I. PENDAHULUAN. Negara (PLN) masih merupakan satu-satunya perusahaan listrik sekaligus

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pada dewasa ini, listrik menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Listrik

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa energi listrik di

I. PENDAHULUAN. karena sampai sekarang ini masih banyak kasus yang timbul mengenai perlindungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di seluruh Indonesia. Melalui mutu pelayanan dan keamanan yang

PENDAHULUAN. setiap kegiatan baik di rumah tangga maupun industri. orang, didapatkan oleh perusahaan penyedia layanan jasa. Dalam pengertianya,

PT.PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PLN (Persero) Sumber : Company Profile PT. PLN (Persero) Rayon Cimahi Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pada era sebelum tahun 1980, faktor pelayanan pada pelanggan masih kurang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DATA PENDUKUNG PT. Perusahaan Listrik Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja PT PLN APJ Yogyakarta dalam memberikan sesuai dengan indikator yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pada setiap jenis usaha. Hal ini menuntut perusahaan dapat

Benny Marbun Kepala Divisi Niaga PT PLN (Persero) Batam, 23 November 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi dalam kehidupan. Listrik

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat sebagai konsumen yang seakan merasa ketergantungan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada pelanggan atau konsumen. Pelayanan ialah usaha melayani

RENCANA USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (RUPTL) PT PLN (PERSERO) PLTA Koto Panjang, Sumatra

BAB I. Wilayah/Distribusi untuk meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan.

Financial Support in in Sustainable Renewable Energy Across Indonesia (Case : Electricity)

BAB III METODE PENULISAN. Dalam metode penulisan, sumber data yang digunakan oleh penulis adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur gas baru dan akuisisi blok migas diberbagai wilayah di Indonesia. Di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini ruang gerak informasi, investasi, teknologi, sumber daya dan. pesat dan mengarah pada persaingan pasar sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2014 meningkat sebesar 5,91% dibandingkan dengan akhir tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. masih kurang mendapat perhatian dari perusahaan. Fakta ini adalah pendapat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. Proses terbentuknya Perusahaan Umum Listrik Negara dengan

I. PENDAHULUAN. masyarakat. Tanpa adanya listik lampu-lampu tidak dapat menerangi desa atau

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: republika.co.id, diakses tanggal 2 April 2016) bergerak di bidang public serviceberusaha meningkatkan kualitas pelayanan

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lemba

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi standar. Sistem distribusi yang dikelola oleh PT. PLN (Persero)

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten

Mahasiswa, 28 Mei Juni Perlindungan hukum..., Dea Melina Nugraheni, FHUI, 2009 Universitas Indonesia. 3 Ibid., hal. 4.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN),

2 Menetapkan: 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembar

IMPLEMENTATION OF CONSUMER PROTECTION LAW FOR PREPAID BY ELECTRICAL SERVICES PT. STATE ELECTRICITY COMPANY (PT.PLN) AT RAYON SUNGAI PENUH

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan dengan pulau lebih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1905, di Jawa Barat khususnya di kota Bandung berdiri perusahaan Bandungsche

BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO. berinteraksi secara langsung dengan PT. PLN Interaksi yang dilakukan seperti

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mendampingi dan mengarahkan penulisan selama melakukan kegiatan. yang berhubungan dengan pelaksanaan kerja praktek.

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK

KABUPATEN NUNUKAN. KOTA TARAKAN Plg. KABUPATEN BULUNGAN kVA KABUPATEN MALINAU

BAB I PENDAHULUAN. dan atau jasa yang ditawarkan dari sebuah perusahaan transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah pendapatan di Lampung Tengah mengakibatkan. peningkatan permintaan terhadap jasa keuangan. Pertumbuhan lembaga

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Alur Pengajuan Tambah Daya Listrik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PROSEDUR PENJUALAN TENAGA LISTRIK PRABAYAR PADA PT. PLN (Persero) DISTIBUSI JAKARTA RAYA dan TANGERANG

DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi muncul banyak nya usaha jasa baru.

