BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata merupakan sektor bisnis pelayanan jasa yang terus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut jurnal Lefeuvre (1980) Wisata religius adalah salah satu jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu sektor ekonomi yang mampu untuk terus berekspansi juga melakukan

Kota Bandung Kab. Bandung Kab. Bandung Barat (Sumber: Kementerian Agama Republik Indonesia)

3.3 Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Penentuan dan Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan jamaah ibadah umrah dan haji dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan wisatawan muslim ke berbagai dunia, perlu adanya sebuah konsep baru

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, industri pariwisata telah menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. usaha hingga mendapatkan pengakuan dan kepercayaan dari masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. haji pada saat Indonesia justru sedang dilanda krisis ekonomi pada tahun 1998.

BAB I PENDAHULUAN. pemasukan bagi negara. Pariwisata memiliki peranan penting dalam membawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Rahmi, 2012:1 ) (Rahman, 2005:1)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Umroh merupakan salah satu kegiatan ibadah dalam agama islam. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai macam tipe kamar dengan potongan harga, pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN BAHJAH TOUR AND TRAVEL

I. PENDAHULUAN. Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah (Undang-Undang Kepariwisataan No.10 Tahun

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. dalam rutinitasnya membuat kegiatan berwisata menjadi kebutuhan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. dikumpulkan dari 54 hotel berbintang dan 521 hotel non bintang di Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. hayati yang tinggi yaitu berupa sumber daya alam yang berlimpah, baik di

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewan Perjalanan dan Wisata Dunia (World Travel and Tourism Council) angka

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia saat ini mulai berkembang dengan pesat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. internet dalam kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hampir setiap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF) lewat laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. mengunjungi daerah-daerah wisata tersebut. dan berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan standar yang telah ditetapkan perusahan dan standar yang telah ditetapkan

Jumlah wisatawan internasional dari tahun ke tahun terus mengalami. peningkatan. Jika pada tahun 1990, jumlah wisatawan internasional hanya sekitar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalis bagaimana pengaruh faktor-faktor antecendents

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang dimulai dari skala kecil seperti warung-warung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Travel & Tourism Competitiveness Report dari World Economic

Strategi Pemasaran Islam di PT. Amanah Mulia Wisata (AMWa Tours) dalam Merekrut Jamaah Umrah Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran tradisional yaitu promosi words of mouth (dari mulut ke mulut)

BAB I PENDAHULUAN. keras untuk memasarkan produknya dikarenakan persaingan yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara. Terbukti pada tahun 2013 pariwisata di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kantor Dinas Pemuda Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon (2013)

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

Peluang dan Tantangan Dalam Pengembangan Pariwisata Halal Provinsi Nusa Tenggara Barat 2017/2018 DASAR/PEDOMAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata saat ini merupakan industri terbesar di dunia dan

BUSINESS PLAN TUGAS KEWIRAUSAHAAN. Oleh : AL KHANSA Tour and Travel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan sebuah bisnis tidak lagi dibatasi oleh tempat dan waktu lagi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) merupakan sebuah layanan bagi

BAB I PENDAHULUAN. bergeser menjadi text-based communication melalui media sosial. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat, bukan hanya sebagai kegiatan jalan-jalan atau rekreasi, namun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Berdasarkan jumlah tersebut, menjadi potensi dan peluang yang luar biasa

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara merupakan Provinsi yang terletak di pulau Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pariwisata semakin pesat, United Nations World Tourism Organization

BAB I PENDAHULUAN. dunia berdasarkan catatan The Pew Forum on Religion & Public Life pada

BAB I PENDAHULUAN. pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang cepat. Saat ini sektor pariwisata banyak memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa tahun terakhir kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian

BAB V PENUTUP. 1. Citra Sport Event signifikan mempengaruhi Citra Destinasi wisatawan. terhadap Citra Destinasi di Puncak Lawang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Tanjung Bira terletak di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi manusia dewasa ini tidak bisa lepas dari konsep leisure (waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

BAB I PENDAHULUAN. yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and service)

EKOSISTEM BISNIS WISATA HALAL DAN PENINGKATAN DAYA SAING WISATA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa terbesar bagi Indonesia,

