Lampiran 1. Data pencetakan kompos dengan variasi bentuk cetakan Tabel 2. Data penelitian Ulangan Berat Kompos yang dicetak (gr) Waktu pencetakan (detik) Berat kompos yang rusak (gr) Hasil cetakan yang rusak I 450 132 80 Bintang II 470 127,2 100 Persegi 4 III 490 130,8 100 Persegi 4 Rata-rata 470 130 93.3333 1. Kapasitas Efektif Alat BK KA =...(7) T 0,47 = x 3600 130 Jam KA = 13,02kg / jam 2. Persentase Kerusakan Hasil BR % kerusakan = x100%...(8) BA 93,33 = x100% 470 = 19,86%
Lampiran 2. Analisis ekonomi I. Unsur Produksi 1. Biaya Pembuatan Alat Awal = Rp. 1.775.000 2. Biaya Pembuatan Tambahan Alat 1. Bahan = Rp.200.000 2. Biaya perakitan = Rp. 100.000 Total P = Rp. 2.075.000 3. Umur ekonomi (n) = 7 tahun 4. Nilai akhir alat (S) = 10 % dari P 5 Jam kerja = 5 jam/hari 6. Produksi/hari = 65,05 kg 7. Biaya operator = Rp. 25.000/hari 8. Biaya perbaikan = Rp. 14,98 / jam 9. Bunga modal dan asuransi = Rp. 213.428,57 / tahun 10. Biaya sewa gedung = Rp. 20.750 / tahun 11. Pajak = Rp. 41.500 / tahun 12. jam kerja alat per tahun = 1495 jam / tahun ( asumsi 299 hari efektif berdasarkan 2009) II. Perhitungan Biaya Produksi
1. Biaya Tetap (BT) 1. Biaya penyusutan ( P S) D =...(10) n ( 2.075.000 207.500) D = 7 D = 266.785,71Rp / tahun 2. Bunga modal dan asuransi Bunga modal pada bulan Mei 16%, Asuransi 2% Bunga modal dan asuransi i( P)( n + 1) I =...(11) 2n 18%(2.075.000)(7 + 1) = 2X 7 = Rp.213.428,57 /tahun 3. Biaya sewa gedung = 1 %. P = 1% X 2.075.000 = 20,750/Tahun 4. Pajak
= 2 %. P = 1% X 2.075.000 = 41,500/ tahun Total Biaya Tetap (BT) = Rp.542.464,28/tahun 2. Biaya Tidak Tetap (BTT) 1. Biaya perbaikan alat (reparasi) = 1,2% ( P S) 1495 jam = 1,2%(2.075.00 207.500) 1495/ jam = Rp. 14,99/jam 2. Biaya operator = Rp. 5.000/Jam Total Biaya Tidak Tetap (BTT) = Rp.5.014,99
Biaya pencetakan kompos Biaya Pokok BT = + BTT C...(9) x 542.464,28 = + 5.014,98 X 0.076Jam / kg 1495/ jam = Rp. 413,37/kg
Lampiran 3. Break Event Point N = F R ( V )...(13) Biaya tetap (F) = Rp. 542.464,29/tahun Biaya tidak tetap (V) = Rp. 5.014,99 / jam (1 jam = 13,01 kg) = Rp. 385,31 Penerimaan dari tiap kg produksi = (16% x (BT+BTT)) + (BT+BTT) = Rp. 6.238,30/kg Harga minimal pupuk yang akan dijual setelah diproduksi adalah sebesar Rp. 6.238,30/Kg. Maka nilai R dapat kita hitung dengan mengalikan harga minimal pupuk dengan kapasitas alat pencetak kompos dengan variasi cetakan selama 1 jam operasi Alat akan mencapai break event point jika alat telah mencetak kompos sebanyak N = F R ( V ) = Rp.542.464,28/ tahun ( Rp.6.238,28/ Kg 385,47 / tahun) = Rp.542.464,28 / tahun Rp.5.852,81 kg / tahun = Rp.92, 68Kg
Lampiran 4 Net Present Value sebagai berikut: Berdasarkan persamaan 5 nilai NVP alat ini dapat dihitung dengan rumus CIF COF 0.(5) Investasi : Rp. 2.075.000 Pendapatan : Rp. 9.326.254,17 Nilai akhir : Rp. 207.500 Pembiayaan : Rp. 7.497.410/tahun Keuntungan yang diharapkan : Rp 16% Keuntungan yang diharapkan : Rp 20% Umur alat : 7 tahun Cash in Flow 16% 1. Pendapatan : investasi x (P/A, 16%,7) : Rp. 2.075.000 x 4,044 : Rp. 37.715.371,87 2. Nilai akhir : nilai akhir x (P/F, 16%,7) : Rp.207.500 x 0,3552 : Rp. 73.710,92 Jumlah CIF : Rp. 37.789.082,79
