PEMODELAN PEREMBESAN AIR DALAM TANAH

dokumen-dokumen yang mirip
Solusi Problem Dirichlet pada Daerah Persegi dengan Metode Pemisahan Variabel

Persamaan Aliran Air Dalam Media Berpori Sebagai Aliran Airtanah (Groundwater)

Model Distribusi Potensial Elektrokinetik dalam Medium Pori dengan Metode Elemen Batas

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

DETEKSI ALIRAN AIR DALAM MEDIA PORI PEMODELAN FISIK DENGAN METODE SELF-POTENSIAL ABSTRAK

PERMEABILITAS DAN ALIRAN AIR DALAM TANAH

Model Potensial Elektro-kinetik Dalam Media Berpori Dengan Metode Elemen Batas

JURNAL TUGAS AKHIR STUDI EKSPERIMENTAL DEBIT ALIRAN AIR TANAH PADA KONDISI AKUIFER BEBAS DAN AKUIFER TERTEKAN

Permeabilitas dan Rembesan

ALIRAN. Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti, M.Sc. Teknik Geologi

BAB III KONDUKSI ALIRAN STEDI - DIMENSI BANYAK

TINJAUAN KASUS PERSAMAAN GELOMBANG DIMENSI SATU DENGAN BERBAGAI NILAI AWAL DAN SYARAT BATAS

125 permukaan dan perhitungan erosi berasal dari data pengukuran hujan sebanyak 9 kejadian hujan. Perbandingan pada data hasil tersebut dilakukan deng

UJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI PENANGGULANGAN BANJIR DAERAH GENANGAN KOTA MAKASSAR

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

DRAINASE BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE)

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di

Air Tanah. Air Tanah adalah

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

Bab IV Analisis dan Diskusi

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA

PROPOSAL TUGAS AKHIR PENGARUH JUMLAH SUKU FOURIER PADA PENDEKATAN POLAR UNTUK SISTEM GEOMETRI KARTESIAN OLEH : IRMA ISLAMIYAH

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

1. PENDAHULUAN, PROBLEM HIDRAULIKA SEDERHANA UNTUK APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA

Pemanfaatan Lubang Resapan Biopori (LRB) dan Perhitungan Permeabilitas Untuk Setiap Titik Lubang Resapan di Rawa Makmur Permai Bengkulu

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????

INFILTRASI. Infiltrasi adalah.

ANALISA PENGOLAHAN AIR HUJAN (AIR TANAH) TERHADAP MUKA AIR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERMEABILITAS LAPANGAN (SUMUR UJI)

METODE ELEMEN BATAS UNTUK MASALAH TRANSPORT

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA. Jl. Ganesha No 10 Bandung Indonesia SOLUSI

SOIL BIOENGINEERING SEBAGAI ALTERNATIF METODA STABILISASI LONGSORAN

SOAL TRY OUT FISIKA 2

Aplikasi Persamaan Bessel Orde Nol Pada Persamaan Panas Dua dimensi

DINAMIKA ALIRAN AIR TANAH PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT

MODEL ANALISIS ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA DENGAN BENTUK PENAMPANG TRAPESIUM PENDAHULUAN

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding

PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT

TINJAUAN PUSTAKA. diketahui) dengan dua atau lebih peubah bebas dinamakan persamaan. Persamaan diferensial parsial memegang peranan penting di dalam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanah lempung adalah tanah yang memiliki partikel-partikel mineral tertentu

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI

SOLUSI PENYEBARAN PANAS PADA BATANG KONDUKTOR MENGGUNAKAN METODE CRANK-NICHOLSON

Persamaan Chezy. Pada aliran turbulen gaya gesek sebanding dengan kuadrat kecepatan. Persamaan Chezy, dengan C dikenal sebagai C Chezy

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bakteri, sedangkan dalam bidang teknik yaitu pemodelan

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah. - Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

DEBIT ALIRAN AIR TANAH MELALUI PIPA BERPORI

BAB III LANDASAN TEORI

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

KAJIAN KOEFISIEN REMBESAN SALURAN IRIGASI PADA TANAH ANDEPTS DALAM SKALA LABORATORIUM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Model Aliran Panas

HUBUNGAN SIFAT FISIK TANAH.

