MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELAS 2 SDN 6 TELAGA BIRU KECAMATAN TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

FATRISIE PEMBENGO NIM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MEMBACA NYARING DI KELAS II SDN 11 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

Peningkatkan Kemampuan Murid Kelas II SDNNo. 2 Tambu Membaca Permulaan Melalui Metode Global

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Penggunaan Media Kata-Kata Bergambar Pada Siswa Kelas 1 SDN Uekambuno 2

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) PADA SISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh SISKA DAMAYANTI NIM F

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Oleh : SULASTRI ESTININGSIH NIM. A54A100137

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR. Titik Murwani Hadiati

JURNAL PENELITIAN. Oleh: SITI HINDUN M. H. NPM

Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Siswa Kelas V SDN Uekambuno 2 melalui Metode Diskusi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING(AMBT) SISWA KELAS II DI SDN GONDOWANGI 01

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 1 Nomor 1 Maret Page p-issn: e-issn: X

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P

Oleh: Harvi Setiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS I SDN 2 BIAU KABUPATEN GORONTALO UTARA

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen Pada Materi Perubahan Wujud Benda Dalam Mata Pelajaran IPA Kelas VSDN Lenju

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS LAPORAN PENGAMATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 19 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Kartu Huruf Kelas I SDN No. 1 Alindau

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Membaca Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Tinauka

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

PENERAPAN MODEL PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA SISWA KELAS IV SDN 38 HULONTHALANGI KOTA GORONTALO JURNAL.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara dan menulis. Tek (tulisan) berfungsi sebagai

PENERAPAN TEKNIK INFO BERANTAI DALAM MENYAMPAIKAN PESAN PADA SISWA KELAS IV SDN 24 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA KELAS 4 SD. Oleh Cerianing Putri Pratiwi

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas IV SDN Mire Melalui Penggunaan Media Gambar Seri

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI SAMPALI

e-ta Oleh: ANIK MUFAROKAH NIM

Sri Sunarti. Sri Sunarti SD Negeri 1 Pakis

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

PENGGUNAAN KARTU PENDAPAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS IV SDN GROGOL I KABUPATEN KEDIRI DALAM MENGUNGKAPKAN PENDAPAT

Peningkatan Kemampuan Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas IV SDN Salunggadue

Peningkatan Kemampuan Membaca Melalui Metode SAS Siswa Kelas II SDN No.2 Alindau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilanjutkan dengan tindakan siklus I dan siklus II. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PERMAINAN TEBAK SUARA PADA ANAK KELOMPOK A TK AL HIDAYAH SUMBERAGUNG 02 KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN BLITAR

Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA CERITA BERGAMBAR DI SEKOLAH DASAR

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajad Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN TANDA BACA MELALUI MEMBACA WACANA DI KELAS III SDN 11 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD

SILABUS. III. Strategi Perkuliahan A. Perkuliahan Tatap Muka 1. Diskusi 2. Tugas 3. Ceramah

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V A SDN KALIJOSO SECANG MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN No 87 Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI LISAN DENGAN PESAWAT TELEPON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS III SDN 2 BIONTONG

NASKAH JURNAL PUBLIKASI ILMIAH RAHMAWATI HIDAYAH A54B090044

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstrak

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN PUTARAN GAMBAR BINATANG DI TAMAN KANAK-KANAK TUNAS BANGSA LUBUK BASUNG

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengenai data-data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH:

Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Kelas I MIS Sinoutu Melalui Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU KATA DENGAN KANTONG PINTAR DI TAMAN KANAK-KANAK GADIH RANTI AGAM

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL OLEH

Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan Menggunakan Metode SAS Dengan Bantuan Kartu Kalimat di Kelas I SDN Tampanombo

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN KELAS V SDN SUKOSEWU BOJONEGORO MELALUI STRATEGI AKTIVITAS MEMBACA BERPIKIR TERBIMBING (AMBT) e TA

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA LEMBAGA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI JANTI KECAMATAN SLAHUNG KABUPATEN PONOROGO

Artikel Penelitian. Disusun oleh MAHMUDAH NPM:

