BAB IV Pembuatan dan Kalibrasi Alat Ukur Prestasi Turbojet

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus

BAB III Perancangan Alat Ukur Prestasi Turbo Jet

Institut Teknologi Bandung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab V Metodologi Eksperimen

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. terbuka, dengan penjelasannya sebagai berikut: Test section dirancang dengan ukuran penampang 400 mm x 400 mm, dengan

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2013 sampai dengan selesai.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

PENENTUAN BESAR PENGANGKATAN MAKSIMUM PADA SUDUT ELEVASI TERTENTU DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN AIRFOIL SAYAP PESAWAT

BAB II METODE PERANCANGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

IV. PENDEKATAN DESAIN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TLP 12 - Kebutuhan Mesin dan Peralatan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Antiremed Kelas 11 Fisika

IV. PERSIAPAN PENGUJIAN

BAB III PERANCANGAN, INSTALASI PERALATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode analisa, yaitu suatu usaha

Gambar 3.1. Gambar desain Front shovel

BAB III PELAKSANAAN PENGUJIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

Bab IV Analisis dan Pengujian

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR BEBAN KERETA API. Enda Permana* )

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perakitan kamera gyroscope, diawali dengan pembentukan rangka dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB 3 LANDASAN TEORI DAN PENGOLAHAN DATA

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi dan memudahkan segala aktifitas manusia, karena aktifitas

Bab VI Hasil dan Analisis

Bab IV Probe Lima Lubang

BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA POMPA VAKUM

Gambar 3.1 Blok Diagram Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan estimasi waktu penelitian dikisarkan

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

Bab I Pendahuluan. Bab I Pendahuluan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilakukan pengujian pada alumunium seri 6063 (Al-Mg-Si), terlebih

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1 DIAGRAM ALIR PERANCANGAN ALAT PENGEPRES GERAM SAMPAH MESIN PERKAKAS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

FLUIDA. Staf Pengajar Fisika Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proses Produksi Jurusan Teknik

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA UJI WIND TUNNEL. Disusun oleh : Kelompok 4

Transkripsi:

BAB IV Pembuatan dan Kalibrasi Alat Ukur Prestasi Turbojet Pembuatan alat ukur dilakukan di laboratorium Teknik Penerbangan ITB. Proses pemesinan dilakukan menggunakan mesin bubut, mesin Frais, gerinda tangan dan bor. Setelah pembuatan, dilakukan juga kalibrasi untuk melihat apakah alat ukur yang telah dibuat dapat digunakan pada pengujian turbojet. Kalibrasi alat ukur ini dilakukan di terowongan angin laboratorium Teknik Penerbangan ITB. 4.1 Pembuatan dan pengujian Load Fixture element Proses pembuatan diawali dengan pembelian material Al 2024 T3 yang akan digunakan sebagai load fixture element. Setelah itu, alumunium dibentuk menggunakan mesin Frais lalu permukaan tempat peletakkan strain gauge dihaluskan menggunakan gerinda tangan. Pemasangan strain gauge dilakukan setelah load fixture element selesai dibuat. Pada proses pemasangan strain gauge pada load fixture element, kualitas perekatan harus benar benar diperhatikan. Ini akan menjamin regangan yang terjadi pada load fixture element karena adanya gaya tarik dan tekan akan sama dengan regangan yang terjadi pada strain gauge. Regangan tersebut menyebabkan perubahan panjang dan diameter dari kawat strain gauge yang berarti pula perubahan hambatan listrik strain gauge. Bahan yang dipakai dalam proses pemasangan strain gauge adalah sebagai berikut: 1. Cairan trichlorethan 2. Cairan alkohol 3. Selotip 4. Kapas 5. Kertas ampelas halus 6. Lem cyanoacrilate 46

