TINGKAT PEMAHAMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KEGIATAN PEMANENAN KAYU JATI DI KPH CIANJUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

BAB I PENDAHULUAN. hasil kayu merupakan kegiatan yang paling berat. Kegiatan pemanenan hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan hasil hingga pemasaran hasil hutan. Pengelolaan menuju

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP) PT. ARFAK INDRA

TEKNIK PENEBANGAN KAYU

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyaratan yang dimaksud adalah penyaradan (Pen)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PRODUKTIVITAS PENEBANGAN PADA HUTAN JATI (Tectona Grandis) RAKYAT DI KABUPATEN BONE

IDENTIFIKASI POTENSI KECELAKAAN KERJA PADA PEMANENAN HUTAN JATI DI CIANJUR DESTY SRI KURNIA

PEMBELAJARAN PENERAPAN RIL-C DI PERUSAHAAN (PENERAPAN PRAKTEK PENGELOLAAN RENDAH EMISI DI HUTAN PRODUKSI DI AREAL PT. NARKATA RIMBA DAN PT.

ANALISIS BIAYA DAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (Studi Kasus : PT. Sumatera Riang Lestari-Blok I, Sei Kebaro, Kab.

Bab II SISTEM PEMANENAN HASIL HUTAN

TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan

ANALISIS KEBIJAKAN PENEBANGAN RATA TANAH UNTUK POHON JATI (Tectona grandis Linn f ) di KPH Nganjuk Perum Perhutani Unit II Jawa Timur RIZQIYAH

RISK ASSESSMENT PADA PEKERJAAN MENEBANG KAYU DI HUTAN PRODUKSI (STUDI KASUS PADA PENGOPERASIAN CHAINSAW PERUM PERHUTANI KPH MADIUN)

Bab III PERENCANAAN PEMANENAN HASIL HUTAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. kayu dari pohon-pohon berdiameter sama atau lebih besar dari limit yang telah

STUDI PRODUKTIVITAS PENYARADAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR KOMATSU D70 LE DI HUTAN ALAM

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk memindahkan kayu. kayu dibedakan atas 4 (empat) komponen yaitu:

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

a. Biaya tetap Perhitungan biaya tetap menggunakan rumus-rumus menurut FAO (1992) dalam Mujetahid (2009) berikut: M R Biaya penyusutan: D = N x t

III METODOLOGI PENELITIAN

TEKNIK PENYARADAN KAYU

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tepat. Sumber daya hutan dapat menghasilkan hasil hutan yang merupakan

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010

PENGARUH PEMBUATAN TAKIK REBAH DAN TAKIK BALAS TERHADAP ARAH JATUH POHON : STUDI KASUS DI HUTAN TANAMAN DI PULAU LAUT, KALIMANTAN SELATAN

PRODUKTIVITAS ALAT BERAT DAN EFISIENSI WAKTU KERJA KEGIATAN PEMANENAN KAYU DI IUPHHK HA DI PAPUA BARAT WIDA NINGRUM

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

EFISIENSI KEBUTUHAN PERALATAN PEMANENAN DI HUTAN TANAMAN INDUSTRI, DI KALIMANTAN BARAT

PERANCANGAN JALAN SAARAD UNTUK MEMINIMALKAN KERUSAKAN LINGKUNGAN MUHDI. Program Ilmu Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Oleh/By : Marolop Sinaga ABSTRACT

SINTESIS RPI 20 KETEKNIKAN DAN PEMANENAN HASIL HUTAN

Djoko Setyo Martono. 1) 1) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Madiun.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MUHDI, S. Hut., M.Si Fakultas Pertanian Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara

Key word : Application, Safety Protection, Factorr, workers.

