PELUNCURAN ROKET LAPAN TAHUN 2006 DI PANDANWANGI - JATIM

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN ROKET LAPAN DAN KINERJANYA

KEMAJUAN UJI TERBANG ROKET JUNI 2007

Kurdianto Peneliti Bidang Teknologi Kendali dan Telemetri, Pusat Teknologi Roket, LAPAN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Diterima 29 Oktober 2015; Direvisi 19 November 2015; Disetujui 27 November 2015 ABSTRACT

PENENTUAN GAYA HAMBAT UDARA PADA PELUNCURAN ROKET DENGAN SUDUT ELEVASI 65º

PENELITIAN PRESTASI TERBANG ROKET SONDA SATU TINGKAT RX-320

ANALISA SISTEM PENERIMA DATA MUATAN ROKET LAPAN BERBASIS MAXSTREAM 900 MHZ

BAB I PENDAHULUAN I.1

RANCANG-BANGUN SISTEM FLIGHT-RECORDER SEDERHANA UNTUK PELUNCURAN ROKET

Novi Andria Peneliti Pusat Teknologi Roket, Lapan ABSTRACT

KAJIAN TENTANG RANCANGAN MOTOR ROKET RX100 MENGGUNAKAN PENDEKATAN GAYA DORONG OPTIMAL

IMPLEMENTASI SISTEM TRACKING OBYEK BERGERAK UNTUK PENERAPATAN GROUND STATION ROKET/UAV

ASPEK-ASPEK TERKAIT DALAM MERANCANG ROKET KENDALI RKX PADA TAHAP AWAL

I. PENDAHULUAN. Wahana udara tanpa awak (WUT) merupakan alternatif dari pesawat berawak

RANCANG BANGUN SISTEM MUATAN VIDEO SURVEILLANCE & TELEMETRI RUM-70. Kata Kunci : rancang bangun, video surveillance, telemetri, roket.

PREDIKSI TRAYEKTORI WAKTU-NYATA ROKET BALISTIK DENGAN MENGGUNAKAN GPS

ON-BOARD FUNDAMENTAL FREQUENCY ESTIMATION OF ROCKET FLIGHT EXPERIMENTS USING DSP MICROCONTROLLER AND ACCELEROMETER

RANCANGAN DAN ANALISA ANTENA Dl PERMUKAAN BADAN ROKET

Diterima 14 Desember 2015; Direvisi 07 Juni 2016; Disetujui 29 Juni 2016 ABSTRACT

LAPORAN KEMAJUAN PKPP 2012 TAHAP PERTAMA REKAYASA TRACKING VIDEO ROKET SAAT UJI TERBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA. Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous Surface Vehicle (ASV)

SISTEM KENDALI ROKET UNTUK GERAK UNPITCHING

Endang Mugia GS. Peneliti Bidang Teknologi Avionik, Lapan ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. UAV (Unnmaned Aerial Vehicle) secara umum dapat diartikan sebuah wahana udara

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE TRACKING KECEPATAN ROKET MENGGUNAKAN TRANSPONDER DOPPLER DUA-FREKUENSI (ROCKET SPEED TRACKING METHOD USING TWO-FREQUENCY DOPPLER TRANSPONDER)

MUATAN PENGUKUR PARAMETER ATMOSFER ROKET SONDA RSX-100 DAN METODE PENGUJIANNYA [RSX-100 ROCKETSONDE ATMOSPHERIC PAYLOAD AND ITS TESTING METHOD]

BAB III PERANCANGAN SISTEM

METODE KALIBRASI RADAR TRANSPONDER ROKET MENGGUNAKAN DATA GPS (CALIBRATION METHOD OF RADAR TRANSPONDER FOR ROCKET USING GPS DATA)

PERANCANGAN SISTEM PROPULSI FFAR DENGAN NOSEL TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. Gambar Glider (salah satu pendekatan cara terbang burung)

IGNITER ROKET LAPAN. Heru Supriyatno Peneliti Bidang Propelan, LAPAN

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian. Perkembangan teknologi MEMS (Micro Electro Mechanical System)

SIMULASI DAN PERHITUNGAN SPIN ROKET FOLDED FIN BERDIAMETER 200 mm

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN UNTUK EVALUASI TAHAP II KRTI 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BEBERAPA MASALAH DALAM PROSES PEMBUATAN ROKET SERI RX/RKX-100 (PROBLEMS IN THE PRODUCTION PROCESS OF ROCKET RX/RKX-100 SERIES)

