 : 5 ; 7 : 3 ; 9 : 1 ; 10 : 0. Langkah penelitian, kristalisasi garam dapur tanpa bahan pengikat impurities, kristalisasi garam dapur dengan bahan pengikat impurities, karakterisasi garam dapur terdiri dari penentuan kadar air, penentuan kadar NaCl, penentuan kadar ion pengotor, dan penentuan karakter garam dapur. Hasil penelitian yang diperoleh, penambahan bahan pengikat impurities dengan NaOH- Na 2 lebih baik daripada NaOH-NaH, karena memberikan peningkatan kadar NaCl lebih tinggi. Variasi perbandingan NaOH- Na 2 terbaik adalah 5 : 5, karena memberikan peningkatan tertinggi diantara perbandingan NaOH- Na 2 yang lain. Sedangkan penurunan kadar air yang paling efektif adalah penggunaan bahan pengikat impurities NaOH- Na 2 dengan perbandingan 1 : 9. Kata Kunci: impurities, pengikat, air tua, kepekatan PENDAHULUAN Belakangan ini, penggunaan garam sebagai konsumsi sangat kecil bila dibandingkan dengan penggunaannya sebagai bahan baku untuk industri. Rendahnya kadar NaCl garam produksi petani garam memiliki lahan yang sempit sehingga tidak dapat melakukan proses kristalisasi garam yang sempurna dan masih mengandung impurities diantaranya magnesium sulfat (Mg), magnesium klorida (Mg) dan kalsium klorida (KCl). (htt://www.geocities.com/trisaktigeology84/garam.pdf) Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas tentang masih rendahnya kualitas garam, maka penulis ingin menemukan cara yang tepat untuk pemurnian garam dengan membandingkan bahan pengikat impuritie s yang manakah yang lebih efektif dalam pemurnian Prima Astuti H : Polimerisasi Akliramid 57

garam dapur, apakah NaOH-NaH atau NaOH-Na 2 serta apakah Na 2 dapat digantikan dengan NaH yang mempunyai harga yang lebih murah sehingga mempunyai keuntungan dalam segi ekonomis tetapi didapatkan kadar kemurnian garam dapur yang tinggi pula. Sehingga bisa diperoleh informasi tentang cara dan metode yang paling tepat dalam pemurnian garam dapur yang nantinya akan bermanfaat bagi industri dan petani garam. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah air tua yang diambil dari daerah Kaliori Rembang. Adapun tujuan yang hendak dicapai dengan adanya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kadar impurities dalam produk garam yang dihasilkan. 2. Untuk mengetahui kadar NaCl dalam produk garam yang dihasilkan. 3. Untuk mengetahui kadar air dalam produk garam yang dihasilkan. 4. Untuk mengetahui pada perbandingan berapa penambahan bahan pengikat impurities dapat menghasilkan kadar NaCl yang maksimum. 5. Mengetahui beda peningkatan kadar NaCl yang dimurnikan tanpa penambahan bahan impurities, dengan penambahan bahan pengkat impurities NaOH dan NaH atau penambahan NaOH dan.na 2 6. Untuk mengetahui apakah Na 2 dapat digantikan NaH yang mempunyai harga yang lebih murah. Garam dapur sebagai garam konsumsi harus memenuhi syarat standar mutu yang telah ditetapkan. Garam dapur harus mempunyai kenampakan yang bersih, berwarna putih, tidak berbau, tingkat kelembaban rendah dan tidak terkomtaminasi oleh timbal dan logam berat lainnya. Tabel. 1 Komposisi garam dapur menurut SNI 01-3556-2000 Senyawa Natrium klorida Air Iodium sebagai KI logam timbal (Pb) logam tembaga (Cu) logam air raksa (Hg) logam arsen Ca Mg Fe Kadar Min 94,7% Maks 5% Min 30 mg/kg Maks 10,0 mg/kg Maks 10,0 mg/kg Maks 0,1 mg/kg Maks 0,5 mg/kg Maks 2,0 mg/kg Maks 2,0 mg/kg Maks 2,0 mg/kg Garam yang dihasilkan dari air laut, mutunya biasanya tergantung dari mutu air laut yang diuapkan. Tanpa adanya proses pemurnian maka garam dapur yang dihasilkan melalui penguapan air laut masih bercampur dengan senyawa lain yang terlarut, seperti,, CaS,, dan KBr, KCL dalam jumlah kecil. Menurut Wisnu dan Heny, 2007 untuk menghasilkan garam dapur yang memiliki kadar NaCl di atas 95% dapat dilakukan pemurnian 58 Vol. 8 No. 1 Juni 2010