P2TL (PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK)

TANYA JAWAB Pelaksanaan Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran

WAHYU HENDRO UTOMO D

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan

I. PENDAHULUAN. kalangan masyarakat. Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki peran

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI NOMOR : /39/600.

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Materi Paparan Menteri ESDM

2017, No Nomor 23 Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang T

SISTEM INFORMASI PENGGUNAAN LAYANAN LISTRIK PRA-BAYAR (LPB) PT. PLN (PERSERO) RAYON PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. energi secara umum termasuk di dalamnya adalah energi listrik perlu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Tarif. Tenaga Listrik. PT. PLN.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PLN (PERSERO)

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN

2014, No Nomor 5286); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 November 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara se

PENDAHULUAN. modal kerja dan usaha, perdagangan, dan distribusi banyak ditentukan oleh ada

2014, No dalam huruf a telah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sesuai hasil Rapat Kerja Komisi VII Dewan Perwakil

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN PT. PLN (PERSERO) UPJ GROGOL DALAM KEMUDAHAN PEMBAYARAN TAGIHAN REKENING LISTRIK S K R I P S I

BAB III PENANGANAN KOMPLAIN DI PT PLN (PERSERO) RAYON GOMBONG Analisis Penanganan Komplain di PT PLN (Persero) Rayon Gombong

SKRIPSI. Oleh : SUCI ANDRIYANI

MANFAAT DEMAND SIDE MANAGEMENT DI SISTEM KELISTRIKAN JAWA-BALI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

wilayah kerja PLN WKB

BAB I PENDAHULUAN. yang baru dapat memenuhi kebutuhan energi listrik di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam

commit to user BAB V PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jasa pelayanan perbankan dari tahun ke tahun selalu

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) adalah perusahaan pemerintah yang bergerak di bidang pengadaan listrik nasional. Hingga saat ini, Perusahaan Listrik Negara (PLN) masih merupakan satu-satunya perusahaan listrik sekaligus pendistribusiannya, sehingga PLN sudah seharusnya dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat dan mendistribusikannya secara merata. Dari pernyataan tersebut permasalahan utama yang dikaji pada penelitian ini adalah mengenai kualitas pelayanan pelanggan pada sektor kelistrikan yang diberikan oleh PLN. Kualitas pelayanan pelanggan dilihat berdasarkan kepuasan masyarakat sebagai pengguna jasa layanan menggunakan indikator Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) menurut Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 9 Tahun 2011. Tingkat Mutu Pelayanan lebih berkaitan dengan sesuatu yang dijual oleh PLN kepada pelanggannya. Secara periodik PLN wajib menyusunnya dan mempublikasikannya melalui media informasi yang mudah diketahui masyarakat. Penetapan TMP ini dimaksudkan agar PLN dapat memberikan gambaran seberapa baik mutu pelayanan listrik, seberapa besar tantangan dalam upaya peningkatan pelayanan, seberapa mendesaknya dana yang dibutuhkan untuk perbaikan mutu

2 pelayanan dan seberapa jauh keberhasilan PLN dalam peningkatan pelayanan pada pelanggannya. Dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya maka target rasio elektrifikasi PT. PLN (Persero) dalam pembangunan infrastruktur listrik termasuk subsidi listrik harus dihubungkan dengan target kinerja perseroan. Subsidi listrik yang menjadi salah satu sumber pendapatan bagi PT. PLN (Persero) terus mengalami peningkatan akibat kebijakan subisidi yang tidak tepat sasaran sehingga perseroan tergantung pada APBN untuk mendanai kegiatan operasi dan investasi. Permasalahan yang terjadi dalam penyelenggaraan pelayanan listrik disebabkan oleh adanya kesenjangan (gap) antara pelayanan yang diberikan saat ini dengan standar pelayanan yang ditentukan (Local Governance Support Program, 2007). Zhethaml dalam Pasolong (2010:135) mengemukakan keputusan seorang konsumen untuk mengonsumsi atau tidak megonsumsi suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain adalah persepsinya terhadap kualitas pelayanan. Dengan kata lain, baik buruknya kualitas pelayanan yang diberikan provider (penyedia layanan) tergantung persepsi konsumen atau pelayanan yang diberikan. Pernyataan ini menunjukkan adanya interaksi yang kuat antara kepuasan konsumen dengan kualitas pelayanan. Menurut Utoyo dan Tresiana dalam Hartami (2009 : 8) kualitas jasa (pelayanan publik) berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan dan memuaskan pelanggan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

