Economics Development Analysis Journal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE )

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI VARIABEL MAKRO EKONOMI YANG BERPENGARUH PADA PERMINTAAN UANG DI INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

METODE PENELITIAN. Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Jumlah Uang Beredar dengan Pendekatan Error Correction Model (ECM)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

Economics Development Analysis Journal

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

Economics Development Analysis Journal

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui apakah data yang dipakai sudah stationary dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

BAB I PENDAHULUAN. Rp14.900/$ pada kuartal berikutnya. Sama seperti pada tahun1998, Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

Economics Development Analysis Journal

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah IHSG, DJIA, WTI,

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar

Keseimbangan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

DAFTAR ISI. i iii iv v vi viii ix xi xiv xv xvi xvii xviii

Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

PENGUJIAN BERLAKUNYA PURCHASING POWER PARITY DARI LIMA MATA UANG ASIA TERHADAP DOLAR AMERIKA

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi atau keterbukaan hubungan perekonomian antar negara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan uji stasioneritas dengan uji akar-akar unit (unit roots test).

METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data ini

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR MIGAS (MINYAK DAN GAS) DI INDONESIA; PENDEKATAN ERROR CORRECTION MODEL

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah per Dollar AS terhadap Neraca Pembayaran di Indonesia Periode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

Economics Development Analysis Journal

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN. H 1 : tidak terdapat unit root (data stasioner)

Cahyono N. / Journal of Applied Business and Economics Vol. 3 No. 2 (Des 2016)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

KAJIAN TEORI 1. NilaiTukar Rupiah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

BAB 1 PENDAHULUAN. pada peningkatan perdagangan internasional. Secara umum bentuk perdagangan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV STUDI KASUS. Secara umum inflasi dapat didefinisikan sebagai gejala kenaikan harga

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

EDAJ 3 (2) (2014) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR (M2), TINGKAT SUKU BUNGA SBI, IMPOR, DAN CADANGAN DEVISA TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH / DOLAR AMERIKA TAHUN 2001-2013 Iin Nurul Yuliyanti Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima April 2014 Disetujui Mei 2014 Dipublikasikan Juni 2014 Keywords: Kurs, money supply, the interest rate SBI, Imports, foreign exchange reserve Abstrak Nilai tukar merupakan salah satu indikator penting ekonomi. Menguatkan kurs mengambang Indonesia penuh dalam mengambang bebas, dimana perubahan nilai tukar dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan. Pergerakan nilai tukar di Indonesia mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Ini pergerakan nilai tukar akan berdampak pada perekonomian sehingga melakukan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar jumlah uang beredar, suku bunga SBI, impor, dan cadangan devisa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada setiap jumlah uang yang beredar, suku bunga SBI, impor, dan cadangan devisa bersama-sama atau sebagian mempengaruhi nilai tukar rupiah dolar / US pada tahun 2001 hingga 2013. Data digunakan berasal dari waktu seres SEKI (Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia) dari Bank Indonesia. Model yang digunakan dalam penelitian menggunakan Error Correction Model (ECM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) data stasioner pertama perbedaan (2) data yang digunakan kointegration bahwa ada parameter koneksi jangka panjang (3) nilai koefisien ECT signifikan pada α = 5% adalah 0,409 model makna menggunakan berlaku. Dan Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut (1) variabel yang digunakan dalam penelitian ini dalam jangka pendek dampak adalah tingkat suku bunga SBI dan cadangan devisa (2) dari variabel lama digunakan berpengaruh signifikan terhadap dolar / nilai tukar rupiah AS 2001 2013. Abstract The exchange rate is one of important indicators the economy. Indonesian braced floating exchange rates full in free floating, where changes in exchange rates effected by supply and demand. The movement of the exchange rate in Indonesia is experiencing fluctuations that are caused by a variety of factors both internal and external. This exchange rate movements would have an impact on the economy so do research to analyze the factors that influence the movement of the exchange rate of the money supply, the interest rate of SBI, imports, and foreign exchange reserves. The purpose of this research is to know is there any amount of money in circulation, the interest rate of SBI, imports, and foreign exchange reserve are jointly or partially effect the exchange rate of the rupiah/ US dollar in 2001 to 2013. The data used are derived from time seres SEKI(Financial Economic Statistics Indonesia) of Bank Indonesia. The model used in the study using Error Correction Model (ECM). The results showed that : (1) data on stationary first difference (2) data used kointegration that there is a connection parameter is long term (3) the value of the coefficient of ECT is significant at α=5% is 0.409 meaning models use are valid. Conclutions of the research are as follows (1) variables used in this study in the short term the impact is the interest rate SBI and foreign exchange reserves (2) on the long used variables influence significantly against the US dollar/ rupiah exchange rate 2001-2013.. 2014 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: nurulyulia22@gmail.com ISSN 2252-6765 284

