Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan Sistem Kontrol Posisi Miniatur Plant Crane dengan Kontrol PID Menggunakan PLC

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM KONTROL POSISI BEBAN PADA MINIATURE PLANT CRANE DENGAN KONTROL PID MENGGUNAKAN PLC ABSTRAK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

Dosen Pembimbing : Hendro Nurhadi, Dipl. Ing. Ph.D. Oleh : Bagus AR

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

Sistem Redundant PLC (Studi Kasus Aplikasi Pengontrolan Plant Temperatur Air)

BAB 4 SIMULASI MODEL MATEMATIS CSTR BIODIESEL

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

BAB VII METODE OPTIMASI PROSES

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

PENGONTROL PID BERBASIS PENGONTROL MIKRO UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT BERODA. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik. Universitas Kristen Maranatha

Perancangan Sistem Kontrol PID Untuk Pengendali Sumbu Azimuth Turret Pada Turret-gun Kaliber 20mm

PENERAPAN FUZZY LOGIC CONTROLLER UNTUK MEMPERTAHANKAN KESETABILAN SISTEM AKIBAT PERUBAHAN DEADTIME PADA SISTEM KONTROL PROSES DENGAN DEADTIME

Perancangan dan Simulasi Autotuning PID Controller Menggunakan Metoda Relay Feedback pada PLC Modicon M340. Renzy Richie /

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO. Else Orlanda Merti Wijaya.

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

BAB III PERANCANGAN ALAT

Pengontrol PID pada Robot Beroda untuk Kontes Robot Cerdas Indonesia

Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

REALISASI SISTEM PENGENDALIAN PROSES SIRKULASI AIR PADA MINIATUR PLANT PENJERNIHAN AIR

Sistem Otomasi Pengisian Material Zat Cair Menggunakan RFID

Perancangan Kontroler PID pada Virtual Plant Pesawat Menggunakan PLC Melalui Antarmuka dspace

Makalah Seminar Tugas Akhir

IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH MENGGUNAKAN KENDALI PID BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.1 April 2017 Page 555

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Realisasi Plant Elevator Miniatur

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT)

IV. PERANCANGAN SISTEM

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc

REALISASI PROTOTIPE KURSI RODA LISTRIK DENGAN PENGONTROL PID

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

Sedangkan untuk hasil perhitungan dengan parameter tuning PID diperoleh :

DAFTAR ISI. SKRIPSI... ii

PERANCANGAN TRAINER PID ANALOG UNTUK MENGATUR KECEPATAN PUTARAN MOTOR DC

yang dihasilkan sensor LM35 karena sangat kecil. Rangkaian ini adalah tipe noninverting

Aplikasi Kendali PID Menggunakan Skema Gain Scheduling Untuk Pengendalian Suhu Cairan pada Plant Electric Water Heater

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN ATTEMPERATURE REHEAT SPRAY MENGGUNAKAN METODE ZIEGLER NICHOLS BERBASIS MATLAB SIMULINK DI PT. INDONESIA POWER UBP SURALAYA

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Letak CoM dan poros putar robot pada sumbu kartesian.

IMPLEMENTASI MICROKONTROLLER UNTUK SISTEM KENDALI KECEPATAN BRUSHLESS DC MOTOR MENGGUNAKAN ALGORITMA HYBRID PID FUZZY

Analisis Penalaan Kontroller PID pada Simulasi Kendali Kecepatan Putaran Motor DC

MAKALAH. Sistem Kendali. Implementasi Sistim Navigasi Wall Following. Mengguakan Kontrol PID. Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda

COMPARISON OF PID TUNING METHODS OF THE DC MOTOR SPEED CONTROL USING PROGRAMABLE LOGIC CONTROLER

PERANCANGAN SISTEM KENDALI SLIDING-PID UNTUK PENDULUM GANDA PADA KERETA BERGERAK

Analisa Kestabilan Sistem dalam Penelitian ini di lakukan dengan dua Metode Yaitu:

Perancangan SCADA pada Mini Plant Proses Pengendalian Level

Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy

TUNING KONTROL PID LINE FOLLOWER. Dari blok diagram diatas dapat q jelasin sebagai berikut

PERBAIKAN KARAKTERISTIK KONTROLLER TEMPERATUR PADA MODEL BOILER

Muhammad Riza A Pembimbing : Hendra Cordova ST, MT. NIP :

SIMULASI KONTROL PID UNTUK MENGATUR PUTARAN MOTOR AC

Realisasi Kontrol Hirarki Untuk Pengaturan Kecepatan Kursi Roda Elektrik Berdasarkan Subject Intension Menggunakan Bioelectrical Impedance

