V1. SIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

BAB I PENDAHULUAN. hlm Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, UII Press, yogyakarta, 2001,

BAB I P E N D A H U L U A N. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB V PENUTUP. dijadikan sebagai sumbangan pemikiran yang perlu di pertimbangkan demi

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan), dan mengembangkan kepada kondisi yang optimal apabila terjadi

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya mampu menciptakan individu yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba

Sigit Sanyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Layanan Bimbingan Siswa (Studi Kasus)

1. PENDAHULUAN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 mencantumkan bahwa siswa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. tugas dari Tuhan Yang Maha Esa untuk beribadah. Manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang berasal dari luar dirinya. Dengan pendidikan inilah peserta didik dapat

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan bimbingan dan konseling sekolah bertindak sebagai polisi

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. By: Asroful Kadafi

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

Peran Guru dalam Memahami Siswa sebagai Dasar Pembelajaran

BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

Pengertian Bimbingan dan Konseling? Bimbingan dan Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh guru pembimbing kepada semua siswa baik secara perorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelompok dengan pendekatan mentoring halaqah dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Stres dalam belajar adalah perasaan yang dihadapi oleh seseorang ketika

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di

FUNGSI DAN PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.

PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, mengasuh dan memberikan kegiatan pembelajaran yang mampu

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

BAB I PENDAHULUAN. Lokasi SMKN Wonorejo di lingkungan pesantren yang merupakan. lembaga sekolah kejuruan yang bernuansa pesantren, siswa SMKN Wonorejo

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I HAKEKAT BIMBINGAN DI SD

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. maupun mentalnya. Dalam hal ini dia membutuhkan sekali orang yan mampu

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat. Langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB II KAJIAN TEORETIS

Sigit Sanyata

Pendekatan dan Teknik Bimbingan dan Konseling. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

I. PENDAHULUAN. Meningkatkan mutu pendidikan adalah tanggungjawab semua pihak

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dimana ia dituntut untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini, banyak sekali persoalan yang dihadapi para remaja antara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hindam, 2013

I. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Marliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. solidaritas di antara individu maupun kelompok. dengan yang lain atau (give and take) melalui berbicara atau saling menukar tanda

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI IPS MAN II KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

I. UMUM. menjadi...

I. PENDAHULUAN. menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk. penting pada penentuan kemajuan suatu bangsa. Sesuai dengan tujuan

PEDOMAN Konseling FOR/SPMI-UIB/PED

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya kurikulum 1975 yang menyatakan bawa bimbingan dan penyuluhan

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Halimatusa diah, 2013

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keluarga, masyarakat, sekolah dan kelompok sebaya.

Bimbingan dan Konseling Anak Usia Dini. Muthmainnah

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

PENERAPAN BIMBINGAN KONSELING ISLAMI. (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Tahun Ajaran 2011/2012) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Apriyanti, 2013

Transkripsi:

77 V1. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Bimbingan dan konseling merupakan proses yang berkesinambungan dalam membantu individu agar dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai kemampuannya dan agar individu memahami diri dan menyesuaikan dengan lingkungannya. Disekolah, bimbingan dan konseling secara tidak langsung menunjang tujuan pendidikan dengan menangani masalah dan memberikan layanan secara khusus pada siswa, agar siswa dapat mengembangkan dirinya secara penuh. Tujuan bimbingan di sekolah ialah membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar. Mengatasi kebiasaan yang tidak baik dalam belajar dan hubungan sosial, mengatasi kesulitan dengan kesehatan jasmani, masalah kelanjutan studi, kesulitan yang berhubungan dengan perencanaan dan pemilihan pekerjaan. Konseling dapat didefinisikan sebagai bantuan yang diberikan konselor kepada klien dalam memecahkan masalahnya yang terjadi dalam suasana profesional, yaitu dengan wawancara untuk memudahkan perubahan dalam tingkah laku klien dan mencapai kehidupan yang sejahera.