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air. Melalui periode ulang, dapat ditentukan nilai debit rencana. Debit banjir

EFEKTIFITAS SUMUR RESAPAN DALAM MEMPERCEPAT PROSES LAJU INFILTRASI

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.


ANALISA KONSOLIDASI DAN KESTABILAN LERENG BENDUNG KOSINGGOLAN

BAB IV INTERPRETASI KUANTITATIF ANOMALI SP MODEL LEMPENGAN. Bagian terpenting dalam eksplorasi yaitu pengidentifikasian atau

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

KAJIAN JARAK OPTIMAL ANTAR SALURAN PADA LAHAN GAMBUT DI KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA

MEKANIKA TANAH KEMAMPUMAMPATAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

Metode Elemen Batas (MEB) untuk Model Konduksi-Konveksi dalam Media Anisotropik

Keep running VEKTOR. 3/8/2007 Fisika I 1

Mekanika Tanah I Norma Puspita, ST.MT.

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

Metode elemen batas untuk menyelesaikan masalah perpindahan panas

Analisa Pola dan Sifat Aliran Fluida dengan Pemodelan Fisis dan Metode Automata Gas Kisi

BAB II TEORI DASAR. Di dalam ilmu kebumian, permeabilitas (biasanya bersimbol κ atau k)

PENGARUH JUMLAH SUKU FOURIER PADA PENDEKATAN POLAR UNTUK SISTEM GEOMETRI KARTESIAN

MEKANIKA TANAH 2 KESTABILAN LERENG. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

STUDI REMBESAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SEEP/W GEOSTUDIO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan aliran sungai mempunyai masalah dengan adanya air tanah. Air tanah

BAB V FORMULASI MODEL KOMPUTER

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit.

BAB III PERSAMAAN DIFUSI, PERSAMAAN KONVEKSI DIFUSI, DAN METODE PEMISAHAN VARIABEL

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 6-7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

DEBIT ALIRAN AIR TANAH MELALUI PIPA BERPORI

MEKANIKA TANAH REMBESAN DAN TEORI JARINGAN MODUL 4. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan tuntutan pembangunan infrastruktur pada masa ini sangat

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta

Bab 4 DINDING SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG

Transkripsi:

PEMODELAN PEREMBESAN AIR DALAM TANAH Muhammad Hamzah, S. 1,3, Djoko, S. 1, Wahyudi, W.P. 1, Budi, S. 2 1. Department Geophysics Engineering ITB 2. Department Mining Engineering ITB 3. Physics Department, Hasanuddin University Jl. Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia. 3) e-mail : hamzah@fmipa.unhas.ac.id Abstrak Pergerakan air dalam tanah merupakan bagian dari siklus hidrologi. Pergerakan air dalam tanah, pada umumnya air bergerak dengan aliran relatif lambat atau dalam kondisi laminer dapat dianalisa dengan menggunakan hukum Darcy. Bila hukum Darcy dan persamaan kontinuitas digabungkan diperoleh persamaan differensial Laplace sebagai persamaan umum perembesan air ke dalam tanah. Berdasarkan persamaan differensial Laplace telah dilakukan pemodelan dua dimensi distribusi tegangan dan distribusi kecepatan perembesan air ke dalam tanah secara analitik menggunakan metoda pemisahan variabel. Hasil pemodelan distribusi tegangan dan distribusi kecepatan perembesan menunjukkan bahwa nilai distribusi tegangan dan distribusi kecepatan mengalami penurunan jika semakin jauh dari sumber perembesan. 1. Pendahuluan Semua macam tanah terdiri dari butir-butir dengan ruangan-ruangan yang disebut pori (voids) antara butir-butir tersebut. Pori-pori ini selalu berhubungan satu dengan yang lain sehingga air dapat mengalir melalui ruangan pori tersebut. Proses ini disebut rembesan (seepage) dan kemampuan tanah untuk dapat dirembes air disebut daya rembesan (permeability). Sebenarnya bukan hamya tanah yang mempunyai daya rembesan tetapi banyak bahan bangunan lain seperti beton dan batu juga mengandung pori-pori sehingga dapat dirembes oleh air. Soal rembesan air dalam tanah cukup penting dalam bidang geoteknik, misalnya pada soal pembuatan tanggul atau bendungan untuk menahan air, juga penggalian pondasi dimuka air tanah. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 1-346

