Lampiran A. Kriteria (Deskripsi) Kelas Tutupan Hutan Penggunaan Lahan No. Kelas 1 Hutan lahan kering primer dataran rendah 2 Hutan lahan kering primer pegunungan rendah 3 Hutan lahan kering sekunder dataran rendah 4 Hutan lahan kering sekunder pegunungan tinggi Keterangan Seluruh kenampakan hutan di dataran rendah (0 1200 meter), yang belum menampakan penebangan, termasuk vegetasi rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif. Seluruh kenampakan hutan di pegunungan rendah (1200 1500 meter), yang belum menampakan penebangan, termasuk vegetasi rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif. Seluruh kenampakan hutan di dataran rendah (0 1200 meter), yang telah menampakkan bekas penebangan (kenampakan alur dan bercak bekas penebangan). Bekas penebangan yang parah tapi tidak termasuk dalam areal HTI, perkebunan atau pertanian dimasukkan dalam lahan terbuka. Seluruh kenampakan hutan di pegunungan tinggi (1500 3000 meter), yang telah menampakkan bekas penebangan (kenampakan alur dan bercak bekas penebangan). Bekas penebangan yang parah tapi tidak termasuk dalam areal HTI, perkebunan atau pertanian dimasukan dalam lahan terbuka. 5 Hutan rawa primer Seluruh kenampakan hutan di daerah berawarawa,termasuk rawa gambut yang belum menampakan tanda penebangan 6 Hutan rawa sekunder Seluruh kenampakan hutan di daerah berawa yang telah menampakkan bekas penebangan. Bekas penebangan yang parah jika tidak memperlihatkan liputan air digolongkan tanah terbuka, sedangkan jika memperlihatkan liputan air digolongkan menjadi tubuh air (rawa). 7 Hutan mangrove primer 8 Hutan mangrove sekunder Hutan bakau, nipah dan nibung yang berada di sekitar pantai yang belum ditebang. Hutan bakau, nipah dan nibung yang telah ditebang) yang ditampakan dengan pole alur di dalamnya.
Khusus untuk areal bekas tebangan yang telah dijadikan tambak/sawah (tampak pola persegi pematang) dimasukan dalam kelas tambak/sawah (tampak pole persegi/pematang) dimasukan dalam kelas tambak /sawah. 9 Semak/belukar Kawasan bekas hutan lahan kering yang telah tumbuh kembali,didominasi vegetasi rendah dan tidak menampakkan lagi bekas alur/ bercak penebangan. 10 Semak/belukar rawa Semak / belukar dari bekas hutan di daerah rawa. 11 Perkebunan Seluruh kawasan perkebunan, baik yang sudah ditanami maupun yang belum (masih berupa lahan kosong). Identifikasi dapat diperoleh pada Peta Persebaran Perkebunan (Perkebunan Besar). Lokasi perkebunan rakyat mungkin tidak termasuk dalam peta sehingga memerlukan informasi pendukung lain. 12 Pertanian lahan kering 13 Pertanian lahan kering bercampur dengan semak Semua aktivitas pertanian di lahan kering seperti tegalan, kebun campuran dan ladang Semua ativitas pertanian di lahan kering, berselangseling dengan semak, belukar dan hutan bekas tebangan. 14 Sawah Semua aktifias pertanian di lahan basah yang dicirikan oleh pola pematang. 15 Tanah terbuka Seluruh kenampakan lahan terbuka tanpa vegetasi (singkapan batuan puncak gunung, kawah vulkan, gosong pasir, pasir pantai) tanah terbuka bekas kebakaran dan tanah terbuka yang ditumbuhi rumput/alang-alang. Kenamapakan tanah terbuka untuk pertambangan dimasukan ke kelas pertambangan, sedangkan lahan terbuka bekas land clearing dimasukkan ke kelas pertanian, perkebunan atau HTI.