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri pariwisata merupakan sektor bisnis pelayanan jasa yang terus tumbuh berkembang setiap tahunnya. Perkembangan dunia pariwisata ini ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun. UNWTO Tourism Towards 2030 adalah prospek jangka panjang dan penilaian pengembangan pariwisata selama dua dekade dari tahun 2010 hingga 2030. Menurut Tourism Towards 2030, jumlah kedatangan wisatawan internasional di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat 3,3% per tahun selama periode 2010 sampai dengan 2030. Pada laju proyeksi pertumbuhan, kedatangan wisatawan internasional di seluruh dunia akan melebihi 1 miliar pada tahun 2012 dan mencapai 1,8 miliar pada tahun 2030. (www.unwto.org diakses pada tanggal 10 Februari 2013) Kunjungan wisatawan ini dipengaruhi oleh berbagai motivasi atau tujuan yang mendorong wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata. Pada tahun 2011 (Gambar 1.1), wisata untuk bersantai, rekreasi dan liburan menyumbang lebih dari setengah dari semua kedatangan wisatawan internasional (51% atau 505 juta kedatangan). Sekitar 15% dari wisatawan internasional bepergian untuk bisnis dan tujuan profesional dan 27% perjalanan untuk keperluan lain, seperti mengunjungi

2 teman dan kerabat, alasan agama dan ziarah, perawatan kesehatan, dan lain-lain, serta 7% untuk tujuan yang tidak tentu. Berikut hasil riset UNWTO mengenai tujuan wisatawan untuk berwisata ke suatu destinasi. Bisnis dan profesional 15% Tidak Tentu 7% Mengunjungi teman dan saudara, kesehatan, religi, dan lainnya 27% Leisure, rekreasi, dan liburan 51% Sumber : UNWTO, 2012 GAMBAR 1.1 WISATA BERDASARKAN TUJUAN BERKUNJUNG TAHUN 2011 Salah satu tujuan orang untuk melakukan perjalanan wisata yaitu tujuan spiritual atau religi yang kini disebut dengan wisata religi. Berdasarkan UNWTO, diperkirakan sekitar 300 sampai 330 juta orang yang melakukan perjalanan wisata religi setiap tahunnya (www.wikipedia.com, 13 Oktober 2011, 20: 56 WIB). Jackowski (2000) memperkirakan sekitar 240 juta orang melakukan wisata religi tiap tahunnya yang sebagian besar adalah umat Muslim, Kristiani, dan umat Hindu (Timothy dan Olsen, 2006:1). Mereka melakukan kegiatan ziarah ke tempat-tempat suci atau situs ziarah menurut keyakinannya dengan tujuan agar mendapatkan kedamaian spiritual dan merasakan kedekatan dengan Sang Pencipta.

3 Sebuah studi oleh Dinar Standard, Global Muslim Lifestyle Travel Market: Landscape & Consumer Needs yang meliputi perjalanan untuk populasi Muslim telah mengungkapkan bahwa wisatawan Muslim merupakan pasar utama bagi industri perjalanan. Industri pariwisata Muslim terdiri 12,3 persen dari industri global pada tahun 2011. Sumber: Executive Summary Dinar Standard, Global Muslim Lifestyle Travel Market: Landscape & Consumer Needs, 2012 GAMBAR 1.2 PENGELUARAN PARIWISATA GLOBAL 2011 Pada Gambar 1.2 menunjukkan bahwa wisatawan muslim global mengeluarkan $ 126.000.000.000, angka yang melebihi wisatawan asal Jerman dan hampir dua kali lipat dari China pada tahun 2011. Pengeluaran ini merupakan 12,3 persen dari pengeluaran pariwisata global tahun 2011 yang diestimasikan senilai $1.034 Milyar oleh UNWTO. Pasar pariwisata Muslim lebih besar daripada pasar pariwisata terbesar di dunia, yakni Negara Jerman, dan hampir dua kali lipat dari China. Fenomena ini menunjukkan akan terjadinya perkembangan pesat perjalanan Muslim hingga tahun 2020 yang digambarkan pada gambar berikut.

