KONDISI SUMBERDAYA MANUSIA DI PERPUSTAKAAN IPB: ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN 1. oleh: Abdul Rahman Saleh 2

dokumen-dokumen yang mirip
KONDISI SUMBERDAYA MANUSIA DI PERPUSTAKAAN IPB: ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2

SUMBERDAYA MANUSIA PUSTAKAWAN: SEBAGAI SALAH SATU JENJANG KARIR 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip.Lib., M.Sc. 2

KONDISI PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA 1

iga isu strategis yang berkaitan dengan upaya pengembangan SDM Perpustakaan IPB membutuhkan SDM yang memiliki kompetensi

Organisasi Sumber Daya Manusia

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1

Dalam kajian pengembangan SDM Perpustakaan IPB dengan menggunakan. analisis beban kerja, telah dilakukan beberapa tahap kegiatan, yaitu sebagai

LAPORAN PENELITIAN PUSTAKAWAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Fungsi Perpustakaan Kampus dalam Pembinaan Budaya Baca-Tulis 1

SUMBER DAYA MANUSIA 31 (1,22%) 197 (7,76%) 2 (0,08%) 1 (0,04%) 5 (0,20%) 87 (3,43%) (60,71%)

SUMBER DAYA MANUSIA. Gambar 2. Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Sumber Data : Simpeg Badan Litbang Pertanian, Oktober 2009.

Sumber Daya Manusia. dalam jumlah relatif besar yaitu orang. Dari jumlah tersebut,

Sumber Daya Manusia SUMBER DAYA MANUSIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

5.1. Kebutuhan SDM Perpustakaan IPB 10 Tahun Mendatang. umberdaya manusia (SDM) di perpustakaan menurut Undangundang

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENUGASAN TENAGA PENDIDIK (DOSEN)

No. Nama Jabatan Fungsional Unit Organisasi Kelas Jabatan Persediaan Pegawai

STANDAR 4 SUMBER DAYA MANUSIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI INTELIJEN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

Peran Perpustakaan di Perguruan Tinggi Belum Optimal: Mengapa? Oleh: Abdul Rahman Saleh

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF

DASAR PERENCANAAN STRATEGIS

2017, No Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5531); 4. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,

Membangun Perpustakaan Berbasis Komputer Suatu Pengalaman Warung Informasi Teknologi (WARINTEK) UPT Perpustakaan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Kebutuhan Pustakawan Profesional di Propinsi Sumatera Utara

KEPALA BIRO AKADEMIK, KEMAHASISWAAN, PERENCANAAN, DAN KERJA SAMA Kelas = 14. KEPALA BAGIAN PERENCANAAN, KERJA SAMA DAN HUBUNGAN MASYARAKAT Kelas = 12

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM

LAPORAN AKHIR PENELITIAN PUSTAKAWAN

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

Peningkatan profesionalisme pustakawan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

UU PERPUSTAKAAN ANTARA PELUANG DAN TANTANGAN BAGI SEKOLAH/MADRASAH

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

KERJASAMA PERPUSTAKAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2

KEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000

Laporan Tahunan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI UNIT KERJA DI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UB. Tugas Fakultas ORGANISASI FAKULTAS

Pustakawan Profesi Idaman : Its Trajectory

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi dan Tata Kerja. IAIN. Syekh Nurjati.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1985 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Proses pengadaan Calon Penegawai Negeri Sipil (CPNS) meliputi:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1985 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI. Presiden Republik Indonesia,

PROGRAM OTOMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

PEGAWAI ASN PEGAWAI ASN PNS PPPK Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional; Menduduki jabatan pemerintahan. Diangkat dengan perjanjian

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI

PETUNJUK TEKNIS PENGUSULAN ANGKA KREDIT PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN IPB

SUMBER DAYA MANUSIA. Gambar 2. Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian, Agustus 2006

Bab 3 Bidang Kepegawaian

Bagian PJKSE Litbang Kemendagri

PENGUSULAN DUPAK PUSTAKAWAN

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/ JASA

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2013, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemba

Jabatan Fungsional Pustakawan Berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI

SURAT KEPUTUSAN BADAN PELAKSANA HARIAN (BPH) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) AISYIYAH YOGYAKARTA NOMOR: 1A/PPA/I/BPH-STIKES/SK/II/07

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147/0/2004 TENTANG PENDIRIAN POLITEKNIK NEGERI MALANG MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

JABATAN FUNGSIONAL PENGELOLA PENGADAAN BARANG/JASA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM

BAB II PROFIL PERPUSTAKAAN USU

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Pola Pembinaan PTS dengan sistem Kuat-Lemah: Suatu Pengalaman Warintek Universitas Siliwangi Tasikmalaya 1

Transkripsi:

KONDISI SUMBERDAYA MANUSIA DI PERPUSTAKAAN IPB: ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN 1 PENDAHULUAN oleh: Abdul Rahman Saleh 2 Perpustakaan di perguruan tinggi merupakan salah satu unit penunjang yang mempunyai fungsi sangat strategis dalam menunjang terlaksananya tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Fungsi utama dari perpustakaan perguruan tinggi adalah menyediakan fasilitas untuk studi dan penelitian bagi sivitas akademika perguruan tinggi induknya. Suatu kenyataan bahwa pada umumnya pemanfaatan perpustakaan masih sangat rendah. Rendahnya pemanfaatan perpustakaan ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain jumlah dan kualitas SDM di perpustakaan. Dalam teori manajemen selalu dikatakan bahwa Sumberdaya Manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam menjalankan suatu organisasi. Begitu juga di perpustakaan. Salah satu komponen yang menentukan keberhasilan layanan perpustakaan di perguruan tinggi adalah sumberdaya manusia (manpower), tentu saja selain sumberdaya yang lain. Sumberdaya manusia di perpustakaan menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi terbitan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi terdiri dari: (1), tenaga administrasi dan tenaga kejuruan. sendiri terdiri dari ( Ahli menurut SK Menpan 132/2002) dengan pendidikan kesarjanaan dalam ilmu perpustakaan, atau yang sederajat, dengan tugas melaksanakan tugas keprofesian dalam bidang perpustakaan dan Asisten ( Terampil menurut SK Menpan 132/2002) dengan pendidikan tingkat akademi atau diploma dengan tugas melaksanakan tugas penunjang keprofesian dalam bidang 1 Disampaikan pada Acara Peringatan 40 tahun Perpustakaan IPB, Kampus Darmaga Bogor, September 2004 2 Kepala Bidang Diklat dan Kerjasama - Perpustakaan IPB 9 perpustakaan; (2) Tenaga administrasi adalah tenaga dengan tugas melaksanakan kegiatan kepegawaian, kearsipan, keuangan, kerumahtanggaan, perlengkapan, penjilidan, perlistrikan, grafika, komputer, tata ruang dan lain -lain; dan (3) Tenaga kejuruan adalah tenaga fungsional lain dengan pendidikan kejuruan atau tingkat kesarjanaan dengan tugas melaksanakan pekerjaan keahlian pada berbagai bidang seperti pranata komputer, kearsipan, dan pandang dengar. KEADAAN DAN PERMASALAHAN SDM PERPUSTAKAAN DI IPB Permasalahan dari Aspek Pangkat dan Golongan Pada saat ini Perpustakaan IPB memiliki tenaga sebanyak 82 orang yang berstatus PNS yang terdiri dari pejabat fungsional pustakawan (sebanyak 29 orang atau 35,36 %) dan non fungsional atau tenaga administrasi (sebanyak 53 orang atau 64,63 %). Dari segi golongan tenaga perpustakaan IPB dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 1. Kondisi SDM Perpustakaan IPB menurut pangkat dan Golongan. Golongan Ruang Total % I 4 4,88 a - b 1 c - d 3 II 18 21,95 a 1 b 4 c 4 d 9 III 58 70,73 a 20 b 19 c 11 d 8 IV 2 2,44 a 2 1 b - 1 c - d - e - 10

