IPTEKS BAGI MASYARAKAT KLASTER INDUSTRI KERAJINAN KIPAS DARI BAHAN BAMBU DI KLATEN

dokumen-dokumen yang mirip
IbM KLASTER INDUSTRI KERAJINAN BATHOK KELAPA DI KLATEN

IbM KLASTER INDUSTRI KECIL KERAJINAN SEROK DARI BAHAN KAYU DI MAGELANG

IPTEKS BAGI MASYARAKAT INDUSTRI PERAJIN JENANG DARI BAHAN SANTAN KELAPA

IbPE LUKISAN KERAJINAN CORAN ALUMINIUM DI JUWANA PATI JAWA TENGAH

PENINGKATAN USAHA KLASTER INDUSTRI KECIL KERAJINAN SEROK DARI BAHAN KAYU DI MAGELANG

ANALISIS HASIL PEMOTONGAN PRESS TOOL PEMOTONG STRIP PLAT PADA MESIN TEKUK HIDROLIK PROMECAM DI LABORATORIUM PEMESINAN

RANCANG BANGUN PRESS TOOL SISTEM COMPOUND UNTUK MEMBUAT CYLINDER HEAD GASKET SEPEDA MOTOR RX KING

IbM KERAJINAN SANGKAR BURUNG DI KELURAHAN REJOMULYO KOTA MADIUN

KERAJINAN BERBAHAN LIMBAH KAYU (DRIFTWOOD) DAN EVALUASI TATA LETAK FASILITAS KERJA

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES PUTER DENGAN PENGADUK DAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

PENINGKATAN EFISIENSI INDUSTRI KECIL POLA PENGECORAN LOGAM CEPER

PERENCANAAN MESIN PELUBANG PLAT ALUMUNIUM. Oleh : Siswanto ABSTRACT. Pelubang machine is a very important equipment in the electronics shop and other

RANCANG BANGUN MESIN PENCETAK PAVING BLOCK DENGAN SISTEM VIBRATOR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK UKM

BAB I PENDAHULUAN. Pendampingan Kerajinan Bambu 1

PENGARUH BEAD TERHADAP CACAT MATERIAL SPCEN SD DALAM PROSES TRY-OUT OUTER PILLAR B - LH PADA PROTOTYPE MPV CARNESIA

RANCANG BANGUN ALAT MESIN PEMBELAH BAMBU BAGIAN SISTEM TRANSMISI PROYEK AKHIR

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii

Prosiding SNaPP2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

RANCANG (BAGIAN. commit to user. Diajukan. Ahli Madya

IbM PENGRAJIN BATIK SEKARWANGI DAN BATIK SURYA KENDAL

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

ALAT PENGADUK ADONAN WINGKO BABAT KAPASITAS 100 KG UNTUK USAHA PEMBUATAN WINGKO BABAT DI KOTA SEMARANG

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

PENERAPAN TEKNOLOGI IRAT BAMBU DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KIPAS PADA MASYARAKAT PENGRAJIN JIPANGAN BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL

ANALISIS LAY OUT USAHA HANDYCRAFT BERBAHAN BESI

Rancang Bangun Alat Pemotong Bulu Ayam Untuk Mendukung Pembuatan Produk Shuttle Cock Daerah Pengrajin Serengan Kota Surakarta

METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA

PROSES PRODUKSI MESIN PEMOTONG KERUPUK RAMBAK KULIT

LAPORAN KEMAJUAN. I b PE KERAJINAN HANDICRAFT DAN TOYS DI KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN DAN KLATEN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai penerapan target costing dalam

PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PRODUK MELALUI PERBAIKAN TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI PADA USAHA KERAJINAN BATU PUTIH GUNUNGKIDUL

PELATIHAN DESAIN MODEL TEROMPAH (PACCAK) DESA SUMBEREJO BANYUPUTIH SITUBONDO

PERANCANGAN ALAT INJEKSI PLASTIK UNTUK GAGANG PISAU PADA UKM PENGRAJIN PISAU DI DESA HADIPOLO KUDUS

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

REKAYASA MESIN UNTUK INDUSTRI KECIL PAKAN TERNAK UNGGAS DI KLATEN

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober IbM KELOMPOK PRODUSEN SANGKAR BURUNG DESA BANDENGAN, KECAMATAN JEPARA, KABUPATEN JEPARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PROGRESSIVE DIES UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PRODUK PENGUNCI SABUK. Bambang Setyono, Mrihrenaningtyas Dosen Jurusan Teknik Mesin - ITATS ABSTRAK