4 Sumber: Dinar Executive standard Summary memperkirakan Dinar Standard, pertumbuhan Global Muslim wisatawan Lifestyle Muslim Travel Market: akan Landscape & Consumer Needs, 2012 GAMBAR 1.3 terus meningkat hingga tahun 2020. Fakta bahwa pasar mayoritas Muslim PENGELUARAN WISATAWAN MUSLIM GLOBAL (DALAM JUTAAN) sekarang berkembang dengan cepat, lebih tinggi daripada tingkat pertumbuhan rata-rata secara global, dan demografi yang lebih muda. Tingkat pertumbuhan pengeluaran wisatawan muslim diperkirakan berada pada angka rata-rata 4,79% per tahun dari tahun 2012 hingga 2020. Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata tingkat pertumbuhan global yang diharapkan sebesar 3,8% selama periode yang sama. Pada tahun 2020, penelitian ini memperkirakan total pengeluaran wisatawan muslim sebesar $ 192.000.000.000 yang mewakili 13,36% dari pengeluaran pariwisata global. Penelitian tersebut tidak mencakup perjalanan religi yang paling inti,yakni haji dan umrah, akan tetapi mencakup kegiatan leisure, bisnis, dan kegiatan pariwisata islami lainnya. Dalam penelitian ini pun dilakukan survei mengenai hal terpenting apakah yang sangat dibutuhkan ketika wisatawan Muslim berwisata, jawaban sebanyak 67% adalah makanan halal, diikuti harga keseluruhan sebanyak 53 %, dan pengalaman ramah Muslim sebanyak 49%.

5 Hasil penelitian tersebut menunjukkan tingginya permintaan terhadap pariwisata Islami atau pariwisata halal, dimana wisatawan membutuhkan makanan dan minuman halal, akomodasi yang ramah Muslim, rekreasi khusus wanita, dan juga perjalanan yang mencakup ibadah wajib harian, yaitu shalat lima waktu. Bentuk wisata religius inti umat Muslim yan besar di dunia adalah ibadah haji dan umrah. Menurut Dinar Standard, pengeluaran wisatawan haji dan umrah diperkirakan akan terus meningkat diperkirakan mencapai USD 14,3 Milyar pada tahun 2020. Ibadah haji dan umrah dilakukan bagi umat Muslim yang sudah mampu, baik itu mampu dari segi jasmani, rohani dan juga mampu dari segi materil, karena membutuhkan dana yang cukup besar bagi umat Muslim yang akan melaksanakan ibadah haji dan umrah. Meskipun biaya cukup mahal, namun umat Muslim dunia berusaha untuk memenuhi rukun wajib kelima tersebut. Di samping itu, umat Muslim tidak ragu akan fasilitas yang didapat ketika melaksanakan haji dan umrah, seperti mendapatkan makanan dan minuman halal, penginapan yang halal, dan lingkungan yang halal. Negara tujuan yakni Saudi Arabia terus meningkatkan pelayanan dan fasilitas-fasilitas yang menunjang kegiatan haji dan umrah setiap tahunnya, karena diprediksi bahwa permintaan akan terus meningkat hingga tahun 2020 yang diantaranya dua puluh juta orang akan melaksanakan ibadah haji dan lebih dari dua puluh juta orang melaksanakan ibadah umrah setiap tahunnya (Cici Sulastri : 2010).

6 Demikian dengan ibadah umrah, ibadah umrah hampir mirip dengan ibadah haji, namun lingkup ibadah lebih sempit, oleh karena itu ibadah umrah biasanya disebut dengan ibadah haji kecil. Umat Muslim dapat melakukan ibadah umrah kapan saja hanya di Mekkah, tetapi biasanya menjelang pelaksanaan ibadah haji, Pemerintah Saudi Arabia menutup layanan untuk umrah karena dikhususkan untuk ibadah haji. 7.000.000 6.000.000 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000 0 4,600,000 4.856.000 3.849.216 3.107.318 Sumber: Modifikasi berbagai sumber, 2013 GAMBAR 1.4 JUMLAH JEMAAH YANG MELAKUKAN IBADAH UMRAH DARI TAHUN 2008 HINGGA TAHUN 2012 Permintaan ibadah umrah yang terus meningkat dan tidak ditentukannya kuota untuk ibadah umrah membuat satu peluang bisnis baru di Indonesia, yaitu biro perjalanan penyelenggara ibadah haji dan umrah atau travel penyelenggara haji dan umrah. Manfaat peluang bisnis perjalanan haji dan umrah ini selain dapat memperluas lapangan kerja baru, pemerintah dapat meningkatkan sumber pendapatan devisa berupa fiskal bagi negara. 6.000.000 2008 2009 2010 2011 2012 Jemaah Umrah

