BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS"

Transkripsi

1 Bab IV Pengujian dan Analisis 47 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Dalam melakukan pengujian menggunakan BOCLE, diperlukan perangkat data akuisisi. Perangkat ini akan mengambil data dan memindahkannya ke komputer dalam bentuk tampilan tertentu. Proses pengukuran ini dilakukan dengan memasang sensorsensor yang akan menjadi instrumen pengukur dan dilengkapi dengan metode pengukuran sebagai perangkat lunaknya. Perangkat data akuisisi terdiri dari empat komponen penting sebagai rangkaian data akuisisi. Komponen-komponen tersebut adalah sensing element, signal conditioning element, signal processing element, dan data presentation element. 4.1 Pemasangan Alat Uji Kelumasan Bahan Bakar BOCLE Komponen-komponen utama dalam alat uji kelumasan bahan bakar BOCLE ini adalah: Alat BOCLE beserta sensor-sensornya Amplifier atau alat penguat sinyal tegangan Data acquisition card Avometer Komponen-komponen BOCLE dipasang dengan urutan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Gaya gesek, temperatur, dan kecepatan aliran udara dibaca langsung oleh sensor strain gage, thermocouple, dan hotwire anemometer. Sensor-sensor tersebut merubah sinyal-sinyal yang diterima menjadi sinyal hambatan. Sinyal hambatan tersebut kemudian masuk pada penguat sinyal tegangan (amplifier). Dalam bentuk sinyal tegangan yang telah diperkuat inilah sinyal-sinyal bacaan sensor tersebut mudah dibaca. Penampilan sinyal-sinyal tegangan dapat dilakukan langsung oleh avometer atau perangkat komputer. Untuk melakukan penampilan dengan menggunakan komputer, sinyal-sinyal analog (tegangan) dari amplifier harus diubah terlebih dahulu menjadi sinyal digital dengan menggunakan analog to digital converter (ADC). Data digital yang dihasilkan kemudian ditampilkan pada komputer menggunakan software Labview. Penampilan data menggunakan komputer ini bertujuan untuk mempermudah pencatatan sinyal yang dihasilkan.

2 Bab IV Pengujian dan Analisis 48 Berikut ini adalah gambar tampilan software Labview dan skema sistem pengukuran BOCLE. Gambar 4.1. Gambar tampilan software Labview BOCLE SENSOR AMPLIFIER AKUISISI DATA AVOMETER KOMPUTER Gambar 4.2. Skema pemasangan sistem pengukuran 4.2 Kalibrasi BOCLE Proses awal yang dilakukan sebelum melakukan proses pengujian adalah proses kalibrasi. Proses kalibrasi sensor-sensor pada BOCLE ini dilakukan untuk membandingkan besar tegangan yang terjadi untuk suatu keadaan dibandingkan dengan hasil pengukuran

3 Bab IV Pengujian dan Analisis 49 alat-alat lain yang lebih dipercaya hasil pengukurannya seperti termometer analog, flowmeter hotwire, dan timbangan digital Kalibrasi Pengukur Beban Kalibrasi beban nol 1. Pengukur beban digantung pada batang beban tanpa beban tambahan (beban 0 kg). 2. Amplifier diatur agar keluaran tegangan dari voltmeter adalah 0 volt. 3. Hasil keluaran dari amplifier kemudian dicatat oleh komputer selama 1 menit dengan kecepatan pencatatan 1 data/detik. Kalibrasi beban 20, 47, 64, 81, 100, 111, 121, 141 gram 1. Batang carrier yang telah diberi sensor strain gage digantungkan dengan beban 20 gram. 2. Pengaturan amplifier harus sama dengan proses kalibrasi beban nol. 3. Hasil keluaran dari amplifier kemudian dicatat oleh komputer selama 1 menit dengan kecepatan pencatatan 1 data/detik. 4. Ketiga tahap di tersebut diulang kembali untuk beban-beban yang lain. Dari data yang dicatat, kemudian dibuat regresi linearnya (linear trendline). Dari garis regresi linear tersebut dapat dibuat persamaan garisnya untuk menentukan besar gaya yang terjadi pada loadcell. Persamaan gaya yang didapat dari persamaan garis linear tersebut adalah (2773,9 x tegangan) 7,1998. Grafik hasil kalibrasi loadcell dapat dilihat pada grafik 4.1 pada halaman Kalibrasi Termokopel Kalibrasi untuk termokopel tidak memerlukan kondisi nol, akan tetapi dilakukan dengan mencatat besarnya tegangan yang dikeluarkan oleh amplifier dan bacaan di termometer pada saat yang bersamaan. Termpertaur yang dipilih adalah temperatur di sekitar temperatur pengujian. Langkah-langkah pengkalibrasian termokopel adalah sebagai berikut : 1. Air dimasukkan ke dalam mangkuk bahan bakar sebanyak 50 cc. 2. Mangkuk bahan bakar dipanaskan dengan heater sampai temperatur 27 o C. 3. Heater dimatikan.