PEMBUATAN MESIN PENYAYAT KULIT HASIL SAMAKAN UNTUK BAHAN BAKU SEPATU *

COST ACCOUNTING (Akuntansi Biaya) Metode Harga Pokok Pesanan

PENGOLAHAN JAJAN BEGINA DAN ULI DENGAN MENGGUNAKAN MESIN VACUUM FRYER BAGI PEMBUAT JAJAN BEGINA & ULI

Modul I Siklus Pendapatan

IbM PENGRAJIN PRODUK ASESORI RUMAH TANGGA BERKAH JAYA DAN WARNI COLLECTION TEMANGGUNG

PENERAPAN SISTEM PENCATATAN DAN METODE PENILAIAN PERSEDIAAN (Pada UKM Deden Batik dan Nanda Batik Tasikmalaya) R. Ait Novatiani

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG MERAH DENGAN SISTEM SENSOR INFRARED PROXIMITY DETECTOR (PERHITUNGAN WAKTU PERMESINAN DAN BIAYA PRODUKSI)

TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT PEMOTONG KERUPUK RAMBAK SISTEM DOBEL PISAU DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH FIBER DI UKM KERUPUK RAMBAK

RANCANG BANGUN MESIN PENEPUNG SINGKONG

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN LOGAM TERHADAP KEKERASAN PADA BAHAN ALUMINIUM BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. pesat, hampir di semua sektor industri maupun sektor lainnya. sudah mengadopsi sistem permesinan. Dunia industri yang terpacu

KERAJINAN LIMBAH DRUM BEKAS DAN PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI

PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA BERUPA MESIN PENCACAH PAKAN TERNAK KAMBING DI DESA SEPANG KABUPATEN BULELENG

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS BAWANG MERAH DENGAN SISTEM SENSOR INFRARED PROXIMITY DETECTOR (PROSES PEMBUATAN)

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

BAB I PENDAHULUAN. bentuk suatu benda kerja dengan menggunakan sepasang alat. perencanaan peralatan, diameter yang akan dipotong, material alat

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRAT (PENIPIS) BAMBU KAPASITAS 65 METER/MENIT LAPORAN TUGAS AKHIR

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

RANCANG BANGUN SIMULASI CUTTING AND HOLDING PADA LENGAN EXAVATOR ( PROSES PEMBUATAN ) LAPORAN AKHIR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEMBERDAYAAN UKM KERAJINAN SENI UKIR BATU PADAS DUSUN SILAKARANG BALI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat dan Keterangan Perusahaan. PT. PT. Intan Nasional Iron Industri merupakan sebuah perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tata ruang kantor atau biasa disebut juga Layout adalah salah satu

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1. Pendahuluan. Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung

BAB XIII MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI. PAB -Manajemen Operasi dan Persediaan. M.Judi Mukzam

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia, Badan Pusat Statistik, Jakarta.

PROTOTIPE MESIN PENGATUR PERAPIAN PADA INDUSTRI KERAJINAN DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH GELAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI

EFFECT OF CUTING SPEED USING MATERIAL HSS TOOL AND CARBIDE TOOL FOR LATHE PRICESS OF MATERIAL AISI 1010 FOR QUALITY LATHE TOOL WEAR

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

IbM KELOMPOK PENGRAJIN SULAM PITA DESA CEPIRING DAN DESA KUMPULREJO KENDAL

Program Studi Teknik Mesin S1

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

PERAJANG MEKANIK KRIPIK

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) WORKSHOP DESAIN IKM BATU MULIA DI JAWA TENGAH

PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK USAHA MAKANAN TRADISIONAL DI DUKUH GEDONGAN LOR, BONDOWOSO, KECAMATAN MERTOYUDAN, KABUPATEN MAGELANG