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL MODELLING THE WAY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN TEBAK BUNYI SUARA DI TAMAN KANAK-KANAK DHARMAWANITA AGAM Lusiana Srikartini ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH KALIMAT LANGSUNG MENJADI KALIMAT TIDAK LANGSUNG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA SISWA SD

OLEH : Rosmayanti, Sarson W. Dj. Pomalato, M.Pd, Martianty Nalole

PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SDN I JATIPURWO TAHUN 2011/ 2012 NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELAS 2 SDN 6 TELAGA BIRU KECAMATAN TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO JURNAL PENELITIAN Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam meraihgelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh SARIPA UI NIM. 151 413 260 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PROGRAM STUDI SI PGSD 2014

2

3 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELAS 2 SDN 6 TELAGA BIRU KECAMATAN TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO Saripa Ui, Salma Halidu, Yusuf Djafar 1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Saripa Ui, 151413260, 2014. Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas 2 SDN 6 Telaga Biru Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing I Dra. Hj. Salma Halidu, S.Pd,M.Pd dan Pembimbing II Dr. Yusuf Jafar, M.Pd. Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan metodepemberian tugas, kemampuan siswa dalam membaca permulaan di Kelas 2 SDN 6 Telaga Biru Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dapat meningkat?. Adapun tujuan dari penelitian tindakan kelas ini yaitu meningkatkan kemampuan siswa membaca permulaan melalui metode pemberian tugas.penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi dan dokumentasi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Hasil pengamatan pada observasi awal menunjukkan bahwa siswa yang mampu membaca permulaan hanya 5 siswa atau 29,41%, sedangkan yang belum mampu membaca permulaan 12 orang siswa atau 70,59%. Hasil pelaksanaan pada siklus I menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam membaca permulaan melalui metode pemberian tugas di kelas 2 SDN 6 Telaga Biru Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo, yaitu dari 17 orang siswa terdapat 7 siswa atau 41,18% yang mampu membaca permulaan, dan 10 siswa atau 58,82% belum mampu membaca permulaan. Pada siklus II meningkat menjadi 14 siswa atau 82,35% yang mampu membaca permulaan dan hanya 3 siswa atau 17,65% belum mampu membaca permulaan. Dengan demikian metode pemberian tugas, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca permulaan di kelas 2 SDN 6 Telaga Biru, Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Kata Kunci: Kemampuan membaca permulaan, Metode Pemberian tugas 1 Saripa Ui selaku Mahasiswa di Fakultas Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo. Dra. Hj. Salma Halidu, S.Pd, M.Pd selaku Dosen tetap Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo; Dr. Yusuf Jafar, M.Pd, selaku Dosen tetap Jurusan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo.

4 Pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dasar seharusnya membuahkan hasil belajar berupa perubahan pengetahuan, dan keterampilan yang sejalan dengan tujuan kelembagaan sekolah dasar. Sebagaimana dijelaskan dalam Kurikulum 2013 bahwa Pendidikan Bahasa Indonesia bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Stardar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah untuk kelas 2 SD (2006:6) menjelaskan bahwa berbahasa dan bersastra meliputi empat aspek yaitu aspek mendengarkan, aspek berbicara, aspek membaca, aspek menulis.keempat aspek kemampuan berbahasa dan bersastra tersebut memang berkaitan erat sehingga merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.dalam karya ilmiah ini, penulis membatasi pembahasan pada membaca. Membaca merupakan salah satu aspek dari kemampuan berbahasa yang sangat penting perannya dalam pembelajaran. Lerner (Mulyono, 2003:200) menjelaskan bahwa Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar. Dalam membaca, seorang siswa harus mampu memahami lafal, intonasi, tanda baca, kecepatan mata/kelancaran, ekspresi, keberanian. Kenyataan di SDN 6 Telaga Biru, menunjukkan bahwa proses membaca permulaan yang berlangsung di kelas 2 masih mengalami kendala, saat belajar siswa kurang berani mengeja huruf, siswa sering bermain pada saat proses pembelajaran sehingga konsentrasi belajar siswa terganggu. Sesuai observasi awal yang telah dilakukan oleh peneliti pada Siswa kelas 2 SDN 6 Telaga Biru, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca permulaan. Dari persentase hasil