4 Bab IV Pengujian dan Analisis Nilai temperatur dan tegangan yang dikeluarkan amplifier dicatat pada beberapa titik temperatur. Dari data yang dicatat, kemudian dibuat regresi linearnya (linear trendline). Dari garis regresi linear tersebut dapat dibuat persamaan garisnya untuk menentukan besarnya temperatur yang terjadi pada termokopel. Persamaan temperatur yang didapat dari persamaan garis linear tersebut adalah (266,25 x tegangan) 18,7. Grafik hasil kalibrasi temperatur dapat dilihat pada grafik 4.2 pada halaman berikut ini Kalibrasi Hot Wire Kalibrasi aliran nol 1. Ujung-ujung sensor hot wire ditutup dengan tangan sehingga tidak ada aliran udara (aliran 0 m/s). 2. Amplifier diatur agar keluaran tegangan dari voltmeter adalah 0 m/s. 3. Hasil keluaran dari amplifier kemudian dibaca dengan avometer dan dicatat hasilnya. Kalibrasi aliran 0,3; 0,32; 0,38; 0,4 m/s dst 1. Sensor hot wire yang akan dikalibrasi dipasang berhimpitan dengan sensor fan anemometer referensi. 2. Pengaturan amplifier harus sama dengan proses kalibrasi aliran nol. 3. Hasil keluaran dari amplifier kemudian dibaca dengan avometer dan dicatat hasilnya. 4. Ketiga tahap di tersebut diulang kembali untuk beban-beban yang lain. Dari data yang dicatat, kemudian dibuat regresi linearnya (linear trendline). Dari garis regresi linear tersebut dapat dibuat persamaan garisnya untuk menentukan besarnya debit aliran yang terjadi pada sensor hot wire. Persamaan temperatur yang didapat dari persamaan garis linear tersebut adalah (0,0054 x tegangan) 0,2807. Grafik hasil kalibrasi hot wire dapat dilihat pada grafik 4.3 pada halaman 49.

5 Bab IV Pengujian dan Analisis Pengukur beban gram Loadcell sensor Linear (Loadcell) V Gaya = ( x tegangan) Grafik 4.1. Hasil kalibrasi pengukur beban o C Temperatur Temperatur Linear (Temperatur) V Temperatur = ( x tegangan) Grafik 4.2. Hasil kalibrasi temperatur

6 Bab IV Pengujian dan Analisis Hot Wire m/s Hot Wire Linear (Hot Wire) mv Kecepatan = ( x tegangan) Grafik 4.3. Hasil kalibrasi hot wire 4.3 Pengujian Pengujian pada tugas sarjana ini dilakukan dengan menggunakan bahan bakar solar Pertamina yang dijual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina sebagai fluida uji seperti terlihat pada gambar 4.3 di bawah. Pengujian dilakukan sebanyak delapan kondisi kelembaban relatif udara yang berbeda, yakni pada kelembaban relatif udara 1%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, dan 70%. Pengujian tiap kondisi kelembaban relatif udara dilakukan sebanyak tiga kali dengan lama pengujian 30 menit tiap pengujian. Total pengujian dilakukan sebanyak 24 kali dengan 24 sampel uji (bola). Gambar 4.3. Bahan bakar uji solar Pertamina

7 Bab IV Pengujian dan Analisis 53 Pada pengujian ini terdapat beberapa parameter yang mengacu pada standar ASTM D 5001 seperti pada tabel 4.1 di bawah. Parameter-parameter tersebut diantaranya adalah debit aliran udara, temperatur udara, lama pengujian, kecepatan putar silinder, dan aplikasi beban. Tabel 4.1. Standar kondisi operasi ASTM D 5001 [2] Volume Fluida 50±1,0 ml Temperatur Fluida 25±1 o C Kondisi Udara 10±0,2% kelembaban relatif pada 25±1 o C Udara dihembuskan 0,5 L/menit dan 3,3 L/menit dihembuskan pada fluida uji selama 15 menit sebelum pengujian. Pada saat pengujian, 3,8 L/menit dihembuskan pada fluida uji. Aplikasi Beban g (500 g berat) Kecepatan Rotasi Silinder 240 ±1 rpm Durasi pengujian 30±0,1 menit Prosedur persiapan pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Seluruh komponen dibersihkan 2. Mangkuk bahan bakar dipasang di atas dudukannya 3. Silinder tes dipasang pada taper body dan dikencangkan dengan baut 4. Bola yang baru dipasang pada pencekam bola 5. Posisi ketinggian bola diatur 6. Sensor-sensor dipasang pada tempatnya 7. Udara dihembuskan sebanyak 3,3 L/menit dengan kelembaban relatif udara yang diatur selama 15 menit sebelum pengujian dan dipantau pada display higrometer Prosedur pengujian yang dilakukan setiap sampel uji adalah sebagai berikut : 1. Bahan bakar uji dituangkan ke dalam mangkuk bahan bakar 2. Penutup mangkuk bahan bakar dipasang 3. Temperatur bahan bakar disesuaikan hingga stabil pada 25 o C 4. Program Labview dinyalakan selama satu menit untuk memperoleh kondisi nol 5. Kipas penghisap udara dan pendorong udara sprayer (untuk humidifier) serta kompresor (untuk dehumidifier) dinyalakan. 6. Udara dihembuskan sebanyak 3,8 L/menit dengan kelembaban relatif udara yang diatur dan dipantau pada tampilan Labvier dan higrometer

