BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi (07.00) secara keseluruhan dalam kondisi nyaman. Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi siang (13.00) secara keseluruhan dalam kondisi tidak nyaman. Tidak nyaman pada siang (13.00) karena: Vegetasi sebagai naungan/kanopi alami, dan penurun suhu di jalur pedestrian dan ruang terbuka masih kurang. Konfigurasi ruang kawasan setiap penggal berbeda Penggunaan material yang didominasi oleh hard material (perkerasan penutup tanah, dinding) dimana berkontribusi dalam meningkatkan suhu udara. 2. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi tata hijau: Kondisi penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi (07.00) secara keseluruhan dalam kondisi nyaman Kondisi penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi siang (13.00) secara keseluruhan mengalami penurunan Ada perbedaan dimana penggal 1 (tidak nyaman) dibanding penggal 2 (nyaman), 3 (nyaman). Siang (13.00) tidak nyaman, karena konfigurasi ruang 240
kawasan dengan kepadatan bangunan yang tinggi dibanding penggal 2 dan 3. 3. Kondisi perubahan peningkatan kenyamanan thermal berbasis tata hijau: Penggal 1 pagi kondisi ideal (07.00), penerapan dengan model tata hijau menjadi turun naik, titik terendah turun 0,1 o C dari 22,15 o C menjadi 22,05 o C. Titik tertinggi naik 0,1 o C dari 22,80 o C menjadi 22,90 o C. (Kondisi nyaman) Penggal 1 siang kondisi ideal (13.00), penerapan dengan model tata hijau menjadi turun, titik terendah turun 1,4 o C dari 26,40 o C menjadi 25 o C. Titik tertinggi turun 1,5 o C dari 28 o C menjadi 26,50 o C. Temperatur efektif siang (13.00) masih tetap tinggi, karena tatanan ruang berupa kepadatan bangunan yang paling dominan daripada ruang hijau. (Kondisi tidak nyaman) Penggal 2 pagi kondisi ideal (07.00) penerapan dengan model tata hijau menjadi naik, titik terendah naik 0,3 o C dari 22,30 o C menjadi 22,60 o C. Titik tertinggi naik 0,3 o C dari 23,40 o C menjadi 23,70 o C. (Kondisi nyaman) Penggal 2 siang kondisi ideal (13.00), penerapan dengan model tata hijau menjadi turun, titik terendah turun 1,5 o C dari 26,35 o C menjadi 24,85 o C. Titik tertinggi turun 1,5 o C dari 27,40 o C menjadi 25,90 o C. (Kondisi nyaman) 241
Penggal 3 pagi kondisi ideal (07.00), penerapan dengan model tata hijau menjadi naik, titik terendah naik 0,4 o C dari 22,40 o C menjadi 22,80 o C. Titik tertinggi naik 0,55 o C dari 23,25 o C menjadi 23,80 o C. (Kondisi nyaman) Penggal 3 siang kondisi ideal (13.00), penerapan dengan model tata hijau menjadi turun, titik terendah turun 1,5 o C dari 26 o C menjadi 24,50 o C. Titik tertinggi turun 2,25 o C dari 28,1 5 o C menjadi 25,90 o C. (Kondisi nyaman) Penggal 3 siang kondisi ideal (13.00), setelah penerapan dengan model tata hijau menjadi turun, titik terendah turun 1,5 o C dari 26 o C menjadi 24,50 o C. Titik tertinggi turun 2,25 o C dari 28,15 o C menjadi 25,90 o C. Faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan termal simulasi tata hijau pada obyek penelitian sebagai berikut: Ukuran vegetasi pohon tinggi dan bentuk serta fungsi vegetasi peneduh (bulat, rindang dan lebat). Jarak antar tanaman (renggang, sangat renggang) dan posisi vegetasi yang teratur (sebaris) agar kesan kemenarikan visual bangunan tetap ada Tinggi pohon dengan tinggi 10 meter sampai 20 meter. Tajuk vegetasi yang rindang dan dengan jarak yang tidak rapat tidak menghalangi dan merubah alur angin. 242
Tajuk vegetasi yang rindang dan dengan jarak yang tidak rapat dapat mengurangi kelembaban udara. Tajuk vegetasi yang rindang mampu menaungi permukaan site yang tertutup hard material (perkerasan dan dinding). VI.2. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan dan hasil pembahasan serta optimalisasi kondisi ideal, upaya peningkatan kenyamanan termal iklim mikro jalur pedestrian dan disekitarnya dapat dilakukan dengan rekomendasi tata hijau. Tujuan rekomendasi untuk menghasilkan penataan yang sesuai untuk kondisi di penggal kepadatan tinggi, minim dan sedang. Model rekomendasi dengan menggunakan: Menerapkan vegetasi berdasarkan fungsi (penaung, pengarah, penarik perhatian), ketinggian vegetasi, kerapatan tajuk, bentuk tajuk, jarak antar tanaman dan jarak kerapatan tajuk dengan pertimbangan tempat/lokasi. Vegetasi bertajuk rindang diperuntukan di tepian jalur pedestrian, diperuntukan di set back/ruang terbuka area bangunan yang dirasa membutuhkan dan untuk naungan tempat parkir. Vegetasi juga digunakan sebagai pembatas ruang, memberi rasa nyaman secara visual dan memberikan estetika. Rekomendasi yang dapat diterapkan di penggal kepadatan tinggi, minim dan sedang yaitu: 243
244
245
246
VI.3. Saran VI.3.1. Saran Penelitian Selanjutnya 1. Modifikasi lebih detail tentang jenis tanaman dimulai dari bentuk tajuk, kerapatan tajuk, jarak antar tanaman akan berpengaruh pada kenyamanan termal sehingga diketahui jenis tanaman yang paling efektif berpengaruh positif terhadap iklim mikro kawasan. 2. Modifikasi penambahan green roof, vertical garden dapat dikaji lebih jauh terutama pada tatanan ruang dengan kepadatan bangunan yang tinggi. Diharapkan dapat diketahui lebih lanjut, hal-hal yg berdampak positif terhadap kenyamanan termal iklim mikro kawasan jalur pedestrian. VI.3.2. Saran kepada Pemerintah Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini Dinas pertamanan dan dinas-dinas terkait lainnya, harus lebih memperhatikan keinginankeinginan pengguna jalur pedestrian ruang jalan Brig.Jen Slamet Riyadi, Surakarta terutama sebagai bahan masukan dan pertimbangan didalam pengelolaan pedestrian tersebut. Hal ini dimaksudkan agar ruang publik atau ruang tata hijau dapat optimal sesuai dengan fungsinya sebagai tempat berjalan kaki, nyaman bagi penggunanya dan memiliki nilai estetis yang tinggi. Peningkatan kenyamanan lebih diarahkan pada kenyamanan fisik/klimatik pedestrian. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi iklim 247
mikro (suhu, kelembaban dan angin), peningkatan kualitas fisik pedestrian dari bahan material. Sedangkan kenyamanan visual sebagai faktor pendukung kenyamanan dapat dicapai melalui penataan yang rapi antara elemen-elemen lunak (softscape) seperti tanaman dan elemen keras (hardscape) yaitu kelengkapan dan perlengkapan jalan. 248