Keadaan komposisi kepangkatan seperti ini akan menyulitkan perpustakaan dalam melakukan pengaturan atau alokasi pekerjaan mengingat sebagian besar pekerjaan di perpustakaan merupakan pekerjaan teknis misalnya penempatan koleksi di rak, registrasi b uku, penempelan label, penempelan kode bar (barcode), pemasangan magnet pengaman dan lain-lain. Pekerjaan-pekerjaan teknis ini dapat dikerjakan oleh pegawai dengan golongan II atau jika dikerjakan oleh pustakawan, maka pekerjaan tersebut dikerjakan oleh pustakawan terampil. Kenyataannya pegawai di perpustakaan IPB sebagian besar berada di golongan III dan IV (75,17 %). Akibatnya pegawai dengan golongan tinggi tersebut terpaksa mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis, sehingga pegawai dengan golongan yang sudah tinggi tersebut tidak produktif bila ditinjau dari segi profesionalisme pustakawan. Idealnya kondisi SDM dari segi kepangkatan dan/atau jabatan ini seperti kerucut dimana SDM dengan pangkat dan/atau jabatan tinggi jumlahnya sedikit, se dangkan SDM dengan pangkat dan/atau jabatan rendah berjumlah banyak. Jika komposisi SDM Perpustakaan IPB mengikuti hukum yang umum berlaku di instansi baik swasta maupun pemerintah, maka hukum the right man on the right place akan bisa diterapkan. Dengan demikian maka produktifitas tinggi SDM Perpustakaan IPB diharapkan dapat dicapai. Permasalahan dari Aspek Umur Dari segi kelompok umur maka tenaga perpustakaan IPB dapat dikelompokkan kedalam tabel seperti berikut: Tabel 2. Kondisi SDM Perpustakaan IPB menurut kelompok umur. Umur % 20-25 0 0.00 26-30 1 1,22 31-35 2 2,44 36-40 15 18,29 41-45 19 23,17 46-50 36 43,90 51-55 8 9,76 56-60 1 1,22 Total 82 100.00 Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kondisi perpustakaan berada pada titik kritis. Selama 15 tahun terakhir hampir tidak pernah terjadi rekruitmen staf (hanya terjadi penambahan 3 orang atau hanya 3,66 % selama 15 tahun terakhir). Padahal yang akan pensiun pada 15 tahun yang akan datang adalah sebanyak 45 orang (54,88 %). Jika yang pensiun tersebut dari yang berpendidikan tinggi (S2 dan S1), dan memiliki jabatan pustakawan tinggi (pustakawan utama, atau madya), maka Perpustakaan IPB akan berada dalam kesulitan. Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan calon pustakawan yang berpendidikan tinggi sangat sulit. Sebagian besar lulusan S2 jurusan perpustakaan adalah orang yang sudah bekerja. Sedangkan untuk mengirim pegawai perpustakaan untuk dididik S2 selain memakan waktu, perpustakaan biasanya tidak mudah untuk mendapatkan calon y ang baik. Idealnya adalah setiap pegawai yang pensiun diganti dengan pegawai baru. Jika ini terjadi maka Perpustakaan IPB akan dapat menjaga komposisi pegawai dari segi kelompok umur. Selain itu Perpustakaan IPB tidak memiliki SDM yang berusia dibawah 30 tahun. Kondisi ini merugikan Perpustakaan IPB karena biasanya layanan-layanan front office atau layanan yang berhubungan langsung dengan pemakai akan menarik pengunjung untuk datang bila di unit layanan itu ditempatkan seorang yang masih muda, energik, dan berpenampilan baik. Permasalahan dari Aspek Jabatan Fungsional Dari segi komposisi jabatan fungsional pustakawan, tenaga perpustakaan IPB dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3. Kondisi Perpustakaan IPB menurut jenjang jabatan fungsional. Jabatan Ahli Terampil Utama Madya Muda Pratama Penyelia Lanjututan 0 1 4 2 4 10 8 29 11 12

