Misteri Gandrung dari Tiongkok

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pada abad ke-5, dibuktikan dengan kisah perjalanan biksu Buddha

Sejarah Kerajaan Majapahit

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR POST-MODERN

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA

senopati tersebut berada di Desa Gading. Mereka menetap di sana hingga akhir hayat. Kapal yang mereka gunakan untuk berlayar dibiarkan begitu saja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS AKULTURASI BUDAYA CHINA DAN JAWA TERHADAP MASJID CHENG HOO

MASJID CHENG HOO SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. sejarah singkat bangsa Indonesia yang berkaitan dengan kedatangan etnik Cina di

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengamati sejarah perkembangan ekonomi Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. menurut sumber lisan turun-menurun berasal dari bahasa simalungun: sima-sima dan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia. Disusun Oleh Kelompok 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. telah dikembangkan sejak tahun lalu. Feng Shui ditulis pada periode kekaisaran Huang

5. Dalam seminggu berapa lama Anda rata-rata menggunakan komputer?

Pendidikan Agama Islam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melainkan juga dalam literatur Barat (Portugis, Belanda, Inggris, dan. Semeriramis istri dari Raja Babilonia

BAB I PENDAHULUAN. penerangan, dakwah, pendidikan, pemahaman filsafat, serta hiburan.

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. zaman/waktu. Baik itu seni bahasa atau sastra, seni gerak (acting), seni rias

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

REDESAIN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Morphosis

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat, perubahan

1. Prasasti Kedudukan Bukit (605 Saka=683 M)

Menengok sejarah hubungan Bali dan Tiongkok di Shapowei

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.

I. PENDAHULUAN. dikenal sebagai salah satu Kerajaan Maritim terbesar di Indonesia. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. horor adalah film yang penuh dengan eksploitas unsur unsur horor yang

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1-3 Gambar 1. Geger Pecinan Tahun 1742 Gambar 2. Boemi Hangoes Tahun 1948 Gambar 3.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi terjadi antara orang-orang yang berbeda bangsa, ras, bahasa, agama,

BAB I PENGANTAR. Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya

TARI BARIS RASA CINA Oleh I Nyoman Payuyasa Dosen Prodi Film dan Televisi FSRD ISI DENPASAR

SEJARAH SENI RUPA TOPIK 2 SENI RUPA TIMUR TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN BUKU REFERENSI QUIZ LINLS KE INTERNET

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia pernah menjadi salah satu negara yang kuat akan kedirgantaraan di Asia

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

GAMBARAN UMUM SUKU BANJAR

RESUME MEDIA PETUNJUKAN PRIYATIN NIM.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Blitar memiliki banyak sektor pariwisata yang salah satunya

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

Sejarah Seni Rupa Yunani Kuno 1. Sejarah Yunani Kuno

BAB 2 DATA DAN ANALISA

PENGASASAN KESULTANAN MELAYU MELAKA (m/s 47 48)

PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7

Mengenal Etnis Tionghoa di Taman Budaya TMII

JENDELA PENGETAHUAN JURNAL ILMIAH ISSN: PENINGKATAN STATUS SOSIAL DAN KETIDAKADILAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA PENDIDIKAN FORMAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

"Sejarah tidak hanya memiliki narasi besar (mayor) yang berkisah tentang tokoh-tokoh dengan seluruh tindakan historisnya." Indra Tranggono (2009)

10 Tahun yang Lalu Usmar Ismail Tutup Usia Oleh: H. Rosihan Anwar

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

Hadirin yang Saya Hormati, Assalamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, Salam Sejahtera Untuk Kita Semua,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

Kerajaan Sriwijaya. 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN. seni budaya Cina adalah seni pertunjukkan. Seni pertunjukkan di Cina memiliki tidak

Festival Trowulan Majapahit (FTM) 2014, Keselarasan Keberagaman Indonesia. Tarian Gayatri Rajapatni

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan sistem nilai suatu masyarakat, meliputi cara-cara berlaku,

Redesain Taman Budaya Raden Saleh Semarang 1

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. kesenian yang ada di Indonesia sangat beragam. Di setiap wilayah di Indonesia

kediaman tuhan Hindu iaitu Brahma, Siva dan Vishnu. Latihan: Pelanduk Mitos Hindu Pokok Melaka 1. Senarai di atas berkaitan dengan A asal usul Parames

BAB I PENDAHULUAN. Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki

Tionghoa, Dulu dan Sekarang (1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 08 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN HARI JADI PEKANBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

BAB II DATA DAN ANALISA

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

Institut Seni Indonesia di Semarang

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dalam bahasa Indonesia merupakan peristiwa yang benar-benar

Transkripsi:

