BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA TIME COST TRADE OFF

Kata kunci: perbandingan biaya, penambahan tenaga kerja, jam kerja (kerja lembur), time cost trade off

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

PRESENTASI TUGAS AKHIR RC

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

BAB I PENDAHULUAN. secepatnya diselesaikan untuk mengejar keterlambatan. Gambar berikut ini merupakan ilustrasi dari kondisi proyek.

PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan

OPTIMASI BIAYA DAN DURASI PROYEK MENGGUNAKAN PROGRAM LINDO (STUDI KASUS: PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN SALAKAN TAHAP II)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II STUDI PUSTAKA

PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

3.11. Program Microsoft Project BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Tahap dan Prosedur Penelitian

ANALISA PERHITUNGAN PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA (TCTO) PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009

Tugas Akhir HENDRAWAN MARTHA PRADIKTA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB 2 TINAJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

ANALISA PEMAMPATAN WAKTU TERHADAP BIAYA PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN KALI SURABAYA STA s/d STA DI MOJOKERTO

OPTIMALISASI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE LEAST COST ANALYSIS (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Extentionn Mall Denpasar Junction)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I 1.3. TUJUAN PENDAHULUAN

Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

OPTIMASI JADWAL PELAKSANAAN PROYEK JEMBATAN BETON BERTULANG TUKAD UNDA, KLUNGKUNG

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


TUGAS AKHIR ANALISA OPTIMASI BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK LANJUTAN TAHAP III PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI(FTIF) ITS

ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA MENGGUNAKAN CRITICAL PATH METHOD

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

PERCEPATAN PROYEK PADA SEBUAH GEDUNG BERTINGKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN MOTTO ABSTRAK KATA PENGANTAR

Karena kompleksnya suatu proyek, para pengelola proyek selalu ingm memngkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian. Banyak metode yang

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengendalian proyek yaitu Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia konstruksi semakin cepat dan pesat. Dalam pekerjaan sebuah proyek

BAB III LANDASAN TEORI

PERKIRAAN BIAYA PROYEK

MEMPERCEPAT WAKTU PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian

BAB II Tinjauan Pustaka

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 6

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB III LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR. Diajukan oleh : MINANUR ROHMAN NPM :

PERCEPATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK GEDUNG PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PROYEK DENGANN METODE KONSEP NILAI HASIL (Studi Kasus: Proyek Pembangunan The Royal Bukit)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

SCHEDULING Siklus dari planning, scheduling dan controlling :

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

: SANDIKA HENDI SURYO ANGGORO

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

BAB I PENDAHULUAN. menjadi terlambat. Penyebab keterlambatan yang sering terjadi adalah akibat

BAB IV METODELOGI PENELITIAN. Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi

Naskah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM)