5 belajar siswa pada saat observasi awal, siswa yang belum mampu membaca permulaan berjumlah 12 orang atau 70,59% dan siswa yang mampu membaca permulaan berjumlah 5 orang atau 29,41%.Adapun aspek yang dinilai dalam membaca permulaan adalah lafal, intonasi, tanda baca, kecepatan mata/kelancaran, ekspresi, keberanian. Yang melatar belakangi sehingga siswa tidak bisa membaca permulaan adalah kurang pemahaman siswa tentang lafal, intonasi, tanda baca, kelancaran, ekspresi dan keberanian.selain itu siswa belum dapat mengambil inisiatif, bertanggung jawab, mengolah informasi, semangat, berminat dan penuh perhatian, dan mendorong untuk mandiri.proses pembelajaran membaca yang berlangsung di SDN 6 Telaga Biru selama ini sudah menggunakan berbagai metode diantaranya metode ceramah, dan metode tanya jawab. Pemilihan metode yang tidak tepat sering menimbulkan kejenuhan siswa dalam membaca.penggunaan metode ceramah dalam proses pembelajaran lebih dominan dibandingkan metode yang lain. Dalam metode ceramah, penyampaian materi bersifat verbal dimana guru menerangkan pelajaran hanya melalui kata-kata atau secara lisan, sedangkan murid lebih bersifat pasif, dan komunikasi bersifat satu arah. Penggunaan metode yang sering dipakai oleh guru adalah ceramah dalam membaca menjadi kurang efektif apabila tidak didukung oleh alat-alat bantu lainnya seperti gambar, potret, benda, dan barang tiruan, film, peta dan sebagainya. Dampak lain dari penggunaan metode ceramah diantaranya bila terlalu lama anak didik menjadi bosan membaca sehingga anak membuat aktifitas lain seperti ramai sendiri, anak akan menjadi pasif, selain itu anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi sulit menerima materi dibandingkan dengan anak didik yang lebih tanggap dari sisi auditifnya. Untuk mengantisipasi masalah membaca permulaan tersebut, metode pemberian tugas merupakan salah satu alternatif metode yang mendorong siswa untuk aktif, serta akan lebih mudah memahami tugas yang dikerjakan dalam pembelajaran. Penggunaan metode pemberian tugas dalam membaca diharapkan

6 dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 2 SDN 6 Telaga Biru Kec. Telaga Biru. Menurut Tarigan (2008: 7) mendefinisikan pengertian membaca adalah sebagai suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata kata atau bahasa tulis. Santosa (2009: 3.19) menyatakan bahwa pembelajaran membaca di SD terdiri dua bagian yakni: (a) membaca permulaan di kelas I dan II. Melalui membaca permulaan ini, diharapkan siswa mampu mengenali huruf, suku kata, kalimat, dan mampu membaca dalam berbagai konteks, dan (b) membaca lanjut mulai dari kelas III dan seterusnya. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karakteristik metode yang memiliki kelebihan dan kelemahan maka gurumenggunakan metode yang bervariasi (Winarno. S, 2003: 96).Dalam kamus besar BI (2008: 1022), tugas diartikan sebagaisesuatu yang wajib dikerjakan atau ditentukan untuk dilakukan, pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang atau pekerjaan yang wajib dibebankan. Pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan cara memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, dan kemudian hasil pelaksanaan tugas itu dilaporkan kepada guru (Sagala, 2006:6-26). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukandi SDN 6Telaga Biru Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo.Subjek penelitian tindakan kelas ini siswa kelas 2 Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 17 orang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Prosedur penelitian mengacu pada rancangan penelitian dengan tahapan persiapan yaitu dimulai dari tahap perencanaan penelitian dengan melakukan komunikasi dengan pihak sekolah melalui kepala sekolah dan berkonsultasi dengan guru mitra mengenai pengidentifikasian masalah,menyusun rencana