dengan cara pencucian (Wisnu dan Heny, 2007). Menurut Bahrudin, dkk, 2003, impurities dalam garam dapur dihilangkan dengan menambahkan NaOH- Na 2 (Bahrudin, dkk, 2003). Sedangkan untuk memenuhi persyaratan garam farmasetis, garam dapur perlu dilakukan pemurnian dengan rekristalisasi empat kali (Nurhidayati, 2007). METODE Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah air tua dengan kepekatan 2Be dari Rembang Jawa Tengah. Sampel dalam penelitian ini adalah air tua dari Meteseh Kaliori Rembang Jawa Tengah yang diambil secara acak. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka variabel yang dipelajari dalam peneliian ini adalah: 1. Variabel Terikat Dalam penelitian ini terikatnya adalah kadar NaCl garam dapur yang dihasilkan. 2. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode kristalisasi dengan variasi jumlah dan konsentrasi bahan pengikat impurities. 3. Variabel Terkendali Variabel ini meliputi derajad kepekatan air tua pada kondisi 2Be. Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Alat a. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) merk Perkin Elmer 3110 b. Difraktometer Sinar-X Shimadzu 6000 c. Neraca digital merk Ohaus Explorer d. Oven e. Seperangkat alat titrasi (klem, buret, dan statif) f. Kertas saring (whatman 42) g. Refraktometer tipe 0-32% Shibuya Optical h. Indikator Universal i. Baumemeter j. Desikator k. Seperangkat alat gelas 2. Bahan a. Air tua Be. b. NaOH (teknis), Mr = 40 g/mol Prima Astuti H : Polimerisasi Akliramid 59

c. NaOH (p.a), Mr = 106 g/mo d. Na 2 (p.a), Mr = 106 g/mol e. NaH (teknis), Mr = 84 g/mol f. Na 2 (teknis), Mr = 106 g/mol g. Na 2 (p.a.merck), kadar 99,5%, Mr = 84 g/mol h. Ag (p.a.merck), kadar 99,8%, Mr = 169,87 g/mol i. NaCl (p.a.merck), kadar 99,5%, Mr = 58,44 g/mol j. K 2 Cl(p.a.Merck), kadar 99,7%, Mr = 194,19 g/mol k. HCl pekat 37%, ρ = 1,19 Kg/L l. Hclpekat 65%, ρ = 1,141 Kg/L m. Aquades 3. Langkah-Langkah Penelitian 1. Kristalisasi Garam Dapur Tanpa Penambahan Bahan Pengikat Impurities. 50 ml air tua diuapkan sampai kering. Kristal yang diperoleh ditimbang, dihitung kadar air, kadar pengotor dan kadar NaCl nya (Ca, Fe, Mg) 2. Kristalisasi Garam Dapur dengan Penambahan Bahan Pengikat Impurities. 50 ml air tua ditambahkan NaOH dan Na 2 dengan perbandingan (9:1, 7:3, 5:5, 3:7, 1:9) ke dalam larutan, tetes demi tetes sampai tidak membentuk endapan lagi. Penambahan NaOH dan Na 2 dilakukan secara serentak sehingga akan menghasilkan reaksi yang bersamaan (Bahrudin,dkk, )http://www.unri.ac.id/jurnalnatur/vol6(1)/bahrudin.pdf. Larutan dibiarkan selama 30 detik, kemudian larutan disaring dan filtratnya dinetralkan dengan HCl encer (diuji dengan kertas indikator universal). Larutan diuapkan sampai kering. Kristal yang diperoleh ditimbang, dihitung kadar air, kadar pengotor dan kadar NaCl nya (Jumaeri dan Warlan, 2003:6). Perlakuan yang sama juga dilakukan pada penambahan bahan pengikat impurities NaOH Na 2 3. Karakterisasi Garam Dapur. Penentuan kadar air. Sampel garam ditimbang 2 gram dalam botol timbang, lalu dikeringkan pada suhu 11 selama 2 jam. Kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang hasilnya. Kadar air ditentukan sebelum dan sesudah garam dapur dimurnikan dengan bahan pengikat impurities (Anonim, 1989:9). Kadar air = x 100% Keterangan: Berat kering Berat sampel = Berat sampel garam dapur yang telah dikeringkan dalam oven. = Berat sampel garam dapur yang belum dikeringkan. 60 Vol. 8 No. 1 Juni 2010