(baik ahli maupun terampil) di Perpustakaan IPB hanya berjumlah 29 orang. ini sangat minim untuk mengerjakan fungsi-fungsi pustakawan. Bahkan untuk melakukan kajian-kajian untuk pengembangan perpustakaan, Perpustakaan IPB belum memiliki pustakawan utama. Dengan kekurangan jumlah pustakawan ini maka banyak fungsi-fungsi kepustakawanan yang belum dapat dikerjakan misalnya layanan kesiagaan informasi, layanan referensi, bimbingan pembaca, pendidikan pengguna, promosi dan sebagainya. Kalaupun layanan tersebut dilakukan oleh pustakawan, maka layanan tersebut hanya dilakukan secara insidentil dan tidak dapat diselenggarakan secara berkesinambungan. Menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, terbitan Direktorat Prasarana Akademik, Depdikbud (1994) komposisi pustakawan (pustakawan ahli), asiste n pustakawan (pustakawan terampil) dan teknisi adalah 1 : 3 : 5. Kondisi di Perpustakaan IPB menurut tabel 3 adalah 1: 3 : 7. Dari segi perbandingan, kondisi ini sudah mendekati standar yang ditentukan oleh Pedoman Depdikbud tersebut. Namun dari segi jumla h mungkin masih perlu dipertanyakan. Permasalahan dari Aspek Pendidikan Sedangkan dari segi pendidikan tenaga perpustakaan IPB dapat digambarkan seperti tabel 4 berikut: Tabel 4. Kondisi SDM Perpustakaan IPB menurut pendidikan terkahir. Dari segi pendidikan SDM Perpustakaan IPB sudah cukup baik. Satu orang berpendidikan S3 bidang ilmu komputer (menjabat Kepala Perpustakaan). Tujuh orang berpendidikan S2, lima diantaranya dalam bidang perpustakaan dan/atau informasi, satu orang dari jurusan komunikasi dan satu orang S2 dalam bidang humaniora. Sedangkan yang berpendidikan S1 berjumlah 16 orang terdiri dari berbagai bidang ilmu, dan sisanya adalah berpendidikan S0 bidang perpustakaan dan SLTA, SLTP dan bahkan masih ada yang berpendidikan SD. KEBUTUHAN SDM PERPUSTAKAAN PASCA 2004 Menurut Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tenaga perpustakaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: jumlah SDM perpustakaan yang dibutuhkan, jumlah jam kerja nyata tiap minggu, jumlah jam kerja minimal tiap minggu 40 jam, jumlah pengguna (mahasiswa, dosen, dan pegawai), peubah otomasi pada titik layanan; dengan nilai konstan t1=10; t2=20; t=30, jumlah titik layanan di semua unit, Penambahan koleksi tiap tahun, dan Besarnya koleksi. dihitung dengan rumus sebagai berikut: W + Wh N X Y T = X + (n + 1) + + { 2 Wh 150 + T } 2000 50000 Pendidikan % S3 1 1,22 S2 7 8,54 S1 16 19,51 S0/SM 15 18,29 SLTA 36 43,90 SLTP 3 3,66 SD 4 4,88 Total 82 100 T W Wh N T n X Y : SDM perpustakaan yang dibutuhkan : jam kerja nyata tiap minggu : jam kerja minimal tiap minggu 37 ½jam : pengguna (mahasiswa, dosen, dll) : Peubah otomasi pada titik layanan; dengan nilai konstan t1 = 10; t2=20; t = 30 : titik layanan di semua unit : Penambahan koleksi tiap tahun : Besarnya koleksi 13 14