78 Kedisiplinan merupakan unsur yang penting bagi setiap individu dalam membentuk pola perilaku yang sesuai, baik ditinjau dari manusia sebagai makhluk sosial maupun makhluk spiritual. Guru sebagai pengajar, guru juga dapat bertugas dan berperan dalam bimbingan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, maupun guru dengan orang tua. Sebagai pembimbing, guru merupakan tangan pertama dalam usaha membantu memecahkan kesulitan-kesulitan siswa. Dari hasil penelitian, metode ceramah merupakan metode yang sering dilakukan. Metode ini sangat berguna dalam memberikan motivasi dan pemahaman pada siswa, baik dalam hal pelajaran maupun dalam hal kehidupan pribadi pada tiap masingmasing siswa. Guru BK yang juga merangkap sebagai pembina ekstrakulikuler di MAN 1 Bandar Lampung sadar akan pentingnya pengembangan diri. Hal ini terlihat dengan banyaknya prestasi yang telah diperoleh siswa-siswi MAN 1 Bandar Lampung dalam setiap perlombaan. Selain metode ceramah, ada juga metode pengembangan. Metode ini adalah metode yang dilakukan secara berkelompok dan para siswa dituntut dapat memberikan konseling antar teman. Konselor/guru BK hanya menjadi fasilitator dalam proses sharing yang dilakukan oleh para siswa dan siswi MAN 1 Bandar Lampung. Dengan metode bimbingan pengembangan, siswa dapat melihat dan berintropeksi akan dirinya sendiri terkait dengan bakat dan minat yang dimiliki. Metode bimbingan

79 perkembangan hampir sama dengan layanan bimbingan karir. Perbedaannya terletak pada teknik pemberian bimbingan itu sendiri. Jika bimbingan perkembangan dilakukan dengan cara berkelompok, namun dalam layanan bimbingan penempatan dan penyaluran (karir) lebih sering dilakukan secara individu ini terkait dengan media yang digunakan pada masing-masing layanan konseling tersebut. Para konselor pendidikan/guru BK di MAN 1 Bandar Lampung dalam proses konseling, juga menggunakan media. Media yang sering dipakai dalam memberikan materi pengembangan diri berupa LCD dan dalam memberikan layanan informasi media yang dipakai adalah pamflet ataupun selebaran yang berisi informasi. Media ini sering digunakan dalam layanan bimbingan perkembangan. Media angket juga pernah diberikan kepada siswa, hal ini berguna untuk mengetahui sejauh mana perkembangan diri yang di alami oleh para siswa MAN 1 Bandar Lampung. Media ini dapat digunakan pada saat layanan bimbingan konseling perkembangan dan penempatan penyaluran (karir). Pengawas bertugas mengawasi perkembangan dan pelaksanaan pendidikan di sekolah, melihat perkembangan pelaksanaan bimbingan dan konseling, dan juga berfungsi sebagai konsultan bagi kepala sekolah, guru, maupun konselor. Hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang konselor dari sebuah kasus adalah bahwa kasus yang ditanganinya tidak ada kaitannya dengan perkara kriminal ataupun perdata, dan konselor tidak menangani kasus-kasus berkenaan dengan keadaan sakit

80 ataupun ketidaknormalan secara fisik, konselor juga tidak boleh memandang suatu kasus dari berat ringannya, tetapi kasus itu hendaknya ditangani secara professional dan bertanggung jawab baik dengan tindakan preventif, represif atau tindakan kuratif dan rehabititasi. B. Saran Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling semua pihak yang terkait dituntut untuk mampu bekerjasama dengan baik dalam penyelesaian masalah yang dihadapi siswa. Dikarenakan Tidak semua siswa dapat memahami, menerima dan mengarahkan dengan baik kelebihan dan kelemahan, bakat dan minat, potensi serta ciri-ciri kepribadian yang dimilikinya. Kepada Kepala Sekolah dan Stafnya diharapkan mau memberi kesempatan kepada Guru Bimbingan dan Konseling untuk memilih metode-metode dan strategi dalam Layanan Bimbingan dan Konseling demi efektifitas dan efisien serta optimalisasi Layanan Bimbingan dan konseling. Pihak sekolah hendaknya dapat memfasilitasi kegiatan ini dengan cara selalu memberikan dukungan baik moral maupun material. Semua guru yang ada disekolah hendaknya dapat menyambut positif kegiatan ini, dengan tetap memberikan bimbingan kepada sebaya agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Kepada siswa-siswi yang diberikan tugas sebagai pembimbing sebaya hendaknya mampu menjalankan amanah yang diberikan dengan penuh tanggung jawab. Dan mudah-mudahan model konseling yang ada di MAN 1

81 Bandar Lampung ini dapat dijadikan referensi atau acuan bagi sekolah-sekolah lainnya untuk dapat diterapkan di masing-masing sekolah.