3 berkaitan dengan pelayanan publik yang bermutu yakni untuk instansi yang sudah memiliki standar pelayanan publik, maka pelayanan bermutu adalah pelayanan yang sesuai dengan standarnya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka kualitas pelayanan pelanggan PT.PLN (Persero) diharapkan sesuai dengan standar atau melebihi standar yang telah ditetapkan. PT PLN (Persero) Distribusi Lampung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan pendistribusian tenaga listrik memiliki tiga cabang yang membawahi 17 ranting dan dua rayon. Diantaranya adalah Cabang Tanjung Karang yang membawahi dua rayon dan lima ranting, Cabang Metro yang membawahi tujuh Ranting dan Cabang Kotabumi yang membawahi lima ranting. Pembagian ini bertujuan untuk mempermudah PT. PLN (Persero) dalam menjangkau dan melayani pelanggan dimanapun di Lampung. PT. PLN (Persero) Rayon Way Halim merupakan Ranting di bawah PLN Cabang Tanjung Karang, dimana PLN (Persero) Rayon Way Halim saat ini mengalami pertumbuhan pelanggan yang cukup pesat. Kondisi jumlah pelanggan saat ini per Oktober 2013 mencapai 86.053 pelanggan. Peluang ini tentunya menjadi suatu nilai positif bagi PLN Way Halim untuk bisa menjadi motivasi dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat sebagai pengguna layanan PLN. Akan tetapi, hal ini tentunya harus disikapi dengan langkah strategis untuk bisa mengoptimalkan peluang yang dimiliki tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat sebagai pengguna layanan PT. PLN (Persero) Rayon Way Halim telah melaksanakan sistem penggunaan Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T). Dengan sistem layanan ini baik

4 pemasangan baru, perubahan daya, gangguan pemadaman, catat meter, dan info tagihan listrik para pelanggan dapat menghubungi PLN lewat saluran salah satu Contact Center 123 dan akan dilayani oleh para petugas tanpa harus datang ke kantor PLN. Setelah melakukan registrasi, transaksi pembayaran dilakukan lewat bank atau ATM bank. Jenis layanan yang diperoleh pelanggan untuk pembayaran rekening listrik yaitu dengan sistem pascabayar dan prabayar. Listrik pascabayar menyajikan listrik yang dihitung lewat stand meter dan akan ditagihkan tiap bulannya. Pembayaran rekening listrikpun dapat dilakukan di tempat pembayaran rekening yang ditunjuk seperi POS, payment point, dan bank, baik melalui teller, autodebit maupun ATM. Listrik pintar atau yang lebih dikenal dengan listrik prabayar/listrik isi ulang adalah pemakaian energi listrik dengan menggunakan meter prabayar (MPB). Seperti cara berlangganan listrik dengan sistem isi ulang pada ponsel. Listrik pintar menggunakan alat meteran khusus yang berbeda dengan sistem listrik berlangganan konvensional. Pulsa listrik dapat dibeli di lebih dari 30.000 jaringan ATM di seluruh Indonesia, Short Message Service (SMS) Banking, loket pembayaran rekening listrik online, gerai Alfamart dan Indomaret. Selain pembayaran rekening listrik, terdapat pula pelayanan pelanggan oleh PLN Rayon Way Halim yaitu Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL). Dalam banyak kasus pemakaian tenaga listrik, tidak jarang ditemukan adanya pelanggaran dengan cara menabrak aturan yang sah. Tim P2TL merupakan petugas konsuil swasta yang bekerjasama dengan PLN dan mempunyai tugas melakukan pemeriksaan terhadap pelanggan PLN. Pemeriksaan dimaksudkan