7 pembelajaran, menetapkan waktu pelaksanaan serta membuat alat evaluasi.tahap pelaksanaan tindakan yaitu melakukan proses pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas dalam membaca permulaan. Tahap pemantauan evaluasi yaitu Melakukan diskusi dengan guru mitra untuk rencana observasi, melakukan pengamatan terhadap penerapan pembelajaran dengan menerapkan metode pemberian tugas dalam pembelajaran membaca permulaan, mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan pembelajaran melalui metode pemberian tugas dalam pembelajaran membaca permulaan, melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. Tahap analisis data dan refleksi yaitu menganalisis temuan saat melakukan observasi, menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan pembelajaran dengan menerapkan metode pemberian tugas dalam pembelajaran membaca permulaan, melakukan refleksi terhadap penerapan pembelajaran dengan melalui metode pemberian tugas,melakukan refleksi terhadap kemampuan siswa dalam membaca permulaan pada pokok bahasan yang diajarkan. HASIL PENELITIAN Perencanaan pembelajaran dan penelitian tindakan kelas ini sebelum masuk pada siklus I maka diadakan pelaksanaan observasi awal yang dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2014, terkait kemampuan siswa dalam membaca permulaan di kelas 2 SDN 6 Telaga Biru menunjukan bahwa tingkat rata-rata kemampuan siswa dalam membaca permulaan kurang optimal. Hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan siswa dalam membaca permulaan Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa dari jumlah 17 orang siswa, terdapat 12 orang siswa atau 70,59% yang belum mencapai kriteria tuntas, dan 5 orang siswa atau 29,41% yang telah mencapai kriteria tuntas. Berdasarkan hasil capaian pada kegiatan observasi awal tersebut, maka peneliti menyiapkan strategi untuk mengatasi masalah tersebut melalui pelaksanaan siklus 1. Dalam kegiatan siklus 1 ini, peneliti akan menggunakan

8 metode pemberian tugas yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan di kelas 2 SDN 6 Telaga Biru Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo. Tahap perencanaan pada siklus I dilakukan dengan menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu RPP Tematik Kelas 2 beserta media yang akan digunakan pada siklus I. Pada tahap perencanaan ini pula dibuat antara lain skenario pembelajaran, lembar pengamatan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan menyusun instrumen dan indikator penilaian. Kegiatan siklus I dilaksanakan tanggal 7 April 2014. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I pada tanggal 7 April 2014, Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan. Adapun data hasil pengamatan yang dapat mengukur kemampuan membaca permulaan menggunakan metode pemberian tugas pada siklus 1 adalah sebagai berikut : Tabel 1 : Kemampuan Membaca Permulaan melalui Metode Pemberian Tugas pada Siswa Kelas II SDN 6 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Siklus I No Aspek yang dinilai Kategori Jumlah Siswa Persentase A Kemampuan Membaca Permulaan Mampu 6 35,29 % 1 Lafal Kurang Mampu 6 35,29 % Tidak Mampu 5 29,41 % Mampu 5 29,41 % 2 Intonasi Kurang Mampu - - Tidak Mampu 12 70,59 % Mampu 3 17,65 % 3 Tanda Baca Kurang Mampu 7 41,18 % Tidak Mampu 7 41,18 % 4 Mampu 12 70,59 % Kecepatan Mata / Kurang Mampu 3 17,65 % Kelancaran Tidak Mampu 2 11,76 % Mampu 4 23,53 % 5 Ekspresi Kurang Mampu 13 76,47 % 6 Keberanian Mampu 5 29,41 % Kurang Mampu 12 70,59 %