Agus Purnomo. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pasundan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. PERHITUNGAN COST SLOPE Menurut Soeharto, 1999, hubungan antara biaya -waktu normal dan dipersingkat dapat digambarkan sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini akses yang menghubungkan selatan dan timur Surabaya banyak menumpuk melalui Jalan Ahmad Yani Surabaya. Selain itu, Jalan Ahmad Yani menjadi jalan akses utama dari Bandara Juanda menuju Jembatan Nasional Suramadu yang kini telah difungsikan. Keberadaan jalan tersebut juga berperan penting dalam pengembangan kawasan ekonomi di wilayah Surabaya Timur dan Selatan. Sebagai dampak dari vitalnya fungsi Jalan Ahmad Yani, sering terjadi permasalahan-permasalahan dalam transportasi seperti kemacetan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, Pemerintah Kota Surabaya membuat suatu alternatif yang menghubungkan selatan dan timur Surabaya yang dinamakan proyek Middle East Ring Road (MERR). Proyek ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu: MERR II-A, MERR II-B, dan MERR II-C. Proyek yang belum rampung pada saat ini adalah proyek MERR II-C tahap yang kedua atau dikenal dengan Middle East Ring Road (MERR) II-C Cs Tahap II. Proyek ini merupakan kelanjutan proyek MERR II-C yang terhubung dengan MERR II-A dan MERR II-B. Middle East Ring Road (MERR) II-C Cs Tahap II merupakan jalan yang menghubungkan ruas Jalan Semolowaru dengan Jalan Arif Rachman Hakim Surabaya. Namun dikarenakan musim hujan, membuat proyek Middle East Ring Road (MERR) II-C Cs Tahap II mengalami keterlambatan. Hal itu terlihat dari kurva-s pada Master Schedule yang menunjukkkan bahwa dari minggu ketiga Bulan Juni 2010 sudah mengalami perubahan antara rencana dan realisasi, dimulai dari pekerjaan drainase yang mengakibatkan pekerjaan selanjutnya mengalami keterlambatan. Menurut Master Schedule pelaksanaan, proyek seharusnya selesai pada akhir Bulan Desember 2010. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, pihak kontraktor diharapkan mampu mengoptimalkan sumber daya yang tersedia dalam proyek, tetapi 1 tetap memperhatikan batasan-batasan proyek, yaitu: biaya, jadwal, serta mutu seperti yang telah ditetapkan. Dengan batasan-batasan seperti tersebut di atas, maka penjadwalan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pencapaian tujuan sebuah proyek. Seni penjadwalan juga diterapkan guna mendapatkan titik optimal pelaksanaan proyek. Salah satu metode penjadwalan yang dapat diterapkan dalam proyek ini adalah Critical Path Method (CPM) atau Metode Lintasan Kritis. Dalam melaksanakan pemampatan waktu aktifitas, diusahakan agar penambahan biaya ditimbulkan seminimum mungkin. Hal ini terutama ditujukan pada biaya langsung (direct cost), karena biaya inilah yang akan bertambah. Berdasarkan masalah yang terjadi dalam proyek seperti yang telah tergambar di atas, perlu untuk dilakukan studi melalui Tugas Akhir yang berjudul Optimasi Biaya dan Waktu Metode Time Cost Trade Off (Studi Kasus Proyek Middle East Ring Road (MERR) II-C Cs Tahap II). 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang muncul berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas adalah: 1. Berapa biaya dan durasi normal untuk menyelesaikan sisa pekerjaan pada proyek MERR II-C Cs Tahap II. 2. Berapa biaya dan durasi percepatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan sisa pekerjaan dengan percepatan. 3. Berapa biaya dan waktu percepatan optimum dengan menggunakan Metode Time Cost Trade Off (TCTO). 1.3 Tujuan Dari permasalahan yang terjadi, tugas akhir ini memiliki tujuan untuk: 1. Mengetahui berapa biaya dan durasi normal untuk menyelesaikan sisa pekerjaan pada proyek MERR II-C Cs Tahap II. 2. Mengetahui berapa biaya dan durasi percepatan maksimum yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan sisa pekerjaan dengan percepatan.

3. Mendapatkan biaya dan waktu percepatan optimum dengan menggunakan Metode Time Cost Trade Off (TCTO). 1.4 Batasan Masalah Batasan permasalahan digunakan untuk lebih memfokuskan pembahasan pada permasalahan pokok dan tidak menyimpang dari topik yang akan dibahas. Adapun batasanbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tidak menghitung denda yang dibayarkan akibat keterlambatan penyelesaian proyek. Keterlambatan penyelesaian proyek bukan disebabkan oleh kontraktor, sehingga Pemerintah Kota Surabaya selaku owner tidak memberikan penalti atau denda. 2. Segala aktivitas pekerjaan yang digunakan sebagai obyek pembahasan dalam Tugas Akhir ini berdasarkan pada RAB proyek yang diperoleh dari PT Fajar Parahiyangan selaku General Contractor. 3. Harga satuan selama pelaksanaan pekerjaan berdasarkan harga dari rekanan supplier material yang datanya didapat dari PT Fajar Parahiyangan dan diasumsikan tidak mengalami perubahan. 4. Tidak meninjau kenaikan biaya satuan pekerjaan dan bahan proyek, baik biaya langsung, maupun biaya tak langsung akibat inflasi, kebijakan pemerintah, bencana alam dan faktor-faktor lain yang secara langsung maupun tidak langsung mengakibatkan kenaikan biaya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Sebuah proyek juga diartikan sebagai sebuah proses pengadaan dari yang tidak adal menjadi ada, dengan biaya tertentu dan dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat mewujudkan sebuah ide/gagasan menjadi suatu kenyataan fisik. Dilihat dari komponen kegiatan utama (Soeharto, 1995), maka macam proyek dapat dikelompokkan menjadi: 1. Proyek Engineering-Konstruksi Jenis proyek ini terdiri dari yaitu studi kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi. 2. Proyek Engineering-Manufaktur Proyek ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk baru. Jadi produk tersebut adalah hasil usaha kegiatan proyek. 3. Proyek Penelitian dan Pengembangan Proyek ini bertujuan untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan suatu produk tertentu. 4. Proyek Pelayanan Manajemen Proyek ini tidak membuahkan hasil dalam bentuk fisik, tetapi laporan akhir. 5. Proyek Kapital Proyek ini pada umumnya meliputi pembebasan tanah, penyiapan lahan, pembelian material, manufaktur, dan konstruksi pembangunan fasilitas produksi. 2 2.2 Penjadwalan Penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-

masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil yang optimal dengan memperhatikan keterbatasanketerbatasan yang ada (Husein 2009). Penjadwalan menentukan kapan aktivitas dimulai, ditunda, dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber-sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang telah ditentukan. Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang digunakan untuk mengelola waktu dan sumber daya proyek. Masing masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Metode penjadwalan yang digunakan antara lain: 1. Diagram Balok (Gantt Bar Chart). 2. Diagram Garis (Time/Production Graph). 3. Diagram Panah (Arrow Diagram). 4. Diagram Skala Waktu (Time Scale Diagram). 5. Diagram Precedence (Precedence Diagram). Masing-masing metode diatas memiliki ciri tersendiri dan dipakai secara kombinasi pada proyek-proyek konstruksi. Dasar pemikiran untuk metode-metode tersebut harus berorientasi pada maksud penggunaannya untuk apa. 2.3 Metode Penjadwalan Seperti telah disebutkan diatas, ada beberapa metodepenjadwalan yang dipakai dalam penyusunan jadwal proyek. Berikut penjelasan mengenai metode tersebut. 2.3.1 Diagram Balok (Gantt Chart) Diagram balok disusun dengan maksud mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian, dan pada saat pelaporan. Saat ini metode diagram balok masih digunakan secara luas, baik berdiri sendiri maupun dikombinasikan dengan metode lain yang lebih canggih. Hal ini dikarenakan diagram balok mudah dibuat dan dipahami sehingga sangat berguna dalam penyelesaian proyek. Keuntungan Diagram Balok: a. Bentuk grafiknya sederhana. 3 b. Sederhana dan mudah dimengerti oleh semua tingkat manajemen sehingga dapat diterima secara luas. c. Merupakan alat perencanaan dan penjadwalan yang luas yang hanya memerlukan sedikit penyempurnaan (revisi) dan pembaharuan (updating) dari pada sistem-sistem yang lebih canggih. Kelemahan Diagram Balok: a. Hubungan antar aktivitas tidak dapat dilihat dengan jelas. b. Sulit digunakan dalam pekerjaan pengawasan karena lintasan kritis tidak tampak. c. Gambaran situasi secara keseluruhan proyek tidak dapat dilihat jika beberapa aktivitas mengalami keterlambatan. 2.3.2 Diagram Garis (Time Production Graph) Diagram ini penyusunannya sama seperti diagram balok, namun susunan aktivitasnya dibuat dengan garis yang kemiringan tiap-tiap garis tersebut tergantung dari lama tidaknya durasi proyek. Kelebihan Diagram Garis: a. Hubungan antara waktu suatu aktivitas dan volume terlihat jelas. b. Kecenderungan kegiatan dapat dilihat dengan segera, apakah kegiatan pekerjaan lamban atau sebaliknya. c. Dapat dikombinasikan dengan diagram balok. d. Alternatif pelaksanaan dapat dikembangkan dengan memiringkan, menggeser ke kiri dan ke kanan atau menegakkannya. Kekurangan Diagram Garis: a. Belum dapat menunjukkan aktivitas kritis. b. Tidak memberikan ramalan akan pengaruh keterlambatan terhadap penyelesaian proyek. c. Jika aktivitas yang digambarkan banyak, akan tampak rumit dan sulit dibaca, sehingga kurang efektif sebagai alat monitoring. d. Hubungan aktivitas secara menyeluruh tidak dapat dilihat.