Cash out Flow 16% 1. Investasi : Rp. 2.075.000 2. pembiayaan : pembiayaan x (P/A, 16%, 7) : Rp. 7.497.410 x 4,044 = Rp. 30.319.526,04 Jumlah COF : Rp. 32.394.526,04 NVP 16% = CIF COF = Rp. 37.789.082,79 32.394.526,04 = Rp. 5.394.556,75 Cash in Flow 20% 1. Pendapatan : investasi x (P/A, 20%,7) : Rp. 2.075.000 x 3,605 : Rp. 33.621.146,28 2. Nilai akhir : nilai akhir x (P/F, 16%,7) : Rp.207.500 x 0,2791 : Rp. 57.913,25 Jumlah CIF : Rp. 33.679.059,53 Cash out Flow 20%
1. Investasi : Rp. 2.075.000 2. pembiayaan : pembiayaan x (P/A, 16%, 7) : Rp. 7.497.410 x 3,605 = Rp. 27.028.163,05 Jumlah COF : Rp. 29.028.163,05 NVP 20% = CIF COF = Rp. 33.679.059,53 29.103.163,05 = Rp. 4.575.896,48 Jadi besarnya NPV 20% adalah Rp. 5.394.552,75 dan NVP 20% adalah Rp. 4.575.896,48. Jadi nilai NVP dari alat ini 0 maka usaha ini layak untuk dijalankan.
Lampiran 5. Internal Rate Of Return Keuntungan yang diharapkan (p) = 16% Keuntungan yang diperedeksi (q) = 20% X IRR = P% + X ( q% p%) X Y 4.575.896,48 IRR = 20% + X (20% 16%) 5.394.556,75 4.575.896,48 IRR = 42.35%
Lampiran 6. Flowchart Penambahan Alat Mulai Penentuan komponen Perancangan alat Persiapan bahan dan alat Pengukuran dan pemotongan bahan Perakitan dan pengelasan Perakitan akhir Tidak Pengujian Alat Penempahan alat Layak
Data: Parameter 1. Kapasitas alat 2. Waktu operasi Selesai
Lampiran 7. Flowchart Pembuatan Bahan Mulai Bahan Penimbangan bahan Pencampuran bahan Selesai
Lampiran 8. Flowchart Perakitan Alat Mulai Alat pencetak kompos dengan variasi bentuk Persiapan engkol, plat besi, gir, plat gerigi Pemasangan engkol pada alat pengeluaran hasil cetakan Selesai
Lampiran 9. Tekanan efektif rata-rata pada plat penekan Menurut Yohanes (2009) tekanan didefinisikan sebagai jumlah gaya tiap satuan luas. Apabila gaya terdistribusi secara merata pada suatu luasan, maka tekanan dapat ditentukan dengan membagi gaya dengan luas, sehingga dapat dituliskan dalam bentuk berikut ini. PP = FF AA. (1) dimana: P = tekanan (kgf/m 2 atau N/m 2 ) F = gaya (kgf atau N) A = luas (m 2 ) Besarnya kapasitas dongkrak yang digunakan sebesar 2 ton = 2.000 Kg dan luas penampang plat penekan sebesar 690 cm bekerja pada plat penekan : 2 maka dapat dihitung besarnya tekanan yang diketahui: F = 2.000Kg A = 690 cm 2 ditanya : P =? P = F N...(1) P = 2000Kg 2 690cm P = 2,89Kg / cm 2 P = 2,9Kg / cm 2
Lampiran 10. Spesifikasi alat pencetak kompos dengan variasi bentuk cetakan Dimensi Panjang : 30,4 cm Lebar : 23,4 cm Tinggi : 63 cm Plat penekan Panjang : 30 cm Lebar : 23 cm Tinggi : 1 cm Luas penampang : 690 cm 2 Plat pencetak Panjang : 30 cm Lebar : 23 cm Tinggi : 1 cm Luas penampang : 690 cm 2 Berat : 47,2 kg Kapasitas efektif : 13,01 kg/jam Kerusakan hasil : 19,85 %
Tebal plat siku : 0,2 cm Lebar plat siku : 2,8 cm Tekanan efektif rata-rata yang bekerja pada plat penekan : 2,9 Kg/cm 2