Pergerakan air dalam tanah merupakan bagian dari siklus hidrologi. Pergerakan air dalam tanah, pada umumnya air bergerak dengan aliran relatif lambat atau dalam kondisi laminer dapat dianalisa dengan menggunakan hukum Darcy. Dalam makalah ini, hukum Darcy digunakan pada kondisi jenuh untuk dua dimensi sebagai dasar pengembangan persamaan dasar aliran air tanah. Ada dua tujuan utama yang menjadi fokus perhatian dalam pemodelan perembesan air ke dalam tanah. Pertama, pemodelan dilakukan untuk mengetahui bagaimana distribusi tegangan air dalam tanah akibat perembesan itu. Kedua, pemodelan dilakukan untuk mengetahui bagaimana distribusi laju perembesan dalam tanah berdasarkan model tinjauan yang akan diselasaikan. Dengan mengetahu distribusi kecepatan perembesan dalam tanah maka dapat diperhitungkan banyaknya air yang akan merembes dan kemana arah perembesan air itu. Manfaat dari pemodelan perembesan air dalam tanah adalah untuk mengetahui banyaknya air dan arah air yang akan merembes serta tegangan air dalam tanah akibat perembesan itu sehingga pengguna air dapat memperoleh gambaran bagaimana melakukan konsevasi sumber daya air dalam tanah agar tetap terpelihara. Jadi kita tidak hanya terus-menerus menguras air dari dalam tanah tetapi penting sekali ada usaha bagaimana cara mengisi kembali pori-pori tanah yang kosong untuk diisi kembali pada musim penghujan. 2. Metoda Penelitian Secara umum tanah dapat didefinisikan sebagai suatu tubuh alam di permukaan bumi yang terjadi akibat bekerjanya gaya-gaya alami terhadapa bahan alami (Wesley, 1977). Rembesan air dalam tanah hampir selalu berjalan secara linier, yaitu jalan atau garis yang ditempuh merupakan garis dengan bentuk yang teratur (smooth curva). Dalam hal ini kecepatan perembesan adalah menurut suatu hukum yang disebut hukum Darcy (Darcy s law). Prinsip hukum ini dapat dilihat pada Gambar 1. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 1-347

h masukan l=40 cm r = 2,75 cm keluaran Gambar 1. Rembesan air dalam tanah akibat gradien hidrolis Pada gambar ini diperlihatkan rembesan air pada suatu contoh tanah akibat adanya perbedaan tegangan air pada kedua ujung tersebut. Ketinggian air pada pipa ini disebut hidrolis head (h). Air akan mengalir dari kiri ke kanan jika terdapat hidrolis head. Darcy dalam eksperimennya menemukan hubungan proporsional antara kecepatan perembesan (v) dengan gradien hidrolis head (i =dh/dl) yang dapat dituliskan sebagai berikut : v = Ki (1) Dimana, v = kecepatan perembesan i = gradien hidrolik K = konstanta konduktivitas hidrolik Besarnya harga K dari suatu jenis tanah tergantung antara lain oleh ukuran diameter butir dan pori. Bila diameter butirnya sangat halus, walupun porositasnya sangat tinggi, seperti misalnya lempung maka harga K sangat rendah. Di sini yang perlu diperhatikan adalah ukuran butir, bukan porositasnya. Gambar 2 yang memperlihatkan kisaran harga K yang lebih lebar untuk beberapa formasi geologis (Spitz dan Moreno, 1996). Konduktivitas hidrolik (cm/detik) 10 0 10-2 10-4 10-6 10-8 Akifer Sangat baik baik sedang buruk sangat buruk Kerikil Lempung Pasir kasar sampai sedang Pasir halaus, lanau campur pasir Batu gamping kars Batu gampng dan dolomit Gambar 2 Kisaran konduktivitas hidrolik (K) untuk beberapa formasi geologi (sumber: dimodifikasi dari Spitz dan Moreno, 1996) Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 1-348