ANALISIS KARAKTERISTIK DINAMIK STRUKTUR ROKET BERTINGKAT RX-420/RX-250 PADA KONDISI FREE- FLYING DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PERHITUNGAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA, ANALISIS DINAMIKA DAN KESTABILAN GERAK DUA DIMENSI MODUS LONGITUDINAL ROKET RX 250 LAPAN

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO

3 METODE PENELITIAN. c. Perangkat lunak Mission Planner. f. First Person View (FPV) Camera BOSCAMM

SISTEM PIROTEKNIK PADA ROKET

PENGARUH KETIDAKLURUSAN DAN KETIDAKSIMETRISAN PEMASANGAN SIRIP PADA PRESTASI TERBANG ROKET RX-250-LPN

KARAKTERISTIK DINAMIK STRUKTUR ROKET RKN BERTINGKAT PADA KONDISI TERBANG-BEBAS (FREE FLYING)

BAB III PERANCANGAN. 3.1 Diagram blok sistem

III. METODE PENELITIAN. Perancangan sistem dilakukan dari bulan Juli sampai Desember 2012, bertempat di

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN UNTUK EVALUASI TAHAP 2 KRTI 2015

SIMULASI GERAK WAHANA PELUNCUR POLYOT

SISTEM TRACKING STASIUN BUMI SATELIT ORBIT RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dan perkembangan sistem tracking antena pada komunikasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penempatan perangkat elektonik autopilot pada wahana Proto-03 dapat dilihat

VISUALISASI NAVIGASI PESAWAT DALAM FORMAT TIGA DEMENSI

3 METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Juni 2015 di

BAB III TINJAUAN MENGENAI INERTIAL NAVIGATION SYSTEM

RANCANG BANGUN PROTOTIPE SISTEM HEADING AUTOPILOT BERBASIS RA TE-GYROSCOPE DAN MICROCONTROLLER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir dilaksanakan mulai Agustus 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Austin, 2010).

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Prototype Payload Untuk Roket Uji Muatan

SISTEM PENDETEKSI KETINGGIAN MUATAN ROKET BERBASIS MIKROKONTROLER. Gelar Kharisma Rhamdani /

PERANCANGAN ULANG KONFIGURASI SISTEM SATELIT INASAT-1 UNTUK APLIKASI KOMUNIKASI DATA APRS DAN VOICE REPEATER. Ery Fitrianingsih Gunawan S.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Vol. 5 No. 1 Juni 2007 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengumpulan Informasi. Analisis Informasi. Pembuatan Desain Alat. Perancangan & Pembuatan Alat.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3,

PENENTUAN SIKAP SATELIT BERDASARKAN DISTRIBUSI ARUS LISTRIK PADA PANEL SURYA SATELIT LAPAN-TUBSAT

Vol. 6 No. 2 Desember 2008 ISSN ANALISIS STRUKTUR NOSEL RX 320 DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN S45C Ediwan

PENGEMBANG AN DETEKTOR SIGNAL RADIO MULT I CHANNEL UNTUK RADIO TRACKING ROKET MENGGUNAKAN LOGARITMIK AMPLIFIER

ANALISA AERODIN AMIKA KEN DALI CANARD ROKET RKX 250

BAB III METODE PENELITIAN

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. PERNYATAAN... ii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iii. KATA PENGANTAR...iv. DAFTAR ISI...vi. DAFTAR TABEL...

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBAR PENGESAHAN REKAYASA TRACKING VIDEO ROKET SAAT UJI TERBANG

Sistem Monitoring Sudut Hadap Payload terhadap Titik Peluncuran Roket

PENELITIAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA BOM LATIH PERCOBAAN BLP-500 DAN BLP 25

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PEMBAHASAN

ANALISA KESTABILAN PERSAMAAN GERAK ROKET TIGA DIMENSI TIPE RKX- 200 LAPAN DAN SIMULASINYA

Pengembangan Algoritma untuk Penyempurnaan Gerakan dan Kestabilan Robot Humanoid berbasis Kondo KHR 3HV

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA KONTROL GERAK SIRIP ELEVATOR

