ANTON SETYO NUGROHO. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan

dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut

KAJIAN AWAL SISTEM PENGAWASAN MUTU PADA PROSES PRODUKSI SOSlS DAN DELICATESSEN Dl PT. SOELINA INTER KARYA PROCESSING, JAKARTA OLEH DESIAFIA F

KAJIAN AWAL SISTEM PENGAWASAN MUTU PADA PROSES PRODUKSI SOSlS DAN DELICATESSEN Dl PT. SOELINA INTER KARYA PROCESSING, JAKARTA OLEH DESIAFIA F

BAB I PENDAHULUAN. Toko Daging & Swalayan Sari Ecco merupakan salah satu industri

EVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL. Oleh: TIMOR MAHENDRA N C

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia.

Studi Kelayakan Unit Pengolahan Udang Putih Beku Tanpa Kepala di PT. XX Gorontalo

I. PENDAHULUAN. mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 1-5 ISSN :

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MEMPELAJARI SISTEM PENGENDALIAN MUTU?ADA PROSES PRODUKSI SAUS EMULSI DAN SAUS NON-EMULSI DI PT. SUBA INDAH

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia dimana makanan berfungsi memberikan tenaga atau

Analisa Mikroorganisme

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi masyarakat dunia. Diperkirakan konsumsi ikan secara global

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pengolahan yang aman mulai dari bahan baku, produk setengah

III. METODE PENELITIAN

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

4. PEMBAHASAN 4.1. Implementasi SSOP dan GMP

BAB I PENDAHULUAN. keamanan makanan serta efektivitas dalam proses produksi menjadi suatu

PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT

Lu luatul Fuadah, Sutarni, S.P., M.E.P, Analianasari, S.T.P., M.T.A.

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan produk-produk pangan untuk tetap dapat hidup dan. menyehatkan, aman untuk dikonsumsi dan praktis untuk memenuhi

11/22/ Menentukan CCP. 1. Menyusun TIM HACCP. 8. Menetapkan Batas Kritis untuk Setiap CCP Prinsip Mendeskripsikan produk

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan adalah faktor keamanan pangan. Dalam dunia industri. khususnya industri pangan, kontaminasi pada makanan dapat terjadi

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. nangka muda, berwarna cokelat dan memiliki rasa manis secara dominan.

Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

KAJIAN AWAL SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUKSI SUSU PASTEURISASI DI MILK TREATMENT KPBS PENGALENGAN BANDUNG

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

A. Latar Belakang Masalah

GMP (Good Manufacturing Practices) Cara Pengolahan Pangan Yang Baik

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Nur Hidayat Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah salah satu

Gambar 1. Ikan Tongkol (Ethynnus affinis) (Sumber: Anonim b 2010 )

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata I (S1) Disusun Oleh :

APLIKASI GOOD MANUFACTURING PRACTICES SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES DAN PENENTUAN

PROSEDUR. Sertifikasi Cara Penanganan Ikan Yang Baik (CPIB) Berdasarkan Konsepsi HACCP : AM/OK/SM/01 : - : - : 1 / 9

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

Tugas Manajemen Mutu Terpadu. 3. Penanganan dan pengolahan Penanganan dan pengolahan cumi-cumi beku sesuai SNI :2010.

PRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI

Sistem analisa bahaya dan pengendalian titik kritis (HACCP) serta pedoman penerapannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN PRINSIP HACCP (HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT) PADA PABRIK PENGOLAHAN CRACKER DENGAN KAPASITAS TEPUNG TERIGU 100 KG PER HARI

4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) Di Katering A

The Hazard Analysis and Critical Control Point System

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini peredaran rumah makan berbasis ayam goreng kian

PENGENDALIAN MUTU PAD A PABRIK PEMBEKUAN lkan LEMURU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab :

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan

BAB III BAHAN DAN METODE

SAFETY FOOD (Keamanan Pangan) A. Prinsip Safety Food

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH P

Upaya Perlindungan Kualitas Hidup Konsumen Melalui Studi Penerapan HACCP Pada Penyediaan Pangan Di Kantin Rumah Sakit

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

KATA PENGANTAR Analisis Bahaya dan Titik Kendali Kritis pada Penanganan Tuna Loin Beku di PT. Awindo International

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Rancangan sistem..., Putih Sujatmiko, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Sumber protein tersebut dapat berasal dari daging sapi,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN MUTU SUSU PASTEURISASI

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

OTORITAS KOMPETEN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN UPT KIPM...

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

STRATEGI PENINGKATAN MUTU DAN KEAMANAN PRODUK OLAHAN MARKISA DI PT. PINTU BESAR SELATAN, SUMATERA UTARA DUMASARI SIREGAR

PENILAIAN RESPONDEN KELOMPOK BM TERHADAP FAKTOR KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG SOSIAL YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN CPB DAN SPOS PENGOLAHAN FILLET IKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERSIAPAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DAN PENYUSUNAN RENCANA HACCP PADA INDUSTRI PEMBUATAN TAHU

Sosialisasi PENYUSUNAN SOP SAYURAN dan TANAMAN OBAT. oleh: Tim Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung, 14 Maret 2012

PROSES PENGAlENGAN FRUIT COCKTAIL 01 P1. BERJAYA SEKAWANINOO BATU

Pengantar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

PENERAPAN SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PROSES PEMBUATAN KERIPIK TEMPE

Kata kunci: GMP, HACCP, Pangan siap saji, danger zone

MATERI III : ANALISIS BAHAYA

KAJIAN AWAL PENERAPAN HACCP PADA UNIT USAHA PENGOLAHAN KEFIR PERTAPAAN BUNDA PEMERSATU GEDONO DI SALATIGA SKRIPSI MIRA HOTRI

Evaluasi Untuk Peningkatan Mutu dan Keamanan Proses Produksi Ikan Goreng Pada Perusahaan Katering di Semarang Melalui Penerapan Prinsip HACCP

Palembang Zuhri, Tangerang Christiyanto, 2002

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS BAHAYA DAN IDENTIFIKASI TITIK KENDALI KRITIS PROSES PENANGANAN PADA RANTAI TRANSPORTASI ikan ICEAMBUNG (Rastrelliger sp) SEGAR DI PT HERO SUPERMAMET Tbk ANTON SETYO NUGROHO Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTknl INSTITUT PERT.4NIAN BOGOR 2004

RINGKASAN ANTON SETYO NUGROHO (C03499045). Analisis Bahaya dan Identifikasi Titik Kendali Kritis Proses Penanganan pada Rantai Transportasi lkan Kembung (Rastrelliger sp) di PT Hero Supermarket Tbk. Dibimbing oleh BUSTAhlI IBRAHIM dan JOSEPHINE WIRYANTI. Pada penerapan HACCP (Hazard Analysis and Critical Cotztrol Poit~t) sangat penting bag suatu industri pangan mulai dari tingkat hulu sampai ke hilir, walaupun penerapan HACCP pada sistem penanganan ikan tidaklah mudah untuk dilaksanakan. Hal ini terbukti belum diterapkannya sistem HACCP pada kebanyakan supermarket di Indonesia sebagai rantai akhir dalam sistem penanganan dan transportasi produk sebelum sampai ke konsumen. Dengan pengawasan mutu yang baik pada sistetn penanganan dan transportasi ini tcntuilya akan ~ilemudahkan pihak supermarket untuk mempe~tahankan produk pangan yang aman dan diterima oleh konsumen. Penelitian ini mempakan studi kasus tentang analisis babaya dan identifikasi titik kendali kritis pada rantai transportasi ikan kembung (Rastrelliger sp) di PT Hero Supermarket. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengamatan GHP (Good Hatzdlit~g Practices) dan GDP (Good Eistribufion Pracfices),asesmen kelayakan dasar sarana penanganan dan transportasi, sanitasi dan higiene, dan pengujian TPC, air, sanitasi peralatan dengan metode oles, suhu serta organoleptik.pene1itian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Agusutus 2003 di gudang Hero Cibitung dan supermarket Hero cabang Bogor. Proses penanganan ikan kembung (Rastrelliger sp) segar meliputi tahap pene~imaan, so~tasi, pencucian: penimbangan I, pengemasan, peuimbangan 11, pengesan dan transpo~tasi ke Hero cabang. Sanitasi dan higiene yang diterapkan ole11 Hero gudang Cibitung meliputi lokasi dan lingkungan, konstmksi dan bangunan, peralatan dan pel-lengkapan penanganan, sanitasi dan kesehatan karyawan, dan prosedur operasional standar sanitasi. Dari basil pengamatan terhadap kelayakan sarana pengolahan di gudang pusat Hero Cibitung, tnenunjukkan bahwa terdapat beberapa penyiinpangan pada kondisi penanganan, yang terdii dari 4 macam penyimpangan minor, 4 macam penyimpangan mayor, 4 macam penyimpangan serius, namun tidak terdapat penyimpangan laitis. Dengan basil tersebut dapat diperoleh hasil bahwa tiogkat pengolahan di Gudang Pusat Hero Cibitung memperoieh predikat C (Cukup)), yang berarti tahwa sarana kelayakan di Gudang Pusat Hero Cibitung belum memenuhi kriteea yang ditetapkan untuk suatu unit pengolahan ikan. Hasil analisis bahaya dengan asumsi status kelayakan dasar sudah diperbaiki pada proses penanganan dan transportasi ikan kembung (Rnstrelliger sp) segar menunjukkan pada tahap penerimaan bahaya potensial yang muncul kemsakan fisik dan dekomposisi, pada'tabap sortasi yaitu salah ukuran dan mutu, pada tabap pencucian muncul pertumbuhan bakteri, tahap penimbsngsn I tcjadi salah timbang, pada tabap pengemasan bahaya potensialnya adalah kontaminasi tangan dan alat,

pada tahap penimbangan 11 akan mut~cul salah timbang, pada tahap penyimpanan bahaya potensialnya pertumbuhan bakteri dan pada tahap transportasi bahaya potensialnya adalah dekomposisi. Dati hasil analisis bahaya didapatkan beberapa CCP sebagai berikut. Patla tahap pencucian, dengati bahaya potensial mutu air yang jelek yang dapat menimbulkan bakte~i sehingga dapat semakin tnempercepat itemvnduran mutu ikan segar. Pada tahap penyiinpanaii, dengan bahaya potensial pertuinbuhan bakteti karena kekurangan jumlah es sehingga dapat tiiempercepat pertumbuhan bakteri. Pada tahap transpottasi, dengan bahaya dekomposisi tidak dapat diminimalkan sehingga dapat membahayakaa koosumeo. Pengendalian CCP pada tiap tahapan adalah sebagai berikut: tahap penerimaan dilakukan pengecekan kandungan formalin, tahap pencucian dilakukan perbaikan kualitas air, tahap pengesan diiakukan pengontrolan suhu dan tahap transportasi juga dilakukan pengawasan suhu dan pengangkutan pada pagi liari.