1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

I. PENDAHULUAN. dengan iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI DESA KUSU LOVRA KECAMATAN KAO KABUPATEN HALMAHERA UTARA JOHN RAIMOND PATTIASINA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah lautan. Luas daratan Indonesia adalah km² yang menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

BAB VIII PENUTUP. I dan desa Muara II. Desa Muara I masuk kedalam areal kawasan kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di sebuah lingkungan. pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya 1.

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berfokus pada aspek Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan. Hasil studi

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut faktor sosial seperti pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. ilmu sosial yang sangat penting. Masyarakat atau komunitas desa yang syarat

Gagasan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Nelayan melalui Pendekatan Sistem

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juta km2 terdiri dari luas daratan 1,9 juta km2, laut teritorial 0,3 juta km2, dan

PERAN WANITA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA NELAYAN DI DESA TASIKAGUNG KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. ikan atau nelayan yang bekerja pada subsektor tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kemiskinan, banyaknya jumlah anak dalam keluarga dan pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. dalam upaya pengelolaan sumberdaya perikanan laut di Kabupaten Malang Jawa

Indonesia yang dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar, seharusnya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Soekartawi, dkk 1993:1). (Junianto, 2003:5).

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI DESA KUSU LOVRA KECAMATAN KAO KABUPATEN HALMAHERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. daratannya. Selain itu, Indonesia juga merupakan Negara dengan garis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pedesaan telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Teori

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. sektor perikanan dan kelautan (Nontji, 2005, diacu oleh Fauzia, 2011:1).

BAB V PEMBAHASAN. mengkaji hakikat dan makna dari temuan penelitian, masing-masing temuan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PENGHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN PASCA MUSIM TANGKAP IKAN DI DESA DADAP, KECAMATAN JUNTINYUAT, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. sebagai nelayan. Masyarakat nelayan memiliki tradisi yang berbeda. setempat sebagai referensi perilaku mereka sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Nelayan dan Tengkulak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2017/04/10 07:20 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan SELAMAT HARI NELAYAN NASIONAL KE-57

1. PENDAHULUAN. negara di dunia yang memiliki potensi sumber daya alam terbesar di sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

BAB I PENDAHULUAN. penangkapan ikan dan binatang air lainnya (suyitno, 2012). Tingkat

UPAYA PENYULUH KABUPATEN BEKASI DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar dan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu mereka yang bertempat tinggal

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang luas wilayahnya 2,03 juta km 2 merupakan negara terbesar yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI ANALISA DAN REFLEKSI. A. Kemandirian Nelayan Terbebas Dari Bayang-Bayang Mini Trawl

V. KESIMPULAN DAN SARAN. di desa Maja Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan tahun 2013 maka

BAB I PENDAHULUAN. pantai tersebut, Indonesia memiliki wilayah pesisir yang sangat luas dengan

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN. Pendapatan rumahtangga nelayan terdiri dari pendapatan di dalam sub

Pemberdayaan masyarakat nelayan melalui pengembangan perikanan tangkap di Desa Majakerta, Indramayu, Jawa Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT PESISIR (STUDI KASUS: MASYARAKAT PESISIR KENJERAN, SURABAYA, JAWA TIMUR)

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN UNTUK KETAHANAN KELUARGA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. adalah Pulau Nias. Luasnya secara keseluruhan adalah km 2. Posisinya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. dirubah yakni dari ikan yang dijual sendiri-sendiri menjadi ikan dijual secara lelang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)

BAB I PENDAHULUAN. swadaya masyarakat Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) tersisa 2,2 juta nelayan dari total jumlah penduduk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat melalui kontribusi terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi. Namun zaman modern bahkan katanya sudah posmodern masih menyisahkan

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kesejahteraan penduduk dapat dilakukan apabila

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. belum baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kecenderungan tingginya angka putus

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perembesan air asin. Kearah laut wilayah pesisir, mencakup bagian laut yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Usaha Perikanan Tangkap

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan

I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dimasukan kedalam kelompok Negara mega-biodiversity yang merupakan dasar dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkumpulnya nelayan dan pedagang-pedagang ikan atau pembeli ikan dalam rangka

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat nelayan merupakan bagian dari kelompok masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Pada umumnya mereka adalah kelompok masyarakat tertinggal yang berada pada level paling bawah, baik tertinggal secara ekonomi, sosial, maupun budaya. Karena penghasilan mereka masih tergantung pada kondisi alam, maka sulit bagi mereka untuk merubah kehidupannya menjadi lebih baik. Sebagai nelayan tradisional bukan saja berhadapan dengan ketidakpastian pendapatan dan tekanan musim paceklik ikan yang panjang, tetapi mereka juga dihadapkan dengan persoalan manajemen keuangan dan pemasaran hasil produksinya. Selain itu, keterbatasan teknologi dan aset produksi yang dimiliki, menyebabkan daya jelajah para nelayan miskin umumnya terbatas, yang berimplikasi pada jumlah dan jenis tangkapan ikan. Rata-rata penghasilan yang diperoleh nelayan miskin sangat kecil dan hanya pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, bahkan sebagian terpaksa hidup serba kekurangan. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, tak jarang istri dan anak mereka ikut serta membantu mencari nafkah. Hanson dalam Siti A, et al (2006) mengemukakan bahwa masyarakat pesisir memiliki kehidupan yang khas, yang dihadapkan langsung dengan keadaan ekosistem yang keras, dan sumber kehidupan yang tergantung pada pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut (SDP). Masyarakat pesisir, khususnya nelayan, masih terbelit oleh persoalan kemiskinan, keterbelakangan, dan kesulitan mengakses berbagai layanan publik. Dalam mengatasi persoalan yang dihadapi masyarakat nelayan, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk berusaha meningkatkan tingkat