Sadra Prattama NRP Dosen Pembimbing: Dr. Bambang Lelono Widjiantoro, ST, MT NIP

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik adalah mesin listrik yang mengubah energi listrik ke energi

DAFTAR ISI. Lembar Persetujun Lembar Pernyataan Orsinilitas Abstrak Abstract Kata Pengantar Daftar Isi

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo,Surabaya

Analisis Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kontrol PID (Proportional Integral Derivative)

SISTEM BOILER DENGAN SIMULASI PEMODELAN PID

PEMODELAN SISTEM PENGENDALI PID DENGAN METODE CIANCONE BERBASIS MATLAB SIMULINK PADA SISTEM PRESSURE PROCESS RIG

PENGENDALIAN PROSES EVAPORASI PADA PABRIK UREA MENGGUNAKAN KENDALI JARINGAN SARAF TIRUAN

KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIF (PID) UNTUK MOTOR DC MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER

SISTEM KENDALI POSISI BERBASIS LEVITASI MAGNETIK

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011

MINIATUR ALAT PENGENDALI SUHU RUANG PENGOVENAN BODY MOBIL MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC DENGAN SISTEM CASCADE

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perancangan Perangkat Keras

Perancangan Sistem Pengendalian Level Pada Steam drum dengan Menggunakan Kontroller PID di PT Indonesia Power Ubp Sub Unit Perak-Grati

Perancangan dan Realisasi Blok Komunikasi Dial-Up PLC Modicon M340 untuk Pengamatan secara Real-Time Menggunakan HMI/SCADA

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancangan Prototipe Mesin Pemupuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

(Dimasyqi Zulkha, Ir. Ya umar MT., Ir Purwadi Agus Darwito, MSC)

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

YONI WIDHI PRIHANA DOSEN PEMBIMBING Dr.Muhammad Rivai, ST, MT. Ir. Siti Halimah Baki, MT.

JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

ABSTRAK dan EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB II LANDASAN TEORI

Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya

DESAIN PENGONTROL MULTI INPUT MULTI OUTPUT LINEAR QUADRATIK PADA KOLOM DISTILASI

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

MINIATUR PENGENDALI TEKANAN LIQUID

PENGATURAN POSISI MOTOR SERVO DC DENGAN METODE P, PI, DAN PID

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC

BAB III PERANCANGAN ALAT

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PENDULUM TERBALIK MENGGUNAKAN PENGONTROL MIKRO AVR ATMEGA 16 ABSTRAK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PERANCANGAN SISTEM KENDALI BOILER MENGGUNAKAN ALGORITMA PID PADA PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) OMRON

Transkripsi:

Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane E. Merry Sartika 1), Hardi Sumali 2) Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Maranatha Jl. Suria Sumantri 65 Bandung, 022-2012186 ext 1239 e-mail: erwanimerry@gmail.com, hardi.sumali@gmail.com Abstrak Crane merupakan alat bantu mekanis untuk memindahkan benda dari suatu titik ke titik lainnya. Pengendalian crane masih banyak dilakukan oleh manusia, sehingga keahlian operator sangat berperan dalam pengendalian sebuah crane. Pada penelitian ini, dilakukan pengontrolan PID menggunakan PLC pada sebuah miniatur tower crane agar dapat memindahkan benda dari satu titik ke titik yang diinginkan dengan ayunan dan waktu seminimal. Metoda tuning Ziegler Nichols digunakan sebagai tuning awal untuk mendapatkan acuan nilai parameter, dilanjutkan dengan metoda tuning Trial and Error untuk mendapat nilai paramater PID yang lebih baik. Berdasarkan hasil percobaan, pengontrolan miniatur plant crane pada sumbu horizontal lebih cocok menggunakan pengontrol PD dengan nilai parameter Kp = 25 dan Td = 0,2, sedangkan pada sumbu vertikal lebih cocok menggunakan pengontrol P dengan nilai parameter Kp = 0,1. Pengendalian posisi beban dengan menggunakan cara direct menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan cara step by step. Kata kunci: Crane, PID, PLC, SCADA 1. Pendahuluan Crane merupakan alat bantu mekanis untuk memindahkan benda dari suatu titik ke titik lainnya. Crane bekerja dengan menggunakan tali sebagai pemindah benda, oleh sebab itu, kemungkinan terjadi ayunan pada benda yang diangkat oleh crane sangat besar. Pengontrol PID banyak digunakan di industri karena mudah diimplementasikan. Selain itu untuk menentukan nilai parameter PID tidak dibutuhkan model dari plant yang akan dikontrol. Pada penelitian ini, dilakukan pengontrolan PID menggunakan PLC pada sebuah miniatur tower crane agar dapat memindahkan benda dari satu titik ke titik yang diinginkan dengan ayunan seminimal mungkin dan waktu yang relatif singkat. 2. Metode Penelitian Pada penelitian ini akan dibahas tentang metoda penelitian dari sistem yang dibuat, yaitu berupa perancangan dari Miniatur Plant Crane, Sistem kontrol, dan Penalaan PID di sumbu horisontal maupun sumbu vertikal 2.1. Miniatur Plant Crane Jenis crane yang digunakan adalah tower crane. Struktur crane menyerupai huruf T. Tower crane dapat digerakkan pada porosnya (rotasi). Dimensi terlihat dari samping ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2, sedangkan realisasinya ditunjukkan pada Gambar 3. Dimensi keseluruhan minatur plant crane memiliki tinggi 300 cm, panjang 304 cm, lebar 200 cm. Bahan yang digunakan untuk rangka tower crane ini adalah besi, memiliki empat buah kaki penopang sebagai fondasi dan dua tali baja sebagai penahan jib dan counter jib [1]. 30