Rumus atau persamaan yang merupakan dasar untuk pemecahan soal-soal rembesan dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya air yang masuk dan keluar dari suatu segmen dalam tanah. Air yang masuk dan keluar dari segmen disebut persamaan kontinuitas ( continuity equation). Persamaan kontinuitas dapat dilihat pada persamaan 2. vx x vx + = 0 y (2) Dengan memasukkan persaman kecepatan dari hukum Darcy ke dalam persamaan kontinuitas maka diperoleh persamaan sebagai berikut. h x h y 2 2 + = 0 2 2 (3) Persamaan ini dikenal dengan nama persamaan Laplace (Laplace equation). Persamaan Laplace ini tidak hanya berlaku untuk perembesan air dalam tanah, tetapi juga untuk aliran listrik pada bahan konduktot dan perpindahan panas secara konduksi dalam medium. Ketinggian tekanan pada suatu titik dapat dinyatakan sebagai hidrolis head (h). Nilai h tergantung dari x dan y, yaitu h = f(x,y). Kecepatan aliran pada jurusan horisontal dan vertikal dapat dihitung dari fungsi h dengan memakai rumus Darcy. Pemecahan soal-soal rembesan dapat dipermudah dengan memakai suatu fungsi U yang dinamakan velocity potential. Defenisi U adalah U = -Kh + d, dimana K adalah koefisien rembesan dan d adalah konstanta. Pada setiap garis equipotensial nilai h dan U adalah konstan. Hubungan antara garis equipotensial dengan garis aliran dapat ditentukan dengan menghitung kemiringan kedua macam garis ini. Pada garis equipotensial nilai U adalah konstan sehingga turunan parsial U terhadap x dan y sama dengan nol. Dengan demikian, apabila gradien garis aliran dikalikan dengan gradien garis equipotensial maka akan didapatkan sama dengan negatif satu (-1) (Wesley, 1977). Ini berarti bahwa garis equipotensial tegak lurus terhadap garis aliran. Pada tanah yang homogen atau seragam hal ini selalu benar, sehingga rembesan air didalam tanah dapat digambarkan sebagai deretan garis equipotensial dan deretan garis aliran yang saling berpotong-potongan secara tegak Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 1-349

lurus. Gambar semacam ini disebut jaring aliran (flow net). Rumus atau persamaan yang merupakan dasar untuk pemecahan soal-soal rembesan dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya air yang masuk dan keluar dari suatu segmen dalam tanah. Persamaan differensial Laplace 2D mempunyai banyak solusi yang masing-masing bergantung pada nilai batas yang ada. Secara analitis, solusi persamaan Laplace 2D tidak dapat diturunkan secara umum melainkan hanya secara khusus saja. Hal ini disebabkan karena pengaruh nilai batas (kondisi batas) yang ada dan bentuk dari domain persamaan Laplace 2D tersebut berlaku. Dalam makalah ini, ditentukan kondisi syarat batas dalam medium yang ditinjau sehingg dapat diselesaikan secara analitik menggunakan metoda pemisahan variabel. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Salah satu solusi analitik dari persamaan differensial Laplace adalah menggunakan metoda pemisahan variabel (MPV). Misalkan untuk menyelesaiakan persoalan Dirichlet persamaan differensial Laplace hidrolis head h, penerapan syarat batas tipe Dirichlet h(a,0), h(0,b), h(1,b) sama dengan nol dan h(a,1) sama dengan f(a) maka diperoleh solusi analitik MPV (Kreyzig, 1980). Penerapan syarat Dirichlet dalam bidang R dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Bidang tinjauan yang dirembes air dan syarat batas Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 1-350