Gambar 4.19 Sket Benda Kerja 10

IbM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) SULAM PITA DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Ipteks Bagi Masyarakat Klaster Industri Kerajinan Kipas Dari Bahan Bambu di Klaten Abstrak IPTEKS BAGI MASYARAKAT KLASTER INDUSTRI KERAJINAN KIPAS DARI BAHAN BAMBU DI KLATEN Sri Harmanto 1), Aryo Satito 1), Moch. Abdul Kodir 2) 1) Staf pengajar jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang 2) Staf pengajar jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275 Klaster industri kecil kerajinan kipas dari bahan bambu di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten ini merupakan kategori industri kecil atau industri rumah tangga. Jumlah UKM di wilayah ini cukup banyak, yaitu 30 perajin. Pemasaran produk meliputi kota-kota besar seperti Solo, Semarang, Yogyakarta, dan Bali. Proses produksi pembuatan bilah bambu masih menggunakan peralatan tradisional sehingga menyebabkan kualitas dan kuantitasnya rendah. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat Program IbM ini adalah un tuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kipas dari bahan bambu dengan cara pembuatan peralatan dan permesinan yang dipergunakan untuk pengerjaan bilah bambu. Selain itu untuk meningkatkan kinerja karyawan dengan melakukan pelatihan manajemen. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat Program IbM ini adalah pertemuan, pelatihan, dan pendampingan. Hasil-hasil yang dicapai dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat Program IbM ini adalah adanya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kipas dari bahan bambu dan peningkatan di bidang kinerja karyawan dengan terciptanya suasana kerja yang lebih nyaman dan keterbukaan masalah laporan keuangan. Kata kunci : ipteks, kerajinan kipas, bahan bambu A. PENDAHULUAN Klaster industri kecil kerajinan kipas dari bahan bambu di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten ini merupakan kategori industri kecil atau industri rumah tangga. Jumlah UKM di wilayah ini cukup banyak, yaitu 30 perajin. Pemasaran produk meliputi kotakota besar seperti Solo, Semarang, Yogyakarta, dan Bali. UKM AISYAH PRODUCTION, menerima pesanan souvenir untuk pernikahan yang berupa : undangan, dompet, dan kipas dari bambu. Dengan menempati ruangan ukuran 4 m x 6 m, UKM ini mempunyai karyawan 8 orang. Bila order sangat banyak, maka memerlukan tenaga pocokan sekitar 12 orang. Adapun UKM PENDOWO mengkhususkan memproduksi kerajinan bambu dengan produk seperti : kap lampu, penjepit wayang kulit, tas, dan kipas. Ruang kerja ukuran 5 m x 7 m dapat menampung karyawan hingga 20 orang. Produksi kerajinan kipas dari bahan bambu di desa Keprabon ini pada umumnya hanya berdasarkan pesanan, sehingga mengalami pasang surut baik jumlah perajin maupun kapasitasnya. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan pasar dan harga bahan baku. Harga bahan baku yang terus meningkat menyebabkan terhambatnyan proses produksi para perajin. Perajin tidak dapat secara langsung menghentikan produksinya, karena membuat kerajinan kipas bahan bambu adalah penghasilan yang utama. Diagram alir pengerjaan kipas dari bahan bambu dapat dilihat seperti pada Gambar 1 di bawah ini. Sri Harmanto, Aryo Satito, Moch. Abdul Kodir 1

DIANMAS, Volume 3, Nomor 1, April 2014 Mulai Pemotongan bilah bambu Pembelahan bilah bambu Pembentukan bilah bambu Pengeboran bilah bambu Pengikatan/pengelingan bilah bambu Pemotongan kain kipas Pengeleman kain kipas Produk kipas bambu Selesai Gambar 1. Diagram alir proses pembuatan kipas Gambar 2. Kipas dengan bilah bambu Gambar 3. Bilah bambu 2 Sri Harmanto, Aryo Satito, Moch. Abdul Kodir