4. Penentuan Kadar NaCl. Kadar NaCl ditentukan dengan cara titrasi argentometri. Metode yang digunakan adalah metode Mohr. Sampel garam dapur ditimbang sebanyak 0,025 gram dalam botol timbang kemudian ditambahkan aquades hingga volume 10 ml sambil dikocok-kocok dan diperiksa ph larutan tersebut. Bila terlalu asam ditambahkan larutan NaH 0,1 M tetes demi tetes sampai netral, bila terlalu basa ditambahkan larutan H0,1 M tetes demi tetes sampai netral. Kemudian ditambahkan 1 ml indikator K 2 5%. Larutan dititrasi dengan larutan Ag yang telah distandardisasi sampai warna merah coklat dan dihitung kadarnya. Kadar NaCl = x 100% (Day dan Underwood, 1986: 603) Keterangan: V = Volume rata-rata Ag yang diperoleh dari hasil titrasi. N = Normalitas Ag Mr NaCl = 58,46 Wg = Berat garam 5. Penentuan Kadar Ion Pengotor. Ion-ion yang akan ditentukan adalah ion F, ion C dan ion M. Kadar ion pengotor ditentukan dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom. Penentuan dilakukan dengan mengukur absorbansi dari masing-masing ion kemudian diplotkan dalam kurva kalibrasi. 6. Penentuan Karakter Garam Dapur. Garam dapur yang akan ditentukan kristalinitasnya dihaluskan, kemudian dianalisis menggunakan difraktometer sinar-x. Difraktogram yang dihasilkan dibandingkan dengan difraktogram dari NaCl murni. 7. Skema Cara Kerja Prima Astuti H : Polimerisasi Akliramid 61

Gambar 1. Skema Cara Kerja Penentuan Karakteristik Garam Dapur Tanpa Penambahan Bahan Pengikat Impurities HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi kadar air dilakukan terhadap dua langkah, langkah pertama yang diidentifikasi adalah sampel tanpa penambahan bahan pengikat impurities dan sampel yang kedua adalah sampel yang dengan penambahan bahan impurities. a). Identifikasi kadar air tanpa penambahan bahan pengikat impurities Tabel 2. Kadar air tanpa penambahan bahan pengikat impurities Masa cawan Berat garam Masa cawan + garam kering Berat garam Kering Kadar air (%) 12,7134 2,0006 14,6097 1,8963 5,2141 Identifikasi kadar air dengan sampel yang kedua dilakukan dengan dua macam perlakuan, masing-masing adalah perlakuan pertama dengan menggunakan bahan pengikat impurities NaOH dan Na 2, sedang yang kedua menggunakan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH. 62 Vol. 8 No. 1 Juni 2010

b). Identifikasi kadar air dengan menggunakan bahan pengikat impurities NaOH dan Na 2 Terdiri dari 7 sampel dengan perbandingan NaOH dan Na 2 yang berbeda-beda, masing-masing: 0:10; 1:9; 3:7; 5:5; 7:3; 9:1; 10:0 Tabel 3. Kadar air dengan menggunakan bahan pengikat impurities NaOH dan Na 2 Sampel Masa cawan Berat garam Masa cawan + garam kering Berat garam kering Kadar air (%) 0:10 10,9330 2,0008 12,8425 1,9095 4,5461 1:9 12,7071 2,0007 14,6184 1,99113 4,4671 3:7 10,9515 2,0005 12,8606 1,9091 4,5674 5:5 12,7324 2,0043 14,6493 1,9110 4,6529 7:3 10,9639 2,0032 12,8760 1,9121 4,5497 9:1 12,7221 2,0008 14,6290 1,9069 4,6936 10:1 10,9541 2,0006 12,8593 1,9052 4,7681 c). Identifikasi kadar air dengan menggunakan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH Terdiri dari 7 sampel dengan perbandingan NaOH dan NaH yang berbeda-beda, masing-masing: 0:10; 1:9; 3:7; 5:5; 7:3; 9:1; 10:0 Tabel 4. Kadar air dengan menggunakan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH Sampel Masa cawan Berat garam Masa cawan + garam kering Berat garam kering Kadar air (%) 0:10 10,9330 2,0007 12,8254 1,8924 5,4136 1:9 12,7071 2,0021 14,5998 1,8927 5,3879 3:7 10,9515 2,0005 12,8524 1,9009 4,9786 5:5 12,7324 2,0014 14,6394 1,9070 4,7156 7:3 10,9639 2,0004 12,8707 1,9068 4,6781 9:1 12,7221 2,0005 14,6274 1,9053 4,7564 10:0 10,9541 2,0006 12,8593 1,9052 4,7681 2. Identifikasi Kadar NaCl Identifikasi kadar NaCl dilakukan dengan dua langkah. Langkah pertama dilakukan terhadap sampel tanpa bahan pengikat, sedangkan langkah kedua dilakukan terhadap sampel dengan bahan pengikat impurities. a). Identifikasi kadar NaCl pada sampel tanpa bahan pengikat impurities Tabel 5. Kadar NaCl pada sampel tanpa bahan pengikat impurities 4,16 0,0301 80,3104 4,14 0,0301 79,9243 4,15 0,0301 80,1173 Kadar NaCl rata-rata 80,1173 b). Langkah kedua identifikasi NaCl dilakukan dengan menggunakan bahan pengikat impurities Ada dua bahan pengikat impurities, masing-masing dengan NaOH dan Na 2 dan NaOH dan NaH 1. Identifikasi NaCl dengan bahan pengikat impurities NaOH dan Na 2 Prima Astuti H : Polimerisasi Akliramid 63