7 Sumber : modifikasi dari berbagai sumber, 2013 GAMBAR 1.5 JUMLAH JEMAAH INDONESIA YANG MELAKUKAN IBADAH UMRAH TAHUN 2009-2012 Berdasarkan Gambar 1.5, jumlah jemaah yang melakukan ibadah umrah terus mengalami kenaikan yang signifikan setiap tahunnya. Kenaikan terjadi dari tahun 2010 hingga tahun 2012 yaitu bertambahnya maskapai yang melayani penerbangan rute ke Saudi Arabia, stabilnya nilat tukar rupiah dan persiapan biro penyelenggara umrah yang sudah sangat baik. (http://bataviase.co.id) Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIH) Daarut Tauhiid adalah representatif dari PT. Manajemen Qolbu Tauhiid (MQ Travel) yang merupakan travel haji umrah yang terdaftar resmi di Kemenag RI dengan nomor SK izin umrah haji No.D/748 Tahun 2012. KBIH Daarut Tauhiid menjadi perwakilan MQ Travel bagi jamaah yang berasal dari Bandung dan sekitarnya yang terletak di Jalan Gegerkalong Girang No. 38 Bandung, sedangkan MQ Travel bertempat di Jalan Cipaku I No. 18 Blok M, Kebayoran Baru Jakarta Selatan. 600000 500000 400000 300000 200000 100000 0 2009 2010 2011 2012

8 Penyelenggaraan kegiatan umrah tergolong dalam kegiatan bisnis, maka KBIH Daarut Tauhiid sebagai agen perjalanan wisata umrah haji MQ Travel memiliki strategi pengembangan produknya termasuk strategi pengembangan paket wisata umrah yang diantaranya sebagai berikut. Strategi Pemasaran dan Promosi TABEL1.1 STRATEGI PEMASARAN WISATA UMRAH KBIH DAARUT TAUHIID BANDUNG Program Personal Communication Advertising Instructional Materials Publicity Implementasi 1. Menyediakan layanan Customer Service, melalui jaringan telepon maupun tatap muka langsung. 2. Informasi mulut ke mulut (word of mouth) dari alumni jemaah haji/umrah yang pernah menggunakan layanan KBIH sebelumnya. Mereka merekomendasikan kepada rekan-rekannya. 1. Broadcast di radio MQ FM dan Televisi MQTV. 2. Membuat spanduk dan baligo. 1. Penyebaran brosur di setiap lembaga asuhan Yayasan Daarut Tauhiid. 2. Promosi melalui website Kopontren Daarut Tauhiid, dan MQ Travel Mempublikasikan program umrah haji dalam kajian yang diselenggarakan rutin di Mesjid Daarut Tauhiid, atau ketika pengajian alumni haji. Service performance Memaksimalkan pelayanan sehingga menciptakan kepuasan, dan membentuk loyalitas sehingga menciptakan word of mouth yang positif. Public Figure Sumber : KBIH Yayasan Daarut Tauhiid Bandung, 2013 Figur Aa Gym yang merupakan ulama yang sudah dikenal se-indonesia sebagai pembimbing ibadah menjadi salah satu alasan jemaah pergi umrah/haji dengan KBIH Daarut Tauhiid Bandung.

9 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 1425 151 1630 505 396 Sumber : KBIH Yayasan Daarut Tauhiid Bandung *hingga bulan Juli 2013, 2013 GAMBAR 1.6 JUMLAH JEMAAH UMRAH KBIH YAYASAN DAARUT TAUHIID BANDUNG TAHUN 2010-2013 Gambar 1.6 menunjukkan bahwa jemaah umrah tahun 2013 sudah melampaui tahun 2012 pada pertengahan tahun 2013 dan melampaui target 2013 yaitu 500 jemaah. Hal tersebut menunjukkan semakin meningkatnya jemaah yang melakukan ibadah umrah di KBIH DT Bandung. Namun, pada gambar di atas menunjukkan perbandingan jumlah jemaah umrah KBIH Daarut Tauhid Bandung dengan jumlah jemaah umrah Safari Suci Tour yang merupakan biro perjalanan umrah haji ternama di Kota Bandung, dapat dilihat bahwa jumlah jemaah KBIH Daarut Tauhiid berada jauh di bawah Safari Suci Tour. Hal ini dikarenakan belum kuatnya strategi pemasaran yang digunakan. 2322 2010 2011 2012 2013* 2639 Menurut H. Lukman Hakim selaku staf manajemen KBIH Daarut Tauhiid Bandung, menjelaskan bahwa strategi paling efektif yaitu strategi eksternal yaitu word of mouth (WOM). Informasi mulut ke mulut yang positif dari alumni jemaah haji maupun umrah membuat peningkatan citra dan penjualan paket umrah di KBIH Daarut Tauhiid Bandung. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. 527 Umrah KBIH DT Umrah Safari Suci Tour