PENDAHULUAN Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem perekonomian ke arah perekonomian terbuka antar negara. Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat dan terkait antar negara negara di dunia dapat memacu perubahan indikator makro suatu negara. Perkembangan ini menyebabkan adanya Perdagangan internasional. Perdagangan internasional terdapat perbedaan mata uang yang digunakan dalam transaksi. Perbedaan mata uang ini merupakan salah satu indikator makro ekonomi. Sehubungan dengan itu, diperlukan adanya satuan mata uang yang sama sehingga mata uang kedua negara dapat dikonversikan ke dalam mata uang 2011 lain dengan menggunakan satuan ukuran nilai tukar mata uang yang disebut kurs (exchange rate). Nilai tukar itu sebenarnya merupakan semacam harga di dalam pertukaran tersebut. Perbandingan nilai inilah yang sering disebut dengan kurs (exchange rate)(nopirin, 1987:163). Indonesia menganut sistem perekonomian terbuka dengan diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas (free floating system) yang dimulai sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (khususnya dolar Amerika) ditentukan oleh mekanisme pasar. Keadaan dalam negeri maupun keadaan diluar negeri sangat mempengaruhi pergerakan nilai tukar Indonesia yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Gambar 1.1 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Tahun 2001 - Q1 Q2 Q3 Q4 Sumber : SEKI Bank Indonesia, 2001-2011 285

Perlambatan ekonomi dunia tahun 2001 selanjutnya diperburuk oleh tragedi World Trade Center yang berpengaruh terhadap pasar modal di berbagai negara. Perlambatan ekonomi dunia berpengaruh terhadap perdagangan dunia yang akhirnya berdampak pada pergerakan nilai tukar rupiah. Pada kuartal kedua tahun 2001 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika mencapai Rp 11.440,00. Memasuki tahun 2002, perekonomian dunia secara berangsur angsur membaik didorong oleh kombinasi pelaksanaan kebijakan moneter yang longgar. Pada tahun 2002 2003 cenderung stabil pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Pada tahun 2004 timbul gejolak eksternal yang bersumber dari ekspektasi yang berlebihan terhadap perubahan kebijakan moneter Amerika Serikat. Adanya kenaikkan harga BBM pada tahun 2005 di Indonesia karena pengaruh naiknya harga minyak dunia membawa dampak terhadap pergerakan nilai tukar rupiah dimana nilai tukar rupiah melemah pada kuartal ke dua Rp 9.550,50 kemudian pada kuartal keempat menjadi Rp 9.999.60. Pada tahun 2008 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika kembali menguat karena adanya krisis global. Pada kuartal ke empat tahun 2008 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menjadi Rp 11.059,90 yang berlanjut pada tahun 2009 kuartal kedua. Selanjutnya setelah itu pada tahun 2010 2011 nilai tukar rupiah stabil. Pada prinsipnya berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah diarahkan untuk menjaga stabilitas makroekonomi, sistem keuangan, dan daya tahan perekonomian Indonesia melalui kebijakan kebijakan untuk mengontrol suatu perekonomian. Masalah nilai tukar dalam hal ini berkaitan dengan kebijakan moneter yaitu, kebijakan moneter longgar dan kebijakan moneter ketat (Nopirin, 1987:34). Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang terjadi seputar perubahan nilai tukar rupiah Indonesia terhadap dolar Amerika, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pengaruh Jumlah Uang Beredar (M2) Indonesia terhadap nilai tukar rupiah/dolar Amerika? 2) Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga SBI terhadap nilai tukar rupiah/dolar Amerika? 3) Bagaimana pengaruh impor Indonesia terhadap nilai tukar rupiah/dolar Amerika? 4) Bagaimana pengaruh cadangan devisa Indonesia terhadap nilai tukar rupiah/dolar Amerika? 5) Bagaimana pengaruh jumlah uang beredar(m2), tingkat suku bunga SBI, impor, dan cadangan devisa Indonesia secara simultan terhadap nilai tukar rupiah/dolar Amerika? LANDASAN TEORI Nilai Tukar Nilai tukar valuta asing adalah harga satu satuan mata uang dalam satuan mata uang lain. Nilai tukar valuta asing ditentukan dalam pasar valuta asing, yaitu pasar tempat berbagai mata uang yang berbeda diperdagangkan (Samuelson, 2004: 305-306). Salah satu teori yang menjelaskan tentang kurs adalah teori paritas daya beli (Purchasing Power Parity). Ide dasarnya bahwa pada sistem devisa bebas adalah menganut nilai tukar valuta asing mengambang (floating exchange rate). Teori paritas daya beli ini merupakan salah satu teori yang paling sering diuji validitasnya. Teori ini dikemukakan oleh ahli ekonomi dari Swedia, yang bernama Gustav Cassel. 286