8 Bab IV Pengujian dan Analisis Posisi katup diatur agar debit aliran udara dan kelembaban relatif udara berkisar pada toleransi yang diperbolehkan 8. Reset program, kemudian run program untuk pengujian 9. Setelah 30 menit seluruh sistem dimatikan 10. Bola dilepaskan dari pencekamnya dan dikeluarkan Selama pengujian berlangsung, kelembaban relatif udara dipantau menggunakan higrometer dan campuran udara diatur dengan katup pada penghisap udara lingkungan dan penghisap udara kering (dehumidifier) / udara basah (humidifier). Beberapa tampilan kondisi kelembaban udara pada tingkat kelembaban relatif 1%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, dan 70% dapat dilihat pada gambar 4.4 di bawah ini. Kelembaban Relatif 1% (nilai kisaran 0,9 1,1%) Kelembaban Relatif 10% (nilai kisaran 0,9 1,1%) Kelembaban Relatif 20% (nilai kisaran 19,7 20,0%) Kelembaban Relatif 30% (nilai kisaran 29,9 30,4%)

9 Bab IV Pengujian dan Analisis 55 Kelembaban Relatif 40% (nilai kisaran 40,1 40,3%) Kelembaban Relatif 50% (nilai kisaran 49,8 50,2%) Kelembaban Relatif 60% (nilai kisaran 60,0 60,2%) Kelembaban Relatif 70% (nilai kisaran 69,7 70,5%) Gambar 4.4. Tampilan higrometer pada beberapa kondisi kelembaban relatif 4.4 Hasil Pengujian Hasil dari pengujian diperoleh dengan membandingkan wear scar diameter dari setiap hasil pengujian. Hasil pengujian difoto dengan mikroskop yang terdapat di Laboratorium Metalurgi Mekanika, Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Bandung seperti terlihat pada gambar 4.4 pada halaman berikut, dengan spesifikasi sebagai berikut: Merek mikroskop : Wild M3, Swiss Perbesaran lensa objektif : 40 kali Perbesaran lensa okuler : 12,5 kali Perbesaran total : 58,5 kali Gambar hasil pengujian yang telah dilakukan dilampirkan pada Lampiran A. Contoh gambar hasil pengujian dengan ilustrasi diameter mayor dan minornya sebagai berikut:

10 Bab IV Pengujian dan Analisis 56 Diameter Mayor Diameter Minor Gambar 4.5. Wear Scar Diameter Sesuai dengan rumus, wear scar diameter yang dinyatakan dengan rumus : 1 Axis + Minor Axis WSD = Major mm Perbesaran 2

11 Bab IV Pengujian dan Analisis 57 Gambar 4.6. Peralatan mikroskop dan kamera untuk memfoto hasil pengujian Hasil pengujian yang diperoleh berupa diameter mayor dan diameter minor dari sampel uji kemudian diolah dengan perhitungan untuk memperoleh WSD-nya. Dari tiga WSD yang diperoleh tiap pengujian kemudian dirata-ratakan dan dihitung standar deviasinya. Standar deviasi merupakan salah satu penghitungan yang banyak digunakan dalam penyebaran statistik, yang mengukur besarnya penyebaran data. Semakin banyak data yang mendekati rata-rata, maka standar deviasinya kecil. Sebaliknya, jika sedikit data yang mendekati rata-rata, maka standar deviasinya besar. Standar deviasi diperoleh dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut dimana, σ : standar deviasi N : jumlah sampel x i : data ke-1, ke-2, dst : rata-rata Dari hasil pengujian bahan bakar solar pada berbagai kondisi kelembaban relatif seperti pada tabel 4.2 di atas, dapat dibuat grafik hubungan antara kelembaban udara dan wear scar diameter yang dihasilkan dari setiap pengujian pada grafik 4.4 berikut. Wear Scar Diameter Wear Scar Diameter (mm) WSD Kelembaban relatif udara (%) Grafik 4.4. Wear scar diameter hasil pengujian

12 Bab IV Pengujian dan Analisis 58 Berikut ini merupakan tabel hasil pengujian dengan data diameter mayor, diameter minor, WSD, rata-rata WSD, dan standar deviasi untuk beberapa sampel uji : Tabel 4.2. Wear Scar Diameter Pengujian Bahan Bakar Solar Kelembaban Relatif Udara 1 % 10 % 20 % 30 % 40 % 50 % 60 % 70 % Diameter Diameter Wear Scar Mayor Minor Diameter (mm) Rata-rata Standar Deviasi Dari grafik 4.4 di atas terlihat wear scar diameter (WSD) dengan tanda titik biru hasil pengujian berkisar antara 0,67 sampai 1,09 mm. WSD yang dihasilkan dari 24 kali pengujian menunjukkan adanya kecenderungan yang menurun dari kondisi kelembaban

13 Bab IV Pengujian dan Analisis 59 relatif udara kecil sampai besar, walaupun hasil tersebut tersebar pada tiap kondisi pengujian. Pada kondisi kelembaban relatif udara yang kecil (1%RH) menghasilkan WSD yang paling besar, yakni 1,04 dan 1,09 mm. Hasil WSD pada grafik 4.4 di atas menunjukkan hasil yang relatif stabil pada kondisi kelembaban relatif udara %. Namun pada kondisi relatif udara 1% dimana kondisi kelembaban udara kering, WSD yang dihasilkan cukup besar, yakni 1,0741 mm. Nilai WSD pada kondisi kelembaban relatif udara 1% ini menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan dengan WSD yang lainnya. Hal ini menunjukkan terjadinya keausan yang besar pada kondisi udara kering, dan keausan yang sedang pada kondisi kelembaban relatif udara lebih dari 10%. Standar deviasi dari pengujian yang dilakukan menghasilkan nilai yang beragam. Nilai standar deviasi terbesar terjadi pada kondisi kelembaban relatif 30% yakni sebesar 0,1253, sedangkan nilai terkecil terjadi pada kondisi kelembaban relatif 10%, yakni sebesar 0,0040. Pengujian yang dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda dengan pengujian keausan tanpa lubrikasi yang dilakukan oleh D. Klaffke [13], W.Y.H. Liew [14], dan Hung- Kuk Oh, dkk [15]. Ketiga hasil pengujian tersebut menyimpulkan keausan yang terjadi bertambah besar seiring berkurangnya kelembaban udara. Selain analisis untuk wear scar diameter, pada bab ini juga ditampilkan data hasil pengujian yang meliputi rata-rata koefisien gesek, temperatur, dan debit aliran yang terjadi selama proses pengujian berlangsung. Data-data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 pada halaman 60 dan 61 yang meliputi tegangan keluaran loadcell, kondisi nol loadcell, selisih yang dihasilkan oleh loadcell (dalam satuan volt), gaya pada loadcell, gaya gesek yang terjadi (dalam satuan gram), koefisien gesek (µ), tegangan keluaran sensor hot wire, kondisi nol sensor hot wire, selisih tegangan hot wire (dalam satuan volt), kecepatan aliran udara (dalam satuan m/s), debit aliran udara (dalam satuan L/menit), tegangan keluaran sensor termokopel (dalam satuan volt), dan temperatur fluida uji (dalam satuan o C). Dari data-data keluaran sensor tersebut, dibuat grafik hubungan antara parameter rata-rata koefisien gesek, debit aliran, dan temperatur dengan kondisi kelembaban relatif udara yang ditampilkan pada grafik 4.5, 4.6, dan 4.7.

14 Bab IV Pengujian dan Analisis 60 Tabel 4.3 Hasil Pengujian Bahan Bakar Solar dengan Berbagai Kondisi Kelembaban Udara Kelembaban relatif 1% Kelembaban relatif 10% Kelembaban relatif 20% Kelembaban relatif 30% a b c a b c a b c a b c Loadcell (V) Kondisi Nol (V) Selisih (V) Loadcell (gram) f gesek (gram) µ Flow (V) Kondisi Nol (V) Selisih (V) Flow (m/s) Flow (L/menit) Temperatur (V) dalam o C

15 Bab IV Pengujian dan Analisis 61 Tabel 4.3 Hasil Pengujian Bahan Bakar Solar dengan Berbagai Kondisi Kelembaban Udara (lanjutan) Kelembaban relatif 40% Kelembaban relatif 50% Kelembaban relatif 60% Kelembaban relatif 70% a b c a b c a b c a b c Loadcell (V) Kondisi Nol (V) Selisih (V) Loadcell (gram) f gesek (gram) µ Flow (V) Kondisi Nol (V) Selisih (V) Flow (m/s) Flow (L/menit) Temperatur (V) dalam o C

16 Bab IV Pengujian dan Analisis 62 Dari data hasil pengujian pada tabel 4.3 di atas, dapat dibuat hasil rata-rata untuk koefisien gesek, debit aliran udara, dan temperatur fluida uji. Pada tabel 4.4 di bawah ini dapat dilihat rata nilai koefisien gesek selama pengujian, rata-ratanya, dan standar deviasinya. Nilai rata-rata koefisien gesek tersebut kemudian dibuat dalam bentuk grafik agar dapat dilihat kecenderungannya terhadap kondisi kelembaban relatif udara pada grafik 4.5 halaman 63. Nilai standar deviasi koefisien gesek yang terjadi menunjukkan nilai yang bervariasi, dari 0,0001 pada kondisi kelembaban relatif 10% sampai 0,0305 pada kondisi kelembaban relatif 60%. Secara umum, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai standar deviasi dari data tabel 4.4 di bawah. Tabel 4.4. Tabel nilai rata-rata koefisien gesek Kelembaban Relatif Udara 1 % 10 % 20 % 30 % 40 % 50 % 60 % 70 % Koefisien gesek Rata-rata Standar Deviasi

17 Bab IV Pengujian dan Analisis Koefisien gesek 0.25 Koefisien gesek (µ) Koefisien gesek Kelembaban relatif udara (%) Grafik 4.5. Hubungan antara koefisen gesek dan kelembaban relatif udara Pada grafik 4.5 di atas terlihat hubungan antara rata-rata koefisien gesek dan kelembaban relatif udara selama proses pengujian berlangsung. Koefisien gesek selama pengujian terlihat cukup tersebar antara 0,015 sampai 0,165. Secara umum, tidak terdapat perbedaan koefisien gesek yang cukup signifikan antara kondisi kelembaban relatif yang kecil sampai besar. Hasil ini sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh D. Klaffke [13] dan M. Eriksson, dkk [16] yang menyimpulkan koefisien gesek hanya terpengaruh sedikit oleh kelembaban udara. Selain koefisien gesek, juga ditampilkan nilai rata-rata debit aliran udara selama pengujian. Nilai standar deviasi yang terjadi berkisar antara 0,0101 pada kondisi kelembaban relatif 20% sampai 0,0993 pada kondisi kelembaban relatif 1%. Secara umum, tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan dari nilai standar deviasi tersebut. Data nilai rata-rata debit aliran udara selama pengujian dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini.