Analisis Potensi Limbah Penebangan dan Pemanfaatannya pada Hutan Jati Rakyat di Kabupaten Bone

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : PENGELUARAN KAYU DENGAN SISTEM KABEL LAYANG DI HUTAN RAKYAT. Oleh: Dulsalam 1) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR EKSPLOITASI HUTAN TANAMAN MANGIUM ( Accacia mangium Wild): STUDI KASUS DI PT TOBA PULP LESTARI Tbk., SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hutan alam yang ada di Indonesia banyak diandalkan sebagai hutan produksi

heri selama 8 jam. Setiap hasil RINGKASAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional sangat tergantung oleh kualitas, kompetensi dan

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

PEMADATAN TANAH AKIBAT PENYARADAN KAYU DENGAN TEKNIK PEMANENAN KAYU BERDAMPAK RENDAH DI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. (renewable resources), namun apabila dimanfaatkan secara berlebihan dan terusmenerus

Sona Suhartana dan Yuniawati

V. HASIL. Tanggal Waktu Kegiatan Hasil Kegiatan 19 Juni Pengukuran waktu kerja penebangan 30 kali ulangan untuk operator Muhadin

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pasal 23 UU No. 41/1999 tentang Kehutanan, tujuan pemanfaatan

DISIPLIN KERJA SATUAN PENGAMANAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG


BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

Oleh/Bj : Maman Mansyur Idris & Sona Suhartana

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Objek dan Alat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang disebutkan di atas, terdapat unsur-unsur yang meliputi suatu kesatuan

PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI

IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN POTENSI LIMBAH PEMANENAN KAYU (STUDI KASUS DI PT. AUSTRAL BYNA, PROPINSI KALIMANTAN TENGAH)

PEMBUKAAN WILAYAH HUTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. selamat sehingga tidak terjadi kecelakaan. Untuk itu harus diketahui risiko-risiko

III. METODOLOGI PENELITIAN

Ciri Limbah Pemanenan Kayu di Hutan Rawa Gambut Tropika. (Characteristics of Logging Waste in Tropical Peat Swamp Forest)

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM RAWA GAMBUT

Analisis Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan di UD.Padma Sari

RISIKO ERGONOMI DAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA KEHUTANAN BIDANG PEMANENAN KAYU DI KPH KENDAL PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) menetapkan bahwa Setiap

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN TEKNIK PRODUKSI HASIL HUTAN. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM KEGIATAN PEMANENAN KAYU HASIL PENELITIAN. Oleh :

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta

TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat bagi kehidupan ekonomi dan kebudayaan masyarakat. Selain itu,

Rp 6.532,42/m3. Sedangkan untuk skyline tahun 1999 sebesar

PRODUKTIVITAS DAN BIAYA PEMANENAN KAYU DI HUTAN TANAMAN RAWA GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

Pengambilan Sampel Pola Agroforestri Pengambilan Sampel Petani Penggarap Lahan Agroforestri Metode Analisis...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

TEKNIK PENGANGKUTAN KAYU DI HUTAN RAWA GAMBUT (Studi Kasus di Areal HPH PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd, Prop.

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Yuniawati, Dulsalam, Maman Mansyur Idris, Sona Suhartana & Sukadaryati

Materi Pelatihan Bekerja di Ketinggian

Transkripsi:

TINGKAT PEMAHAMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KEGIATAN PEMANENAN KAYU JATI DI KPH CIANJUR (Knowledgeability of Working Health and Safety on Teak Logging in Cianjur Forest District) Oleh/ By : Sona Suhartana & Yuniawati 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan, Jl. Gunung Batu No.5, Bogor 16610, Telp. 0251-8633378, Fax. 0251-8633413 Diterima 27 Desember 2010, disetujui 21 Maret 2011 ABSTRACT Logging activity is associated with high risk and frequent working accidents. Factors such as difficult terrain, inappropriate tools, workers' low ability may lead to working accidents. The objective of this study was to uncover workers knowledge and awareness about working health and safety. The study was conducted at Cianjur Forest District of Perum Perhutani Unit III, West Java. Data obtained through interview was analyzed with Likert scale. The results showed that workers understanding of working health and accident was adequate (good score). Workers knowledge however, was not yet supported with sufficient working equipments. Key words: Working heath and accidents, teak logging, Cianjur ABSTRAK Pemanenan kayu merupakan pekerjaan yang beresiko kecelakaan kerja tinggi. Kondisi areal hutan yang sulit, ketidakseimbangan antara alat yang digunakan dengan kondisi lapangan dan keterampilan pekerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Penelitian dilaksanakan di KPH Cianjur, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat pada bulan Oktober 2010. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman pekerja pemanenan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di KPH Cianjur. Penelitian dilakukan melalui wawancara kepada sejumlah pekerja di lapangan. Hasil wawancara kemudian dianalisis menggunakan skala Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pemahaman pekerja terhadap K3 di KPH Cianjur memiliki skor baik ; Pemahaman pekerja terhadap K3 belum mendapat dukungan penyediaan kelengkapan pakaian kerja, jalan angkutan dan kondisi kendaraan angkut dari pihak perusahaan; dan Pemahaman terhadap K3 selayaknya tidak hanya ditujukan kepada pekerja tetapi juga kepada pihak perusahaan. 46