kesejahteraan, baik melalui pemberian bantuan peralatan tangkap, kemudahan akses permodalan, maupun melalui program pemberdayaan masyarakat pesisir. Program pemberdayaan masyarakat pesisir bertujuan untuk meningkatkan kesejehteraan masyarakat pesisir, termasuk nelayan. Dalam pelaksanaannya tidak semua program tepat sasaran dan hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan, terutama terhadap keberlanjutan program. Secara teoritis, memberdayakan masyarakat pesisir berarti menciptakan peluang bagi masyarakat pesisir untuk menentukan kebutuhannya, merencanakan dan melaksanakan kegiatannya, yang akhirnya menciptakan kemandirian permanen dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Memberdayakan masyarakat pesisir tidaklah seperti memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat lainnya, karena di dalam habitat pesisir terdapat banyak kelompok kehidupan masayarakat diantaranya: masyarakat nelayan tangkap, adalah kelompok masyarakat pesisir yang mata pencaharian utamanya adalah menangkap ikan di laut. Kelompok ini dibagi lagi dalam dua kelompok besar, yaitu nelayan tangkap modern dan nelayan tangkap tradisional. Ada juga kelompok masyarakat nelayan pengumpul/bakul, adalah kelompok masyarakat pesisir yang bekerja disekitar tempat pendaratan dan pelelangan ikan. Mereka akan mengumpulkan ikan-ikan hasil tangkapan baik melalui pelelangan maupun dari sisa ikan yang tidak terlelang yang selanjutnya dijual ke masyarakat sekitarnya atau dibawah ke pasar-pasar lokal. Umumnya yang menjadi pengumpul kebanyakan adalah dari kalangan istri-istri nelayan dan kelompok masyarakat pesisir perempuan. Kelompok ketiga adalah kelompok masayarakat nelayan buruh, adalah kelompok masyarakat nelayan yang paling banyak dijumpai dalam kehidupan masyarakat pesisir. Ciri dari mereka dapat terlihat dari kemiskinan yang selalu membelenggu kehidupan mereka, mereka tidak memiliki modal atau peralatan yang memadai untuk usaha produktif. Umumnya mereka bekerja sebagai buruh/anak buah kapal (ABK) pada kapal-kapal juragan dengan penghasilan yang minim.

Ketiga kelompok ini juga terdapat di desa Kusu Lovra kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara. Masyarakat di desa ini masih tergolong tertinggal, baik dari sektor pendidikan, ekonomi, sosial, maupun budaya meskipun sudah banyak program yang dilaksanakan di desa tersebut. Bahkan hingga saat ini, desa ini tetap menjadi salah satu lokasi sasaran pemberdayaan oleh perusahaan tambang yang ada di daerah ini. Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah belum terjadi perubahan yang signifikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat desa setempat, khususnya masyarakat nelayan. Oleh karena itu, diperlukan suatu kajian mendalam untuk mengetahui faktorfaktor yang menghambat program pemberdayaan masyarakat nelayan, serta untuk merumuskan kembali strategi kebijakan pemberdayaan masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra dimana sebagian besar dari mereka adalah termasuk nelayan tradisional dengan tingkat pendidikan yang relative rendah. 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1) Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra? 2) Sejauhmana usaha di sektor perikanan mampu menopang pemenuhan kebutuhan hidup keluarga nelayan? 3) Faktor-faktor apa yang menghambat keberhasilan program pemberdayaan masyarakat nelayan desa Kusu Lovra? 4) Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat nelayan desa Kusu Lovra, serta apa program prioritas pemberdayaan masyarakat desa Kusu Lovra? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan desa Kusu Lovra 2) Untuk Mengetahui sejauh mana usaha di sektor perikanan mampu menopang pemenuhan kebutuhan hidup keluarga nelayan desa Kusu Lovra 3) Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menghambat keberhasilan program pemberdayaan masyarakat nelayan desa Kusu Lovra?