Solusi persamaan Laplace menggunakan metoda pemisahan variabel dengan menerapkan syarat batas seperti pada Gambar 3 diperoleh persamaan (4) sebagai berikut. 2sin nπasinh nπb hab (, ) sin nπ af( ada ) sinh nπ n= 1 0 1 = (4) Di mana n = 1, 2, 3,.., adalah bilangan bulat dan konstanta π = 3,14159. Turunan persamaan (4) terhadap suku a dan b adalah, h 2cos nπ asinh nπ b = a sinh nπ n= 1 h 2sinnπacosh nπb = b sinh nπ n= 1 [ 1 cos( nπ )] [ 1 cos( nπ )]. (5) Hasil perhitungan menggunakan persamaan (4) dapat diperoleh distribusi tegangan dalam bidang tinjauan pada Gambar 3. Distribusi tegangan air dalam tanah bidang tinjauan R dapat dilihat pada Gambar 4. Tegangan air pada Gambar 4 menunjukkan bahwa semakin jauh dari dari sumber maka tegangan air akan semakin kecil. Penurunan tegangan tersebut karena penurunan hidrolis head terhadap jarak yang dilalui. Bila dikaitkan dengan fakta yang ada dilapangan dapat dipahami bahwa penurunan tegangan air yang masuk ke dalam tanah disebabkan oleh pergesekan dan tumbukan antara air dengan butiran-butiran tanah yang dilalui. Sedangkan tanda garis panah menunjukkan arah perembesan air yang tegak lurus dengan kontur tegangan. -1 Permukaan (m) -2-3 -4 Kedalaman (m) -5-6 -7-8 -9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Gambar 4 Distribusi Tegangan dalam tanah Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 1-351

Untuk memperoleh distribusi kecepatan maka digunakan persamaan (5). Persamaan (5) dihitung untuk mendapatkan gradien hidrolis head. Bila diketahui nilai konduktivitas hidrolik (K = 0,001 cm/det) dan hasil perhitungan gradien hidrolis head di subsitusikan ke dalam persamaan hukum Darcy pada persamaan (1) maka diperoleh distribusi kecepatan dalam medium. Distribusi kecepatan air dalam tanah berdasarkan bidang tinjauan R dapat dilihat pada Gambar 5. Distribusi kecepatan perembesan air pada Gambar 5 menunjukkan bahwa kecepatan perembesan air maksimum di dekat sumber dan menurun secara gradual bila semakin jauh dari sumber. Penurunan kecepatan tersebut karena penurunan gradien hidrolis head terhadap jarak yang dilalui. Selain itu, dapat ditunjukkan dalam Gambar 5 bahwa kecepatan perembesan air dalam tanah sangat lambat dibandingkan dengan laju curah hujan pada musim penghujan sehingga pada musim hujan hanya sebagian kecil air yang merembes ke dalam tanah dan sebagian besar menjadi limpasan permukaan. -1 Permukaan (m) -2 Kedalaman (m) -3-4 -5-6 -7-8 Laju (cm/det) 0.0034 0.0032 0.003 0.0028 0.0026 0.0024 0.0022 0.002 0.0018 0.0016 0.0014 0.0012 0.001 0.0008 0.0006 0.0004 0.0002 0-9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Gambar 5. Distribusi kecepatan perembesan air ke dalam tanah (K = 0,001 cm/det) Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 1-352

4. Simpulan 1. Pada kasus-kasus yang sederhana pemodelan perembesan air ke dalam tanah dapat dimodelkan dengan menyelesaikan persamaan Laplace secara analitik menggunakan metoda pemisahan variabel. 2. Hasil pemodelan distribusi tegangan dan distribusi kecepatan perembesan air ke dalam tanah menunjukkan bahwa tegangan air dan kecepatan perembesan air akan semakin kecil jika semakin jauh dari sumber perembesan. 3. Kecepatan perembesan air dalam tanah sangat lambat dibandingkan dengan laju curah hujan pada musim penghujan sehingga pada musim hujan hanya sebagian kecil air yang merembes ke dalam tanah dan sebagian besar menjadi limpasan permukaan. 5. Daftar Pustaka Kreyzig, E., 1980: Advanced Engineering Mathematics, John Wiley & Sons,pp. 667-668 Spitz, K. dan Moreno, J. 1996: A Practical guide to Groundwater and solute transport Modeling, Jhon Wiley & Sons, Inc, New York, hlm. 461 Wesley, D.L., 1977: Mekanika Tanah. Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 1-353