Ipteks Bagi Masyarakat Klaster Industri Kerajinan Kipas Dari Bahan Bambu di Klaten B. SUMBER INSPIRASI Kapasitas produksi rata-rata setiap bulan adalah 10.000 buah (untuk 2 UKM), dengan harga jual rata-rata Rp.1.500,- per buah. Hal ini belum sesuai dengan jumlah permintaan ratarata setiap bulan adalah 18.000 buah. Sehingga untuk mencukupi jumlah pesanan yang mendesak diperlukan tambahan karyawan (pocokan) dan dengan upah dihitung lembur. Kondisi yang terjadi berulang-ulang ini menyebabkan ongkos/biaya produksi menjadi lebih mahal, sehingga keuntungan menurun. Proses produksi yang masih menggunakan peralatan konvensional memerlukan waktu lama dan kualitas/mutu yang rendah, sehingga menyebabkan harga jual lebih murah. Penataan ruang kerja yang sembarangan (semrawut) menyebabkan suasana kerja yang kurang nyaman, kurang sehat, dan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Hal ini juga dapat mempengaruhi semangat kerja yang berakibat pada penurunan jumlah produksi. Manajemen keuangan yang diterapkan berdasarkan kekeluargaan juga kurang baik pada saat pelaporan keuangan. Pembelian bahan, pembayaran ongkos kerja, biaya listrik, pajak, pemasukan uang, dan lain-lain, tidak tercatat sesuai ketentuan yang sebenarnya. Dengan adanya permasalah-permasalah tersebut di atas diperlukan suatu solusi atau strategi untuk mencegah atau mengurangi kerugian-kerugian yang terjadi dan meningkatkan efisiensi proses produk melalui upaya-upaya: penggunaan alat-alat bantu untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi, penataan layout atau denah lokasi kerja yang lebih baik, dan penangan manajemen keuangan yang benar. C. METODE Metode Pendekatan Yang Ditawarkan Untuk Mendukung Realisasi Program IbM adalah : 1. Deskripsi Kegiatan Kegiatan Penerapan IPTEKS dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahapan yang merupakan satu kesatuan rangkaian kegiatan, yakni: a. Tahap 1 : Kegiatan Pendahuluan (Introduction) b. Tahap 2 : Kegiatan Penilaian (Assesment) c. Tahap 3 : Pelaksanaan (Implementasi) 2. Tahapan Kegiatan Kegiatan yang akan dilaksanakan Selama proses kegiatan kegiatan utama yakni: workshop, pendampingan, dan technical meeting 3. Proses kegiatan yang akan dilaksanakan Pada umumnya sistem kerja yang terdapat di UKM kipas dari bahan bambu adalah majikanpekerja yang langsung memasarkan produknya ke pasar dan juga ikut langsung dalam kegiatan produksi. Oleh karena itulah jadual kegiatan pendampingan maupun workshop yang harus dihadiri perajin disesuaikan dengan kegiatan UKM. Sri Harmanto, Aryo Satito, Moch. Abdul Kodir 3

DIANMAS, Volume 3, Nomor 1, April 2014 D. KARYA UTAMA 1. Pemecahan Masalah Produksi Proses pengerjaan bilah bambu diawali pemotongan bambu dengan menggunakan gergaji. Hal ini menyebabkan ukuran panjang bilah bambu tidak sama. Gambar 4. Pembelahan bilah bambu Gambar 5. Pembentukan bilah bambu Pembelahan bilah bambu dengan menggunakan pisau besar seperti pada Gambar 4 ini menyebabkan : - Tebal bilah bambu tidak sama - Permukaan bilah bambu sangat kasar - Bilah bambu mudah patah - Waktu proses pengerjaan lama Pembentukan bilah bambu menggunakan pisau besar seperti pada Gambar 5 ini menyebabkan : - Bentuk bilah bambu tidak seragam - Hasil potongan sangat kasar - Waktu proses pengerjaan lama Pembelahan bilah bamboo dengan pisau: - Ketebalan tidak sama - Proses lama Pembentukan bilah bambu dengan pisau : - Bentuk dan ukuran tidak seragam - Proses lama Penghalusan permukaan bilah bambu dengan kertas amplas : - Permukaan kurang halus - Ketebalan tidak sama - Proses lama Produk bilah bambu : - Bentuk tidak seragam - Ukuran tidak sama - Permukaan kurang halus Gambar 6. Diagram alir proses pengerjaan bilah bambu sebelum Program IbM 4 Sri Harmanto, Aryo Satito, Moch. Abdul Kodir