Tingkat Pemahaman Keselamatan dan Kesehatan... (Sona Suhartana & Yuniawati) Kata kunci : Kecelakaan kerja, pemanenan kayu jati, K3. I. PENDAHULUAN Pemanenan kayu merupakan proses kegiatan pemindahan hasil hutan berupa kayu, dari hutan sebagai tempat tumbuhnya menuju pasar atau tempat pemanfaatannya. Dengan adanya kegiatan pemanenan kayu tersebut akan memiliki nilai guna bagi manusia. Kegiatan pemanenan kayu merupakan salah satu kegiatan yang cukup berat dan banyak menimbulkan resiko kecelakaan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja dianggap penting dalam sektor kehutanan karena pengelolaan hutan termasuk dalam kategori kegiatan berisiko tinggi. Hal tersebut ditunjukkan Gani (1992) dengan data kecelakaan kerja pada kegiatan kehutanan 4 kali lebih besar dibandingkan angka kecelakaan pada industri lain. Pemanenan kayu sebagai kegiatan mengeluarkan kayu dari dalam hutan dengan banyak tahapan dan penggunaan peralatan besar dan berat sangat berisiko terhadap kecelakaan kerja. Kesalahan yang ditimbulkan akibat kelalaian dan ketidaksesuaian tindakan operator dengan ketentuan yang berlaku dapat menimbulkan kecelakaan. Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang berhubungan dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan kondisi lingkungan (Santoso, 2004). Hal ini menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Kondisi kesehatan pekerja juga sebagai faktor dari keselamatan kerja di mana kondisi tersebut dapat membuat gangguan fisik sehingga menghambat produktivitas kerja. Tulisan ini melaporkan hasil penelitian mengenai tingkat pemahaman pekerja terhadap K3 di KPH Cianjur. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman pekerja pemanenan tentang K3 di KPH Cianjur. II. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 di areal kerja KPH Cianjur, BKPH Ciranjang Utara, RPH Majalaya, Petak tebang 24 A, tahun tanam 1987. Areal ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Cikalong Kulon, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. B. Prosedur Penelitian Penelitian dilaksanakan melalui tahap kegiatan sebagai berikut : 47

Penelitian Hasil Hutan Vol. 29 No. 1, Maret 2011: 46-56 1. Melakukan wawancara secara langsung kepada responden dengan bantuan kuesioner untuk mengetahui tingkat pemahaman pekerja mengenai K3. Wawancara dilakukan pada pekerja penebangan, penyaradan, pengangkutan, dan muat bongkar masing-masing 5 orang sehingga jumlah responden 20 orang. Pengambilan responden dilakukan dengan metode Random Sampling. 2. Pengukuran aspek K3 menggunakan skala Likert seperti disajikan pada Tabel 1 dan contoh bentuk kuesioner persepsi pekerja terhadap pelaksanaan K3 berdasarkan pengetahuan penebangan, penyaradan, muat-bongkar dan pengangkutan disajikan pada Lampiran l, 2, 3, dan 4. 3. Pengumpulan data sekunder meliputi : keadaan umum lapangan, keadaan umum perusahaan dan data penunjang lainnya yang dikutip dari perusahaan dan wawancara dengan karyawan. Jawaban responden/respondents answered Bobot/Score Selalu/sangat mengetahui/sangat bisa/ Always/very aware/very capable 5 Sering/mengetahui/bisa/Often/aware/capable 4 Kadang-kadang/cukup mengetahui/kurang bisa/ Sometimes/aware 3 enough/less capable Pernah/tidak mengetahui/tidak bisa/ Ever/not aware/not capable 2 Tidak pernah/tidak penah mendengar/belum pernah mencoba/ 1 Never/never heard/not yet try. Tabel 2. Nilai skor rataan Table 2. Mean score value Skor rataan/mean score Kategori/Categories 1,00 1,80 Sangat buruk/very bad 1,90 2,60 Buruk/Bad 2,70 3,40 Cukup baik/fair 3,50 4,20 Baik/Good 4,30 5,00 Sangat baik/very good III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi K3 pada Kegiatan Pemanenan Kayu Kegiatan pemanenan kayu yang dilakukan pihak perusahaan masih menggunakan sistem manual, yaitu penebangan menggunakan chainsaw Stihl 038, penyaradan dengan cara dipikul dan digelinding, muat bongkar dengan dipikul dan didorong, serta 48