1 Misteri Gandrung dari Tiongkok Sumono Abdul Hamid Dua puluh satu tahun yang lalu, tepatnya 5 Maret 1990, saya menonton pementasan gandrung di Taman Ismail Marzuki, garapan seniman kondang Hendrawanto Panji Akbar atau yang lebih dikenal Deddy Luthan. Tema yang diangkat cukup menggugah: Kadung Dadi Gandrung Wis! Deddy menampilkan dua penari gandrung senior, Mbah Suanah dan Mbah Awiyah, serta penari gandrung muda lainnya. Dari Harian Kompas saat itu saya mengetahui, Deddy Luthan ternyata telah empat kali mementaskan gandrung pada tahun 1990 hingga 1993. Bahkan pernah membawa seniman gandrung ke Amerika Serikat. Sungguh perhatian yang luar biasa! Pementasan gandrung tersebut cukup mengobati kerinduan, karena sudah 27 tahun saya tidak menonton gandrung. Sebabnya banyak. Karena makin menjamurnya tontonan baru seperti

orkes melayu atau angklung modern, diikuti berkembangnya anggapan miring kalau nonton gandrung dikatakan orang ndeso. Selain terkesan, pementasan gandrung saat itu memunculkan banyak pertanyaan di kepala saya. Terutama ketika mengamati, para penari dan nayoga yang berwajah mongoloid: berkulit kuning, berambut hitam, dan bentuk mata sipit. Ras Mongoloid mulanya tumbuh di Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia. Bangsa Tionghoa/China yang merupakan rumpun ras ini, paling banyak melakukan migrasi ke Indonesia sehingga terbentuklah akulturasi budaya yang bisa kita saksikan hingga saat ini. Lalu, apakah ada keterkaitan gandrung dengan kebudayaan Tionghoa? Benarkah gandrung memang dibawa oleh orang-orang dari negeri Tirai Bambu itu? Gandrung dan Cungking Betapa misterinya gandrung, menggugah saya untuk menelusuri asal-muasal kesenian ini. Saya mengunjungi daerah Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri, atau sekitar 3

kilometer dari pusat kota Banyuwangi. Daerah ini disebut-sebut sebagai pusat kelahiran gandrung. Saya mengunjungi makam Mbah Cungking. Arsitektur bangunan makam ini amat mirip dengan rumah-rumah kuno yang pernah saya saksikan di Cina. Menurut cerita juru kunci, bangunan makam sebenarnya pernah diubah menjadi bangunan gedung, tapi akhirnya dikembalikan ke bentuk semula karena terbakar. Nama Cungking di Banyuwangi pun sangat identik dengan salah satu kota modern di China bagian selatan yang juga bernama Chungking. Kota ini dibangun oleh Dinasti Ming pada abad ke-14 masehi yang menjadi ibu kota kerajaan menggantikan ibu kota sebelumnya, Beijing. Adanya nama Cungking di Banyuwangi menunjukkan bahwa jejak Dinasti Ming pernah singgah di Banyuwangi (dulu, Blambangan). Slamet Mulyana dalam Negarakertagama dan Tafsir Sejarahnya, menuliskan, bahwa rumpun mongoloid telah datang ke Indonesia sebelum abad ke-7. Kedatangan mereka kemudian disusul penyerbuan Kubilai Khan ke Singosari, hubungan diplomatik masa Sriwijaya dan muhibah Laksamana Cheng Ho pada masa Majapahit. Bahkan saat kolonial Belanda, migrasi orang-orang mongoloid ini terjadi secara besar-besaran.

Sebagai kerajaan baru yang maju pesat, Dinasti Ming mengirim misi muhibah raksasa yang dipimpin Laksamana Cheng Ho meliputi ke seluruh Asia dan tepi timur Afrika. Mereka menyatakan diri sebagai orang Chungking karena saat itu sebutan Cina belumlah muncul. Muhibah ini bermisi diplomatik dan perdagangan, sekaligus mengabarkan tentang keberhasilan Dinasti Ming dari kekuasaan Mongol. Salah satu tujuan muhibah adalah Majapahit. Namun di awal abad 16, Majapahit telah mengalami sandyakala atau mulai melemah sehingga bermunculan kerajaan-kerajaan kecil, salah satunya adalah Kerajaan Blambangan yang saat itu muncul sebagai kekuatan baru di Jawa. Dengan adanya perkembangan politik di Majapahit tersebut, armada Cheng Ho dibagi menjadi dua: satu tetap menuju Majapahit (atau disebut kedaton kulon) dan satu lagi menuju Blambangan (Majapahit kedaton wetan). Ketika armada Cheng Ho menuju Blambangan, amarah Majapahit yang saat itu diperintah Dewi Suhita tersulut. Majapahit berprasangka bahwa Laksamana Cheng Ho mendukung Blambangan untuk menghancurkan Majapahit. Prasangka tersebut sangat wajar karena ketika Raden Wijaya yang masih keturunan Singosari itu mendirikan Majapahit, dia

menggunakan tentara Kubilai Khan untuk menghancurkan kekuasaan Kediri. Oleh karena itu, Dewi Suhita -yang lebih dekat pada trah Kediri, segera mengirim kekuatan tempur ke Blambangan yang dipimpin Bhree Narapati. Sedangkan Blambangan saat itu diperintah oleh Bhree Wirabhumi yang lebih dekat pada trah Singosari. Pada penyerangan ini, pasukan Majapahit berhasil menghancurkan dan membunuh lebih dari setengah utusan armada Cheng Ho, sedangkan sisa pasukan yang selamat melarikan diri ke hutan hutan di Banyuwangi. Meski akhirnya akibat tindakannya ini, Majapahit harus menelan pil pahit karena harus membayar denda dan memberikan upeti ke Dinasti Ming dalam jumlah sangat besar. Sisa armada Cheng Ho ke pedalaman Blambangan inilah, yang kemungkinan kuat menjadi cikal bakal wajah mongoloid di Cungking Banyuwangi.