9 No Aspek yang dinilai Kategori Jumlah Siswa Persentase B Pemberian Tugas Mampu 3 17,65 % 1 Mengambil Inisiatif Kurang Mampu 3 17,65 % Tidak Mampu 11 64,71 % Mampu 5 29,41 % 2 Bertanggung jawab Kurang Mampu - - Tidak Mampu 12 70,59 % Mampu 5 29,41 % 3 Mengolah informasi Kurang Mampu 5 29,41 % Tidak Mampu 7 41,18 % Mampu 9 52,94 % 4 Semangat Kurang Mampu 8 47,06 % 5 Mampu 2 11,76 % Berminat dan penuh Kurang Mampu 13 76,47 % perhatian Tidak Mampu 2 11,76 % 6 Mendorong untuk mandiri Mampu 8 47,06 % Kurang Mampu - - Tidak Mampu 9 52,94 % Rumus Nilai :Jumlah Siswa yang muncul Jumlah Siswa Seluruh x 100 Berdasarkan uraian tabel 1 menunjukkan bahwa dari 6 aspek penilaian kemampuan membaca permulaan, dan 6 aspek penilaian metode pemberian tugas, rata-rata masih rendah, dengan rincian sebagai berikut. Jumlah siswa yang memiliki kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan lafal sebanyak 6 orang (35,29%), kurang mampu sebanyak 6 orang (35,29%), dan yang tidak mampu sebanyak 5 orang (29,41%).Selanjutnya untuk aspek kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan intonasi sebanyak 5 orang (29,41%), dan yang tidak mampu sebanyak 12 orang (70,59%).Jumlah siswa yang memiliki kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan tanda baca sebanyak 3 orang (17,65%), kurang mampu sebanyak 7 orang (41,18%), dan yang tidak mampu sebanyak 7 orang (41,18%).Untuk aspek kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan kecepatan mata / kelancaran sebanyak 12 orang (70,59%), kurang mampu sebanyak 3 orang (17,65%), dan tidak mampu sebanyak 2 orang (11,76%).Jumlah siswa yang memiliki kemampuan membaca

10 permulaan dengan memperhatikan ekspresi sebanyak 4 orang (23,53%), dan yang kurang mampu sebanyak 13 orang (76,47%). Selanjutnya untuk aspek kemampuan membaca dengan memperhatikan keberanian sebanyak 5 orang (29,41%), dan yang kurang mampu 12 orang (70,59%).Untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan memperhatikan aspek mengambil inisiatif sebanyak 3 orang (17,65%), kurang mampu sebanyak 3 orang (17,65%), dan tidak mampu 11 orang (64,71%).Jumlah siswa yang memiliki kemampuan metode pemberian dengan memperhatikan aspek bertanggung jawab berjumlah 5 orang (29,41%), dan yang tidak mampu berjumlah 12 orang (70,59%).Untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan memperhatikan aspek mengolah informasi berjumlah 5 orang (29,42%), kurang mampu berjumlah 5 orang (29,42%) dan yang tidak mampu berjumlah 7 orang (41,18%).Selanjutnya untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan memperhatikan aspek semangat berjumlah 9 orang (52,94%), dan yang kurang mampu 8 (47,06%).Untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan meperhatikan aspek berminat dan penuh perhatian berjumlah 2 orang (11,76%), kurang mampu berjumlah 13 orang (76,47%), dan yang tidak mampu berjumlah 2 orang (11,76%).Untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan memperhatikan aspek mendorong untuk mandiri berjumlah 8 orang (47,06%), dan yang tidak mampu berjumlah 9 orang (52,94%). Sedangkan dilihat dari hasil belajar maka dari 17 orang siswa, 10 orang siswa atau 58,82% yang belum memenuhi kriteria ketuntasan dan 7 orang siswa atau 41,18% yang memperoleh kriteria tuntas. Berdasarkan kelemahan-kelemahan pada siklus I dan melihat hasil belajar siswa tentang membaca permulaan melalui metode pemberian tugas, belum mencukupi standar indikator kinerja maka peneliti mengadakan kegiatan refleksi untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang dilaksanakan pada siklus I. Sesuai dengan hasil refleksi, maka peneliti dan guru menetapkan beberapa kelemahan yang masih ditemui pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran di siklus ini; (1) Langkah-langkah proses pembelajaran belum efektif dan efisien sesuai dengan rumusan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat; (2) keaktifan siswa dalam membaca belum maksimal.