10 TABEL 1.2 PENGALAMAN JEMAAH MENURUT SUMBER INFORMASI Sumber Informasi Frekuensi Persentase (%) Keluarga 25 62.5 Teman 6 15.0 Radio 5 12.5 Brosur 3 7.5 Lainnya 1 2.5 Total 40 100.0 Sumber: Database KBIH Daarut Tauhiid Bandung, 2013 WOM positif diciptakan oleh alumni jemaah haji atau umrah yang sebelumnya membeli paket serta layanan KBIH Daarut Tauhiid Bandung dan merasa terpuaskan oleh pelayanannya sehingga kemudian mereka memberikan informasi positif atau rekomendasi kepada orang-orang terdekatnya. Informasi mulut ke mulut positif tersebar sehingga mendorong bertambahnya jemaah yang mengikuti program umrah. Menurut Kertajaya (2007) dalam Sari (2012) WOM adalah suatu sarana komunikasi pemasaran yang efektif, murah, dan kredibel. Penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa WOM diakui sebagai bentuk penting dari kegiatan promosi, khususnya dalam lingkungan jasa profesional, di mana kepercayaan terhadap kualitas memainkan peran penting ketika konsumen menentukan pilihannya (Sweeney et.al., 2008:344). Penelitian lainnya oleh Bansal dan Voyer (2000) menyatakan adanya pengaruh WOM terhadap keputusan pembelian konsumen sedangkan Zhenquan

11 (2011) menyatakan bahwa WOM memiliki efek langsung dan positif pada pengaruh WOM terhadap keputusan pembelian konsumen. Menurut Sari (2012:5) WOM menjadi bagian penting dalam studi pemasaran mengingat bahwa komunikasi dalam WOM mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Menurutnya, di sisi lain, kekuatan WOM juga bertambah mengingat bahwa manusia adalah makhluk sosial yang senang berinteraksi dan berbagi dengan sesamanya, termasuk masalah preferensi pembelian. Pengelola KBIH Daarut Tauhid menyadari bahwa WOM yang positif tersebut perlu dipertahankan dengan cara terus meningkatkan kinerja pelayanan terhadap jemaah yang mengikuti program umrah KBIH Daarut Tauhid Bandung. Hal tersebut diupayakan untuk terus meningkatkan jumlah jemaah yang mengikuti program umrah sehingga mendorong profitabilitas perusahaan. Berdasarkan fenomena tersebut, maka penulis bermaksud meneliti agen perjalanan wisata umrah yaitu KBIH Yayasan Daarut Tauhiid Bandung, yaitu mengenai Analisis Faktor-Faktor Antecedents Word Of Mouth Terhadap Keputusan Untuk Mengikuti Wisata Religi Berupa Umrah Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Daarut Tauhiid Bandung. (Survei Terhadap Jemaah Umrah di KBIH Daarut Tauhiid Bandung). 1.2 Rumusan Masalah

12 Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana gambaran faktor-faktor antecedents of WOM mengenai umrah KBIH Daarut Tauhiid Bandung. 2. Bagaimana gambaran keputusan untuk mengikuti umrah yang disediakan KBIH Daarut Tauhiid Bandung. 3. Bagaimana pengaruh faktor-faktor antecedents of WOM terhadap keputusan untuk mengikuti wisata religi umrah di KBIH Daarut Tauhiid Bandung. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain untuk: 1. Memperoleh gambaran tentang faktor-faktor antecedents of WOM produk dan jasa umrah KBIH Daarut Tauhiid Bandung. 2. Memperoleh gambaran tentang keputusan untuk mengikuti umrah yang disediakan KBIH Daarut Tauhiid Bandung. 3. Mengetahui sejauh mana pengaruh faktor-faktor antecedents of WOM terhadap keputusan untuk mengikuti wisata religi umrah di KBIH Daarut Tauhiid Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat secara:

13 1. Teoritis, yaitu untuk pengembangan ilmu pemasaran, khususnya mengenai kajian informasi mulut ke mulut (word of mouth) serta mengenai keputusan untuk mengikuti wisata religi berupa umrah, sehingga diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih jauh mengenai masalah-masalah yang serupa. 2. Praktis, terutama bagi KBIH Daarut Tauhiid sebagai agen perjalanan penyelenggara ibadah umrah dan haji diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan citra, kinerja serta profitabilitas perusahaannya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai acuan dalam meningkatkan kinerja perusahaan.