2.3.3 Diagram Panah (Arrow Diagram) Metode ini tercipta karena adanya kebutuhan untuk mengorganisir suatu proyek yang melibatkan ribuan aktivitas yang harus diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Disamping itu juga untuk mengurangi waktu yang diperlukan guna melaksanakan konstruksi yang menghasilkan pengurungan jumlah biaya langsung seminimum mungkin. Terminologi diagram panah: a. Aktivitas nyata Merupakan pelaksanaan suatu kegiatan yang nyata dari suatu pekerjaan. Oleh karena itu aktivitas memerlukan sumbersumber daya seperti: tenaga kerja, material, peralatan, dan fasilitas lainnya. Aktivitas nyata digambarkan secara grafis sebagai anak panah pada jaringan kerja dan biasanya dicantumkan waktu pengerjaannya (durasi) b. Aktivitas Palsu ( Dummy) Dummy digambarkan sebagai aktivitas anak panah yang terputus. Dikatakan dummy karena fungsinya hanya untuk menunjukkan ketergantungan antar aktivitas. Aktivitas dummy tidak memiliki waktu pengerjaan. c. Kejadian ( Event) Merupakan titik pangkal dan titik akhir suatu aktivitas. Event tidak memerlukan waktu dan sumber daya. Secara grafis dapat digambarkan sebagai lingkaran dengan nomor didalamnya. 2.3.4 Diagram Skala Waktu (Time Scale Diagram) Diagram skala waktu merupakan penyempurnaan dari diagram balok, yang digambarkan dengan skala waktu. Terdapat istilah FENCE/BROKEN FENCE, yaitu garis vertikal yang berfungsi sebagai pagar. Artinya aktivitas yang memiliki float dapat digeser-geser dalam daerah pagarnya. Bila pagar dilanggar, maka ada pengaruhnya terhadap kelompok aktivitas lain atau terhadap jalur kritisnya. Disamping FENCE/BROKEN FENCE, masih diperlukan alat lain untuk dapat menggambarkan time scale diagram. Alat 4 tersebut dinamakan FLAG (bendera). FLAG dibutuhkan bila terjadi hubungan silang (cross) yang tidak dapat dinyatakan lagi dengan FENCE/BROKEN FENCE. 2.3.5 Diagram Precedence (Precedence Diagram) Dalam pembahasan Tugas Akhir ini, metode yang digunakan untuk menggambarkan secara grafis dari aktivitas pelaksanaan yaitu metode precedence, karena metode ini merupakan penyempurnaan dari diagram panah. Diagram panah pada prinsipnya hanya menggunakan satu jenis hubungan yaitu finis to start, namun pada metode precedence digambarkan adanya empat jenis hubungan antar aktivitas, yaitu: start to start, start to finis, finis to start, dan finis to finis. Menurut Nugraha (1986), diagram precedence dapat disebut sebagai node diagram, dimana ciri-cirinya adalah: a. Aktivitas-aktivitas tidak dinyatakan dalam panah lagi, melainkan node, lingkaran, atau kotak. b. Anak panah/garis penghubung tidak mempunyai durasi, sehingga pada diagram precedence tidak diperlukan dummy lagi. Contoh: Aktivitas A 5 10 Palsu 20 25 Menjadi: Aktivitas B A B Aktivitas C Aktivitas Aktivitas D C D 15 30