Ipteks Bagi Masyarakat Klaster Industri Kerajinan Kipas Dari Bahan Bambu di Klaten Proses-proses pengerjaan bilah bambu dengan menggunakan peralatan/pemesinan hasilhasil dari Program IbM dapat dilihat seperti pada gambar-gambar di bawah ini. Pembelahan bilah bambu dengan alat pembelah bambu : - Ketebalan sama - Proses cepat Pembentukan bilah bambu dengan Punching Tools : - Bentuk dan ukuran seragam - Proses cepat Penghalusan permukaan bilah bambu dengan mesin gerinda : - Permukaan halus - Ketebalan sama - Proses cepat Produk bilah bambu : - Bentuk seragam - Ukuran sama - Permukaan halus Gambar 7. Diagram alir proses pengerjaan bilah bambu setelah program IbM Gambar 8. Pembuatan bilah bambu Gambar 9. Hasil pembelahan bambu Gambar 10. Pembentukan bilah bambu Gambar 11. Bilah bambu hasil pembentukan (1 x 12 x 190 mm) Sri Harmanto, Aryo Satito, Moch. Abdul Kodir 5

DIANMAS, Volume 3, Nomor 1, April 2014 Gambar 12. Penggerindaan bilah bambu Gambar 13. Bilah bambu hasil Penggerindaan (1 x 12 x 190 mm) 2. Pemecahan Masalah Manajemen Pengembangan masalah manajemen yang akan diterapkan pada IKM kerajinan kipas dari bahan bambu adalah : - Penataan lay-out atau denah lokasi kerja yang semula sembarangan (semrawut) sehingga dapat menurunkan kualitas kerja, yang berdampak pada penurunan kapasitas dan mutu hasil produk dengan cara memilah-milah tempat bahan baku, proses produksi, bahan jadi/pengepakan, dan gudang. Penataan lay-out dapat dilihat pada Gambar 14 di bawah ini. 6 m Proses Produksi 4 m Gudang Bahan Jadi Bahan Baku Gambar 14. Penataan lay-out IKM kipas dari bahan bambu - Manajemen keuangan yang diterapkan untuk pembelian bahan baku, pengeluaran untuk upah, listrik pajak, dan lain-lain, pemasukan uang hasil penjualan produk, dan sebagainya dengan cara mencatat semua aktivitas yang berkaitan dengan keuangan di dalam BUKU KAS HARIAN memuat uraian penerimaan dan pengeluaran keuangan seperti pada Tabel 1 di bawah ini. Dengan menggunakan buku ini diharapkan dapat diketahui keadaan keuangan pada setiap mingguan, bulanan, ataupun dalam jangka waktu satu tahun. Tabel 1. Buku Kas Harian (Bulan Oktober) No. Tanggal Uraian 1 2 3 4 5 Jumlah Penerimaan (Rp) Pengeluaran (Rp) Saldo (Rp) 6 Sri Harmanto, Aryo Satito, Moch. Abdul Kodir

Ipteks Bagi Masyarakat Klaster Industri Kerajinan Kipas Dari Bahan Bambu di Klaten E. ULASAN KARYA Hasil-hasil pembelahan, pembentukan, dan penggerindaan bilah bambu menggunakan peralatan/permesinan Program IbM seperti pada Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4 di bawah ini. Tabel 2. Peningkatan kualitas dan kuantitas pembelahan bambu No. Parameter Sebelum IbM Sesudah IbM Keterangan 1 Peralatan Pisau Alat pembelah bambu Hasil rancang bangun 2 Waktu pengerjaan 10 detik 2 detik 3 Hasil Ketebalan tidak seragam Ketebalan seragam 4 K-3 Tidak terjamin Sangat terjamin Tabel 3. Peningkatan kualitas dan kuantitas pembentukan bilah bambu No. Parameter Sebelum IbM Sesudah IbM Keterangan 1 Peralatan Pisau Press Tools bilah Hasil rancang bangun bambu 2 Waktu pengerjaan 20 detik 2 detik 3 Hasil Bentuk dan ukuran tidak seragam Bentuk dan ukuran seragam -Bahan bambu: Kurang baik -Bahan plastik : Sangat baik 4 K-3 Tidak terjamin Sangat terjamin Tabel 4. Peningkatan kualitas dan kuantitas penggerindaa bilah bambu No. Parameter Sebelum IbM Sesudah IbM Keterangan 1 Peralatan Kertas amplas Mesin gerinda bilah Hasil rancang bangun bambu 2 Waktu pengerjaan 60 detik 15 detik 3 Hasil Permukaan tidak halus dan tidak rata Permukaan halus dan rata 4 K-3 Tidak terjamin Sangat terjamin F. KESIMPULAN Dari serangkaian kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Program IbM ini terdapat peningkatan dalam hal kualitas dan kuantitas produksi kipas dari bahan bambu. Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : - Proses pembelahan : lebih cepat, ketebahan merata, dan aman digunakan - Proses pembentukan : lebih cepat, bentuk dan ukuran seragam, dan aman digunakan (Untuk bahan bambu, hasil kurang baik; sedangkan untuk bahan plastik, hasil sangat baik) - Proses penggerindaan : kedua permukaan lebih halus, ketebalan merata, dan aman digunakan - Manajemen : suasana kerja lebih nyaman dan aman, pelaporan keuangan lebih teliti dan dapat dipertanggungjawabkan Adapun saran-saran yang perlu disampaikan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Program IbM ini adalah : - Perlu adanya peran serta yang sungguh-sungguh dari Pemerintah setempat untuk membantu UKM, khususnyan dalam bidang permodalan dan pemasaran produk yang lebih luas. - Diperlukan kesadaran yang tinggi bagi UKM penerima bantuan peralatan/permesinan untuk memproduksi bilah bambu agar bersedia menularkan Ipteks tersebut kepada sesama UKM agar dapat berkembang secara bersama-sama. Sri Harmanto, Aryo Satito, Moch. Abdul Kodir 7