11 Kegiatan siklus 2 dilaksanakan tanggal 6Mei 2014. Berdasarkan pengamatan awal tersebut peneliti melakukan perbaikan pada perencaan pembelajaran sebagaimana telah diungkap di atas, maka untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca permulaan menggunakan metode pemberian tugas perlu dilakukan tindakan melalui penguatan pada siklus 2 dan hasilnya dapat diuraikan berikut ini. Hasil belajar siklus 2 dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2 : Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas II SDN 6 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo Siklus II No Aspek yang dinilai Kategori Jumlah Siswa Persentase A Kemampuan Membaca Permulaan Mampu 13 76,47 % 1 Lafal Kurang Mampu 4 23,53 % Mampu 13 76,47 % 2 Intonasi Kurang Mampu 2 11,76 % Tidak Mampu 2 11,76 % Mampu 11 64,71 % 3 Tanda Baca Kurang Mampu 6 35,29 % 4 Mampu 13 76,47 % Kecepatan Mata / Kurang Mampu 4 23,53 % Kelancaran Mampu 13 76,47 % 5 Ekspresi Kurang Mampu 4 23,53 % Mampu 13 76,47 % 6 Keberanian Kurang Mampu 4 23,53 % B Pemberian Tugas Mampu 5 29,41 % 1 Mengambil Inisiatif Kurang Mampu 6 35,29 % Tidak Mampu 6 35,29 % Mampu 7 41,18 % 2 Bertanggung jawab Kurang Mampu 3 17,65 % Tidak Mampu 7 41,18 % Mampu 8 47,06 % 3 Mengolah informasi Kurang Mampu 8 47,06 % Tidak Mampu 1 5,88 % Mampu 11 64,71 % 4 Semangat Kurang Mampu 6 35,29 %

12 5 6 Berminat dan penuh perhatian Mendorong untuk mandiri Mampu 6 35,29 % Kurang Mampu 9 52,94 % Tidak Mampu 2 11,76 % Mampu 10 58,82 % Kurang Mampu 4 23,52 % Tidak Mampu 3 17,65 % Rumus Nilai :Jumlah Siswa yang muncul Jumlah Siswa Seluruh x 100 Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa dari 6 aspek penilaian kemampuan membaca permulaan, dan 6 aspek penilaian metode pemberian tugas, mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut. Jumlah siswa yang memiliki kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan lafal sebanyak 13 orang (76,47%), dan yang kurang mampu sebanyak 4 orang (23,53%).Selanjutnya untuk aspek kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan intonasi sebanyak 13 orang (76,47%), kurang mampu sebanyak 2 orang (11,76%) dan yang tidak mampu sebanyak 2 orang (11,76%).Jumlah siswa yang memiliki kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan tanda baca sebanyak 11 orang (64,71%), dan yang kurang mampu sebanyak 6 orang (35,29%).Untuk aspek kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan kecepatan mata / kelancaran sebanyak 13 orang (76,47%), dan yang kurang mampu sebanyak 4 orang (23,53%).Jumlah siswa yang memiliki kemampuan membaca permulaan dengan memperhatikan ekspresi sebanyak 13 orang (76,47%), dan yang kurang mampu sebanyak 4 orang (23,53%). Selanjutnya untuk aspek kemampuan membaca dengan memperhatikan keberanian sebanyak 13 orang (76,47%), dan yang kurang mampu 4 orang (23,53%).Untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan memperhatikan aspek mengambil inisiatif sebanyak 5 orang (29,41%), kurang mampu sebanyak 6 orang (35,29%), dan tidak mampu 6 orang (35,29%).Jumlah siswa yang memiliki kemampuan metode pemberian dengan memperhatikan aspek bertanggung jawab berjumlah 7 orang (41,18%), kurang mampu berjumlah 3 orang (17,65%) dan yang tidak mampu berjumlah 7 orang (41,18%).Untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan memperhatikan aspek mengolah informasi berjumlah 8 orang (47,06%),