Gambar 2.9 Skema Diagram Panah Sumber: Nugraha (1986) 2.4 Identifikasi Lintasan Kritis Menurut Nugraha (1986), lintasan kritis adalah suatu lintasan pada jadwal pelaksanaan proyek yang kegiatan-kegiatannya mempengaruhi terlambat atau tidaknya pelaksanaan proyek secara keseluruhan. Berikut ini beberapa cara dalam perhitungan lintasan kritis, yaitu: 1. Perhitungan Maju Ada beberapa anggapan yang harus dimunculkan dalam perhitungan maju ini, yaitu sebagai berikut: a. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal., ditambah kurun waktu atau durasi kegiatan yang bersangkutan. EF (ij) = ES (ij) + d (ij) b. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu. 2. Perhitungan Mundur Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui waktu paling akhir/terlambat masing-masing kegiatan dalam jaringan kerja yang dapat dimulai dan diakhiri tanpa mengakibatkan penundaan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan yang telah dihasilkan dari perhitungan maju. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan mundur, yaitu: a. Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan (LS) adalah sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi kurun waktu/durasi suatu kegiatan tersebut. LS (ij) = LF (ij) d (ij) b. Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan berikutnya, maka waktu selesai paling akhir (LF) suatu kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegitan berikutnya yang terkecil. 2.5 Jalur dan Kegiatan Kritis Menurut Soeharto, (1999), sifat dan syarat umum yang harus diperhatikan dalam menentukan kegiatan kegiatan yang ada dalam lintasan kritis: 1. Pada kegiatan pertama, waktu mulai paling awal dari suatu aktivitas (ES) adalah sama dengan waktu mulai paling lambat dari suatu aktivitas (LS) 2. Pada kegiatan terakhir, waktu selesai paling lambat dari suatu aktivitas (LF) adalah sama dengan waktu selesai paling awal dari suatu aktivitas (EF) 3. Total loat (TF) atau waktu sampai kapan aktivitas itu boleh terlambat adalah nol. ES Kode EF Nama Kegiatan LS Durasi LF Gambar 2.10 Bagan Aktivitas Sumber: Nugraha (1986) 2.6 Jenis-jenis Biaya Dalam Proyek Menurut Soeharto, (1995), jenis biaya dalam proyek dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Biaya Langsung (Direct Cost) Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Biaya langsung terdiri dari: a. Penyiapan lahan Pekerjaan ini terdiri dari clearing, grubbing, menimbun dan memotong tanah, mengeraskan tanah, dan lainlain. Disamping itu pekerjaanpekerjaan membuat pagar, jalan dan jembatan. b. Pengadaan peralatan utama Semua peralatan utama yang tertera dalam gambar desain engineering. c. Biaya merakit dan memasang peralatan utama Terdiri dari pondasi struktur penyangga, isolasi, dan pengecatan. d. Pipa 5

Tediri dari pipa transfer, pipa penghubung antara peralatan, dan lain-lain. e. Alat-alat listrik dan instrument Terdiri dari gardu listrik, motor listrik, jaringan distribusi dan instrumen. f. Pembangunan gedung perkantoran, pusat pengendalian operasi (control room), gudang, dan bangunan sipil lainnya. g. Fasilitas pendukung seperti utility dan offsite Terdiri dari pembangkit uap, pembangkit listrik, fasilitas air pendingin, tangki dan dermaga. h. Pembebasan tanah Biaya pembebasan tanah seringkali dimasukkan kedalam biaya langsung. 2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya tidak langsung atau indirect cost adalah pengeluaran untuk manajemen, supervise dan pembayaran material, serta jasa untuk pengadaan bagian proyek yang tidak akan menjadi instalasi atau produk permanen, tetapi diperlukan dalam rangka proses pembangunan proyek. Biaya tidak langsung meliputi: a. Gaji tetap dan tunjangan bagi tim manajemen, gaji dan tunjangan bagi tenaga bidang engineering, inspector, penyedia konstruksi lapangan, dan lain-lain. b. Kendaraan dan peralatan konstruksi Termasuk biaya pemeliharaan, pembelian bahan bakar, minyak pelumas dan suku cadang. c. Pembangunan fasilitas sementara Termasuk perumahan darurat tenaga kerja, penyediaan air, listrik, fasilitas komunikasi sementara untuk konstruksi, dan lain-lain. d. Pengeluaran umum Butir ini meliputi bermacam-macam keperluan tetapi tidak dapat dimasukkan kedalam butir yang lain, seperti small tools, pemakaian 6 sekali lewat (consumable) misalnya kawat las. e. Kontijensi laba atau Fee Kontijensi dimaksudkan untuk menutupi hal-hal yang belum pasti. f. Overhead Butir ini meliputi biaya untuk operasi perusahaan secara keseluruhan, terlepas dari ada atau tidaknya kontrak yang sedang ditandatangani. Misalnya biaya pemasaran, advertensi, gaji eksekutif, sewa kantor, telepon, computer. g. Pajak, pungutan atau sumbangan, biaya izin, dan asuransi h. Berbagai macam pajak seperti PPN, PPh, dan lainnya atau hasil operasi perusahaan. 2.7 Perhitungan Cost Slope Menurut Soeharto, (1999), hubungan antara biaya-waktu normal dan dipersingkat dapat digambarkan sebagai berikut: Biaya Crash Biaya Normal Waktu Normal B Cost Slope A Waktu Crash Gambar 2.11 Grafik hubungan antara biaya dan waktu normal dan dipersingkat Sumber: Soeharto (1999) Hubungan antara waktu dan biaya digambarkan seperti pada grafik diatas, dimana titik A menunjukkan titik normal, sedangkan titik B menunjukkan titak crash. Garis yang menghubungkan titik A dan B merupakan kurva