Masing-masing sampel dilakukan dengan perbandingan NaOH dan Na 2 yang berbeda-beda, masing-masing: 0:10; 1:9; 3:7; 5:5; 7:3; 9:1; 10:0 a) Dengan bahan pengikat impurities NaOH dan Na 2 dengan perbandingan 0:10 Tabel 6. Kadar NaCl dengan bahan pengikat impurities NaOH dan Na 2 (0:10) 4,51 0,0301 87,6733 4,52 0,0301 87,7260 4,51 0,0301 87,6733 Kadar NaCl rata-rata 87,6909 b) Dengan bahan pengikat impurities NaOH dan Na 2 dengan perbandingan 1:9 Tabel 7. Kadar NaCl + pengikat impurities NaOH dan Na 2 ( 1:9) 4,40 0,0301 84,9437 4,40 0,0301 84,9437 4,42 0,0301 85,3299 Kadar NaCl rata-rata 85,0724 c) Dengan bahan pengikat impurities NaOH dan Na 2 dengan perbandingan 3:7 Tabel 8. Kadar NaCl + pengikat impurities NaOH dan Na 2 ( 3:7) 4,34 0,0301 83,3993 4,32 0,0301 83,3993 4,36 0,0301 84,1715 Kadar NaCl rata-rata 83,6567 d) Dengan bahan pengikat impurities NaOH dan Na 2 dengan perbandingan 5:5 Tabel 9. Kadar NaCl + pengikat impurities NaOH dan Na 2 ( 5:5) 4,68 0,0301 90,3493 4,70 0,0301 90,7335 4,71 0,0301 90,6704 Kadar NaCl rata-rata 90,5844 e) Dengan bahan pengikat impurities NaOH dan Na 2 dengan perbandingan 7 : 3 Tabel 10. Kadar NaCl + pengikat impurities NaOH dan Na 2 ( 7:3) 4,50 0,0301 86,9889 4,51 0,0301 86,9909 4,51 0,0301 86,9800 Kadar NaCl rata-rata 86,9906 64 Vol. 8 No. 1 Juni 2010

f) Dengan bahan pengikat impurities NaOH dan Na 2 dengan perbandingan 9 : 1 Tabel 11. Kadar NaCl + pengikat impurities NaOH dan Na 2 ( 9:1) 4,37 0,0301 84,3645 4,36 0,0301 84,1715 4,38 0,0301 84,5576 Kadar NaCl rata-rata 84,3645 2. Identifikasi NaCl dengan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH Masing-masing sampel dilakukan dengan perbandingan NaOH dan NaH yang berbeda-beda, masing-masing: 0:10; 1:9; 3:7; 5:5; 7:3; 9:1; 10:0 a) Dengan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH dengan perbandingan 0 : 10 Tabel 12. Kadar NaCl dengan pengikat impurities NaOH dan NaH (0:10) 3,84 0,0301 74,1327 3,86 0,0301 74,5188 3,89 0,0301 75,0978 Kadar NaCl rata-rata 74,5831 b) Dengan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH dengan perbandingan 1 : 9 Tabel 13. Kadar NaCl dengan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH (1 : 9) 4,38 0,0301 75,1327 4,40 0,0301 75,5188 4,36 0,0301 75,0978 Kadar NaCl rata-rata 84,7036 c) Dengan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH dengan perbandingan 3 : 7 Tabel 14. Kadar NaCl Dengan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH (3 : 7) 4,42 0,0301 86,4420 4,61 0,0301 86,4250 4,40 0,0301 86,4300 Kadar NaCl rata-rata 86,4300 d) Dengan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH dengan perbandingan 5 : 5 Tabel 15. Kadar NaCl dengan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH (5 : 5) 4,22 0,0301 81,4687 4,22 0,0301 81,4687 4,24 0,0301 81,8549 Kadar NaCl rata-rata 81,5974 Prima Astuti H : Polimerisasi Akliramid 65