13 kurang mampu berjumlah 8 orang (47,06%) dan yang tidak mampu berjumlah 1 orang (5,88%).Selanjutnya untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan memperhatikan aspek semangat berjumlah 11 orang (64,71%), dan yang kurang mampu 6 (35,29%).Untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan meperhatikan aspek berminat dan penuh perhatian berjumlah 6 orang (35,29%), kurang mampu berjumlah 9 orang (52,94%), dan yang tidak mampu berjumlah 2 orang (11,76%).Untuk kemampuan metode pemberian tugas dengan memperhatikan aspek mendorong untuk mandiri berjumlah 10 orang (58,82%), kurang mampu berjumlah 4 orang (23,52%) dan yang tidak mampu berjumlah 3 orang (17,65%). Pada siklus II setelah dilakukan refleksi dan perbaikan pada beberapa aspek, kelemahan dalam siklus I sebelumnya, peneliti melihat bahwa pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat baik, hal ini dibuktikan dengan nilai hasil evaluasi belajar siswa menunjukkan bahwa dari 17 orang siswa, 14 orang siswa atau 82,35% yang memperoleh kriteria tuntas dalam membaca permulaan menggunakan metode pemberian tugas dan 3 orang siswa atau 17,65% yang memperoleh kriteria belum tuntas. Dengan demikian kegiatan penelitian tindakan kelas telah berhasil karena telah mencapai indikator kinerja yang disyaratkan dalam penelitian ini. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca permulaan dengan penerapan metode pemberian tugas, menunjukkan bahwa metode pemberian tugas memiliki dampak positif dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan.hal ini dapat dilihat dari meningkatnya kemampuan siswa dalam membaca permulaan melalui metode pemberian tugas.ketuntasan belajar meningkat dari siklus I dan IIyaitu masingmasing 41,18%, dan 82,35%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. SIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan sebanyak 2 siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

14 disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode pemberian tugas memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (41,18%), siklus II (82,35%), Penerapan metode pemberian tugas mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca permulaan di kelas 2 SDN 6 Telaga Biru Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. SARAN Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana,dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Kepada para peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran yang lain yang dapat membangkitkankeaktifan siswa untuk belajar Bahasa Indonesia.. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Abimanyu, Soli. 2009. Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum KTSP. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Depdikbud. 1991/1992. Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis Kelas 1, 2 di Sekolah Dasar. Jakarta : P2MSDK. Kamus Bahasa Indonesia, 2008. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Konsorsium Program PJJ S1 PGSD. 2006. Bahan Ajar : Kapita Salekta Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Konsorsium Program PJJ S1 PGSD, SEAMOLEC Depdiknas.

15 Mappasoro S, 2006, Perencanaan Pengajaran, Makasar FIP UNM Moedjiono, dan Moh. Dimiyati 1992/1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta P2TK Ditjen DIKTI Depdikbud. Moeslichatoen R., 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : PT Rineka Cipta Puji Santoso, 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Roestiyah.2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabeta. Sulo Lipu La Sulo, 1990. Strategi Belajar Mengajar Pada DII Pendidikan Guru Sekolah Dasar.. Ujung Pandang : Panitia Penataran PKD PGSD, Proyek PTK, Ditjen Dikti, Depdikbud. Tarigan, DJ. 2005. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta : Universitas Terbuka. Tarigan H.G dan Djago. 1991. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tim Review dan Revisi APKG PPGSD. 1998/1999. Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Jakarta : Proyek PGSD, Ditjen Dikti, Depdikbud. Wati, Dini. 2012. Metode Pemberian Tugas Di Taman Kanak-Kanak. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Badan Pemberdayaan Penjaminan Mutudan Sumber Daya Kependidikan. Bandung. Wijiatiningsih, Nanik 2010. Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan melalui Metode Pemberian Tugas pada Anak Kelompok B di TK Al-Hidayah 2 Jeblog Talun Kabupaten Blitar. Skripsi. Universitas Negeri Malang. Winarno, S. 2003. Interaksi Mengajar Belajar. Jakarta : PT. Tarsito Yuliyanto, Totok. 2014. http://totoyulianto.wordpress.com/2013/03/02/metodepemberian-tugas-resitasi-penerapan-i-metode-pembelajaran/. Diakses 4 Jan 2014.