Tingkat Pemahaman Keselamatan dan Kesehatan... (Sona Suhartana & Yuniawati) pengangkutan menggunakan truk Mitsubishi PS 100. Hasil pengamatan di lokasi penelitian menunjukkan bahwa sebenarnya para pekerja memahami sistem K3 seperti operator chainsaw yang memahami cara kerja penebangan yang benar dan tepat dengan mengutamakan keselamatan mereka. Tetapi pemahaman pekerja terhadap K3 tidak didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana K3 dan kurang adanya pengawasan pekerjaan yang ketat kepada pekerja oleh pihak perusahaan. Pada kegiatan penebangan, operator tidak menggunakan sepatu bot, helm pelindung kepala, sarung tangan dan kaca mata pelindung padahal areal yang dihadapi curam (kelerengan > 25%) dan jenis kayu jati yang memiliki kelas kuat I berarti memiliki bobot kayu sangat berat. Hal ini sangat membahayakan keselamatan jiwa operator. Pada kegiatan penyaradan, kayu jati yang telah dipotong menjadi beberapa sortimen digelindingkan oleh pekerja (tenaga pekerja menggunakan sistem regu di mana 1 regu ada 8 orang). Pengamatan langsung di lapangan menunjukkan bahwa para pekerja tidak menggunakan sepatu bot dan sarung tangan. Padahal mereka terbiasa mendorong kayu jati turun dari lereng menggunakan kaki dan tangan serta belum ada pemberian kode atau tanda dari pekerja yang berada di atas lereng yang mengisyaratkan bagi pekerja yang ada di bawah untuk hati-hati karena kayu sedang digelindingkan, hal ini sangat membahayakan bagi orang-orang yang berada di bawah lereng. ILO (2002) menyebutkan bahwa kegiatan penyaradan secara manual harus menghindari pemindahan kayu dengan menggunakan tangan. Jika harus menggunakan tangan maka jarak harus sependek mungkin dengan menggunakan suatu arah rebah yang tepat dan jaringan jalan sarad yang cukup dekat. Sedangkan Anonim (2009) menyatakan bahwa mengangkat beban merupakan pekerjaan yang berat, terutama teknik yang dilakukan tidak benar dapat berakibat cedera pada punggung. Resiko kecelakaan lebih serius dijumpai pada saat pengangkutan kayu dari penebangan ke tempat pengumpulan kayu. Kondisi jalan tidak beraspal dengan kemiringan cukup terjal serta jenis tanah latosol akan menjadi sangat licin saat hujan, sehingga sangat membahayakan operator truk. Seharusnya jalan angkutan antara tersebut diberi batuan untuk menghindari terjadi slip. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sering terjadi truk jatuh terguling karena tidak kuat menanjak dan tidak mampu menahan slip akibat jalan tanah licin. Untuk kegiatan muat bongkar, kayu jati lebih banyak dipikul. Tiap batang kayu bulat dipikul oleh 4 orang pekerja dengan menggunakan alat bantu tradisional berupa tambang dan 2 tongkat kayu. Hal ini akan menambah beban kerja yang berlebihan bagi pekerja muat bongkar. B. Analisis K3 Pemanenan Kayu Hasil analisis K3 dengan menggunakan skala Likert dapat dilihat pada Tabel 3. Jawaban para responden yang disajikan pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pada tiap tahapan kegiatan pemanenan kayu di lapangan memiliki rataan skor baik. Hal ini 49