Dasar teorinya bahwa, perbandingan nilai satu mata uang dengan mata uang lainya ditentukan oleh tenaga beli uang tersebut (terhadap barang dan jasa) di masing masing negara (Nopirin,2009 :156-157). Jumlah Uang Beredar (M2) Menurut Ricard G. Lipsey (1992: 190) Jumlah uang beredar yaitu jumlah stok uang yang beredar dalam suatu perekonomian pada suatu saat tertentu. Menurut Nopirin (1992 :3) ada beberapa definisi uang masing masing berbeda sesuai dengan tingkat liquiditasnya. Biasanya uang didefinisikan : M1 adalah uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam bentuk rekening Koran (demand deposit). M2 adalah M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada bank bank umum. M3 adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga lembaga tabungan non bank. Impor Pertumbuhan impor yang tinggi akan memperburuk neraca transaksi berjalan dan biasanya menimbulkan indikasi akan terjadinya krisis nilai tukar. Banyaknya peningkatan permintaan terhadap komoditas luar negeri (peningkatan impor) akan cenderung mendepresiasi nilai mata uang rupiah. Peningkatan impor ini akan cenderung meningkatkan peluang terjadinya krisis nilai tukar. Tingkat Suku Bunga SBI Menurut teori Keynes, tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Keputusan masyarakat mengenai bentuk komponen dari kekayaan mereka akan sangat menetukan tingginya tingkat bunga (Nopirin, 1996 : 90-92). SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah, dengan menjual SBI Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar. Cadangan Devisa Selain itu cadangan devisa yang cukup merupakan jaminan bagi tercapainya stabilitas moneter dan ekonomi makro suatu negara. Cadangan Devisa didefinisikan sebagai sejumlah dana valuta asing yang diadangkan bank sentral untuk keperluan pebiayaan dan kewajiban luar negeri negara bersangkutan, yang antara lain meliputi pembiayaan impor dan pembayaran lainnya kepada pihak asing (Tulus Tambunan, 2001:201). METODE PENELITIAN Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, karena menggunakan data kuantitatif dan mengaplikasikan teori yang ada. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari beberapa sumber, yaitu : Badan Pusat Statistik (BPS), SEKI Bank Indonesia, IFS (International Finance Statistics). Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara sistematis yang berbentuk data runtun waktu (time series), yaitu data kuartalan meliputi data dari kuartal pertama (Q1) tahun 2001 sampai dengan kuartal ke empat (Q4) tahun 2013. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dimana merupakan suatu bentuk analisis yang menggunakan data sekunder dan dikelompokkan secara runtun waktu (time series). Model penelitian ini adalah model ekonometrik dengan pendekatan 287

kointegritas dan model dinamis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dengan pendekatan ECM (Error Correction Model). Metode analisis dalam penelitian ini terdiri dari 5 tahapan yaitu, Uji Stasioneritas, Uji Asumsi Klasik, Uji Statistika, Uji Kointegrasi, dan ECM (Error Correction Model). Persamaan Error Correction Model (ECM), maka persamaan tersebut menjadi : DLKURS = β 0 + β 1 DLJUB + β 2 DSBI + β 3 DLIM + β 4 DLCD + β 5 LJUB t-1 + β 6 SBI t-1 + β 7 LIM t-1 + β 8 LCD t-1+ β 9 ECT HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Stasioneritas Uji Philip Perron merupakan uji yang dikembangkan oleh Philips dan Perron yang bertujuan untuk mengetahui stasioneritas data pada tingkat level. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Uji Philip Perron pada tingkat level didapatkan hasil bahwa seluruh data yang digunakan dalam penelitian belum stasioner pada tingkat level. Tabel 4.1 : Hasil Uji Akar Unit Philip Perron pada Tingkat Level Variabel Nilai Hitung Nilai Kritis 5% Kesimpulan LKURS -2.035239-2.919952 Tidak Stasioner LJUB 2.000170-2.919952 Tidak Stasioner LSBI -1.030308-2.919952 Tidak Stasioner LIM -0.816810-2.919952 Tidak Stasioner LCD 0.472216-2.919952 Tidak Stasioner Sumber : Data Sekunder, Diolah Uji Integrasi Uji derajat integrasi merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur pada tingkat diference ke beberapa data semua variabel sudah stasioner. Berdasarkan Tabel 4. Hasil Uji Derajat Integrasi Philip Perron pada Tingkat Difference Pertama hasilperhitungan diperoleh nilai Philip Perron hitung untuk semua variabel lebih besar dari nilai kritis mutlak Philip Perron 5% pada tingkat diferensiasi pertama (first difference). Variabel Nilai Hitung Nilai Kritis 5% Kesimpulan LKURS -7.322705-2.919952 Stasioner LJUB -12.29442-2.919952 Stasioner LSBI -4.102606-2.919952 Stasioner LIM -5.455525-2.919952 Stasioner LCD -4.952114-2.919952 Stasioner Sumber : Data Sekunder, Diolah 288