waktu dan biaya. Seandainya diketahui bentuk kurva waktu dan biaya suatu kegiatan, artinya dengan mengetahui berapa slope atau sudut kemiringannya, maka bisa dihitung berapa besar biaya untuk mempersingkat waktu satu hari. Cost slope dapat dirumuskan sebagai berikut: Cost Slope = Crash cost Normal cost Normal duration Cost duration 2.8 Analisa Time Cost Trade Off (TCTO) Biaya merupakan suatu hal yang penting dalam manajemen, dimana biaya yang mungkin timbul harus dikendalikan seminimum mungkin. Pengendalian biaya harus memperhatikan factor waktu, karena terdapat hubungan yang sangat erat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya proyek yang bersangkutan atau aktivitas pendukungnya. Menurut Soeharto, (1999), total biaya proyek adalah sama dengan jumlah biaya langsung ditambah dengan biaya tidak langsung. Keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tapi pada umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi kumulatif biaya tidak langsung diperlukan. Grafik hubungan biaya total, biaya langsung, biaya tidak langsung, dan biaya optimal dapat digambarkan sebagai berikut: 3. Durasi Dipercepat (Crash duration) adalah durasi tersingkat untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang secara teknis masih mungkin. Disini dianggap sumber daya bukan merupakan hambatan. 4. Biaya untuk Durasi Dipercepat (Crash Cost) adalah jumlah biaya langsung untuk menyelesaikan pekerjaan dalam kurun waktu tersingkat. 5. Cost Slope adalah pertambahan biaya langsung (direct cost) untuk mempercepat suatu aktivitas persatuan waktu. 2.9 Analisa Time Cost Trade Off (TCTO) Menurut Soeharto, (1999), terminologi mengenai defenisi istilah-istilah yang dipakai dalam analisa Time Cost Trade Off, yaitu: 1. Durasi Normal adalah durasi yang diperlukan untuk melakukan kegiatan sampai selesai dengan efisien, tetapi diluar dipertimbangkan adanya kerja lembur dan usaha-usaha khusus lainnya seperti menyewa peralatan yang lebih canggih. 2. Biaya Normal adalah biaya langsung yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dengan kurun waktu normal. 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Adapun data-data yang diperlukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini antara lain : 1. Jadwal pelaksanaan (time schedule) proyek yang berupa kurva S untuk menentukan durasi normal sesuai dengan pelaksanaan proyek. 2. Rincian Anggaran Biaya (RAB) proyek untuk menentukan biaya normal yang dibuat sebagai acuan menghitung biaya percepatan. 3. Analisa harga satuan Proyek MERR II-C Cs Tahap II. 4. Alokasi sumber daya/tenaga kerja tiaptiap aktivitas dan analisa harga satuan Proyek MERR II-C Cs Tahap II. 5. Data-data biaya tak langsung (Gaji personel di lapangan, biaya overhead) dan biaya-biaya lain yang secara tidak langsung berkaitan dengan proyek. 3.2 Proses Penelitian 1. Mengidentifikasi aktivitas dari sisa pekerjaan mulai dari minggu ketiga Bulan Juni 2010 sampai minggu keempat Bulan Desember 2010. 2. Memeriksa kembali hubungan antar aktivitas dalam jadwal, yaitu dengan membuat penjadwalan yang baru, dimulai dari minggu ketiga Bulan Juni 2010 sampai berakhir pada minggu keempat Bulan Desember 2010. 3. Memberikan kode pada tiap-tiap aktivitas sebagai identitas. 4. Menentukan durasi tiap-tiap aktivitas berdasarkan durasi yang ada pada Master Schedule. 5. Menghitung produktivitas harian normal dari volume dan durasi yang ada. 6. Menyusun Network Diagram sesuai dengan urutan waktu pelaksanaan aktivitas sisa. 7. Menentukan lintasan kritis dari Network Diagram tersebut. 8. Menentukan alternatif percepatan yang mungkin bagi tiap-tiap aktivitas. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, maka alternatif percepatan yang mungkin adalah sebagai berikut: a. Penambahan peralatan Penambahan peralatan dilakukan dengan pertimbangan volume pekerjaan pada aktivitas tertentu yang terlalu besar. b. Penambahan tenaga kerja Penambahan tenaga kerja juga dilakukan dengan mempertimbangkan volume pekerjaan. Disamping itu ruang bagi pekerja tersedia, karena jika lahan terlalu sempit dikhawatirkan penambahan tenaga kerja akan menjadi tidak efektif. c. Penambahan jam kerja Penambahan jam kerja hanya dilakukan pada beberapa aktivitas,misalnya pada aktivitas G (Geotextile), dan dilakukan 2 jam/hari. 9. Menghitung produktivitas setelah percepatan yang diperoleh akibat adanya alternatif percepatan. 10. Menentukan crash duration dan crash cost untuk aktivitas-aktivitas yang mungkin untuk dilakukan percepatan. Crash cost didapat dengan menghitung produktivitas harian proyek setelah percepatan. 11. Menentukan cost slope masing-masing aktivitas berdasarkan grafik hubungan 8