Rasio perbandingan adalah sebagai berikut 1 (satu) pustakawan (pustakawan ahli), 3 (tiga) Assisten pustakawan (pustakawan terampil) dan 5 (lima) tenaga teknis lainnya (termasuk tenaga administrasi). Jika nilai variabel tersebut seperti berikut: W = 40 jam Wh = 40 jam N = 20.000 orang (pemakai) T = 30 n = 9 unit X = 2500 eksemplar Y = 113.456 eksemplar Maka kebutuhan pegawai di perpustakaan IPB adalah: 40+ 40 20000 5000 130000 X + (9 + 1) + + T = { 2 x 40 150 + 30 } 2000 50000 atau sebesar 126 orang. Sedangkan jika menggunakan sistem pergantian pegawai (shift) pada jam layanan tambahannya, kebutuhan pegawai tersebut menjadi sebesar 179 orang. Sedangkan menurut analisis jabatan yang dilakukan oleh perpustakaan IPB, kebutuhan pegawai dengan jumlah kegiatan dan beban kerja seperti sekarang ini adalah sebesar 78 orang. Perincian menurut ketiga macam perhitungan masing-masing kebutuhan pegawai tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Hasil perhitungan kebutuhan SDM di Perpustakaan IPB serta kekurangan SDM berdasarkan beberapa macam perhitungan. No. Jenis Perhitungan Ahli 15 Kebutuhan Pegawai Perpustakaan IPB Terampil Non 1 Perhitungan I 14 42 70 126 2 Perhitungan II 20 60 99 179 3 Perhitungan berdasarkan beban kerja pustakawan 28 46 92 166 Kondisi saat ini 7 22 53 82 Kekurangan pegawai Perpustakaan IPB menurut jenis perhitungan 1 Menurut perhitungan I 7 20 17 44 2 Menurut perhitungan II 13 38 46 97 3 Perhitungan berdasarkan beban kerja pustakawan 21 24 39 84 Perhitungan I maupun perhitungan II merupakan perhitungan sesuai dengan kondisi ideal dimana fungsi perpustakaan dijalankan semuanya dengan jumlah pengguna potensial (sivitas akademika) sebesar 20.000 orang. Hasil perhitungan I adalah kebutuhan pegawai jika perpustakaan melakukan layanan sesuai dengan jam kerja normal, dan jika ada pelayanan diluar jam kerja normal layanan tersebut diselenggarakan dengan sistem lembur. Sedangkan kebutuhan menurut perhitungan II adalah kebutuhan pegawai perpustakaan yang melakukan pelayanan ekstra diluar jam kerja (total jam layanan adalah 78 jam per minggu) tidak dengan sistem lembur, melainkan dengan sistem pergantian pegawai (shift). Sedangkan perhitungan ketiga yaitu dengan menghitung beban kerja pustakawan dengan asumsi semua fungsifungsi pustakawan dijalankan dan volume kegiatan disesuaikan dengan jumlah anggaran yang diperoleh saat ini (lihat lampiran 1). Dengan perhitungan beban kerja pustakawan diperoleh kebutuhan pustakawan seperti tabel 6 berikut: Tabel 6. Kebutuhan SDM di Perpustakaan IPB berdasarkan perhitungan beban kerja pustakawan tahun 2004. Utama Madya Ahli Muda Pertama Penyelia 16 Terampil Lanjutan 1 3 14 10 5 23 18 74 Jika hasil perhitungan jumlah pustakawan tersebut adalah 74 dan komposisi pustakawan : non pustakawan adalah 4 : 5 maka jumlah SDM non pustakawan yang dibutuhkan oleh Perpustakaan IPB tahun 2004 adalah sebesar 92 orang. Hasil perhitungan I dengan menggunakan rumus kebutuhan SDM dari Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi menghasilkan jumlah yang paling dekat untuk dicapai. Jika hasil perhitungan ini yang dijadikan patokan kebutuhan SDM Perpustakaan IPB, maka perpustakaan masih kekurangan SDM sebanyak 44 orang. Dengan memperhitungkan pegawai yang memasuki usia pensiun, maka dalam lima tahun kedepan IPB harus melakukan rekrutmen pegawai perpustakaan sebesar 53 orang atau setiap tahun sekurang-kurangnya 10 orang. Semua perhitungan ini tidak memasukkan pegawai honorer.