Uji Kointegrasi Uji kointegrasi merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah Tabel 4. Uji Kointegrasi Johansen terdapat keseimbangan dalam jangka panjang pada model yang telah dipilih dan dibentuk. Hypothesized No. of CE(s) Eigenvalue Trance Statistic 0,05 critical value probabilitas None * 0.616609 88.56798 69.81889 0.0008 At most 1 0.368415 40.63296 47.85613 0.2006 At most 2 0.221035 17.65684 29.79707 0.5915 At most 3 0.092972 5.167412 15.49471 0.7908 At most 4 0.005750 0.288321 3.841466 0.5913 Sumber : Data Sekunder, Diolah Estimasi Error Corection Model (ECM) Model ECM pertama kali diperkenalkan oleh Sargan dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Hendry dan akhirnya dipopulerkan oleh Eangle- Granger. Model ECM mempunyai beberapa Tabel 4. Hasil Estimasi Error Correction Model (ECM) kegunaan, namun kegunaan yang paling penting dalam ekonometrika adalah kegunaan dalam mengatasi masalah data time series yang sering tidak stasioner dan masalah regresi lancung (Widarjono, 2009:330). Coeffisient T-statistik R-squared F-statistik C 3.127532 3.285089 DJUB 0.347973 1.811531 DSBI -0.029413-2.056993 DIM -0.102967-1.727888 DCD -0.424820-4.401055 LJUB(-1) -0.265908-3.028781 SBI(-1) -0.511161-3.834891 LIM(-1) -0.312031-3.466237 LCD(-1) -0.566395-3.399388 ECT 0.409952 3.872264 Sumber : Data Sekunder, Diolah Berdasarkan tabel 4.4 diatas hasil dari estimasi Error Correction Model adalah sebagai berikut : DKURS = 3.127 + 0.348DJUB 0.029DSBI 0.103DIM 0.425DCD 0.266LJUB(-1) 0.511SBI(-1) 0.312LIM(- 1) 0.566CD(-1) + 0.409ECT Berdasarkan hasil estimasi Error Corection Model diperoleh nilai ECT (Error Corection Term) degan tanda positif dan 0.623455 7.542750 signifikan pada derajat α = 5%. Maka ECM yang digunakan sudah valid untuk digunakan, karena model koreksi kesalahan dinyatakan valid apabila nilai ECT yang diperoleh signifikan dan bertanda positif. Besarnya keseimbangan dan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika adalah 40.99%. Penyesuaian ini diperoleh dari nilai ECT sebesar 0.409. Sedangkan nilai T-statistiknya adalah 3.872 dengan 289