Pengembangan Prototip Sistem Pemantau Sikap Dinamik Roket Dengan Visualisasi Grafik dan Animasi Pergerakan 3D Secara Real Time

BIMBINGAN TEKNIS OPERASI SATELIT AMATIR

PENGARUH MULTIPATH SUSUNAN SEMBILAN ANTENA YAGI-UDA TERHADAP HASIL ESTIMASI SUDUT POSISI ROKET

Palang Pintu Kereta Api Otomatis Berbasis Data Global Positioning System (GPS)

BAB II PERSYARATAN DAN TARGET RANCANG BANGUN SISTEM REKONSTRUKSI LINTAS TERBANG PESAWAT UDARA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

ANALISIS LINTAS TERBANG ROKET MULTI-STAGE RKN200

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PELUNCURAN ROKET LAPAN TAHUN 2006 DI PANDANWANGI - JATIM Ganda Sarnosir Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN RINGKASAN Sudah tidak terhitung banyaknya jumlah rokel sonda dari berbagai dimensi yang telah diluncurkan oleh LAPAN, namun umumnya dilakukan dari Pameungpeuk-Garut Selatan-Jawa Baral. Beberapa tahun terakhir, peluncuran roket juga dilakukan dari Pandanwangi-Jawa Timur, khususnya untuk roket-roket berdimensi kecil/senjata (diameter 70 dan 100 mm), terutama yang diklasifikasikan sebagai roket kendali. Pada makalah ini akan coba dijelaskan kesuksesan peluncuran 3 (tiga) buah roket berdiameter 100 mm pada November 2006, dan 2 (dua) buah diantaranya adalah roket kendali, serta 1 (satu) buah adalah roket balistik. Ada beberapa keunggulan Pandanwangi sebagai tempat peluncuran roket, antara lain : lokasinya persis di tepi pantai (luas, berpasir dan datar, sehingga baik untuk melakukan recovery muatan dan roket), jauh dari tempat pemukiman penduduk dan keceparan angin di pagi hari praktis 0 (nol). 1 PENDAHULUAN Bila selama ini, LAPAN melakukan uji terbang {flight test) roket-roket nya di STASPRO (Stasiun Peluncuran Roket) Pameungpeuk- Garut Selatan - Jawa Barat, maka beberapa tahun terakhir ini, kegiatan peluncuran roket, juga dilakukan di Pandanwangi-Jawa Timur (Jatim), khususnya untuk roket-roket kecil (senjata), seperti roket RX-70 dan RX-100 mm. Pandanwangi adalah satu daerah tepi pantai yang landai, sekitar 45 menit jalan darat ke arah Selatan kota Lumajang-JATIM. Ada beberapa alasan mengapa Pandanwangi dipilih untuk melakukan uji coba peluncuran roketroket LAPAN berdiameter relatif kecil. Yang pertama; Pandanwangi, daerahnya landai, berpasir, cukup luas dan panjang, sehingga untuk menemukan kembali roket setelah di luncurkan (rocket recovery), akan lebih mudah. Yang kedua; TNI-AU (pemilik lokasi) Cq. DISUTBANG TNI-AU, memberi LAPAN akses yang sebesar-besarnya, dan yang ketiga; di Pameungpeuk, kondisinya sudah hampir tidak mengijinkan lagi (densitas penduduk yang semakin padat). Peluncuran roket dari Pandanwangi ini dilaksanakan pada tanggal 7 s.d 9 November 2006, dan ini sudah yang ke-4 (empat) kalinya. Untuk kali ini, penulis hanya akan mencoba membahas mengenai jalannya dan hasil peluncuran roket-roket LAPAN sen 100 mm. Roket-roket seri 100 mm milik LAPAN, pada dasarnya direncanakan sebagai roket kendali penuh ifidly guided rocket), yang bila di kembangkan lebih lanjut, dapat dijadikan senjata. Oleh karena itu, pemilihan Pandanwangi sebagai lokasi uji terbang, dirasakan sudah sangat tepat Kemungkinan kendala yang dirasakan adalah: lokasinya terlalu jauh dari Jakarta (tempat penelitian, perancangan dan pembuatan roketroket LAPAN). 2 MISI ROKET Sejak sekitar 2 (dua) tahun terakhir, ada kesepakatan di antara para pimpinan untuk melakukan perubahan nama (kodefikasi) roketroket LAPAN, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pendokumentasian yang lebih efektif. Sebagai contoh, bila dikatakan RKX-10C15, maka hal ini dapat dibaca sebagai berikut : RKX: Roket Kendali Eksperimen, 10: diameter 10 Cm, C: menggunakan Canard, dan 15 : uji terbang ke-15. 41

Tabel 2-1: MISIROKET YANG DIUJITERBANG Pada peluncuran kali ini, LAPAN telah menyiapkan 3 (tiga) buah roket seri 100 mm dengan kodefikasi sebagai berikut: RKX-100/40 (disebut juga RKX-10C15) RX-100/20 (disebut juga RX-1007) RKX-100/40 (disebut juga RKX-10C16) Roket-roket seri 100 mm ini, merupakan roket kendali yang telah dikembangkan dan di modifikasi beberapa kali. Roket-roket dilengkapi dengan modul-modul sistem kendali, di mana pengendalian dilakukan dengan bantuan servomotor yang diatur oleh adanya piranti lunak (computer on board). Servo-motor dirancang sedemikian rupa, sehingga setelah ada perintah dari program, langsung menggerakkan canard (sayap roket), sehingga roket bisa bermanuver sesuai dengan yang diharapkan. Secara lebih khusus, uji terbang kali ini difokuskan untuk melihat respon dan gerak roket, seperti: counter rolling dan flight sequence. Pada Tabel 2-1 dapat dilihat ringkasan dari misi ke-3 roket seri 100 mm untuk uji terbang bulan November 2006. 3 SPESIFIKASI DAN MUATAN ROKET 3.1 Spesifikasi Roket Seperti telah disinggung di atas, roketroket seri 100 mm yang diterbangkan kali ini, secara umum hampir sama dengan roket-roket terdahulu. Namun untuk kali ini, ada beberapa perbaikan yang telah dilakukan, terutama pada sistem muatan (sensor dinamik) dan sistem aerodinamikanya. Sebelum uji terbang, baik secara sub-sub sistem, maupun secara sistem penuh, roket secara utuh telah diuji darat, 42 misalnya terhadap: uji shock, G-force, uji telemetri, dan lain sebagainya, dan hasilnya cukup memuaskan. Data-data spesifikasi ke-3 roket tersebut, dapat dilihat pada Tabel 3-1. 3.2 Muatan Roket 3.2.1 Roket RKX-10C15 Berdasarkan misi yang telah ditetapkan, maka dalam peluncuran kali ini telah dilakukan berbagai perubahan yang cukup mendasar terhadap bentuk aerodinamika roket, khususnya pada bagian canard dan sirip. Setelah dilakukan kajian ulang dan analisis yang mendalam, maka dilakukan perbaikan-perbaikan, tentu saja dengan memperbartdingkan (refere) terhadap beberapa hasil uji terbang sebelumnya. Spesifikasi muatan roket RKX-10C15 dapat dilihat di bawah ini: Misi : Sensor processor : Navigation sensor: Dynamic sensor : Telemetry : Power supply : Actuator: : Rolling fix canard RCM-3400 Garmin GPS 18 6 DoF with gyro roll 800 deg/sec Ace 10 G Maxstream 900 MHz Lithium polymer 7.4 V 5.4 A Sirip dan fix canard model- 1 Dari segi aerodinamika, konfigurasi sirip dan canard, pengujian kali ini bertujuan untuk membuktikan kebenaran dari hasil simulasi, sedangkan dari segi muatan, lebih banyak dimaksudkan untuk mem-back up misi gerak rolling dan juga muatan standar lainnya, seperti: 6 DoF (Degree of Freedom) serta GPS (Global Positionning System).

a. Flight Test Micro Processor (RCM-3400) Dari pengalaman sebelumnya, penggunaan processor jenis "tern" sangat sulit untuk di "mengerti"; misalnya: program pada ROM processor bisa secara mendadak ter- "reset" tanpa sebab yang pasti, sehingga signal GPS dalam 3-D (tiga dimensi) hilang (blank). Untuk itulah dignnakan jenis processor yang baru, yakni Rabbit sen RCM-3400. b. Flight Test Maxstream (FTM) FTM ini berfungsi sebagai radio yang mampu mengirimkan signal sampai pada jarak + 27 Km (ground distance test). c. Lithium Polymer Battery (LPB) LPB ini merupakan battery yang "rechargeble", sehingga masuk dalam katagori "accumulator". Kehandalan yang lain dari jenis battery ini adalah, selain ringan, kemampuan power supply-nya cukup tinggi. d. Navigation Sensor (NS) NS yang digunakan adalah Garmin GPS 18 yang mempunyai kemampuan hampir sama dengan Garmin seri Tracpak 35/36 (digunakan pada peluncuran sebelumnya), yang nota-bene sudah tidak diproduksi lagi. 3.2.2 RoketRX-1007 Muatan roket ini terdiri dari berbagai jenis sensor, baik yang analog (altimeter, pressure, potensimeter dan gyroscope), maupun yang digital (GPS). Kedua jenis sensor ini dimaksudkan agar saling mendukung, sehingga data uji terbang yang diperoleh akan bisa lebih akurat. Selain itu, di dalam roket juga ditempatkan kamera, baik untuk yang analog, maupun yang digital. a. Global Positionning System (GPS) GPS yang digunakan adalah Garmin GPS LP 18 dengan frekuensi data 1 Hz pada format $GPPGA. Data yang diberikan adalah 43

posisi ketinggian {altitude) roket dari permukaan laut {sea level). b. PRESSURE TRANSDUSER Sensor tekanan yang dipakai adalah: RS 286-686 dengan sensitivilasnya kurang lebih 10 mv/psi dan pressure range antara (0 *5) psi. c. ALTIMETER Altimeter yang digunakan adalah MPXA 4115A dengan pressure range-nya antara (15 * 115) kpa dan sensitivitasnya: 45,9 mv/kpa. d. POTENSIOMETER Potensiometer yang digunakan adalah dari jenis resistif putar bebas, di mana resistensi nya: 5 kq. Sensor ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan sirip dan sudut serang roket {rocket angle of attack). e. GYROSCOPE Gyroscope yang digunakan adalah GYROSTAR JPN 03JA 833 dengan angular velocity ± 300 /det. Sensor ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pergerakan sudut garis kerja roket terhadap suatu sumbu koordinat yang tetap. f. PITOT TUBE Fungsi pitot tube sama seperri accelcromeler, yaitu untuk mengetahui kecepatan terbang roket sepanjang lintasannya. Kedua alat ini berada di dalam roket, agar data yang diperoleh bisa lebih akurat, yaitu dengan cara membandingkan hasil keduanya. 3.23 Roket RKX-10C16 Pada dasarnya, spesifikasi muatan untuk roket RKX-10C16 ini sama dengan spesifikasi muatan roket RKX-10C15, kecuali acfufl/or-nya menggunakan sirip dan fix canard model-2. Canard yang digunakan pada roket ini adalah fix, maka dapat dikategorikan sebagai roket "semi kendali". Perbedaan yang lain adalah: roket ini akan terdeteksi oleh gyro rolling, yaitu apabila roket berputar ke arah kanan dengan maksimal rolling sebesar ±94 /det 4 JALANNYA PELUNCURAN Pada tanggal 7 November 2006 kurang lebih jam 05.00 WIB, satu buah roket sudah siap di lokasi launclung pad, yakni roket RKX-10C15, tanggal 08 November 2007 untuk roket RX-1007, sedangkan roket RKX-10C16, diluncurkan tanggal 8 November 2006. 4.1 Roket RKX-10C15 Sekitar pukul 05.15 WIB, roket pertama RKX-10C15, berhasil diluncurkan dengan baik. Seluruh sistem bekerja dengan baik sesuai dengan yang direncanakan, meskipun masih ada kelemahan pada pendeteksian gerakan rolling roket, namun secara keseluruhan hasilnya cukup memuaskan. Grafik prestasi terbang roket RKX-10C15 dapat dilihat pada Gambar 4-1. 4.2 Roket RX-1007 Roket RX-1007 ini juga mcluncur dengan mulus, terbukti dari semua sensor yang ada di dalam roket {sensor on board) mengirimkan data (signal) dan diterima oleh ground station mobile juga dengan baik. Namun demikian, tabling pitot masih belum memberikan hasil yang baik, dan sampai saat ini masih merupakan "pekerjaan rumah" untuk para insinyur LAPAN. 4.3 Roket RKX-10C16 Roket ketiga, yakni roket RKX-10C16 juga meluncur dengan sangat baik, seluruh sensor on-board bekerja optimal, seperti yang diharapkan. Secara lengkap, rekapitulasi dari hasil uji coba peluncuran termasuk beberapa foto persiapan peluncuran, dapat dilihat pada Gambar 4-2 dan Tabel 4-1. Sedangkan grafik prestasi terbang roket RKX-10C16 dapat dilihat pada Gambar 4-3. 44