antara normal duration dan normal cost dengan crash cost dan crash duration. Cost Slope dihitung dengan rumus berikut: Cost Slope = Crash cost Normal cost Normal duration Cost duration 12. Melakukan analisa TCTO dari lintasan kritis dan aktivitas lain yang sudah didapatkan dimulai dari aktivitas yang mempunyai cost slope terendah sampai tertinggi, dengan cara menghitung total biaya proyek berdasarkan jumlah biaya langsung dan tidak langsung. Total biaya tersebut didapat dari hasil percepatan durasi proyek sesuai dengan alternatif percepatan dari masing-masing aktivitas. 13. Membuat grafik hubungan waktu dan biaya dari hasil pengkompresian durasi proyek. 14. Menghitung berapa biaya dan waktu optimum untuk penyelesaian proyek. Alur untuk penyelesaian Tugas Akhir ini dapat dilihat seperti pada Gambar 3.1: Latar Belakang Perhitungan Normal Cost A A Identifikasi Lintasan Kritis Alternatif-alternatif percepatan: 1. Penambahan Peralatan 2. Penambahan Tenaga Kerja 3. Penambahan Jam Kerja Perhitungan Produktivitas Harian Setelah Percepatan Perhitungan Biaya dan Durasi Crash Iterasi Perhitungan Cost Slope Studi Literatur Studi Lapangan Kompresi Network dengan QM for Window Perhitungan Total Biaya Pengumpulan Data(RAB dan Schedule) Jadwal dan Biaya Optimal Hasil Analisa TCTO Kesimpulan Identifikasi Aktivitas Pekerjaan Sisa Gambar 3.1 Flowchart Penelitian Penentuan Durasi Normal Pekerjaan Sisa dan Biaya Normal dengan CPM Network Perhitungan Produktivitas Harian Normal 9