STRATEGI PENCAPAIAN Kebutuhan SDM dengan hasil perhitungan yang paling dekat dengan kondisi SDM saat ini adalah sebesar 53 orang. Namun hasil perhitungan ini masih menggunakan variabel-variabel yang diasumsikan pada keadaan sekarang, seperti misalnya jumlah pemakai, jumlah pertambahan koleksi, jumlah koleksi dan sebagainya. Artinya, jika perpustakaan sudah mendapatkan perhatian yang cukup dari pimpinan, khususnya anggaran, maka asumsi tersebut bisa tidak relevan lagi. Karena itu perhitungan menggunakan beban kerja ideal akan menghasilkan kebutuhan SDM Perpustakaan IPB yang lebih ideal. Namun demikian untuk mengejar kondisi saat ini saja kita harus melakukan penambahan SDM yang cukup besar yaitu 44 orang dan jika kita akan menggantikan SDM yang akan pensiun dalam 5 tahun mendatang maka kebutuhan tersebut harus ditambah sebesar 9 orang sehingga kebutuhan rekrutmen SDM menjadi 53. Untuk mengatasi kekurangan ini IPB dapat memindahkan sebagian SDM yang berlebih di unit lain ke perpustakaan dengan syarat SDM tersebut bukan me rupakan SDM yang bermasalah. Perpindahan ini untuk mengisi posisi SDM administrasi dan teknisi. Namun untuk posisi pustakawan (dengan jabatan fungsional) IPB harus melakukan rekrutmen baru, karena untuk mendudukan jabatan pustakawan (baik ahli maupun terampil) memerlukan syarat-syarat tertentu seperti harus memiliki pendidikan diploma perpustakaan (untuk pustakawan terampil) dan S1 bidang perpustakaan (pustakawan ahli). Jadi kekurangan SDM bidang administrasi dan teknisi yang berjumlah 17 orang dapat diperoleh dari mutasi SDM dari tempat lain. Sedangkan untuk pustakawan dapat direkrut secara bertahap seperti terllihat pada tabel berikut: Tabel 7. Rencana Rekrutmen SDM Perpustakaan IPB selama lima tahun (2005 2009). Jenjang Rekrutmen Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 Ahli 0 1 1 2 3 Terampil 2 3 4 5 6 17 Rekrutmen seperti di atas diasumsikan bahwa kondisi keuangan baik IPB, maupun pemerintah yang mendanai IPB semakin baik. Jadi pada tahun pertama Perpustakaan IPB hanya merekrut 2 orang pustakawan terampil, dan kemudian berturut-turut selama lima tahun menambah jumlah rekrutmennya. Sedangkan untuk pustakawan ahli Perpustakaan IPB baru merekrut pustakawan pada tahun kedua (2006), dan berturut-turut ditambah sehingga memenuhi kebutu han. Penutup Kualitas layanan perpustakaan sangat ditentukan oleh beberapa sumberdaya seperti sumberdaya manusia (man), sumberdaya dana (money), sumberdaya peralatan atau infrastruktur (machine), peraturan dan metode (methode), sumberdaya bahan pustaka (materials), dan pemakai yang akan menggunakan layanan-layanan perpustakaan (markets). Dari 6 M tersebut SDM sering disebut yang pertama. Hal ini karena SDM-lah yang menggerakkan semua sumberdaya lainnya. Dengan demikian jika Perpustakaan IPB ingin meningkatkan kinerjanya, maka pembinaan SDM di perpustakaan perlu mendapat prioritas, tentu saja tidak boleh melupakan sumberdaya yang lain. Daftar Bacaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Depdikbud. (1994). Lokakarya Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri se Indonesia. Kuta, Bali, 5 8 September 1994. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor. (1995). Pelatihan Singkat tanpa Gelar Dalam Negeri. Komponen Pengantar. Bogor, Juli 1995. Perpustakaan. Institut Pertanian Bogor. (2000). Evaluasi Diri UPT Perpustakaan IPB: dalam rangka analisis portofolio unit-unit di Institut Pertanian Bogor. Bogor: UPT Perpustakaan. Saleh, A.R. dan Fahidin (1995). Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka. 18