Pengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN ALAT PENGEMASAN TEMPE DENGAN PENDEKATAN QFD, FAST, DAN PUGH UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS

Perancangan Alat Pengemasan Tempe dengan Pendekatan QFD,FAST, dan PUGH untuk Peningkatan Produktivitas dan Kualitas

PERTEMUAN 3 (MENENTUKAN SPESIFIKASI & TARGET) KAMIS, 20 OKTOBER 2016

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN PROTOTYPE RANGKA STANDAR UNTUK TUGAS BESAR MATA KULIAH OTOMASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI ITS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pengembangan Prototype Otomasi Pengering dan Pengemas Kerupuk untuk IKM (Industri Kecil Menengah)

ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN

meja dan kursi pada proses memahat untuk memperbaiki postur kerja di Java Art Stone Yogyakarta adalah Problem-Solving Research.

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai

BAB I PENDAHULUAN. dan perusahaan harus cepat tanggap terhadap perubahan pasar. Perusahaan harus

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERANCANGAN PORTABLE CONVEYOR UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES MATERIAL HANDLING (STUDI KASUS: BONGKAR MUAT PT. PETROKIMIA GRESIK)

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

Erwin Wijaya 1, Novi 2, Christina Wirawan 3 Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line

Aplikasi Quality Function Deployment Untuk Redesign Kontainer Penyimpanan Pada Industri Kemasan Kaleng

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang berdampak pada semakin luasnya kesempatan kerja. Sehingga persaingan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

sedangkan industry, dapat diartikan sebagai kerajinan, usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya redesign (penyesuaian rancangan) sehingga mengakibatkan delay. Marketing (Analisis Kebutuhan Konsumen)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses produksi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan dalam pasar global menyebabkan persaingan

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ATHROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan model..., Deni Juharsyah, FT UI, 2009.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Penelitian otomasi pada industri batik pernah dilakukan oleh Wibisono,et al (2010), berupa perancangan dan pengembangan prototipe mesin cap batik

PENGEMBANGAN BATIK GEDOK TUBAN BERDASARKAN ATRIBUT KONSUMEN DENGAN MENGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment)

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang penuh persaingan,. Inovasi yang dilakukan harus disesuaikan dengan. agar merancang produk dengan fungsi yang maksimal.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN... ii. SURAT KETERANGAN PENELITIAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv

DESAIN PRE-CAST PROFIL BERBASIS CUSTOMER NEEDS

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi muncul banyak nya usaha jasa baru.

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN TEMPERATURE CONTROL SYSTEM PADA INTERNAL FLOW FLUIDA VISCOUS (STUDI KASUS DI PERUSAHAAN KECAP DAN SAUS PT. LOMBOK GANDARIA) Skripsi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

DAFTAR ISI. I ii Iii iv V vi vii viii x xi xvi xvii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH STUDI LAPANGAN STUDI LITERATUR. QFD (Quality function deployment) ANALISA DATA PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP

BAB II KONSEP DASAR ALAT PENGERING CENGKEH BERBASIS MIKROKONTROLER

KATA PENGANTAR. Malang, Februari Penulis. Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

TUGAS AKHIR. Rancang Bangun Produk Pembersih dan Pelumas Rantai Motor Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB 2 LANDASAN TEORI...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO ISSN: KONSEP DESAIN PERANCANGAN ALAT BANTU PENGISIAN SAUS TOMAT

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

BAB III PERANCANGAN ALAT. Sistem pengendali tension wire ini meliputi tiga perancangan yaitu perancangan

Gambar 1. 1 Empat Fase Model QFD

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan

USULAN PERBAIKAN DESAIN KEMASAN STICK STRAWBERRY KENCANA MAS MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Transkripsi:

Pengujian Produk Perancangan Produk Identifikasi Kondisi Eksisting

Identifikasi Kondisi Eksisting Membungkus kedelai yang telah diberi ragi Menimbang ukuran berat Labelling Memanaskan ujung-ujung plastik Tempe siap dipasarkan Memberi lubanglubang kecil pada plastik