Gambar 1. Tampak samping Gambar 2. Tampak depan Gambar 3. Plant miniatur tower crane 2.2. Sistem Kontrol Miniatur Plant Crane Blok sistem kontrol miniatur Plant Crane ditunjukkan pada Gambar 4. posisi adalah set point dari posisi yang diinginkan, posisi crane dibaca terus menerus oleh sensor untuk dibandingkan dengan target posisi, sehingga error dapat dibaca oleh pengontrol PID yang diolah dalam controller PLC [2] yang kemudian akan mengeluarkan sinyal kontrol untuk mengatur inverter agar menggerakkan putaran motor pada crane agar bergerak menuju target posisi yang diinginkan. Posisi + Kontroller Plant Crane Posisi Akhir - Sensor Gambar 4. Blok sistem kontrol miniatur Plant Crane START >Posisi <Posisi Maju Mundur START =Posisi Limit Switch 1 ON Y <Posisi >Posisi >Posisi <Posisi >Posisi <Posisi Mundur Maju Motor Turun Motor Naik Limit Switch 1 ON =Posisi =Posisi Limit Switch 2 ON Motor Turun Motor Naik Motor =Posisi Limit Switch 2 ON Motor dan mati Gambar 5. Diagram alir cara step-by-step END END Gambar 6. Diagram alir cara direct 31

Pengontrolan untuk mencapai set point (posisi) dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah cara step-by-step yaitu dengan menggerakkan aktuator pada sumbu horizontal terlebih dahulu. Setelah set point untuk sumbu horizontal tercapai, dilanjutkan dengan menggerakkan aktuator sumbu vertikal. Diagram alir cara step-by-step ditunjukkan pada Gambar 5. Cara kedua adalah cara direct yaitu dengan menggerakkan aktuator pada kedua sumbu secara bersamaan. Diagram alir cara direct ditunjukkan pada Gambar 6 [1]. Pada perancangan sistem kontrol miniatur Plant Crane, diterapkan pengontrol PID untuk mengontrol pergerakan beban sehingga mencapai posisi yang diinginkan. Nilai parameter PID dapat ditentukan dengan berbagai metoda, namun pada penelitian ini dipilih metoda tuning Ziegler Nichols sebagai tuning awal, dilanjutkan dengan metoda tuning Trial and Error untuk menala nilai paramater PID yang terbaik. 2.3. Penalaan Pengontrol PID Pada Plant Crane Karena terdapat dua pergerakan yaitu pergerakan pada sumbu horizontal dan pada sumbu vertikal, maka perlu dilakukan penalaan parameter PID untuk kedua pergerakan tersebut. 2.3.1. Penalaan PID Sumbu Horisontal Keluaran plant miniatur crane bila diberi input step ditunjukkan Gambar 7. Dari Gambar 7 dapat disimpulkan keluaran plant berupa integrator [3] sehingga dipilih teori Ziegler Nichols untuk mencari nilai parameter. Karena plant sudah bersifat integrator maka peran pengontrol integral pada PID tidak diperlukan. Gambar 7. Keluaran plant miniatur crane bila diberi input step Metode Ziegler Nichols untuk penalaan parameter pada sistem yang memiliki respon step openloop berupa integrator dengan time-delay ditunjukkan pada persamaan (1). Maka dapat ditentukan k = 1/14 dan θ = 1. Sedangkan untuk mencari nilai parameter PID, dapat digunakan Tabel 1 [4]. Table 1. Penalaan Ziegler Nichols Metoda Open Loop (1) Melalui penalaan Ziegler Nichols metoda open loop, nilai parameter dari Kc, Ti, dan Td dapat dihitung sebagai nilai awal pengontrol PID. Agar hasilnya lebih baik maka nilai penalaan ditala kembali menggunakan metode trial and error [5]. Dari Tabel 1 dan dengan nilai k = 1/14 dan dan θ = 1, maka didapatkan nilai Kc awal sebesar 14. Respon closed loop untuk nilai Kc = 14 memiliki respon transien sebagai berikut yaitu: delay time 18 detik, rise time 35 detik, peak time 35 detik, maximum overshoot 1,25%, settling time 33 detik. Nilai Kc = 14 dirasa kurang baik, sehingga melalui metoda trial and error dipilih nilai Kc = 25. Respon closed loop untuk panjang tali beban pada sumbu vertikal sebesar 500 mm dan nilai Kc = 25 ditunjukkan Gambar 8 dan Gambar 9. Set point horisontal diubah sebanyak 2 kali, yaitu pada 80 cm dan 160 cm. 32