probabilitas 0.0004 sehingga signifikan pada derajat α = 5% dan berarti model ini dapat digunakan. Nilai koefisien ECT sebesar 0.409 mempunyai makna bahwa perbedaan nilai aktual nilai tukar dengan nilai keseimbangannya sebesar 0.409 akan terkoreksi setiap 4 kuartal. Pada perhitungan simulasi ECM maka diperoleh hubungan jangka panjang yang membuktikan bahwa model terkointegrasi yaitu: LKURS= 7.629 + 0.351LJUB - 0.247SBI + 0.239LIM 0.382LCD Uji Multikolinieritas Multikolinieritas merupakan suatu permasalahan klasik adanya hubungan linier diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Berdasarkan pada hasil pengujian dengan metode Klein, diperoleh sebagian koefisien determinasi (R 2 ) regresi auxiliary lebih besar dari R 2 regresi utama. Penelitian ini menggunakan Error Correction Model, kemudian data yang digunakan stasioner pada first difference sehingga masalah multikolinieritas dapat diabaikan. Uji Heteroskedastisitas Uji T-Statistik Tabel 4. Hasil Uji T-statistik Jangka Pendek Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa nilai Obs* R-squared atau (X 2 ) hitung adalah sebesar 13.09529 dan nilai probabilitas X 2 sebesar 0.1583 lebih besar dari α = 5% maka H 0 ditolak atau tidak terdapat masalah heteroskedastisitas dalam model. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi menggunakan metode LM diperlukan penentuan lag atau kelambanan. Lag yang dipakai dalam penelitian ini ditentukan dengan metode trial error perbandingan nilai absolut criteria akaike dan Schwarz, yaitu pada lag kedua sebesar -3.540824. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Obs* R-squared X 2 hitung sebesar 1.008105 dengan probabilitas 0.6041. Dari nilai tersebut menggambarkan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari pada α=5% maka H 0 ditolak dan H 1 di terima yaitu tidak terdapat autokorelasi dalam model. Uji Normalitas Hasil penelitian menunjukan bahwa probabilitas sebesar 0.147653 lebih besar dari derajat kepercayaan 5%, sehingga data yang digunakan berdistribusi normal. Variabel T hitung T - tabel Kesimpulan DJUB 1.811531 2.000 Tidak signifikan DSBI -2.056993 2.000 Signifikan DIM -1.727888 2.000 Tidak signifikan DCD -4.401055 2.000 Signifikan Tabel 4. Hasil Uji T-statistik Jangka Panjang Variabel T hitung T - tabel Kesimpulan JUB 4.002187 2.000 Signifikan SBI -2.302641 2.000 Signifikan IM 2.167219 2.000 Signifikan CD 2.290360 2.000 Signifikan Sumber : Data Penelitian, Diolah 290

Hasil analisis data dan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa penelitian dengan menggunakan Error Corection Model (ECM) ini sudah sah (valid). Hal ini bisa dilihat dari nilai koefisien ECM sebesar 0.409 dan bertanda positif sehingga model menghasilkan hasil yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Hasil dalam jangka pendek varabel Jumlah Uang Beredar (JUB) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dilihat dari nilai t- hitung sebesar 1.811 lebih kecil dari pada t-tabel sebesar 2.000 dengan probabilitas sebesar 0.0774 lebih besar dari α=5%. Hasil dalam jangka panjang jumlah uang beredar mempunyai pengaruh signifikan terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dilihat dari t-hitung sebesar 4.002 lebih besar dari t-tabel α = 5% 2.000. Kondisi ini sesuai dengan teori penawaran uang karena antara uang beredar dan nilai tukar mempunyai hubungan positif (searah), bahwa kenaikkan dalam penawaran uang domestik mengakibatkan mata uang domestik mengalami depresiasi. Hasil dalam jangka pendek bahwa variabel tingkat suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang dilihat dari nilai t- hitung sebesar -2.056993 lebih besar dari t-tabel α = 5% 2.000. Hasil dalam jangka panjang tingkat suku bunga SBI juga berpengaruh signifikan terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dilihat dari t-hitung sebesar 2.302641 lebih besar dari α = 5%. Tanda negatif ini sesuai dengan teori Keynesian yang menyebutkan, jika tingkat suku bunga suatu negara lebih tinggi daripada tingkat suku bunga negara lain (tingkat suku bunga internasional), maka mata uang negara tersebut akan mengalami apresiasi, dan sebaliknya, apabila tingkat suku bunga suatu negara lebih rendah daripada tingkat suku unga negara lain, maka mata uang negara tersebut akan mengalami depresiasi. Hasil dalam jangka pendek variabel impor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dilihat dari t-hitung sebesar - 1.727888 lebih kecil dari t-tabel α =5% 2.000. Hasil dalam jangka panjang impor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dilihat dari t-hitung sebesar 2.167219 lebih besar daripada t-tabel α = 5% sebesar 2.000. Hubungan ini sesuai dengan teori dimana pertumbuhan pasca impor yang berarti meningkatnya pembayaran kepada eksportir asing akan mengurangi pasokan valuta asing di dalam negeri, sehingga mendepresiasi nilai tukar. Hasil dalam jangka pendek variabel cadangan devisa berpengaruh signifikan terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dari nilai t-hitung sebesar - 4.401055 lebih besar dari t-tabel α = 5% 2.000. Hasil dalam jangka panjang bahwa variabel cadangan devisa berpengaruh signifikan terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika dari nilai t-hitung sebesar 2.290360 lebih besar dari t-tabel α = 5% 2.000. Kondisi ini sesuai dengan teori dimana antara cadangan devisa dan nilai tukar mempunyai hubungan negatif. Makin besar jumlah cadangan devisa yang dimiliki maka kepercayaan luar negeri atas kemampuan negara kita untuk mengatasi external shocks akan meningkat sehingga dapat menekan berspekulasi atas mata uang domestik sehingga nilai tukar akan menguat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini maka simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: 1. Dalam jangka pendek Jumlah Uang beredar tidak signifikan terhadap kurs rupiah/dolar Amerika. Dalam jangka panjang Jumlah Uang Beredar (M2) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai tukar rupiah/dolar Amerika. 2. Dalam jangka pendek dan jangka panjang tingkat suku bunga SBI mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah/dolar Amerika. 291