Quality Function Deployment (QFD) Function Analysis System Technique (FAST) PUGH Perancangan Produk

Voice of Customer

Harga produk Desain produk Kapasitas produksi Kemudahan dalam pemakaian Dimensi produk Ketahanan produk Kemudahan diperbaiki Hemat energi (listrik) Kecepatan produksi Identifikasi Atribut

Jumlah Produksi tiap Hari (kg) Ukuran Berat tiap Bungkus (gram) 10% 10% 10% 10% 17% 43% <50 50 60 70 80 200 100 tidak diukur 10% 3% 87% 100 Faktor Penyebab Terjadinya Kesalahan 8% 2% 2% 33% 16% 39% Kesalahan operator Kecepatan proses Alat yang kurang memadai Tidak ditimbang Bahan baku buruk Intensitas Terjadinya Kesalahan pada Proses Pengemasan 7% 93% ya tidak Sedikitnya pekerja Hasil Rekap Data & Interpretasi

Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Identifikasi Tingkatan Kepentingan dan Kepuasan Pelanggan Hasil Rekap Data & Interpretasi

GAP = RII Tingkat Kepuasan RII Tingkat Kepentingan Gap Negatif: Harga Produk Kapasitas Produksi Ketahanan Produk Kemudahan diperbaiki Hemat Energi (listrik) Kecepatan Produksi Analisis Gap Kepuasan

Desain Produk Kapasitas Produksi Ketahanan Produk Kemudahan diperbaiki Kecepatan Produksi Benchmarking

Menunjukkan bagaimana suatu atribut mempengaruhi tingkat penjualan produk Hasil dari subjektivitas dan wawancara dengan pihak terkait Sales Point

Langkah untuk mewujudkan adanya atribut Terdapat respon teknis yang mempengaruhi lebih dari satu atribut Respon Teknis

Relationship Matrix

Technical Correlation

Eliminasi Dimensi Produk Inputan Metode FAST Matrix House of Quality

Atribut prioritas untuk dikembangkan adalah harga produk, ketahanan produk, kemudahan diperbaiki, kemudahan dalam pemakaian, dan hemat energi (listrik) Hierarki Hubungan

How When Alat Pengemasan Tempe Meningkatkan Produktivitas & Meningkatkan Kualitas Pengemasan Tempe Meningkatkan Kemampuan Produksi Meningkatkan Kapasitas Pengemasan Menambah Kapasitas Tampung Perbesar Roll Plastik Perbesar Corong Mengurangi defect rate Deteksi Ukuran Berat untuk Tiap Bungkus Tempe Penggunaan Sensor Berat Meningkatkan kecepatan pengemasan Memudahkan untuk memperbaiki alat Memudahkan Proses Pengemasan Menyederhanakan Kontrol Alat Penggunaan Komponen Sederhana Penggunaan Material yang Umum dipasaran Sederhanakan Mekanisme Sederhanakan Bentuk Memperpanjang Umur Alat Membuat Alat Pengemasan Susun Kerangka Tentukan Bentuknya Penggunaan Stainless Steel Spesifikasi Kontroller Baik Gabungkan Kerangka Why Data kuisioner dan wawancara pengrajin tempe Deteksi Bungkus Tempe Penggunaan Sensor Warna Tentukan Bahan Stabilkan pemanas Beri kontrol panas Penggunaan Elemen FAST Diagram

Meningkatkan Kemampuan Produksi Meningkatkan Kapasitas Pengemasan Menambah Kapasitas Tampung Perbesar Roll Plastik Perbesar Corong Diagram FAST Meningkatkan Kapasitas Pengemasan Mengurangi defect rate Diagram FAST Mengurangi Defect Rate FAST Diagram Deteksi Ukuran Berat untuk Tiap Bungkus Tempe Deteksi Bungkus Tempe Stabilkan pemanas Penggunaan Sensor Berat Penggunaan Sensor Warna Beri kontrol panas Penggunaan Loadcell Rangkaian Heater Penggunaan Elemen