Gambar 8. Grafik ayunan horisontal (Kc = 25) Gambar 9. Grafik posisi Horisontal (Kc = 25) Gambar 8 menunjukkan ayunan dari beban, sedangkan Gambar 9 menunjukkan: untuk set point pertama, delay time 7 detik, rise time 15 detik, peak time 15 detik, maximum overshoot 5%, settling time 13 detik; sedangkan untuk set point kedua, delay time 7 detik, rise time 13 detik, peak time 13 detik, maximum overshoot 2,5%, settling time 13 detik. Pada penelitian ini, jika plant diberikan aksi kontrol integral menyebabkan sistem menjadi tidak stabil, sehingga hanya ditambahkan aksi kontrol derivatif. Maka untuk sumbu horisontal nilai parameter PID yang digunakan adalah Kc = 25 dan Td = 0,2. Respon closed loop untuk panjang tali beban pada sumbu vertikal sebesar 500 mm dan nilai Kc = 25 dan Td = 0.2 ditunjukkan Gambar 10 dan Gambar 11. Set point horisontal diubah sebanyak 1 kali, yaitu pada 160 cm. Gambar 10 Grafik ayunan horisontal (Kc=25 &Td=0,2) Gambar 11 Grafik posisi vertikal (Kc=25 & Td=0,2) Hasil pengamatan lainnya menunjukkan bahwa panjang tali pada sumbu vertikal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kestabilan sistem secara keseluruhan. 2.3.2. Penalaan PID Sumbu Dari Gambar 12 dapat disimpulkan keluaran plant berupa integrator sehingga dipilih teori Ziegler Nichols untuk mencari nlai parameter. Karena plant sudah bersifat integrator maka peran pengontrol integral pada PID tidak diperlukan. Dengan menggunakan teori Ziegler Nichols dapat ditentukan k= 1/7 dan θ = 0. Gambar 12 Grafik pembacaan posisi beban respon step open loop vertikal Dari Tabel 1 dan dengan nilai k = 1/7 dan dan θ = 0, maka nilai Kc awal tidak dapat ditentukan. Berdasarkan pengamatan dari Gambar 12, respon sistem terlihat sangat cepat sehingga dapat mengakibatkan osilasi. Maka dipilih nilai awal Kc = 0,1 agar sistem mengalami peredaman. Respon closed loop untuk set point 1000 mm dan nilai Kc = 0,1 ditunjukkan Gambar 13, dan Gambar 14. 33