e) Dengan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH dengan perbandingan 7 : 3 Tabel 16. Kadar NaCl dengan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH (7 : 3) 4,09 0,0301 78,5907 4,12 0,0301 79,5382 4,10 0,0301 79,5212 Kadar NaCl rata-rata 79,2160 f) Dengan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH dengan perbandingan 9 : 1 Tabel 17. Kadar NaCl dengan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH ( 9 : 1) 4,09 0,0301 76,5907 4,12 0,0301 77,5382 4,10 0,0301 77,5212 Kadar NaCl rata-rata 77,2160 g) Dengan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH dengan perbandingan 10 : 0 Tabel 18. Kadar NaCl dengan bahan pengikat impurities NaOH dan NaH (10 : 0) 4,37 0,0301 84,3626 4,36 0,0301 84,3545 4,38 0,0301 84,3458 Kadar NaCl rata-rata 84,3645 3. Identifikasi Kadar Ca, Mg, dan Fe Identifikasi kadar Ca, Mg, dan Fe dilakukan pada sampel setelah ditambahkan bahan pengikat impurities NaOH + Na 2 dan NaOH + NaH masing-masing dengan perbandingan 0:10; 1:9; 3:7; 5:5; 7:3; 9:1; 10:0 Tabel 19. Kadar Ca, Mg, dan Fe No Bahan Pengikat Imporities Hasil Uji (%) Nama Bahan Perbandingan Ca Mg Fe 1 NaOH +Na 2 (0 : 10) - - - 2 NaOH + Na 2 (1 : 9) 0 1,89 0 3 NaOH + Na 2 (3 : 7 ) - - - 4 NaOH + Na 2 (5 : 5) 0 3,74 0,93 5 NaOH + Na 2 (7 : 3) 9,64 2,80-6 NaOH +N-2 (9 : 1) - - - 7 NaOH + Na 2 (10 : 0) - - - 8 NaOH +NaH (0 : 10) - - - 9 NaOH +NaH (1 : 9 ) 0 4,22 0,84 10 NaOH + NaH (3 : 7 ) 0 3,36 0,84 11 NaOH + NaH (5 : 5 ) - - - 12 NaOH + NaH (7 : 3 ) 0 3,60-13 NaOH + NaH (9 : 1 ) - - - 14 NaOH + NaH (10 : 0 ) - - - 66 Vol. 8 No. 1 Juni 2010

Pembahasan Dari hasil penelitian sementara dapat disimpulkan bahwa: 1. Kadar NaCl Pada pembentukan kristal garam dapur tanpa pengikat, rata-rata: 80,1173 Kadar NaCl tertinggi pada pembentukan kristal garam dapur dengan bahan impurities: a). NaOH + Na 2 dengan perbandingan = 5 : 5 ; menghasilkan kadar NaCl yang paling tinggi = 90,6704 % b). NaOH + NaH dengan perbandingan = 3 : 7 ; menghasilkan kadar NaCl yang paling tinggi = 86,4300 % Kadar NaCl terbaik adalah menggunakan bahan impurities NaOH + Na 2 dengan perbandingan = 5 : 5 karena menghasilkan kadar garam NaCl tertinggi. 2. Kadar air Kadar air terendah pada kristal garam dapur tanpa bahan pengikat impurities paling rendah adalh = 5,2141. Kadar air terendah pada pembentukan kristal garam dapur dengan bahan pengikat impurities : a). NaOH + Na 2 dengan perbandingan 1 : 9 ; menghasilkan kadar air yang paling rendah = 4,4671. b). NaOH + NaH dengan perbandingan = 7 : 3 ; menghasilkan kadar air yang paling rendah = 4,6781 %. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan sementara yang dapat diambil, adalah: 1. Bahan pengikat impurities yang terbaik adalah campuran dari NaOH + Na 2 dengan perbandingan = 5 : 5. Bahan pengikat impurities campuran dari NaOH + Na 2 lebih baik dibandingkan dengan campuran dari campuran NaOH + NaH. 2. Dibandingkan dengan tanpa bahan pengikat impurities, terjadi kenaikan kadar NaCl = 90,6704 % - 80,1173 % = 10,5531 %. 3. Sedangkan penurunan kadar air terbaik adalah dengan penambahan impurities NaOH : Na 2 dengan perbandingan 1 : 9 ; menghasilkan kadar air yang paling rendah = 4,4671. 4. Dibanding dengan tanpa bahan pengikat impurities, penambahan bahan pengikat impurities NaOH : Na 2 dengan perbandingan 1 : 9 ; menghasilkan penurunan kadar air = 5,2141 % - 4,4671 % = 0,7470 %. 5. Penggunaan bahan pengikat impurities NaOH : Na 2 dengan perbandingan 1 : 9 ; menghasilkan kadar air yang paling rendah = 4,4671 %. 6. Hasil uji AAS terbaik adalah dengan menggunakan bahan pengikat impurities NaOH : Na 2 dengan perbandingan 1 : 9 ; karena mengandung kadar Ca, Mg, Fe terendah. Prima Astuti H : Polimerisasi Akliramid 67