Memperpanjang Umur Alat Membuat Alat Pengemasan Penggunaan Stainless Steel Spesifikasi Kontroller Baik Diagram FAST Membuat Alat Pengemasan Susun Kerangka Gabungkan Kerangka Pengelasan Tentukan Bentuknya Tentukan Bahan Diagram FAST Memudahkan Proses Pengemasan Meningkatkan kecepatan pengemasan Memudahkan untuk memperbaiki alat Memudahkan Proses Pengemasan Penggunaan Komponen Sederhana Penggunaan Material yang Umum dipasaran Sederhanakan Mekanisme Satu Colokan Listrik Satu Tombol On/Off Alat FAST Diagram Menyederhanakan Kontrol Alat Sederhanakan Bentuk Adanya LCD Display

Pemilihan Alternatif Konsep Mempertimbangkan hasil output dari QFD dan FAST PUGH & Morphology Chart

Screening dan scoring menggunakan atribut prioritas dari hasil QFD Penyusunan beberapa alternatif konsep disesuaikan dengan hasil QFD dan FAST Tahapan screening ini hanya memilih 5 konsep yang akan diseleksi lebih lanjut Screening Concept

Scoring Concept Rincian komponen terpilih : Corong bentuk kerucut terbalik Roller yang memiliki permukaan rekat Sensor loadcell 500mg Heater dari plat elemen kontrol panas Motor DC 24V

Prototype

Produktivitas Kerja Kualitas Kerja Analisis Pemilihan Alternatif Pengujian Alat

Rekap Data Waktu Proses Pengemasan Uji Keseragaman Paired T-Test Produktivitas Kerja Produktivitas Kerja

2 hari pengambilan data sampling masing-masing 50 bungkus produk untuk eksisting dan penerapan alat baru Rekap Data

Waktu Pengemasan Eksisting (Hari Pertama) Waktu Pengemasan Eksisting (Hari Kedua) 1100 1000 UCL=1108,0 1100 1000 UCL=1055,9 900 900 Individual Value 800 700 600 500 _ X=697,5 Individual Value 800 700 600 500 _ X=664,1 400 400 300 200 1 6 11 16 21 26 31 Observation 36 41 46 LCL=287,1 300 200 1 6 11 16 21 26 31 Observation 36 41 46 LCL=272,2 400 Waktu Pengemasan Alat Baru (Hari Pertama) UCL=401,6 450 400 Waktu Pengemasan Alat Baru (Hari Kedua) UCL=414,8 Individual Value 350 300 250 _ X=304,3 Individual Value 350 300 250 _ X=294,4 200 LCL=207,0 200 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 Observation Uji Keseragaman 1 6 11 16 21 26 31 Observation 36 41 46 LCL=174,1

Hari Pertama Ho : µ1 - µ2 = 0 H1 : µ1 - µ2 0 hw 1 = 33,733 393,24 33,733 µ1-µ2 393,24 + 33,733 359,507 µ1-µ2 426,973 Paired T-Test

Hari Kedua Ho : µ1 - µ2 = 0 H1 : µ1 - µ2 0 hw 2 = 29,75 369,62 29,75 µ1-µ2 369,62 + 29,75 339,87 µ1-µ2 399,37 Paired T-Test

Karena nilai 0 tidak berada pada rentang µ1 - µ2, maka keputusan yang diambil adalah menolak Ho, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan waktu yang signifikan antara kondisi eksisting dengan penerapan alat baru

EKSISTING ALAT BARU

Pengambilan data sampling dilakukan selama 2 hari Identifikasi kriteria kualitas digunakan untuk menentukan defect atau tidaknya suatu produk Merupakan hasil wawancara dan observasi langsung pada UKM Tempe Kualitas Kerja

