dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan penduduknya dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki

hiperkolesterolemia, asam urat, dan lain-lain. Pada tahun 2003 WHO (World Health

BAB I PENDAHULUAN. adalah kemajuan teknologi, informasi, ilmu pengetahuan, dan standar kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Empat Sehat atau dikenal dengan istilah Kuartet Nabati yang dijalankan oleh

BAB 1. Pendahuluan. tinggi pola hidup sehat serta konsumsi makanan yang bergizi. Menurut badan

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan

Perilaku Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara terhadap Pola Makan Vegetarian Tahun 2011

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. makanan pada masa itu menjadi penyebab utama munculnya masalah gizi remaja

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, makanan yang dikonsumsi merupakan makanan yang sehat, dengan vegetarian. Makanan vegetarian saat ini mulai digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumennya sehingga tercipta persaingan yang cukup ketat. Produk

BAB I PENDAHULUAN. tulang ditentukan oleh tingkat kepadatannya. Penurunan massa tulang akan terus

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN /../..

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI. remaja, perilaku pola makan remaja dan hal-hal yang mempengaruhi pola makan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada awal berdiri tahun 1998, anggota IVS berjumlah orang. Hingga tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

BAB 1 PENDAHULUAN. menjaga dari penyakit kronik, menurunkan risiko penyakit kardiovaskular,

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih makanan instan yang biasa dikenal dengan istilah fast food. Gaya

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. asing. Tanpa perlu melihat jauh, pusat-pusat keramaian seperti mall misalnya, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal (Berg, 1986). Adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB V PEMBAHASAN. Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan. Ruang/tempat Makan yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas sekitar

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi

I. PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 7,6 juta (atau 13% dari penyebab kematian) orang

BAB I PENDAHULUAN. gemuk adalah anak yang sehat merupakan cara pandang yang telah dibangun sejak lama oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PROPOSAL TUGAS AKHIR PERANCANGAN DESAIN DAN WARNA FURNITUR PADA SEKOLAH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS GILGAL DI PANTAI INDAH KAPUK

BAB 1 PENDAHULUAN. kolesterol yang meningkat dapat memfasilitasi proses penyempitan pembuluh. terjadinya penyakit jantung dan stroke (Davey, 2006).

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi selain dari yang dihasilkan oleh suatu produk utamanya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat. bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

Obat Herbal Diabetes dan Diet Makanan, Pasangan Serasi Untuk Diabetesi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sayur-mayur adalah bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan

PERANCANGAN INTERIOR FAMILY KARAOKE PROPOSAL PENGAJUAN TEMA TUGAS AKHIR

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat ketidaksadaran dalam menjaga pola makan. Pola makan tidak sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

BAB I PENDAHULUAN. terbit tahun Sumber detikhealth.com, hasil penelitian WBTI (World Breastfeeding Trends Initiative), ditulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh kehidupan penduduknya dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-ingginya di seluruh wilayah RI (Depkes RI, 1999). Ungkapan Anda adalah apa yang anda makan (You are what you eat) kini kian nyata kebenarannya. Berbagai penelitian secara saksama bertahun-tahun membuktikan betapa gizi dalam makanan yang dikonsumsi secara menetap menentukan kondisi fisik dan mental seseorang. Namun, pengertian makan bukan hanya berarti jenis makanan itu sendiri, melainkan juga pola akannya. Makanan yang baik jika dikonsumsi dengan cara yang salah bisa berakibat tidak baik (Bangun, 2003). Pola makan yang sehat dan seimbang dapat menunjang kesehatan seseorang secara optimal sehingga kita dapat terhindar dari berbagai macam penyakit. Perkembangan zaman yang semakin canggih tidak hanya memberi dampak positif bagi kelangsungan hidup manusia, tetapi juga menyisakan banyak dampak negatif khususnya masalah kesehatan. Gaya hidup modern yang tidak sehat, dan diikuti dengan tidak teraturnya pola makan, mengakibatkan tingkat kesehatan manusia semakin merosot. Menjamurnya asakan siap saji hingga penambahan bahan pengawet, pewarna dan perasa uatan pada makanan, juga kerap menjadi pemicu berkembangnya penyakit degeneratif, seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung, stroke, kanker, diabetes melitus dan penyakit lainnya (Yuliarti, 2009). 1

Pada beberapa dekade terakhir, penyakit degeneratif telah menggeser posisi penyakit infeksi sebagai penyakit tertinggi di dunia. Pola diet kurang sehat dan seimbang seperti konsumsi makanan tinggi lemak, rendah serat, serta kurang buah dan sayur diketahui memiliki hubungan yang erat dengan peningkatan resiko terjadinya berbagai penyakit degeneratif (Kusharisupeni, 2010). Adapun upaya yang dapat dilakukan manusia untuk hidup sehat tanpa meninggalkan dunia modern yang dijalaninya adalah dengan berusaha menyelaraskan diri dengan alam. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu dengan menerapkan pola makan vegetarian (Bangun, 2003). Pada dasarnya, pola makan vegetarian merupakan suatu pengaturan makanan yang baik. Pola makan vegetarian adalah suatu cara makan dimana hanya memakan tumbuhan dan tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari makhluk hidup seperti daging, unggas, ikan atau hasil olahannya (Chairuny, 2004). Istilah vegetarian diciptakan pada tahun 1847. Pertama kali digunakan secara formal pada tanggal 30 September tahun itu oleh Joseph Brotherton di Northwood Villa, Kent, Inggris. Vegetarian ini sendiri yang semula merupakan ajaran agama/ kepercayaan, berkembang menjadi gaya hidup masyarakat. Bahkan alasan orang mengonsumsi vegetarian telah berkembang dan mentransformasi diri dari alasan kesehatan, etika sampai menyentuh lingkungan (Suprapto, 2009). Di samping itu, orang-orang yang mengadopsi pola makan vegetarian semakin hari semakin bertambah. Kesadaran masyarakat akan perlunya pola hidup sehat dengan bahan alami semakin meningkat. Buah dan bahan makanan sayuran menjadi primadona dibandingkan dengan daging-dagingan yang berlemak yang sering dituduh sebagai penyebab datangnya sakit (Bodhikirti, 2009). 2

Di sisi yang lain banyak anggapan bahwa pola makan vegetarian tidak sehat. Ini dikarenakan adanya mitos-mitos yang tidak benar terhadap pola makan vegetarian sehingga penolakan mengonsumsi makanan nabati (vegetarian) menjadi luas. Salah satu alasan penolakan terhadap pola makan vegetarian adalah karena alasan kekurangan nutrisi tubuh, misalnya kekurangan protein, zat besi, dan vitamin B12, badan menjadi cepat lemas, dan lelah. Ada juga yang beranggapan menyiapkan makanan vegetarian itu repot, rasanya hambar, dan tidak banyak variasi (Bodhikirti, 2009). Maka dari itu perlu dibuat sebuat tempat yang menyediakan makanan vegetarian yang lebih variatif agar lebih banyak pilihan menu supaya tidak bosan serta member informasi mengenai gaya hidup sehat vegetarian dan memberi ruang untuk komunitas vegetarian bertukar informasi seputar gaya hidup sehat cara vegetarian. Hasil survei tahun 1997 melaporkan 1% penduduk Amerika Serikat adalah vegetarian. Angka ini meningkat menjadi 2,5% pada tahun 2000 dan 2,8% pada tahun 2003. Penduduk Inggris dengan pola vegetarian sebanyak 3% pada tahun 1987 dan meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 1997 menjadi 5,4%, Newspoll Survey pada tahun 2000 melaporkan terdapat 2% penduduk Australia vegetarian dan 18% penduduk lebih menyukai makanan vegetarian. Sementara itu di India, tahun 2003, terdapat lebih dari 50% penduduk adalah vegetarian (Kusharisupeni, 2010). Statistik terhadap anak-anak berbeda tergantung sumber-sumbernya. Menurut survei Vegetarian Resource Group di tahun 2005 atas lebih dari 1200 orangorang muda memperkirakan bahwa 3% dari mereka yang berusia 8-18 tahun (sekitar 1,5 juta anak-anak) adalah vegetarian dan 1% nya adalah vegetarian murni. Terdapat peningkatan jumlah orang-orang termasuk anak-anak yang memilih makanan-makanan vegetarian. Sedangkan survei dari CDC (The 3

Centers for Disease Control) baru-baru ini atas sekitar 9.000 orang tua dan wali mendapati bahwa 367.000 anak-anak dibawah usia 18 tahun atau sekitar 1 dari 200 adalah vegetarian (Ltaminsyah, 2009). Data-data menunjukkan bahwa orang dengan pola makan vegetarian umumnya lebih sehat dan berumur panjang dibanding mereka yang non vegetarian. Sebagai contohnya, penelitian pada tahun 2009 di bulan Maret oleh The American Dietetic Association pada lebih dari 500.000 orang-orang yang berusia 50-71 tahun di Amerika dan didapati bahwa orang-orang dewasa yang mengonsumsi paling banyak daging merah lebih berkemungkinan untuk meninggal dalam waktu lebih dari 10 tahun lebih cepat daripada mereka yang paling sedikit mengonsumsi daging merah, kebanyakan karena penyakit kardiovaskular dan kanker (Ltaminsyah, 2009). Bukti lain dapat dilihat pada bangsa Eskimo yang sebagian besar hidup dari daging dan lemak cepat sekali menjadi tua, rata-rata usia hidup mereka hanya 27,5 tahun. Begitu juga dengan Bangsa Krigis, suatu bangsa Nomad di Rusia Timur dimana usia mereka jarang melampaui 40 tahun. Sebaliknya penelitian yang di lakukan oleh para antropologi terhadap suku-suku bangsa yang tidak memakan daging, memiliki kesehatan cemerlang, daya tahan, dan umur panjang, misalnya oleh suku-suku bangsa Hunza di Pakistan, suku bangsa Otonomi di Mexico dan penduduk asli barat daya Amerika (Bangun, 2003). Dari segi konsumsi terhadap makanan vegetarian, telah ada penelitian oleh bagian pemasaran perusahaan Mintel bahwa penjualan produk-produk vegetarian yang diolah, seperti susu kedelai, yogurt kedelai dan sosis-sosis vegetarian untuk sarapan pada tahun 2008 mengalami peningkatan sekitar 15% dari tahun 2003. Sekarang ini, bahkan Burger King juga telah menawarkan burger-burger vegetarian (Ltaminsyah, 2009). 4

Di Indonesia sendiri, jumlah vegetarian juga mengalami peningkatan. Jumlah vegetarian yang terdaftar di Indonesia Vegetarain Society (IVS) saat berdiri tahun 1998 adalah sekitar 5000 anggota dan meningkat menjadi 60.000 anggota pada tahun 2007. Angka ini merupakan sebagian kecil dari jumlah vegetarian yang sesungguhnya karena tidak semua vegetarian mendaftar menjadi anggota (Kusharisupeni, 2010). Minat masyarakat Indonesia terhadap pola makan vegetarian semakin meningkat, maka perlu adanya tempat yang dapat memfasilitasi kebutuhan masyarakan vegetarian di Indonesia Restoran/rumah makan vegetarian semakin berjamur di berbagai daerah di Indonesia. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah perancangan sebagai berikut: a. Bagaimana memilih lokasi yang tepat sesuai target marketing. b. Bagaimana menentukan lokasi yang tepat berdasarkan analisa aspek lingkungan. c. Bagaimana menciptakan desain yang dapat memenuhi kegiatan dan kebutuhan ruang. d. Bagaimana menciptakan desain yang dapat memenuhi aktifitas berdasarkan analisa kegitan dengan kebutuhan ruang. e. Bagaimana menciptakan sirkulasi yang nyaman terkait dengan besaran ruang berdasarkan analisa aktifitas dan fasilitas. 1.3.Tujuan Perancangan Tujuan yang mendasari dari perancangan ini dilakukan adalah: a. Menciptakan rancangan public space yang dapat memfasilitasi kegiatan masyarakat dengan gaya hidup vegetarian. b. Sarana untuk bertukar informasi seputar gaya hidup vegetarian. c. Mengenalkan pola hidup sehat ala vegetarian. 5

d. menciptakan restoran yang tidak hanya untuk tempat makan tapi juga dengan beberapa fasilitas penunjang. e. Memudahkan masyarakat vegetarian menemukan jenis makanan sesuai kebutuhannya. f. Sebagai sarana edukasi untuk masyarakat supaya muali peduli dengan pola hidup sehat. 1.4.Manfaat Perancangan Manfaat Perancangan ini adalah: 1. Bagi penulis Perancangan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai perancangan public space yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat mengenai gaya hidup sehat vegetarian. Penulis menjadi belajar dan berlatih dalam melakukan perancangan, terutama yang terkait dengan menyusun karya ilmiah. 2. Bagi masyarakat Hasil perancangan ini dapat menjadi sumbangan pikiran bagi para pembaca khususnya dan masyarakat luas pada umumnya mengenai fasilitas public space yang berkaitan dengan gaya hidup sehat vegetarian. 1.5.Sasaran Perancangan Sasaran pada perancangan ini adalah a. Menciptakan interior public space yang dapat memfasilitasi kebutuhan komunitas vegetarian. b. Menciptakan visualisasi nyaman melalui penataan pencahayaan buatan. c. Menciptakan rasa aman melalui pemilihan material. d. Menciptakan kesan estetis melalui unsur dekoratif ruang. e. Menciptakan suasana yang dapat meningkatkan selera makan melalui pemilihan warna interior. f. Menciptakan alur sirkulasi yang terarah dan informatif melaui unsur dekoratif ruang. 6

g. Menciptakan ruang nyaman dengan sistem utilitas yang baik. 1.6.Ruang Lingkup Perancangan Ruang lingkup pada perancangan ini adalah. a. Menentukan lokasi yang tepat sesuai sasaran perancangan. b. Menentukan fasilitas yang dibutuhkan oleh komunitas vegetarian ketika berkumpul. c. Merancang fasilitas penunjang dalam restoran untuk memenuhi kebutuhan komunitas vegetarian. d. Menentukan material interior yang sesuai dengan konsep perancangan. e. Menentukan bentuk karakteristik furniture yang akan digunakan. f. Menentukan jumlah kegiatan yang dapat ditampung dalam suatu ruang. g. Merancang sistem utilitas yang sesuai kebutuhan dalam ruang. 1.7.Metode Perancangan Metode perancangan terdiri dari persiapan peranangan, studi literature, survey tahap. Pada persiapan perancangan, ditentukan topik perancangan, perumusan masalah, penentuan tujuan perancangan, serta penentuan tujuan ruang lingkup perancangan, meliputi ruang lingkup obyek perancangan serta metode yang digunakan. 1.8.Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari skripsi ini dibuat menjadi 5 bab,yaitu: BAB I Pendahuluan Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan perancangan, manfaat perancangan, sasaran perancangan, ruang lingkup perancangan, metode perancangan dan sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Data Bab ini berisi mengenai landasan teori yang menjadi referensi utama dalam perancangan ini. Teori-teori tersebut adalah teori komunitas, gaya hidup sehat vegetarian, ruang makan, retail. 7

BAB III Data Proyek Bab ini berisi tentang data proyek perancangan. Meliputi data umum proyek, dan ojbek perancangan. BAB IV Analisa Data Dalam bab ini dijelaskan mengenai pendekatan perancangan dari data referensi yang diterapkan pada proyek meliputi aspek lingkungan dan manusia, analisa hubungan kegiatan dan kebutuhan ruang dan pemilihan gaya. BAB V Konsep Perancangan Bab ini berisi tentang konsep perancangan yang diterapkan pada proyek dalam penulisan ini berdasarkan data referensi dan data proyek meluputi tema, gaya, suasana, image dan sistem utilitas. 8