18 Bab IV Pengujian dan Analisis 64 Tabel 4.5. Tabel nilai rata-rata debit aliran udara Kelembaban Relatif Udara 1 % 10 % 20 % 30 % 40 % 50 % 60 % 70 % Debit Aliran Udara (L/menit) Rata-rata Standar Deviasi Pada grafik 4.6 halaman 65 terlihat rata-rata debit aliran yang terjadi selama pengujian berlangsung. Pada grafik tersebut terlihat debit aliran yang terjadi cukup stabil di kisaran 3,7 sampai 3,8 L/menit, walaupun terdapat rata-rata debit aliran yang cukup jauh dari kecenderungan pada kondisi kelembaban relatif udara 1% dan 10%. Dengan kisaran rata-rata debit aliran diantara 3,7 3,8 L/menit tersebut menunjukkan sistem kontrol aliran udara yang menggunakan katup sudah dapat berfungsi cukup baik dibandingkan dengan sebelumnya.

19 Bab IV Pengujian dan Analisis Debit Aliran Udara Debit aliran (L/menit) Debit aliran Kelembaban relatif udara (%) Grafik 4.6. Hubungan antara debit aliran dan kelembaban relatif udara Nilai rata-rata temperatur yang terjadi selama proses pengujian berlangsung dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah. Nilai standar deviasi yang terjadi berkisar dari 0,1759 pada kondisi kelembaban relatif 40% sampai 0,7259 pada kondisi kelembaban relatif 1%. Secara umum, tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan nilai standar deviasi pada data tabel 4.6 di bawah. Pada grafik 4.7 halaman 66 terlihat rata-rata temperatur yang terjadi selama pengujian berlangsung pada fluida uji. Pada grafik tersebut terlihat temperatur fluida uji ada kisaran 27 28,5 o C, walaupun terdapat beberapa kondisi temperatur fluida uji yang berada di luar kecenderungan temperatur pengujian. Dengan kisaran rata-rata temperatur fluida uji diantara 27 28,5 o C menunjukkan temperatur selama pengujian cukup stabil sehingga dapat dikatakan tidak mempengaruhi parameter pengujian yang lain.

20 Bab IV Pengujian dan Analisis 66 Tabel 4.6. Tabel nilai rata-rata temperatur fluida uji Kelembaban Relatif Udara 1 % 10 % 20 % 30 % 40 % 50 % 60 % 70 % Temperatur Fluida Uji ( o C) Rata-rata Standar Deviasi

21 Bab IV Pengujian dan Analisis 67 Temperatur Fluida Uji Temperatur ( o C) Temperatur Fluida Uji Kelembaban relatif udara (%) Grafik 4.7. Hubungan antara temperatur fluida uji dan kelembaban relatif udara Grafik 4.8. Hubungan antara WSD, viskositas kinematik solar, koefisien gesek dengan kelembaban relatif udara Dari grafik 4.8 di atas terlihat bahwa keausan (garis warna hitam) yang terjadi lebih dipengaruhi oleh koefisien gesek (garis warna hijau) dibanding viskositass bahan bakar (garis warna merah). Pada grafik di atas juga terlihat keausan yang terkecil terjadi pada kondisi kelembaban relatif 10%, yang distandarkan ASTM D Hasil ini menunjukkan kondisi maksimumm yang diperbolehkan dari kondisi kelembaban yang ada, dimana hasil keausan yang terjadi pada kondisi kelembaban yang lain akan menghasilkan keausan yang lebih buruk.

BAB III PENYEMPURNAAN ALAT UJI KELUMASAN BAHAN BAKAR BOCLE

BAB III PENYEMPURNAAN ALAT UJI KELUMASAN BAHAN BAKAR BOCLE Bab III Penyempurnaan Alat Uji Kelumasan Bahan Bakar BOCLE 20 BAB III PENYEMPURNAAN ALAT UJI KELUMASAN BAHAN BAKAR BOCLE Pada bab ini akan dibahas mengenai alat uji kelumasan bahan bakar BOCLE yang sudah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat 1. Nama : Timbangan Bayi 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital 3. Berat : 5 Kg 4. Display : LCD Character 16x2 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 6. Sensor : Loadcell

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 KOMPONEN SISTEM 3.1.1 Blower Komponen ini digunakan untuk mendorong udara agar dapat masuk ke system. Tipe yang dipakai adalah blower sentrifugal dengan debit 400 m 3 /jam.