Kualitas Pengemasan Eksisting 14% Kualitas Pengemasan Alat Baru 8% 86% cacat baik cacat baik 92% 80% Kualitas Pengemasan Eksisting 20% cacat baik Kualitas Pengemasan Alat Baru 2% 98% cacat baik Selama 2 hari pengujian, kualitas hasil pengemasan alat baru lebih baik daripada kondisi eksisting Kualitas hasil pengemasan alat baru juga memiliki tren meningkat karena adanya perbaikan sistem Kualitas Kerja

Biaya Pembuatan Alat

KONDISI EKSISTING Pemilihan Alternatif Investasi

ALAT BARU Pemilihan Alternatif Investasi

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil identifikasi Voice of Customer (VoC) menunjukkan 2 faktor penyebab tertinggi yang menyebabkan kesalahan pengemasan adalah 39% merupakan kesalahan operator dan 33% dikarenakan alat yang kurang memadai. Kesimpulan

Rancangan alat pengemasan tempe berbasis otomasi dengan metode QFD, FAST, dan PUGH telah mampu memenuhi kriteria yang diinginkan/diharapkan oleh konsumen (pengrajin tempe). Prioritas kriteria yang diinginkan tersebut adalah harga produk, ketahanan produk, kemudahan alat untuk diperbaiki, kemudahan dalam pemakaian, dan hemat energi (listrik). Kesimpulan

Penerapan alat ini memberikan dampak yang cukup signifikan dalam segi produktivitas dan kualitas kerja. Pada produktivitas, indeks peningkatannya mencapai 6,733. Total waktu proses pengemasan (batasan uji = 50 bungkus) yang dibutuhkan juga relatif cepat dibandingkan dengan kondisi eksisting, yaitu 4,15 jam berbanding dengan 9,45 jam. Sedangkan pada kualitas kerja, alat ini memberikan peningkatan kualitas dengan tingkat pengurangan defect sebesar 6-18%. Kesimpulan

Hasil Uji T-Test juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan waktu secara signifikan antara eksisting dengan alat baru, dimana hasil perhitungannya berturut-turut menolak Ho dengan rentang nilai µ1-µ2 yaitu 359,507 µ1-µ2 426,973 dan 339,87 µ1-µ2 399,37. Kesimpulan

Alternatif penerapan alat juga layak dalam segi investasi dibandingkan dengan kondisi eksisting yang telah ada sebelumnya. NPV untuk alat baru sebesar Rp 194.524.531, dibandingkan dengan eksisting yang hanya menghasilkan NPV sebesar Rp 23.128.772. Nilai IRR alat baru adalah 8% sedangkan kondisi eksisting yaitu 7%, dimana hal ini menunjukkan bahwa investasi alat baru layak dilakukan dan lebih menguntungkan daripada kondisi eksisting. Kesimpulan

Kunci keberhasilan perancangan alat yang tepat fungsi adalah dengan kemampuan berkomunikasi dengan informal agar penggalian informasi dapat lebih maksimal. Uji coba alat sebaiknya dilakukan dengan range waktu yang lebih lama untuk memastikan segala kemungkinan yang dapat terjadi pada alat. Proses kontrol alat dapat dilakukan jarak jauh dengan pemanfaatan bluetooth downloader, alat ini telah terdapat pada alat saat ini hanya saja butuh program aplikasi untuk menjalankannya. Saran

Sebaiknya mekanik pembuat alat memiliki kemampuan yang handal dalam pengerjaan alat agar alat dapat berjalan dengan baik. Saran

Kedelai dituangkan Diidentifikasi oleh sensor berat Plastik pembungkus bergeser Kedelai turun menuju plastik pembungkus Menutup plastik bagian bawah (dipanaskan) Sambungan plastik dipanaskan pemanasan plastik bagian akhir (packaging) Cara Kerja Alat

Lampiran Design prototype

Lampiran Survei Lapangan

Lampiran Pembuatan Alat

Lampiran Pembuatan Kontroller

Terima kasih