DIANMAS, Volume 3, Nomor 1, April 2014 - Diperlukan adanya inovasi dan pengembangan penggunaan peralatan/pemesinan dari UKM untuk meningkatkan beragam jenis produk untuk meningkatkan jumlah pesanan. - Diperlukan perawatan dan penggunaan peralatan/pemesinan yang diberikan pada UKM secara benar dan sungguh-sungguh agar masa pakainya menjadi lebih lama. - Adanya kesungguhan di kalangan UKM untuk menerapkan sistem manajemen keuangan agar penggunaannya dilakukan secara benar dan sesuai dengan ketentuan yang ada sehingga keuangan UKM lebih sehat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. G. DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATAN Dampak dan manfaat dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Program IbM ini adalah : - Dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan karyawan UKM tentang proses-proses pengerjaan bilah bambu - Dapat meningkatakan gairah dan semangat dalam bekerja - Adanya keterbukaan dalam masalah pelaporan keuangan - Adanya peningkatan mutu produk kipas dari bahan bambu - Adanya peningkatan penghasilan dan kesejahteraan para pekerja dan pemilik UKM H. DAFTAR PUSTAKA (1) Amsead, B.H. Philip F. Ostwald, Myron L. Begemen, 1985: Teknologi Mekanik, Jakarta, Erlangga. (2) Chrironis, Nicholas P: Mechanism, Linkages and Mechanical Control, Mc Graw-Hill, New York. (3) Dieter, George E, 1987: Mechanical Metallurgy, Tokyo, Mc Graw Hill. (4) Jutz, Herman, Eduard Scharkus, 1976: Westermann Tables for the Metal Trade: New Delhi, Prentice-Hall. (5) Konecny, Anthony R, Willis J. Potthof: Fundamentals of Tools Design, New Delhi, Prentice-Hall. (6) Mahajan, VK, 1981: Tool and Die Maker, New Delhi, Tata Mc Graw Hill. (7) Singer, Ferdinand, Andrew Pytel, 1980: Strength of Materials, London, Harper. (8) Wilson Frank W, Philip D Harvey, Charles B, Gump, JR, 1965: Die Design Hand Book, New York, Mc Graw-Hill. I. PENGHARGAAN Kami sebagai Tim Pelaksana Kegiatan Program IbM mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah menbantu terlaksananya kegiatan ini, antara lain: 1. Ir. Supriyadi, MT., selaku Direktur Politeknik Negeri Semarang 2. Sri Hartono, selaku pemilik usaha kerajinan kipas dari bahan bambu 3. Kiryono, selaku pemilik usaha kerajinan kipas dari bahan bambu 4. Seluruh Dosen dan Staf Teknik di lingkungan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat, Program IbM. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. 8 Sri Harmanto, Aryo Satito, Moch. Abdul Kodir