Penelitian Hasil Hutan Vol. 29 No. 1, Maret 2011: 46-56 mengindikasikan pengetahuan pekerja terhadap kegiatan pemanenan kayu memiliki kriteria baik. Terkadang kriteria baik memiliki rataan pengetahuan pekerja yang sedang bahkan kurang. Hal ini dapat dilihat dari jawaban dominan yang diberikan cenderung ke tahu dan cukup tahu. Apabila ditinjau dari aspek pengalaman kerja mereka rata-rata 10 tahun maka mereka memiliki pengetahuan akan pemanenan kayu yang baik dan benar. Akan tetapi hal tersebut belum mendapat dukungan dari pihak perusahaan. Seperti belum adanya sarana prasarana kelengkapan kerja, sarana prasarana jalan angkut, kondisi truk angkutan yang tidak disesuaikan dengan kondisi areal yang curam dan sarana kesehatan seperti klinik. Dari per-usahaan belum ada pemberian teguran kepada pekerja yang melakukan kelalaian kerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan belum secara maksimal menerapkan K3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan secara manual Aspek (Aspects) (4) (3) (2) Rataan skor Keterangan T CT TT (Mean score) (Remarks) Penebangan (Felling) 1 4 8 0 40 : 12 = 3,33 Cukupbaik(Fairly good) 2 8 4 0 44 : 12 = 3,66 Baik (Good) 3 2 10 0 38 : 12 = 3,16 Cukupbaik (Fairly good) 4 5 7 0 41 : 12 = 3,41 Baik (Good) 5 10 2 0 46 : 12 = 3,83 Baik (Good) 17,39 : 5 =3,48 Baik (Good) Penyaradan(Skidding) 1 4 4 0 28:8 = 3,5 Baik (Good) 2 4 4 0 28:8 = 3,5 Baik (Good) 3 4 4 0 28:8 = 3,5 Baik (Good) 4 4 4 0 28:8 = 3,5 Baik (Good) 5 4 4 0 28:8=3,5 Baik(Good) 17,5:5 = 3,5 Baik (Good) Muat- bongkar(loading-unloading ) 1 4 5 0 31:9 = 3,44 Baik (Good) 2 4 5 0 31:9 = 3,44 Baik (Good) 3 4 5 0 31:9 = 3,44 Baik (Good) 4 4 5 0 31:9 = 3,44 Baik (Good) 5 7 2 0 34:9 = 3,77 Baik (Good) 17,53 :5 = 3,50 Baik (Good) Pengangkutan(Hauling) 1 3 6 0 30:9=3,33 Cukup baik (Fairly good) 2 4 5 0 34:9 = 3,77 Baik (Good) 3 4 5 0 34:9 = 3,77 Baik (Good) 4 5 4 0 32:9 = 3,55 Baik (Good) 5 4 5 0 34:9 = 3,77 Baik (Good) 18,19 : 5 = 3,63 Baik (Good) Keterangan ( Remarks) : T = Tahu ( Aware), CT = Cukup tahu ( Aware enogh), TT = Ttidak tahu ( Not aware). 50

Tingkat Pemahaman Keselamatan dan Kesehatan... (Sona Suhartana & Yuniawati) Ada banyak manfaat dengan menerapkan K3 (Arep dan Tanjung, 2004) yaitu : 1. manfaat ekonomi: dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja yang nyaman dan aman serta motivasi kerja yang meningkat; dan 2. manfaat psikologis: dapat meningkatkan kepuasan kerja sehingga meningkatkan motivasi kerja yang selanjutnya akan meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja. Menurut ILO (1979) kecelakaan kerja dapat mengakibatkan meningkatnya waktu kerja tidak efektif yang akan menurunkan produktivitas, sedangkan Dalih (1985) mengatakan bahwa akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan kerja adalah kerugian ekonomi dan waktu. Untuk itu ILO telah mengeluarkan Kode Praktis ILO K3 di Kehutanan (ILO, 1998) yang bertujuan melindungi para pekerja dari potensi bahaya K3 dalam pekerjaan kehutanan dan untuk mencegah atau mengurangi insiden penyakit atau kecelakaan. Di antaranya pada kegiatan penebangan: 1. Pada saat bekerja dengan gergaji, cara berdiri yang kokoh dan pegangan dari gergaji yang dekat ke badan harus dipertahankan; dan 2. Memotong dengan ujung gergaji harus dihindarkan, karena hal ini bisa menyebabkan kick back. Pada kegiatan penyaradan secara manual : 1. Para pekerja harus menjaga punggung mereka dalam keadaan lurus dan menggunakan otot kaki mereka saat pengangkatan. Beban harus dijaga tetap dekat dengan tubuh dan dengan keseimbangan yang baik. Para pekerja harus memilih jalan mereka hati-hati dan menghindari rintangan; 2. Jika batang kayu dibawa oleh lebih dari satu orang, pekerja yang membawa paling belakang harus memberi perintah untuk memindahkan dan menjatuhkannya. Semua pekerja harus pada sisi yang sama dari batang kayu; dan 3. Menggelindingkan atau meluncurkan kayu ke bawah hanya dapat dilaksanakan saat areal lereng bawah sepenuhnya bebas dari orang. Pada kegiatan pemuatan manual dan pengangkutan dengan truk: 1. Sarana angkut yang sedang terisi harus diparkir dengan aman dan direm dengan aman; 2. Tidak boleh ada orang di dalam cabin atau pada platform dari sarana angkut selagi dalam proses pemuatan, kecuali jika cabin dari sarana (angkut) cukup dilindungi; 3. Beban truk harus seimbang dan terjamin aman oleh bahan-bahan pengikat yang cukup kuat untuk mencegah barang menjadi keluar atau pergeseran dalam perjalanan; 4. Para pekerja yang bekerja dalam pemuatan dan kegiatan pengangkutan harus dilengkapi dengan alat pelindung diri; dan 5. Para pekerja harus menjaga truk dengan baik bersih dari kotoran atau batang kayu jatuh. Perusahaan yang dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan stres serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, maka perusahaan tersebut menjadi semakin efektif (Rivai, 2006). IV. KESIMPULAN 1. Rata-rata pemahaman pekerja terhadap K3 di KPH Cianjur memiliki skor baik yang menunjukkan pemahaman pekerja terhadap K3 lebih dominan terhadap 51

Penelitian Hasil Hutan Vol. 29 No. 1, Maret 2011: 46-56 jawaban tahu dan cukup tahu. 2. Pemahaman pekerja terhadap K3 belum mendapat dukungan penyediaan sarana dan prasarana kelengkapan pakaian kerja, jalan angkutan dan kondisi kendaraan angkut dari pihak perusahaan. 3. Pemahaman terhadap K3 selayaknya tidak hanya ditujukan kepada pekerja tetapi juga kepada pihak perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium Kesehatan. Website www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=127& Itemid=3.Diakses Tanggal 27 April 2011. Arep, I. dan H. Tanjung. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Universitas Trisakti. Jakarta. Dalih, S.A.1985. Keselamatan kerja dalam tata laksana bengkel I. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Gani, S. 1992. Ketenagakerjaan dan Keselamatan Kerja. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. ILO. 1979. Work study. Third edition. Geneva.. 1998. Kode praktis ILO K3 di kehutanan. Website http://ilomirror.library.cornell.edu/public/english/region/asro/jakarta/download/osh. pdf. Diakses Tanggal 11 Maret 2010.. 2002. Standar ILO Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pekerjaan Kehutanan. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Jakarta. Rivai, V. 2006. Manajemen Sumber daya Manusia untuk Praktik. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Santoso, G. 2004. Manajeman K3. Prestasi Pustaka. Jakarta. Perusahaan dari Teori ke 52

Tingkat Pemahaman Keselamatan dan Kesehatan... (Sona Suhartana & Yuniawati) Lampiran 1. Kuesioner K3- Penebangan Appendix 1. WHS Questioner-Felling Nama : Umur : Pendidikan Terakhir : Pengalaman Kerja (Tahun) : Daerah Asal : No Pernyataan 1 Mengetahui cara merencanakan arah rebah pohon 2 Mengetahui jarak aman (batas zone penebangan) 3 Mengetahui cara menebang pada beragam kondisi topografi 4 Mengetahui kebutuhan alat kerja sesuai volume kerja 5 Mengetahui peralatan pendukung harus tersedia 6 Mengetahui cara pemeliharaan alat 7 Mengetahui cara penggunaan chain saw 8 Mengetahui cara pengoperasiaan alat 9 Mengetahui teknik penebangan sesuai petunjuk teknis 10 Mengetahui aspek penyebabkickback 11 Mengetahui besar pendapatan berpengaruh terhadap cara kerja 12 Mengetahui besar pendapatan berpengaruh terhadap hasil kerja Tanggapan ST T CT TT TPD Keterangan ( Remarks) : ST = Sangat tahu ( Very aware), T = Tahu ( Aware), CT = Cukup tahu ( Aware enough), TT = Tidak tahu ( Not aware), TPD = Tidak pernah dengar ( Never heard). 53