Gambar 4-2: Persiapan uji terbang

Tabel 4-1: REKAPITULASI HASIL U I TERBANG Kondisi Peluncuran Waktu launch Elevasi (derajat) Azimuth (derajat) Kecepatan Angin Arah angin Lokasi awal roket Range Apogee Lama terbang Struktur Propulsi Propelan Nozzle Igniter Muatan Telemetri SINYAL GPS Data Inersia Processor Power System Actuator System Firing system Launcher 46 I RKX-10C15 RKX-1007 RKX-10C16 05.15, Selasa 7 November 2006 70 0 knot SW 4.6 2km 42 s 05.45, Selasa 8 November 2006 60 85 0 knot SW 816.827 S, 11313.0619 E 2.5 0.8 28 s 05.00, Rabu 9 November 2006 71) 0 knot SW 5 km 1.4 km 38 s I Transmisi lengkap BAIK lengkap Bekerja dengan baik 15a ik Transmisi lengkap BAIK Lengkap,kecuali video dan pilot Bekerja dengan baik Transmisi lengkap BAU< Lengkap Bekerja dengan baik baik

Dari hasil peluncuran ada beberapa hal yang disarankan, Terdapat beberapa data yang kurang baik diterima pada ground station, maka perlu meneruskan/mengulang program ini, tentu saja setelah dilakukan perbaikan menyeluruh; Penggunaan damper untuk muatan roket, terutama peralatan elektronik, mutlak diper- Iukan, agar dapat mereduksi vibrasi sekaligus untuk mereduksi resonansi; Antena penerima data yang dioperasikan secara manual, keberhasilannya sangat tergantung pada operalornya, oleh karena itu operatornya harus yang sudah terlatih; Usaha maksimal secara bersinergi (minimal: secara nasional), perlu terus digiatkan, agar performansi roket-roket LAPAN, khususnya roket-roket kendali, bisa terus meningkat di kemudian hari; Kerja sama dengan pihak luar, terutama dengan pihak TNI (sebagai user), perlu terus ditmgkatkan; Fasilitas work-shop di lokasi peluncuran, sangat diperlukan untuk mendukung para insinyur dan teknisi LAPAN dapat bekerja dengan tenang (terhindar dari panas dan hujan). 5 KESIMPULAN Sebagian besar data-data telemetri dapat diterima ground station dengan baik, kecuali data dari tabung pitot {pilot tube); Pemililtan untuk penempatan antena penerima data (ada 2 buah) dirasakan sudah tepat, sehingga tidak perlu Iagi diubah. Namun karena manual, ada sedikit kesulitan; Konfigurasi sirip dan canard yang beibedk antara roket RKX-10O5 dan RKX-10C16, telah membuktikan kebenaran teori (hasil simulasi), yakni dibuktikan dari data-data hasil uji terbang; Gerak rolling kedua roket kendali akan dapat dideteksi dengan menggunakan alat Gyro 800 /det yang telah ditempatkan pada roket khusus untuk misi tersebut; Dari segi keamanan dan rocket recovery, pemilihan lokasi uji coba peluncuran {flight test) di Pandanwangi-Jatim, dirasakan sudah cukup tepat. DAFTAR RUJUKAN Ganda Samosir, 2006. Laporan Uji Terbang Roket di Pandanxoangi. Deputi bidang Teknologi Dirgantara-LAPAN-Jakarta. Sutton G. 1980. Rocket Propulsion Elements. New York, Jhon Willey & Sons. Tim Rekayasa Roket 2005, 2005. Laporan Uji Terbang Roket Juni, Pusat Teknologi Wahana Dirgantara-LAPAN-Jakarta. Tim Rekayasa Roket 2005, 2005. Laporan Uji Terbang Roket Desember. Pusat Teknologi Wahana Dirgantara-LAPAN-Jakarta. 47