4) Untuk merumuskan kembali strategi, pemberdayaan masyarakat nelayan desa Kusu Lovra, serta menentukan prioritas program pengembangan masyarakat. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Sebagai rujukan dan acuan bagi masyarakat nelayan, khususnya masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra, kecamatan Kao Kabuupaten Halmahera Utara 2) Sebagai masukan dan bahan evaluasi bagi pemerintah dalam mengembangkan masyarakat nelayan. 3) Sebagai bagian dari sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah dan semua pihak yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat di wilayah pesisir. 1.5 Kerangka Pemikiran Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat "people-centered, participatory, empowering, and sustainable" (Chambers, 1995). Kaitannya dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara, maka hal penting yang perlu diberdayakan adalah faktor pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat nelayan itu sendiri untuk mendorong peningkatan pendapatan mereka. Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Halmahera Utara memiliki wilayah laut yang cukup luas, hal ini menjadikan salah satu potensi ekonomi yang cukup besar untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi permasalahan klasik masih saja terjadi yaitu rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat, rendahnya tingkat pendidikan, penguasaan teknologi yang masih rendah, maupun ketertinggalan. Semua ini bermuara pada ketertinggalan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Akan tetapi, program pemberdayaan masyarakat yang selama ini telah dilakukan, belum mampu merubah kondisi tersebut secara signifikan. Sehingga

TIDAK diperlukan evaluasi dan rekonstruksi strategi pemberdayaan masyarakat nelayan yang lebih efektif dan efisien. 1.6 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis tersebut, maka dibanguan hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra masih tertinggal secara ekonomi, sosial dan budaya. 2) Sektor perikanan mampu menopang pemenuhan kebutuhan hidup keluarga nelayan di desa Kusu Lovra. 3) Faktor utama penghambat tidak optimalnya program pemberdayaan masyarakat di Desa Kusu Lovra adalah karena kualitas sumberdaya manusia yang relative masih rendah. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMILIK PERAHU DIBO-DIBO (PEDAGANG PENGEPUL DARI ISTRI-ISTRI Buruh Nelayan PEMBERDAYAAN N N SOSIAL N BUDAYA YA DIOPTIMALKA

PERUMUSAN STRATEGI Gambar 1. Kerangka Pemikiran 1.7 Perumusan Masalah Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 5) Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra? 6) Sejauhmana usaha di sektor perikanan mampu menopang pemenuhan kebutuhan hidup keluarga nelayan? 7) Faktor-faktor apa yang menghambat keberhasilan program pemberdayaan masyarakat nelayan desa Kusu Lovra? 8) Bagaimana strategi pemberdayaan masyarakat nelayan desa Kusu Lovra, serta apa program prioritas pemberdayaan masyarakat desa Kusu Lovra? 1.8 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 5) Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan desa Kusu Lovra 6) Untuk Mengetahui sejauh mana usaha di sektor perikanan mampu menopang pemenuhan kebutuhan hidup keluarga nelayan desa Kusu Lovra 7) Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menghambat keberhasilan program pemberdayaan masyarakat nelayan desa Kusu Lovra? 8) Untuk merumuskan kembali strategi, pemberdayaan masyarakat nelayan desa Kusu Lovra, serta menentukan prioritas program pengembangan masyarakat. 1.9 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 4) Sebagai rujukan dan acuan bagi masyarakat nelayan, khususnya masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra, kecamatan Kao Kabuupaten Halmahera Utara

5) Sebagai masukan dan bahan evaluasi bagi pemerintah dalam mengembangkan masyarakat nelayan. 6) Sebagai bagian dari sumbangan pemikiran bagi pemerintah daerah dan semua pihak yang terlibat dalam pemberdayaan masyarakat di wilayah pesisir. 1.10 Kerangka Pemikiran Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat "people-centered, participatory, empowering, and sustainable" (Chambers, 1995). Kaitannya dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara, maka hal penting yang perlu diberdayakan adalah faktor pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat nelayan itu sendiri untuk mendorong peningkatan pendapatan mereka. Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Halmahera Utara memiliki wilayah laut yang cukup luas, hal ini menjadikan salah satu potensi ekonomi yang cukup besar untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi permasalahan klasik masih saja terjadi yaitu rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat, rendahnya tingkat pendidikan, penguasaan teknologi yang masih rendah, maupun ketertinggalan. Semua ini bermuara pada ketertinggalan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Akan tetapi, program pemberdayaan masyarakat yang selama ini telah dilakukan, belum mampu merubah kondisi tersebut secara signifikan. Sehingga diperlukan evaluasi dan rekonstruksi strategi pemberdayaan masyarakat nelayan yang lebih efektif dan efisien. 1.11 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis tersebut, maka dibanguan hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 4) Kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra masih tertinggal secara ekonomi, sosial dan budaya.

5) Sektor perikanan mampu menopang pemenuhan kebutuhan hidup keluarga nelayan di desa Kusu Lovra. 6) Faktor utama penghambat tidak optimalnya program pemberdayaan masyarakat di Desa Kusu Lovra adalah karena kualitas sumberdaya manusia yang relative masih rendah. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEMILIK PERAHU DIBO-DIBO (PEDAGANG PENGEPUL DARI ISTRI-ISTRI Buruh Nelayan PEMBERDAYAAN N N SOSIAL N BUDAYA DIOPTIMALKA YA PERUMUSAN STRATEGI TIDAK