7. Dari hasil membandingkan dengan menggunakan data sinar-x, dapat diketahui bahwa pola difraksi sinar-x garam dapur dari hasil pengikatan impurities baik dengan NaOH + Na 2 maupun dengan NaOH + NaH menunjukkan kemiripan dengan NaCl murni. Saran Untuk memperbaiki kualitas garam dapur yang ditandai dengan peningkatan kadar NaCl nya, telah terbukti dalam penelitian ini bahwa penggunaan bahan pengikat impurities NaOH : Na 2 dengan perbandingan 5 : 5 menghasilkan peningkatan kadar NaCl tertinggi. Penggunaan bahan pengikat impurities NaOH : Na 2 dengan perbandingan 1 : 9 ; menghasilkan kadar air yang paling rendah = 4,4671 %. Maka disarankan bahwa untuk meningkatkan kualitas garam dari petani, perlu dilakukan dengan cara penambahan NaOH + Na 2 sebagai bahan pengikat impurities. Hal ini perlu dilakukan baik untuk keperluan konsumsi maupun industri. Sehingga dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri dan tidak perlu import garam dari luar negeri dalam hal kualitas garam, karena para petani garam sudah dapat memproduksi garam berkualitas. DAFTAR PUSTAKA Aisyah, Ratih, Pramita. 2006. Sari Air Laut. http://www.its.ac.id/berita.php?nomer=2512. Aliatusyam, Lina. 2003. Peningkatan Kemurnian Natrium Klorida Dengan Menggunakan Bahan Pengikat Impurities Pada Pemurnian Garam Dapur Melalui Metode Rekristalisasi. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA UNNES. Anwar, Chairil. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: FMIPA UGM. Bahruddin, dkk. 2003. Penentuan Ratio Ca/Mg Optimum pada Proses Pemurnian Garam Dapur. www.unri.ac.id/jurnal/jurnal natur/vol6(1)/bahruddin. pdf. [26 Juni 2007]. BPPI. 1984. Standardisasi Iodat Dalam Garam Konsumsi. Semarang: BPPI. Day, R.A. Jr & Underwood, A.L. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif: Alih Bahasa Hadyana P. Jakarta: Erlangga. Djoko, W. 1995. Peningkatan Teknologi Proses Pengolahan Garam Rakyat Menjadi Garam Industri Dengan Tenaga Surya. Semarang: Departemen Perindustrian RI BPPI Semarang. Jumaeri & Warlan, S. 2003. Pemurnian Garam Dapur Menuju Kualitas Industri Melalui Metode Rekristalisasi dengan Menggunakan Bahan Pengikat Impurities. Semarang: UNNES. Lindawati. 2006. Pengaruh Waktu Penyimpanan dan Pemanasan Terhadap Kadar Iodium Dalam Garam Beriodium. Jurusan Kimia FMIPA UNNES. Mariati & Prasetya, Budi, Nur. 2000. Kondisi Perusahaan Garam Beriodium dan Pemenuhan Ketersediaan Garam Konsumsi Beriodium di Indonesia. www.idd-indonesia.net/jurnal/jurnal26.pdf. [18 Desember 2007] NaOH : Na 2 68 Vol. 8 No. 1 Juni 2010