Langkah-langkah proses pemasangan strain gauge : 1. Pemeriksaan strain gauge apakah masih dalam kondisi baik atau rusak dengan mengukur hambatan listriknya. 2. Menghaluskan permukaan load fixture element yang akan direkati strain gauge dengan menggunakan ampelas dan gerinda tangan. Penghalusan ini bertujuan untuk menghilangkan karat dan mengurangi kekasaran permukaan yang disebabkan oleh proses produksi yang kurang sempurna atau korosi. Semakin halus dan semakin rata permukaan akan semakin baik sehingga hasil pengukuran yang didapatkan akan semakin baik. 3. Pembersihan permukaan load fixture element mengunakan cairan trichlorethan dan cairan alkohol. Proses ini bertujuan membersihkan geram besi hasil pengampelasan dan penggerindaan. 4. Menandai permukaan load fixture element dengan spidol pada posisi dimana strain gauge ditempelkan. 5. Menempelkan permukaan atas strain gauge pada selotip untuk mempermudah pemasangan. 6. Mengoleskan perekat cyanoacrilate pada permukaan bawah strain gauge. 7. Menempelkan permukaan bawah strain gauge pada load fixture element yang juga telah diolesi perekat cyanoacrilate. Tekan strain gauge dengan menggunakan plastik yang tahan perekat selama kurang lebih 3 menit. 8. Diamkan selama kurang lebih satu hari untuk mendapatkan kualitas perekatan yang sempurna antara strain gauge dengan load fixture element. Load fixture element yang telah dipasangi strain gauge dapar dilihat pada gambar 4.1 47

Gambar 4. 1 Load fixture element yang telah dibuat 4.1.1 Kalibrasi load fixture element Setelah load fixture element dipasangi strain gauge, serta signal conditioner telah terinstalasi pada load fixture element, dilakukan pengujian terhadap load fixture element tersebut. Load fixture element serta signal conditioner yang telah diinstalasi dapat dilihat pada gambar 4.2 Gambar 4. 2 Load fixture element serta signal conditioner yang telah diinstalasi 48

Pengujian dilakukan dengan cara menarik load fixture element menggunakan gaya yang telah diketahui. Untuk setiap gaya yang diberikan, voltase keluaran pada signal conditioner dicatat. Alat-alat yang digunakan: 1. Timbangan untuk menimbang anak timbangan yang digunakan sebagai pemberat. Anak timbangan ini mensimulasikan berat dari turbojet yang akan diuji, 2. Timbangan pegas berskala 30 kg. Timbangan ini akan mensimulasikan gaya yang diterima oleh load fixture element, 3. Anak timbangan pemberat yang diletakkan diatas load fixture element sebagai simulasi berat turbojet (gambar 4.3) Gambar 4. 3 Anak timbangan yang diletakkan diatas load fixture element Proses kalibrasi dilakukan dengan menarik load fixture element dengan timbangan pegas (gambar 4.4). Kenaikan gaya yang digunakan adalah setiap 5 kg sedangkan gaya maksimum yang diaplikasikan mencapai 25 Kg. Hasil gaya terhadap voltase keluaran dicatat dan diplot dalam grafik kalibrasi load cell. Pengambilan data dilakukan sebanyak 12 kali, sehingga didapatkan data dengan rata rata ketidakpastian yang rendah. Beberapa asumsi yang diambil untuk kalibrasi ini: 1. Titik tangkap gaya berat dan gaya dorong mesin turbojet berada di tengah sistem load cell. 2. Load cell kiri dan kanan menerima gaya sama besar saat dilakukan kalibrasi. 49

Gambar 4. 4 Proses pengujian dan kalibrasi load fixture element Dari hasil kalibrasi, didapatkan data data sebagai berikut: Tabel 4. 1 Hasil kalibrasi load cell Gaya (Kg) Load cell Kanan (Volt) Load Cell Kiri (Volt) 0-0.820-0.820 5-0.874-0.860 10-0.923-0.897 15-0.973-0.937 20-1.019-0.976 25-1.062-1.016 50

Kurva Kalibrasi load cell Gaya (Kg) 14 12 10 8 6 4 2 0-1.2-1 -0.8-0.6-0.4-0.2 0 Voltase (volt Kanan kiri Gambar 4. 5 Kurva hasil pengujian load fixture element Dari gambar 4.5 didapatkan hasil bahwa kurva kalibrasi menunjukkan kecenderungan linear. Kurva kalibrasi ini digunakan untuk menentukan gaya dorong mesin melalui hasil voltase keluaran masing masing load cell. Jumlah dari gaya yang diukur oleh masing-masing load cell adalah gaya dorong total dari mesin. 4.2 Pembuatan dan pengujian pipa masuk kompresor Pipa masuk kompresor ini dibuat menggunakan pipa paralon berdiameter 109 mm. Pipa ini dipegang oleh struktur penopang agar sejajar dengan inlet kompresor. Tabung pitot diletakkan dalam pipa serta ditopang oleh struktur penopang tersendiri sehingga dapat diatur melalui putaran pengatur yang terletak di struktur penopang pipa pitot. 51

Gambar 4. 6 Instalasi pipa masuk kompresor dan turbojet yang diuji Pembuatan pipa serta struktur penopangnya dilakukan di laboratorium Teknik Penerbangan ITB, dengan menggunakan alat las dan gerinda tangan. Setelah selesai dibuat, pipa tersebut diuji dan dikalibrasi dengan menggunakan terowongan angin serta alat akuisisi data yang telah ada. Skema pemasangan pipa ditunjukkan pada gambar 4.6 4.2.1 Kalibrasi pipa masuk kompresor Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan alat akuisisi data yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Tekanan yang diindera oleh tabung pitot diukur menggunakan differential pressure indicator (DPI). DPI merupakan instrumen untuk membaca tekanan keluaran pipa pitot. 52

Gambar 4. 7 Pipa masuk kompressor yang telah dipasang pada terowongan angin untuk dikalibrasi Kalibrasi dilakukan dengan cara mengalirkan udara ke dalam pipa seperti terlihat pada gambar 4.7. Tekanan yang diindera oleh pipa pitot akan dibaca oleh DPI. Pressure transducer serta ADC converter yang telah terhubung dengan komputer akan memberikan keluaran voltase dari pressure transducer tersebut. Perangkat lunak digunakan untuk membaca voltase hasil pengukuran pressure transducer (gambar 4.9). Sistem akuisisi data untuk kalibrasi pipa masuk kompressor disajikan pada gambar 4.8 Gambar 4. 8 Sistem akuisisi data untuk kalibrasi pipa masuk kompressor 53

Gambar 4. 9 Tampilan perangkat lunak pembaca ADC converter Kalibrasi dilakukan untuk setiap kenaikan 100 Pa dengan tekanan dinamik maksimum adalah 1100 Pa. Setiap pengambilan data dilakukan dalam rentang waktu 60 detik, dan diambil rata-rata dari hasil pengukuran tersebut. Tekanan masukan dalam kalibrasi sesuai dengan tekanan yang akan terbaca dalam pengujian turbojet nantinya sesuai dengan debit aliran masuk kompresor turbojet tersebut. Kurva kalibrasi ini akan digunakan untuk menentukan kecepatan di titik peletakan pitot terhadap hasil voltase keluaran pressure transducer. Hasil kalibrasi pipa masuk kompresor adalah sebagai berikut: Tabel 4. 2 Hasil kalibrasi pressure transducer Tekanan dinamik (Pa) Voltase (Volt) 101 1.425651 201.4 2.345865 303.1 2.9317 399.4 3.330217 500.8 3.663869 601 3.935267 700.5 4.170822 802 4.384722 54

Tabel 4. 3 Hasil kalibrasi pressure transducer (lanjutan) Tekanan dinamik (Pa) Voltase (Volt) 903.1 4.576683 1001.2 4.746247 1101.8 4.890514 Grafik Tekanan Vs Voltase 6 5 Voltase (Volt) 4 3 2 1 0 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 Tekanan dinamik (Pa) Gambar 4. 10 Grafik tekanan terhadap voltase pipa masuk kompresor 55