Gambar 13 Grafik ayunan vertikal (Kc = 0,1) Gambar 14 Grafik posisi vertikal (Kc = 0,1) Dari Gambar 13 terlihat ayunan dari beban. Dari hasil data pengamatan pada Gambar 14, delay time 4 detik, rise time 8 detik, peak time 8 detik, maximum overshoot 0,4%, settling time 7 detik. Setelah mendapatkan nilai Kc, maka ditambahkan nilai Ti dan Td. Pada penelitian ini, jika plant diberikan aksi kontrol Integral menyebabkan sistem menjadi tidak stabil, sehingga hanya ditambahkan aksi kontrol derivatif. Respon closed loop untuk set point 1000 mm dengan nilai Kc = 0,1 dan Td = 0,1 ditunjukkan Gambar 15, dan Gambar 16. Gambar 15 Grafik ayunan vertikal (K=0,1&Td=0,1) Gambar 16 Grafik posisi vertikal (Kc=0,1 & Td=0,1) Dari Gambar 15 terlihat ayunan dari beban. Dari hasil data pengamatan pada Gambar 16, delay time 4 detik, rise time 8 detik, settling time 7 detik. Hasilnya tidak jauh berbeda bila diberi pengontrol proporsional saja, namun dari ayunan bebannya tampak bahwa penambahan nilai Td = 0,1 memiliki performansi yang paling baik [6]. 3. Hasil dan Pembahasan Bagian ini membahas mengenai kinerja miniatur tower crane berdasarkan hasil perancangan miniatur tower crane. Setelah nilai parameter didapat, maka diterapkan pengendalian cara step-by-step dan direct. Cara step-by-step adalah dengan menggerakkan beban pada sumbu horisontal terlebih dahulu, baru kemudian sumbu vertikal. Cara direct adalah menggerakkan beban pada kedua sumbu secara bersamaan. Koordinat posisi diberikan dalam bentuk (x,y) dengan x adalah set point beban pada sumbu horisontal dalam cm dan y adalah set point beban pada sumbu vertikal dalam mm. Nilai parameter yang digunakan untuk sumbu horisontal adalah Kp = 25 dan Td = 0,2. Nilai parameter yang digunakan untuk sumbu vertikal adalah Kp = 0,1 dan Td = 0,1. 3.1 Pengontrolan step-by-step Respon step closed loop untuk set point dengan koordinat (160,1000) menggunakan pengontrolan step-by-step ditunjukkan Gambar 17, Gambar 18, Gambar 19, dan Gambar 20. Gambar 17 Grafik ayunan beban step-by-step Gambar 18 Grafik posisi step-by-step 34

Gambar 19 Grafik posisi horisontal step-by-step Gambar 20 Grafik posisi vertikal step-by-step 3.2. Pengontrolan direct Respon step closed loop untuk set point dengan koordinat (160, 1000) menggunakan pengontrolan direct ditunjukkan Gambar 21, Gambar 22, Gambar 23, dan Gambar 24. Gambar 21 Grafik ayunan cara direct Gambar 22 Grafik posisi cara direct Gambar 23 Grafik posisi horisontal direct Gambar 24 Grafik posisi vertikal direct Dari data pengamatan yang telah diambil, dapat disimpulkan pengendalian beban cara direct memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pengendalian beban cara step-by-step. Beban pada pengendalian beban cara direct memiliki waktu ayun yang lebih sedikit. Selain itu, pengendalian beban cara direct memiliki waktu yang lebih singkat dalam mencapai koordinat yang diinginkan. Dari grafik pembacaan posisi pada sumbu horisontal mudah terganggu oleh getaran terutama pada cara step-by-step. Hal ini terlihat pada saat motor horisontal mati dan motor vertikal aktif. Getaran yang dihasilkan motor vertikal saat aktif mempengaruhi pembacaan posisi pada sumbu horisontal 4. Simpulan Pengontrolan beban miniature plant crane pada sumbu horizontal berdasarkan hasil pengamatan lebih tepat menggunakan pengontrol PD dengan nilai parameter Kp = 25 dan Td = 0,2, sedangkan pada sumbu vertikal dengan nilai parameter Kp = 0,1 dan Td = 0,1. Pengontrolan beban cara step-by-step dan direct dapat diaplikasikan pada miniatur plant crane. Pengontrolan dengan cara direct lebih baik dibanding dengan cara step-by-step. Pengontrolan dengan cara direct memiliki waktu yang lebih singkat untuk mencapai set point yang diinginkan pada kedua sumbunya serta memiliki ayunan beban yang lebih sedikit. Daftar Pustaka [1] Hardi. Tugas Akhir Perancangan dan Realisasi Sistem Kontrol Posisi Beban pada Miniatur Plant Crane dengan Kontrol PID menggunakan PLC. Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen Maranatha, Bandung. 2013. [2] PLC TC. Modul Pelatihan Basic dan Advanced Programmable Logic Controller. Bandung. Universitas Kristen Maranatha. 2012. [3] Chapra, Canale. Numerical Methods for Engineers. Singapore. McGraw-Hill. 1989. [4] Bequette, B. W. Process Control: Modeling, Design, and Simulation. New Jersey: Prentice Hall PTR. 2002. [5] Ogata, K. Modern Control Engineering. New Jersey: Prentice-Hall, 1997. [6] Sartika, E. EEJ, Vol 5, no 1, Oktober 2014. 35