16 Permukiman Kawasan permukiman baik perkotaan, pedesaan, pelabuhan, bandara, industri dll. yang memperlihatkan pola alur yang rapat. 17 Tubuh air Semua kenampakan perairan, termasuk laut, sungai, danau, waduk, terumbu karang dan lamun (lumpur pantai). Khusus kenampakan tambak di tepi pantai dimasukkan ke pertanian lahan basah. 18 Rawa Kenampakan rawa yang sudah tidak berhutan. 19 Awan Semua kenampakan awan yang menutupi suatu kawasan. Jika terdapat awan tipis yang masih mempelihatkan kenampakan di bawahnya dan masih memungkinkan untuk ditafsir, penafsiran tetap dilakukan. Poligon terkecil yang di delineasi untuk awan adalah 2 x 2 cm2. Sumber : - Baplan Dep Hut, 2001. - T.C. Whitmore (An Introduction Tropical Rain Forest), 1990.
Lampiran B. Kegiatan Selama Penelitian di Lakukan Gambar. 1. Lokasi Penelitian yang sudah menjadi Lahan Terbuka di Kecamatan Siais Kabupaten Tapanuli Selatan Gambar 2. Lokasi Penelitian yang berubah Fungsi menjadi APL di Kecamatan Muara Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal
l Gambar 3. Lokasi Penelitian di Tanam Padi semusim Sebelum Menjadi Perkebunan Sawit di Kabupaten Mandailing Natal Gambar 4. Koordinasi dan Berdiskusi dengan Pemda Kabupaten Tapsel
Lampiran C. Tabel keadaan topografi hutan Angkola berdasarkan ketinggian No Hasil Temuan di Lapangan Bujur Timur Lintang Utara Ketinggian (meter) 1 Perkebunan Kelapa Sawit (PT PIA) 98,79671 1,44794 22 2 Perkebunan Kelapa Sawit (PT Maju Indo Raya) 98,84065 1,36905 11 3 Perkebunan Kelapa Sawit (PT PIA) 98,86701 1,29455 16 4 Perkebunan Kelapa Sawit (PT PIA) 98,89143 1,26600 73 5 Rawa Kering dan Perkebunan Kelapa Sawit (PT Rendi Permata Raya) 98,89020 1,23353 73 6 Rawa Kering dan Perkebunan Kelapa Sawit (PT Rendi Permata Raya) 98,92066 1,14089 31 7 Rawa Kering dan Perkebunan Kelapa Sawit (PT Rimba Mujur Makmur) 98,94532 1,08409 10 8 Perkebunan Kelapa Sawit (PT Anugrah Langkat Makmur) 98,97902 1,03845 18 9 Perkebunan Kelapa Sawit (PT Anugrah Langkat Makmur) 98,96986 0,96422 26 10 Perkebunan Kelapa Sawit (PT Rimba Mujur Mahkota) 98,99333 0,89874 12 11 Hak Pengelolaan Hutan (PT Rimba Mujur Mahkota) 99,08439 0,93555 110 12 Hak Pengelolaan Hutan (PT Rimba Mujur Mahkota) 99,10953 0,96099 176 13 Hak Pengelolaan Hutan (PT Rimba Mujur Mahkota) 99,16606 1,02194 218 14 Hutan Tanaman Industri 99,18114 1,07459 375 15 Perkebunan Kelapa Sawit (PT Agri Nusantara Jaya) 99,17666 1,10685 297 16 Perkebunan Kelapa Sawit (PT Agri Nusantara Jaya) 99,14065 1,17150 44 17 Perkebunan Kelapa Sawit (PT Agri Nusantara Jaya) 99,09946 1,22249 53 18 Perkebunan Kelapa Sawit Masyarakat 99,04385 1,29275 144 19 Rawa 98,98497 1,34079 93 20 Perkebunan Kelapa Sawit (PT Samukti Karya Lestari) 98,90759 1,38839 30
Lampiran D. Surat Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal
Lampiran E. Surat Dukungan dari Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan