BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan kemajuan teknologi meningkatkan daya kreativitas sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin ketat akibat perubahan teknologi, ekonomi, dan kondisi situasi

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menciptakan keunggulan bersaing untuk mempertahankan produknya

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin lama terasa semakin ketat dalam memperebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Shampoo merupakan salah satu kategori produk dengan tingkat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. banyak industri yang juga mengalami fenomena tersebut. Industri fast moving

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat. Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Loyalitas Pelanggan shampo merek

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keuntungan kompetitif yang berkelanjutan. unsur-unsur tersebut yang membantu untuk mengenali produk-produk sebuah

KATA PENGANTAR PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KESETIAAN. memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Manajemen pada Fakultas Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis semakin pesat. Perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industri pada saat ini semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penjualan produk yang beraneka macam tersebut dan pelayanan

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. baik barang maupun jasa yang ditawarkan dalam berbagai merek. Persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas promosi menjadi sangat penting dilakukan melalui periklanan

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi pemasaran, berbagai jenis informasi, teknologi, dan

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

1. PENDAHULUAN. Tingkat persaingan dunia perdagangan di Indonesia sangat ketat, karena seluruh

BAB I PENDAHULUAN. sejenis yang beredar di pasaran. Karena itu arti sebuah merek (brand) menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan peran

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perkembangan suatu bangsa mengindikasikan telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun, pertumbuhan penduduk Indonesia mengalami peningkatan.

KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, persaingan di berbagai industri semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menjaga penampilan merupakan hal yang sangat penting bagi wanita hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan dalam mempengaruhi publik untuk memilih produk. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. mungkin kompetensi yang mereka miliki. Agar dapat memenangkan persaingan,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan internasional merupakan faktor utama keberhasilan atau

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. maupun pasar global. Agar perusahaan dapat bertahan dan memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. pergantian merek dalam satu produk yang mempunyai spesifikasi manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi memaksa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini tantangan bisnis ke depan akan semakin berat ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan pasar, semua pelaku bisnis

LOYALITAS PELANGGAN SHAMPOO LIFEBOUY DI CAREFOUR RUNGKUT SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. untuk menarik masyarakat agar menggunakan produk tersebut. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dan industri saat ini semakin ketat dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan tiap perusahaan salah satunya adalah untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

Bab 1. Pendahuluan. Persaingan di dunia industri dewasa ini semakin ketat, salah satu kategori

I.PENDAHULUAN. dengan membentuk identitas produk yang kuat melalui persaingan merek,

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, pertumbuhan ekonomi dunia semakin meningkat sejalan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dengan memanfaatkan globalisasi serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan konsumen memiliki banyak pilihan produk yang dapat digunakan untuk

I. PENDAHULUAN. kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis saat ini berkembang dengan begitu pesat. Setiap perusahaan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. muncul suatu kebutuhan. Di sini konsumen akan mempertimbangkan dan memahami

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN DAN KOMITMEN TERHADAP KESETIAAN MEREK PADA SHAMPO CLEAR DI SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. sudah tidak menjadi suatu masalah. Teknologi informasi memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dan industri saat ini telah mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat. apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. Teh Hijau merupakan jenis teh tertua yang dalam pembuatannya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. konsumen untuk membeli produknya. Kebutuhan konsumen yang. Dalam persaingan yang tajam seperti ini, keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain menciptakan produk yang memiliki keunikan tersendiri dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Deterjen merupakan salah satu produk kebutuhan rumah tangga yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat

I. PENDAHULUAN. Persaingan dunia bisnis semakin ketat di era globalisasi saat ini. Berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. sama. Contoh: Pantene mengeluarkan shampo untuk rambut rontok,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 menurut situs, (

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan berbagai sektor industri untuk merebutkan pangsa pasar,

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. dihubungi di manapun berada menyebabkan telepon selular menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. model bintang iklan untuk mengiklankan produknya. Celebrity Endorser adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan bisnis seperti globalisasi dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar yang modern berkembang dalam lingkungan yang penuh gejolak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Berawal dari kebutuhan manusia yang beraneka ragam, perusahaanperusahaan

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KESETIAAN MEREK SABUN NUVO DI SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

PENDAHULUAN. Latar Belakang. waktu tahun 2010 sampai 2014 (Badan Pusat Statistik, 2015), disertai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

I. PENDAHULUAN. manusia akan suatu produk menjadi semakin beragam. Hal inilah yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, di dalam persaingan bisnis sangat penting bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerjanya, dikarenakan banyaknya perubahan dan kemajuan teknologi yang terjadi di dalam segala aspek kehidupan. Perubahan dan kemajuan teknologi meningkatkan daya kreativitas sehingga perusahaan harus selalu berinovasi, baik dalam kinerjanya ataupun strategi yang dipilih agar perusahaan dapat terus bertahan di dalam persaingan. Tingkat kepuasan pada masing-masing konsumen berbeda-beda, sehingga perusahaan harus bisa dengan cermat memilih strategi pemasaran yang tepat agar tuntutan konsumen yang beragam dapat terpenuhi. Agar dapat memenuhi tuntutan konsumen yang beragam maka strategi pemasaran yang dipilih perusahaan harus bisa mengenalkan produknya kepada segmen konsumen yang tepat, memposisikan produknya dan menanamkan kepercayaan kepada konsumen bahwa produk mereka bisa memenuhi tuntutan konsumen. Diantara banyaknya peluang bisnis yang ada pada saat ini, peluang bisnis dalam memproduksi shampo merupakan salah satu peluang bisnis yang menjanjikan. Sehingga persaingan dalam bisnis shampo sangat ketat, ditandai dengan banyaknya jenis shampo di pasaran. Pasar produk shampo di Indonesia diyakini masih cukup tinggi. Itu dibuktikan dengan hasil survey AC Francis Nielsen Aswin senior Sunsilk (Sumber: SuaraKaryaPembaharuan.com/2003) yang menunjukkan penggunaan 1

2 shampo penduduk Indonesia saat ini rata-rata menghabiskan satu botol shampo berukuran 150 mililiter sampai 200 mililiter selama setengah bulan dan PT. Procter & Gamble Indonesia (P&G) mencatat prestasi sangat mengesankan melalui produk Pantene untuk perawatan rambut rontok. Hanya dalam waktu 2 bulan sejak diluncurkan pada tahun 2004, produk ini terjual habis di seluruh Indonesia. "Tidak kami perkirakan sebelumnya, 1,7 juta botol Pantene perwatan rambut rontoh habis dalam 2 bulan," ujar Bambang Sumaryanto, External Relations Director P&G. (Sumber: SWA.com/2006) Menurut pernyataan salah satu Brand Manager shampo di atas dapat kita bayangkan peluang yang besar dalam bisnis ini, tetapi karena peluang yang besar tersebut persaingan bisnis shampo sangat ketat. Banyak sekali produk shampo yang bermunculan ingin menggapai pasar yang ada selain produk lama yang sudah mempunyai pasar. Dapat kita lihat pada Tabel 1.1 beberapa merek produk shampo yang ada di pasar konsumen Indonesia baik yang baru ataupun yang lama. Tabel 1.1 Nama-nama merek produk shampo yang ada di Indonesia Produk-produk shampo Ascend Shampo Kodomo Shampo B & B Kids Shampo Natur Pencuci Rambut Birkin Mild Natur Plus TTO Brisk 2 in 1 for Men Shampo Neril Clear Purify Shampo Pantene Shampo Cussons Kids Pigeon Shampo Clear Shampo Rejoice Shampo Dove Shampo and Conditioner Rudy Hadisuwarno Shampo Ginseng

3 Tabel 1.1(lanjutan) Nama-nama merek produk shampo yang ada di Indonesia Emeron Shampo Selsun Blue Shampo Exquisit Wella Shampo Shampo Lifebuoy Head & Shoulders Shampo Rivon Avocado Herbal Essences Shampo Sunsilk Shampo Jhonny Andrean Zahra KIDS Shampo Zinc Shampo Sumber : http://www.pintunet.com/cari.php/22 November 2005 Berdasarkan Tabel 1.1 di atas terlihat beragam jenis merek shampo yang beredar di pasaran sekarang ini, dengan bermacam-macam kelebihan dan keunikan yang ditampilkan oleh masing-masing perusahaan sebagai strategi perusahaan yang mereka pilih. Ada beberapa jenis merek shampo yang berada di balik satu nama perusahaan yang sama, misalnya Sunsilk, Clear, Lifebuoy di bawah perusahaan Unilever sedangkan Rejoice, Pantene, Head and Shoulder di bawah perusahaan P&G. Di setiap produk shampo yang beraneka ragam seperti yang kita bisa lihat di atas, mereka mempunyai keunikan tersendiri yang memberikan value lebih di benak konsumen dalam menciptakan satisfaction sehingga produk tersebut mempunyai posisi masing - masing dalam benak konsumen. Keunikan yang dimiliki produk tak lepas dari fungsinya untuk meraih pangsa pasar yang ada. Sementara itu pangsa pasar merek shampo berdasarkan penelitian dari MARS Brand Perfomance Survei tahun 2007 dan 2008 adalah dikuasai oleh ketiga merek shampo antara lain untuk Sunsilk, Clear, Pantene. Khusus untuk Pantene ternyata jumlah konsumen yang menggunakan merek ini pada tahun 2003 paling sering hanya 19,5%, yang berarti ada sekitar 6,5% pasar baru yang mencoba merek ini.

4 Tabel 1.2 Market share shampo di Indonesia 2007 2008 Merek Shampo Market Share Merek Shampo Market Share Sunsilk 28.44% Sunsilk 25.4% Clear 23.55% Clear 25.3% Pantene 14.89% Pantene 15.4% Sumber : MARS Brand Perfomance Survei tahun 2008 Berdasarkan Tabel 1.2 di atas, pada tahun 2007 Sunsilk memiliki persentase paling tinggi untuk market share yaitu 28.44% lalu diikuti oleh Clear dengan 23.55% di urutan kedua dan di urutan ketiga yaitu Pantene dengan persentase 14.89%. Sedangkan pada tahun 2008 tidak terjadi perubahan urutan market share shampo, tetapi pada tahun 2008 para pesaing Sunsilk mengalami kenaikan atau penambahan pasar yaitu untuk Clear menjadi 25.3% dan untuk Pantene menjadi 15.4%, dapat kita lihat bahwa pada tahun 2007 dan 2008 shampo Lifebouy tidak berada dalam 3 peringkat atas untuk market share shampo. Merek Shampo Tabel 1.3 Peringkat kinerja merek produk shampo di Indonesia Brand Merek Brand Merek Brand Merek value Shampo value Shampo value Shampo Brand value 2005 2006 2007 2008 Sunsilk 162,2 Sunsilk 195.5 Sunsilk 32.3 Sunsilk 27.5 Clear 142,5 Clear 149.5 Clear 31.9 Clear 23.1 Pantene 107,6 Pantene 89.4 Pantene 23.1 Pantene 16.3 Lifebouy 63,4 Lifebouy 65.7 Lifebouy 18.1 Lifebouy 12.8 Rejoice 56,3 Rejoice 37.8 Rejoice 15.9 Rejoice 6.4 Sumber: SWA 18/XXIV/ 21 Agustus 3 September 2008 Berdasarkan Tabel 1.3 dapat kita lihat bahwa pada peringkat kinerja merek produk shampo di Indonesia dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008, di peringkat paling atas ditempati oleh Sunsilk untuk peringkat kinerja merek (brand value) lalu Clear dan Pantene, sedangkan Lifebuoy berada pada peringkat ke-4. Shampo Lifebuoy sendiri tidak mengalami perubahan kenaikan yang berarti pada tahun 2005

5 sampai tahun 2008 ini. Hal ini terjadi karena tingkat awareness (kesadaran akan produk) konsumen terhadap merek shampo Lifebuoy kurang yang disebabkan akan kepuasan konsumen yang tidak terpenuhi dengan baik. Tabel 1.4 Indonesian Costumer Satisfaction Award (ICSA) Shampo Total Satisfaction Total Satisfaction Score (TSS) Shampo Score (TSS) 2007 2008 Clear 4.028 Clear 4.030 Sunsilk 3.978 Sunsilk 3.990 Pantene 3.908 Pantene 3.976 Lifebouy 3.853 Dove 3.887 Dove 3.804 Lifebouy 3.842 Rejoice 3.779 Head & Shoulder 3.739 Head & Shoulder 3.824 Rejoice 3.733 Emeron 3.636 Zinc 3.543 Sumber : SWA 20/XXIV/ 18 Sept -2 Oktober 2008 Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa shampo Lifebuoy mendapatkan penghargaan pada peringkat ke-5 untuk Costumer Satisfaction Award (Kepuasan Pelanggan) 2008, shampo Lifebouy mengalami penurunan peringkat dimana pada tahun 2007 berada di peringkat 4 di atas shampo Dove. Hal ini dapat kita lihat bahwa selain kinerja merek yang masih belum memuaskan, kepuasan yang diberikan kepada pelanggan pun belum optimal, masih monoton sehingga para pengguna shampo menilai bahwa shampo Dove lebih baik dari pada shampo Lifebouy dalam memberikan satisfaction (Kepuasan) kepada customer. Melihat data shampo Lifebouy sudah seharusnya perusahaan mengambil tindakan dimana shampo Lifebouy merupakan salah satu shampo yang diproduksi PT. Unilever Indonesia. Tbk yang mengisi pasar shampo di Indonesia. Produk ini telah cukup lama bersaing dalam pasar shampo Indonesia tetapi pertumbuhan produknya tidak signifikan, pangsa pasar yang diraih sedikit dibandingkan produk

6 lain seperti yang di tampilkan pada Tabel 1.2 tentang market share shampo di Indonesia, shampo Lifebouy tidak masuk dalam urutan peringkat produk yang memiliki market share terbanyak dalam kurun dua tahun terakhir walaupun market share yang paling rendah dari ketiga produk tersebut realtif kecil yaitu sebesar 15.4% yang dimiliki shampo Pantene yang berarti jumlah shampo Lifebouy bukan pilihan pertama konsumen untuk membeli selain itu untuk kepuasan dan loyalitas pun shampo Lifebouy tetap berada di bawah produk yang lain tidak seperti produk berbeda dengan merek yang sama (Sabun Lifebouy) yang menjadi market leader baik pangsa pasar, loyalitas pelanggan, kepuasan di pasarnya. Sejak pertama kali shampo Lifebouy memposisikan di mata konsumen sebagai shampo keluarga sehingga menggunakan strategi diferensiasi produk sebagai strategi pemasarannya. Diferensiasi produk yang dilakukan adalah dengan melakukan pembedaan komposisi isi shampo dengan shampo yang lain yang memberikan keunikan tersendiri yaitu bahwa shampo Lifebouy memiliki komposisi hydro protein yang menjadikan rambut sehat selain itu harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga yang ditawarkan oleh produk shampo lain. Berdasarkan strategi diferensiasi produk tersebut pasar konsumen yang dipilih adalah pasar yang masih banyak belum dikuasai yaitu pasar shampo keluarga. Pada pasar tersebut shampo Lifebouy memposisikan dirinya sebagai shampo keluarga yang menyehatkan rambut. Kenyataan yang terjadi selama beberapa tahun terakhir shampo Lifebouy tidak terjadi peningkatan pangsa pasar jika dilihat tabel 1.2 tentang market share shampo di Indonesia, peringkat market share yang peringkat tiga teratasnya selalu diduduki oleh produk yang sama. Shampo Lifebouy menyadari hal itu dan pada

7 tahun 2005 sampai sekarang shampo Lifebouy menambah diferensiasi yang berfungsi agar menekankan terus positioningnya pada pasar yaitu dengan menambahkan komposisi anti dandruf yang berguna untuk menghilangkan ketombe. Strategi ini diambil karena untuk menerobos pangsa pasar shampo ketombe yang akhir-akhir ini cukup besar peluangnya. Dengan strategi diferensiasi produk ini dan penekanan kembali posisi di mata konsumen, diharapkan dapat memperbaiki kinerja produknya untuk meraup pangsa pasar yang lebih besar dan diterima oleh konsumen sehingga konsumen memilih shampo Lifebouy menjadi shampo yang digunakan. Sejak tahun 2000-an, Unilever memiliki manajer consumer insight di masing - masing divisi. Mereka didedikasikan untuk pengembangan merek sekaligus menjadi koordinator aktivitas survei terkait dengan merek. Keberadaan manajer consumer insight ini mempercepat informasi tentang merek dan pesaing - pesaingnya, serta langkah antisipatif yang disarankan. Contohnya, peran manajer consumer insight di segmen produk shampo. Karena Sunsilk kini oleh konsumen diposisikan untuk kelas menengah, Unilever mengeluarkan shampo yang lebih premium, dengan memakai merek Dove. Sementara untuk level bawah menggunakan merek Lifebuoy. Cara ini dilakukan karena pasar secara alami terus mengalami pergeseran. Dengan cara ini, pemasaran akan lebih efektif dan tidak tumpang tindih karena dulu antara Lifebuoy, Clear dan Sunsilk bermain di segmen pasar yang hampir sama. Selain itu, tentu saja, semua ceruk tak akan terlewatkan. Jadi, Unilever akan memainkan merek - mereknya yang paling prospektif, untuk mengisi ceruk ceruk itu. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka penulis merasa perlu melakukan penelitian tentang diferensiasi produk di Jalan Jend. Sudirman Gg.

8 Mukalmi I dan II Kotamadya Bandung dikarenakan segmen konsumen yang berada di daerah tersebut adalah segmen kelas menengah dan banyak sekali keluarga muda. Sehingga penulis tertrarik melakukan penelitian dengan judul PENGARUH DIFERENSIASI PRODUK SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA SHAMPO LIFEBOUY. (Survei pada Ibu Rumah Tangga pengguna shampo Lifebouy di Jalan Jend. Sudirman Gg. Mukalmi I dan II Kotamadya Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah Dengan bertitik tolak pada uraian yang telah dikemukakan latar belakang penelitian di atas, penulis merumuskan beberapa masalah penelitian, yaitu : 1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap diferensiasi produk yang dilakukan shampo Lifebouy? 2. Bagaimana keputusan pembelian konsumen terhadap shampo Lifebouy? 3. Sejauhmana pengaruh diferensiasi produk shampo Lifebouy terhadap keputusan pembelian konsumen?

9 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, penulis menetapkan beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu : 1. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang tanggapan konsumen terhadap diferensiasi produk shampo Lifebouy. 2. Untuk memperoleh gambaran tentang keputusan pembelian konsumen terhadap shampo Lifebouy. 3. Untuk mengetahui pengaruh diferensiasi produk shampo Lifebouy terhadap keputusan pembelian konsumen. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari tujuan penelitian di atas, penulis berharap penelitian ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu : a) Kegunaan Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmu pemasaran khususnya besarnya pengaruh diferensiasi produk terhadap keputusan pembelian konsumen pada industri shampo. b) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi PT. Unilever Tbk. sebagai produsen shampo Lifebouy dalam upaya meningkatkan penjualan shamponya melalui strategi diferensiasi. Juga bagi perusahaan sejenis yaitu sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam mengambil keputusan bisnis terutama dalam strategi diferensiasi produk.