5 untuk lebih memastikan bahwa listrik yang disediakan PLN digunakan secara tepat dengan prosedur yang benar oleh pemakai tenaga listrik sehingga diperoleh kepastian penjaminan akan keamanan, keselamatan serta kenyamanan bersama dalam menggunakan listrik. Pelayanan pelanggan oleh PLN mencakup kemudahan mendapatkan listrik atau access in getting electricity yang disampaikan oleh International Finance Corporation (IFC), anak usaha Bank Dunia mengalami kenaikan dari posisi 158 di tahun 2012 menjadi posisi 147 di 2013. Perubahan pelayanan yang dilakukan PT PLN (Persero) melalui program Pasang Baru/Perubahan Daya secara online melalui website dan Call Center 123 (CC 123) dinilai sebagai perubahan besar yang sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi calon pelanggan PLN untuk mendapatkan layanan kelistrikan dari PLN. Kemudahan mendapatkan listrik ini sebagai pendorong untuk peningkatan rasio elektrifikasi. Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sedang berkembang pesat, baik dari segi pembangunan, pemerintahan, maupun perekonomian. Hal ini dikarenakan Lampung sebagai pintu gerbang Pulau Sumatera, karena letaknya yang strategis sebagai penghubung antara Sumatra dengan Jawa. Pesatnya perkembangan Provinsi Lampung salah satunya didukung oleh pertumbuhan penduduk yang kian pesat, serta sebarannya yang kian merata, dari pedesaan hingga ke perkotaan. Hal inilah yang menjadi peluang bagi Pemerintah Daerah Lampung untuk dapat mendorong pertumbuhan wilayahnya, sehingga tentunya Pemerintah Daerah perlu memberikan dukungan berupa sarana dan prasarana yang salah satunya adalah sarana ketenagalistrikan.

6 Gambar 1. Trend Rasio Elektrifikasi PT. PLN Persero Distribusi Lampung Tahun 2010-2012 Sumber : pdj.pln-pusdiklat.co.id Pada akhir tahun 2012 rasio elektrifikasi di Lampung baru mencapai 70,01%. Sedangkan rasio elektrifikasi hingga september 2013 relatif masih rendah hanya 72%, masih di bawah rata-rata nasional yakni sebesar 78%. Rasio elektrifikasi yang masih relatif rendah ini menjadi concern bagi PT. PLN (Persero). Hal ini dikarenakan bahwa rasio elektrifikasi menjadi salah satu tolak ukur dalam kemajuan pembangunan suatu daerah. Untuk dapat menjalankan amanat dan tanggung jawab yang dibebankan oleh Direksi PT PLN (Persero), maka manajemen PT.PLN (Persero) Distribusi Lampung memerlukan terobosan untuk dapat meningkatkan rasio elektrifikasi agar sejalan dengan road map (target) rasio elektrifikasi yang telah dicanangkan dan utamanya untuk memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Lampung.

7 Gambar 2. Road Map Rasio Elektrifikasi PT PLN (Persero) Distribusi Lampung ROAD MAP RATIO ELEKTRIFIKASI PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Sumber : pdj.pln-pusdiklat.co.id Menurut Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi PT PLN (Persero), Murtaqi Syamsudin dalam harian online Warta Ekonomi tanggal 20 september 2013 sistem kelistrikan di Provinsi Lampung saat ini masih dalam kondisi defisit sekitar 100-150 MegaWatt, maka untuk memenuhinya harus disuplai dari jalur utara yakni dari Baturaja menuju Kota Bumi, Lampung Utara. Jika transmisi dari jalur utara tersebut bermasalah maka akan berdampak pada pemadaman di wilayah Lampung karena PLTU Tarahan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan listrik seluruh penduduk. Saat ini daerah Lampung mendapatkan dukungan daya listrik dari Baturaja sebesar 100 MW. Sejalan dengan pertumbuhan elektrisasi ke depan, pertumbuhan industrialisasi di Lampung dan seiring masyarakat yang kian maju maka permintaan daya listrik akan makin bertambah dan memerlukan ketersediaan kapasitas yang lebih besar lagi. Kondisi sistem pembangkit yang mensuplai kebutuhan energi listrik di Provinsi Lampung tahun 2013 mempunyai cadangan energi yang masih terbatas, sehingga diperlukan upaya penambahan kapasitas pembangkit melalui percepatan pengoperasian PLTU Sebalang Unit 2. Bila PLTU Sebalang Unit 2 ini tidak dapat

8 beroperasi sesuai jadwal pada tahun 2013, maka perlu adanya rencana dalam mensiasati pertumbuhan permintaan energi listrik di Provinsi Lampung antara lain melakukan sewa pembangkit PLTG 2 X 50 MW pada tahun 2014. Saat ini terdapat beberapa rencana pengembangan pembangkit yang diharapkan dapat membantu menambah pasokan energi listrik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di provinsi Lampung. Berikut merupakan tabel Rencana Pengembangan Pembangkit PT PLN (Persero) Distribusi Lampung Tabel 1. Rencana Pengembangan Pembangkit PT PLN (Persero) Distribusi Lampung NO PROYEK ASUMSI KAPASITAS RENCANA PENGEMBANG (MW) COD 1 PLTU Sebalang PLN 200 2013/2014 2 PLTU Lampung Tengah Swasta 14 2013 3 PLTGMG Lampung Peaker PLN 200 2015 4 PLTU Tarahan #5,6 Swasta 240 2015 5 PLTP Ulubelu #3,4 Swasta 110 2016/2017 6 PLTA Semangka Swasta 56 2016 7 PLTP Rajabasa Swasta 220 2017 8 PLTP Suoh Sekincau Swasta 220 2018/2019 9 PLTP Way Ratai Swasta 55 2019 TOTAL KAPASITAS 1,315 MW Sumber : pdj.pln-pusdiklat.co.id Menurut riset yayasan lembaga konsumen indonesia (YLKI), keluhan utama konsumen terhadap PLN sepanjang tahun 2012 masih tinggi terkait dengan pelaksanaan penertiban pemakaian tenaga listrik, pemadaman, pelayanan sambung baru, listrik prabayar dan tegangan turun. Oleh karena itu, penulis ingin mengkaji tingkat pelayanan yang diberikan oleh PLN kepada pelanggannya. Berdasarkan hasil observasi tanggal 20-31 maret 2014 yang peneliti lakukan di PT.PLN (Persero) Rayon Way Halim bahwa sebagian besar keluhan pelanggan yang datang adalah mengenai kesalahan pembacaan catat meter yang

9 mengakibatkan ketidaksesuaian antara daya pemakaian dengan jumlah pembayaran rekening listrik. Selain itu keluhan yang dialami pelanggan yaitu mengenai gangguan pada instalasi listrik, serta kecepatan pihak PLN yang dinilai kurang tanggap dalam merespon keluhan dari masyarakat. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang akan dikaji oleh penulis dalam penelitian ini adalah meliputi : 1. Bagaimanakah kualitas pelayanan pelanggan yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Rayon Way Halim berdasarkan Tingkat Mutu Pelayanan (TMP)? 2. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Rayon Way Halim dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan? C.Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan-tujuan diantaranya sebagai berikut : 1. Mengetahui kualitas pelayanan pelanggan yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Rayon Way Halim berdasarkan Tingkat Mutu Pelayanan (TMP). 2. Menganalisis upaya yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Rayon Way Halim dalam meningkatkan kualitas pelayanan.

10 D. Kegunaan Penelitian Kegunaan Penelitian ini dapat dilihat dari dua aspek secara teoritis dan secara praktis 1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan penelitian dalam kajian Ilmu Administrasi Negara khususnya mengenai pelayanan publik. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan dan referensi di PT. PLN (Persero) Rayon Way Halim untuk meningkatkan mutu pelayanannya dan sebagai salah satu bahan acuan untuk referensi penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ide para peneliti dalam melakukan penelitian dengan tema atau masalah serupa.