3. Dalam jangka pendek Impor tidak berpengaruh signifikan terhadap kurs rupiah/dolar Amerika. Dalam jangka panjang Impor mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai tukar rupiah/dolar Amerika. 4. Dalam jangka pendek dan jangka panjang cadangan devisa Indonesia mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah/dolar Amerika. 5. Jumlah Uang Beredar (M2), tingkat suku bunga SBI, Impor, dan Cadangan Devisa Indonesia secara bersama-sama mempunya pengaruh signifikan terhadap nilai tukar rupiah/dolar Amerika. SARAN 1. Kebijakan pengetatan moneter (Monetary Tight Policy) untuk mengurangi jumlah uang beredar harus didukung agar mampu menjaga kondisi inflasi agar stabil. Instrumen moneter seperti politik diskonto, operasi pasar terbuka, dan lain sebagainya untuk menyerap jumlah uang beredar sehingga mendorong nilai tukar rupiah yang stabil. 2. Pemerintah harus meningkatkan ekspor dengan peningkatan kualitas produk yang berstandar internasional sehingga mampu menekan adanya impor, sehingga jumlah impor yang berkurang dan mendorong apresiasi nilai tukar rupiah. 3. Pemerintah harus memperbaiki neraca pembayaran dengan menekan impor yang masuk ke Indonesia agar cadangan devisa yang ada tidak semakin menurun untuk pembayaran impor sehingga meningkatnya cadangan devisa yang diharapkan mampu menopang nilai tukar rupiah yang apresiasi. 4. Pemerintah mempertahankan kebijakan dalam pengendalian Jumlah Uang Beredar(M2), pengendalian tingkat suku bunga SBI, menekan jumlah impor, dan meningkatkan ekspor untuk mendorong peningkatan jumlah cadangan devisa sehingga akan mendorong stabilitas pada nilai tukar rupiah. DAFTAR PUSTAKA Agustin, Grisvia. 2009. Analisis Paritas Daya Beli Pada Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat Periode September 1997-Desember 2007 dengan menggunakan Metode Error Correction Model. Dalam JESP Vol. 1, No. 1 Malang : Universitas Negeri Malang. Badan Pusat Statistik.2013. www.bps.go.id/. (Diakses tanggal (Diakses Tanggal 22 Desember 2013). Bank Indonesia. 2013. SEKI. http://www.bi.go.id/. (Diakses Tanggal 28 Desember 2013). Boediono. 1994. Ekonomi Moneter. Yogyakarta. BPFE-UGM. Gujarati, D. 1978. Ekonometrika Dasar. Zain dan Sumarno [penerjemah]. Jakarta. Erlangga. Krugman, Paul R. dan Maurice Obstfelt.2000. Ekonomi Internasional. Edisi 5. Faisal H. Basri [penerjemah]. Jakarta. PT. INDEKS Kelompok GRAMEDIA. Nopirin, Ph.D. 1992. Ekonomi Moneter buku 1.Edisi 4. Yogyakarta. BPFE. Nopirin, Ph.D. 1999. Ekonomi Internasional. Yogyakarta. BPFE. Prasetyo, P. Eko. 2009. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta. Beta Offset. Samuelson, Paul dan Nordhus William. 2004. Ilmu Makroekonomi. Terjemahan Gretta dan Theresa. Jakarta: PT. Media Global Edukasi. Tambunan, Tulus. 2001. Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran:Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia. Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia. 292