Penelitian Hasil Hutan Vol. 29 No. 1, Maret 2011: 46-56 Lampiran 2. Kuesioner K3- Penyaradan Appendix 2. WHS Questioner-Skidding Nama : Umur : Pendidikan Terakhir : Pengalaman Kerja (Tahun) : Daerah Asal : No Pernyataan Tanggapan ST T CT TT TPD 1 Mengetahui cara menyarad sesuai kondisi topografi di lokasi 2 Mengetahui caramemperkecil kerusakan tegakan tinggal 3 Mengetahui cara pengoperasian alat 4 Mengetahui penggunaan kelengkapan K3 5 Mengetahui cara menyarad sesuai arah sarad 6 Mengetahui cara pemeliharaan alat 7 Mengetahui besar pendapatanberpengaruh terhadap cara kerja 8 Mengetahui besar pendapatan berpengaruh terhadap hasil kerja Keterangan ( Remarks) : ST = Sangat tahu ( Very aware), T = Tahu ( Aware), CT = Cukup tahu ( Aware enough), TT = Tidak tahu ( Not aware), TPD = Tidak pernah dengar ( Never heard). 54

Tingkat Pemahaman Keselamatan dan Kesehatan... (Sona Suhartana & Yuniawati) Lampiran 3. Kuesioner K3- Pengangkutan Appendix 3. WHS Questioner-Hauling Nama : Umur : Pendidikan Terakhir : Pengalaman Kerja (Tahun) : Daerah Asal : No Pernyataan 1 Mengetahui penggunaan alat angkut yg efisien dan efektif 2 Mengetahui kondisi jalan angkut disesuaikan cuaca saat pengangkutan 3 Mengetahui penggunaan alat sesuai kapasitas kemampuan 4 Mengetahui peraturan keselamatan lalu lintas angkut 5 Mengetahui batas maksimum beban muatan 6 Mengetahui waktu yang tepat melakukan pengangkutan 7 Mengetahui penggunaan kelengkapan K3 8 Mengetahui besar pendapatan berpengaruh terhadap cara kerja 9 Mengetahui besar pendapatan berpengaruh terhad ap hasil kerja Tanggapan ST T CT TT TPD Keterangan ( Remarks) : ST = Sangat tahu ( Very aware), T = Tahu ( Aware), CT = Cukup tahu ( Aware enough), TT = Tidak tahu ( Not aware), TPD = Tidak pernah 55

Penelitian Hasil Hutan Vol. 29 No. 1, Maret 2011: 46-56 Lampiran 4. Kuesioner K3- Muat-bongkar Appendix 4. WHS Questioner-Loading-unloading Nama : Umur : Pendidikan Terakhir : Pengalaman Kerja (Tahun) : Daerah Asal : No Pernyataan Tanggapan ST T CT TT TPD 1 Mengetahui penggunaan alat MB yg efisien dan efektif 2 Mengetahui kondisi alat muat bong kar 3 Mengetahui penggunaan alat sesuai kapasitas kemampuan 4 Mengetahui cara pemeliharaan alat MB 5 Mengetahui batas maksimum beban muatan 6 Mengetahui cara melakukan kegiatan MB yang memperhatikan K3 7 Mengetahui penggunaankelengkapan K3 8 Mengetahui besar pendapatan berpengaruh terhadap cara kerja 9 Mengetahui besar pendapatan berpengaruh terhadap hasil kerja Keterangan ( Remarks) : ST = Sangat tahu ( Very aware), T = Tahu ( Aware), CT = Cukup tahu ( Aware enough), TT = Tidak tahu ( Not aware), TPD = Tidak pernah 56