Lampiran 11. Pemeliharaan dan keselamatan kerja Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan alat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk merawat serta menjaga setiap fasilitas atau peralatan dari bagian-bagian alat pencetak kompos dengan variasi bentuk cetakan agar dalam keadaan siap pakai dengan kondisi yang baik dan tahan lama. Jadi, dengan adanya kegiatan pemeliharaan atau perawatan pada alat pencetak kompos dengan variasi bentuk ini maka alat dapat dipergunakan untuk produksi sesuai dengan rencana atau tidak terganggu sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai. Adapun tujuan pemeliharaan adalah sebagai berikut : - Menjaga kondisi peralatan agar dalam keadaan siap pakai. - Menghindari kerusakan yang lebih berat. - Alat dapat tahan lama dan dapat beroperasi dengan baik. - Hasil yang diharapkan dapat tercapai. Pemeliharaan bagian-bagian alat Agar pemeliharaan alat pencetak kompos dengan variasi bentuk cetakan dapat dengan baik dan benar maka harus terlebih dahulu diketahui prinsip kerja dari alat tersebut. Diharapkan dengan menguasai prinsip kerja maka kemungkinan kerusakan yang terjadi dapat ditanggulangi sedini mungkin. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah perawatan preventif.
Tabel 3. Pemeliharaan bagian-bagian alat pencetak kompos dengan variasi bentuk cetakan No. Bagian alat Bentuk pemeliharaan 1. Pegas - Dengan tidak membiarkannya selalu dalam keadaan merenggang 2. Plat penekan - Membersihkan kotoran yang menempel yang dapat menyebabkan korosi - Memberi minyak gemuk pada lubang tempat plat bergerak naik turun 3. Plat pencetak - Membersihkan kotoran yang menempel yang dapat menyebabkan korosi - Mengembalikan posisi plat tuas pengungkit ke posisi semula 4. Tuas Pengungkit - Memperbanyak gemuk pada tuas dan lubang yang terdapat pada bagian atas tuas 5. Engkol - Dengan tidak membiarkan posisi dalam keadaan naik Keselamatan kerja Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan selama proses kerja. Keselamatan kerja pada alat pencetak kompos dengan variasi bentuk cetakan ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Keselamatan alat - Hindari memasukkan bahan isian yang berlebihan karena dapat membuat plat pencetak maupun plat menekan menjadi baling. - Plat penekan harus kembali ke posisi semula untuk mempermudah pengisian pada proses selanjutnya. - Pastikan pegas terpasang pada tempatnya dan tidak ada kekenduran karena apabila pegas terlepas dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Keselamatan operator Pada saat mengoperasikan alat, jangan meletakkan atau memasukkan tangan di antara plat penekan dan plat pencetak ataupun sela di antara pegas dengan roler untuk menghindari kemungkinan tangan terjepit.
Lampiran 11. Tabel suku bunga Tabel 4. Tingkat suku bunga dengan hubungan P/F Tahun Tingkat suku bunga 15 % 16 % 17 % 1 0.8696 0.8622 0.8475 2 0.7561 0.7435 0.7182 3 0.6575 0.6412 0.6086 4 0.5718 0.5531 0.5158 5 0.4972 0.4772 0.4371 6 0.4323 0.4117 0.3704 7 0.3759 0.3552 0.3139............ Tabel 5. Tingkat suku bunga dengan hubungan P/A Tahun Tingkat suku bunga 15 % 16 % 17 % 1 0.870 0.862 0.847 2 1.626 1.606 1.566 3 2.283 2.247 2.174 4 2.855 2.800 2.690 5 3.352 3.277 3.127
6 3.748 3.689 3.498 7 4.160 4.044 3.812............
Lampiran 13. Foto Alat 1. Tampak atas 2. Tampak samping
3. Tampak belakang 4.Tampak bawah
5. Plat cetakan 6.Persiapan bahan dan pengadukan bahan
7. Proses pengujian alat
8. Hasil cetakan yang bagus 9. Hasil cetakan yang rusak
10. Pengunaan pupuk