Lebih terperinci

PENGARUH KELEMBABAN UDARA TERHADAP LAJU KEAUSAN PADA BALL ON CYLINDER LUBRICITY EVALUATOR (BOCLE) Rizwan Gifry

PENGARUH KELEMBABAN UDARA TERHADAP LAJU KEAUSAN PADA BALL ON CYLINDER LUBRICITY EVALUATOR (BOCLE) Rizwan Gifry PENGARUH KELEMBABAN UDARA TERHADAP LAJU KEAUSAN PADA BALL ON CYLINDER LUBRICITY EVALUATOR (BOCLE) TUGAS SARJANA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: Rizwan Gifry

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER 4.1 TUJUAN PENGUJIAN Tujuan dari pengujian Cigarette Smoke Filter ialah untuk mengetahui seberapa besar kinerja penyaringan yang dihasilkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Didalam melakukan pengujian diperlukan beberapa tahapan agar dapat berjalan lancar, sistematis dan sesuai dengan prosedur dan literatur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (FDM) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3.2.Alat penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dijelaskan tentang pengujian alat ukur temperatur digital dan analisa hasil pengujian alat ukur temperatur digital. 4.1 Rangkaian dan Pengujian Alat Ukur Temperatur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian BAB III METODOLOGI PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian MULAI STUDI PUSTAKA PERSIAPAN MESIN UJI PEMERIKSAAN DAN PENGESETAN MESIN KONDISI MESIN VALIDASI ALAT UKUR PERSIAPAN PENGUJIAN PEMASANGAN

Lebih terperinci

BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR 3.1 INSTALASI ALAT PENGUJIAN berikut: Instalasi alat pengujian yang dilakukan terlampir dengan gambar sebagai Gambar 3.1 Skema instalasi alat penguji Urutan

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Perpindahan Panas Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan dipaparkan prosedur pengambilan data dari penelitian ini. Namun sebelumnya, terlebih dahulu mengetahui tempat dan waktu penelitian, alat dan bahan yang dipakai

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek dari saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah tentang pengaruh komposisi campuran minyak kelapa dan minyak nyamplung pada suhu 90 C. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler

Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler Mytha Arena 1, Arif Basuki 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Jln. Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281. mytha98@yahoo.com

Lebih terperinci

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016 JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016 Realiasasi Sensor Temperatur LM35DZ Sebagai Sensor Kecepatan Aliran Fluida Berbasis Mikrokontroler ATMega32 dengan Media Penyimpan Data

Lebih terperinci

PENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB

PENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB No. 31 Vol. Thn. XVI April 9 ISSN: 854-8471 PENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB Endri Yani Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Setelah melakukan pengujian maka diperoleh beberapa data, diantaranya adalah data pengujian penghembusan udara bertekanan, pengujian kekerasan Micro Vickers dan pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini; 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini; Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Pengujian Tungku Gasifikasi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUJIAN

BAB III SISTEM PENGUJIAN BAB III SISTEM PENGUJIAN 3.1 KONDISI BATAS (BOUNDARY CONDITION) Sebelum memulai penelitian, terlebih dahulu ditentukan kondisi batas yang akan digunakan. Diasumsikan kondisi smoke yang mengalir pada gradien

Lebih terperinci

BAB IV Pembuatan dan Kalibrasi Alat Ukur Prestasi Turbojet

BAB IV Pembuatan dan Kalibrasi Alat Ukur Prestasi Turbojet BAB IV Pembuatan dan Kalibrasi Alat Ukur Prestasi Turbojet Pembuatan alat ukur dilakukan di laboratorium Teknik Penerbangan ITB. Proses pemesinan dilakukan menggunakan mesin bubut, mesin Frais, gerinda

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Deskripsi Peralatan Pengujian Pembuatan alat penukar kalor ini di,aksudkan untuk pengambilan data pengujian pada alat penukar kalor flat plate, dengan fluida air panas dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB III INSTALASI PERALATAN UJI. sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh

BAB III INSTALASI PERALATAN UJI. sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh 32 BAB III INSTALASI PERALATAN UJI 3.1 Tujuan Pengujian Pengujian dilakukan untuk memperoleh data-data kondisi refrigeran pada sistem, kondisi udara pada titik masuk dan keluar evaporator. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA Untuk mendapatkan koefisien gesek pada saluran pipa berpenampang persegi, nilai penurunan tekanan (pressure loss), kekasaran pipa dan beberapa variabel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada III. METODOLOGI PENELITIAN Alat pengering ini menggunakan sistem hibrida yang mempunyai dua sumber panas yaitu kolektor surya dan radiator. Saat cuaca cerah pengeringan menggunakan sumber panas dari kolektor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian 13 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan di Laboratorium Digital Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara menandakan majunya

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara menandakan majunya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara menandakan majunya ilmu pengetahuan. Penemuan-penemuan aplikasi baru dari ilmu pengetahuan dimanfaatkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah penelitian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1 berikut: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian. 3.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi Saat ini telah beredar beberapa mikrokontroler yang sudah bulitin ADC ( analog to digital ) salah satunya adalah R5F21134 yang

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-91 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Performa Heat Exchanger Jenis Compact Heat Exchanger (Radiator)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Spesimen dan Peralatan. Permesinan dengan Kondisi Permesinan Kering dan Basah

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Persiapan Spesimen dan Peralatan. Permesinan dengan Kondisi Permesinan Kering dan Basah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi Pustaka Persiapan Spesimen dan Peralatan Permesinan dengan Kondisi Permesinan Kering dan Basah Permesinan dengan Pemakaian Jenis Pahat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply, 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian

Lebih terperinci

Konversi Nilai Pada Dial ke Sistem Digital Menggunakan Mikrokontroler Arduino Nano untuk Uji Kekerasan Metode Rockwell

Konversi Nilai Pada Dial ke Sistem Digital Menggunakan Mikrokontroler Arduino Nano untuk Uji Kekerasan Metode Rockwell Konversi Nilai Pada Dial ke Sistem Digital Menggunakan Mikrokontroler Arduino Nano untuk Uji Kekerasan Metode Rockwell Deden Komaludin 1 1 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. Mulai Mempersiapkan Alat dan Bahan Proses Peleburan Proses

Lebih terperinci

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy, Pengaruh Kecepatan Udara Pendingin Kondensor Terhadap Kooefisien Prestasi PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING Marwan Effendy Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Pada penelitian ini, bahan yang digunakan dalam proses penelitian diantaranya adalah : 3.1.1. Mesin Diesel Mesin diesel dengan merk JIANGDONG R180N 4 langkah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum

Lebih terperinci

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol Standar Nasional Indonesia SNI 7729:2011 Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol ICS 93.080.20; 19.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...

Lebih terperinci

Oleh : Mulyayanti Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT

Oleh : Mulyayanti Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT Uji Kinerja Sensor Temperature pada Portable Portable Biodigester Oleh : Mulyayanti 2406 100 086 Dosen Pembimbing : Suyanto,ST,MT JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian 1. Spesifikasi Motor Diesel 4-Langkah Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat langkah satu silinder dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Pengujian BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Start Studi pustaka Pembuatan mesin uji Persiapan Pengujian 1. Persiapan dan pengesetan mesin 2. Pemasangan alat ukur 3. Pemasangan sensor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat III. MEODE PENELIIAN A. Waktu dan empat Penelitian dilakukan di Laboratorium Energi Surya Leuwikopo, serta Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen eknik Pertanian, Fakultas eknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini berupa metode eksperimen. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh daun sukun dalam matrik polyethylene.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang dilakukan adalah studi literature, survey, perancangan dan eksperimen dengan dengan penjabaran berikut : 3.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Perhitungan Frekuensi Cacat Bantalan Spesimen Uji Perhitungan frekuensi cacat spesimen bantalan uji dilakukan dengan memanfaatkan fitur GUIDE yang terdapat pada

Lebih terperinci

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN : ANALISIS SIMULASI PENGARUH SUDUT CETAKAN TERHADAP GAYA DAN TEGANGAN PADA PROSES PENARIKAN KAWAT TEMBAGA MENGGUNAKAN PROGRAM ANSYS 8.0 I Komang Astana Widi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 1.1 Lokasi dan Waktu. 1.2 Alat dan Bahan Alat Bahan

BAB III METODOLOGI. 1.1 Lokasi dan Waktu. 1.2 Alat dan Bahan Alat Bahan BAB III METODOLOGI 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan pada bulan April Juni 2011 di laboratorium Pindah Panas dan Massa dan laboratorium Surya, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian terhadap aliran campuran air crude oil yang mengalir pada pipa pengecilan mendadak ini dilakukan di Laboratorium Thermofluid Jurusan Teknik Mesin. 3.1 Diagram Alir

Lebih terperinci

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai BAB V PERCOBAAN V. PERCOBAAN 5.1. Bahan dan alat Bahan dan peralatan yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari model alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diulang-ulang dengan delay 100 ms. kemudian keluaran tegangan dari Pin.4 akan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Arduino Uno R3 Pengujian sistem arduino uno r3 dilakukan dengan memprogram sistem arduino uno r3 untuk membuat Pin.4 menjadi nilai positif negative 0 dan 1 yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010. Tempat penelitian dilaksanakan dibeberapa tempat sebagai berikut. 1) Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian ditunjukkan pada Gambar 3.1: Mulai Mempersiapkan Alat Dan Bahan Proses Pengecoran

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER

BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER 3.1 Diagram Alir Dalam proses perancangan tribometer, ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Diagram alir (flow chart diagram) perancangan ditunjukkan seperti

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENGUJIAN

BAB III PELAKSANAAN PENGUJIAN BAB III PELAKSANAAN PENGUJIAN Pengujian dilakukan di Laboratorium Geomekanika, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Institut Teknologi Bandung. Pengujian diawali dengan kegiatan pengeboran dan

Lebih terperinci

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus

BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus BAB V Pengujian dan Analisis Mesin Turbojet Olympus Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian serta analisis hasil pengujian yang dilakukan. Validasi dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian sistem ini terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dari pengujian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sensor dengan output toggle adalah sensor yang memiliki output biner dalam bentuk pulsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sensor dengan output toggle adalah sensor yang memiliki output biner dalam bentuk pulsa. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan dan latar belakang permasalahan yang mendasari pembuatan skripsi, spesifikasi alat yang akan direalisasikan dan sistematika penulisan skripsi 1.1. Tujuan

Lebih terperinci

PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK BERBASIS PID UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN. Monika Putri Dewi

PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK BERBASIS PID UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN. Monika Putri Dewi PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN BERBASIS PID Ultrasonic Cavitation Rate Settings to Adjust Indoor Humidity Based On PID Pembimbing: 1. Dr. Muhammad Rivai S.T., M.T.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 KOMPONEN SISTEM 3.1.1 Blower Digunakan untuk mendorong udara agar dapat masuk ke sistem. Tipe yang dipakai adalah blower sentrifugal, dengan debit 400 m 3 /jam. Blower ini

Lebih terperinci

Bab III. Metodelogi Penelitian

Bab III. Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meluasnya pemakaian personal computer (PC) sekarang ini, maka semakin mudah manusia untuk memperoleh PC dan makin terjangkau pula harganya. Ada banyak komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain kompresor adalah penghasil udara bertekanan. Karena udara dimampatkan maka mempunyai tekanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1. Mulai Mempersiapkan Alat dan Bahan Proses Peleburan Al-Si

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT

BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MATERIAL DAN DESAIN BLOK REM KOMPOSIT Analisis dilakukan dengan membandingkan parameter komposisi modifikasi material terhadap kekuatan mekanik dari spesimen serta koefisien

Lebih terperinci

BAB III Perancangan Alat Ukur Prestasi Turbo Jet

BAB III Perancangan Alat Ukur Prestasi Turbo Jet BAB III Perancangan Alat Ukur Prestasi Turbo Jet Seperti telah dijelaskan pada bab 2, mengukur prestasi turbo jet bukanlah hal yang mudah dilakukan. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang valid diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA.1 PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data mentah berupa temperatur kerja fluida pada saat pengujian, perbedaan head tekanan, dan waktu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2012 - April 2013 di Laboratorium Motor Bakar Teknik Mesin Universitas Lampung. B. Alat dan bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : Air 3.1.2. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

Lebih terperinci

Jumlah serasah di lapangan

Jumlah serasah di lapangan Lampiran 1 Perhitungan jumlah serasah di lapangan. Jumlah serasah di lapangan Dengan ketinggian serasah tebu di lapangan 40 cm, lebar alur 60 cm, bulk density 7.7 kg/m 3 dan kecepatan maju traktor 0.3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karakterisasi tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran cermin. Selanjutnya,

BAB III METODE PENELITIAN. karakterisasi tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran cermin. Selanjutnya, BAB III METODE PENELITIAN Bab ketiga ini akan dijelaskan metode penelitiannya, antara lain tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, bahan dan alat yang digunakan saat penelitian, prosedur pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER 52150802 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 KONSEP AKUISISI DATA DAN KONVERSI PENGERTIAN Akuisisi data adalah pengukuran sinyal elektrik dari transduser dan peralatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli Penelitian ini 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2012. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Mekanik dan Laboratorium

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan september 2011 hingga desember 2011, yang bertempat di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008. Selamat Bekerja

YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008. Selamat Bekerja YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008 Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/Program : X/Inti Hari/ Tanggal : Kamis, 5 Juni 2008 Waktu : 120

Lebih terperinci

Lembar Kegiatan Siswa

Lembar Kegiatan Siswa 11 Lembar Kegiatan Siswa Indikator : 1. menggunakan viskometer dua kumparan 2. memahami konsep konsep dasar mengenai viskositas suatu fluida 3. mengitung besarnya viskositas suatu fluida melalui grafik

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah III. METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Tempat penelitian Penelitian dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Diagram skematik termokopel Gambar 2.2. Pengukuran EMF

BAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Diagram skematik termokopel Gambar 2.2. Pengukuran EMF BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari Termokopel,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Ukur Berat Kalori pada Makanan Berbasis Arduino. d. Dimensi : P : 25 cm, L : 20 cm, T : 15 cm.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : Alat Ukur Berat Kalori pada Makanan Berbasis Arduino. d. Dimensi : P : 25 cm, L : 20 cm, T : 15 cm. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Spesifikasi Alat a. Nama : Alat Ukur Berat Kalori pada Makanan Berbasis Arduino Uno. b. Display : LCD karakter 16 x 2 c. Daya : +12 Volt DC d. Dimensi : P : 25 cm, L :

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Metode Pengujian Bab ini membahas tentang pengujian berdasarkan perancangan sistem yang telah dibuat. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengimplementasikan apakah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 AKTIVITAS PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan merupakan sebuah kajian eksperimental dengan rangkaian urutan aktivitas sebagai berikut: Kajian Pendahuluan Merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR Budi Kristiawan 1, Wibowo 1, Rendy AR 1 Abstract : The aim of this research is to analyze of rice heat pump dryer model performance by determining

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil dan pembahasan dari perangkat yang telah dirancang dan dibuat. Sebelum dibahas mengenai hasil dan pembahasan dilakukan terlebih dahulu pengujian dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan untuk proses pencampuran biodiesel dan minyak

BAB III METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan untuk proses pencampuran biodiesel dan minyak BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Peralatan yang digunakan untuk proses pencampuran biodiesel dan minyak solar adalah: 1. Impeler jenis propeler berdiameter 5 cm. 2. Alat mixer IKA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGUJIAN ADC Program BASCOM AVR pada mikrokontroler: W=get ADC V=W/1023 V=V*4.25 V=V*10 Lcd V Tujuan dari program ini adalah untuk menguji tampilan hasil konversi dari tegangan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENCETAK TABLET DENGAN APLIKASI PNEUMATIK DAN KONTROL PLC Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Mahmud

Lebih terperinci