ANALISA KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL ASPHALT MIXING PLANT (Studi Kasus PT. Karya Maju Utama Barabai (HST))

dokumen-dokumen yang mirip
ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

Kata kunci: gedung perkantoran, analisa teknis dan finansial, Kabupaten Kapuas

PERBANDINGAN BIAYA MANFAAT PEMBANGUNAN GEDUNG PERTEMUAN UMUM KUALA KAPUAS KALIMANTAN TENGAH

ANALISA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BATIK SARI KENONGO TULANGAN SIDOARJO. Oleh Endang PW Teknik Industri FTI-Surabaya ABSTRAK

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN MUTIARA ALAM REGENCY KABUPATEN TULUNGAGUNG NASKAH TERPUBLIKASI

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

ALTERNATIF INVESTASI BERDASARKAN RATE OF RETURN PADA LAHAN EX-BIOSKOP PANALA KOTA PALANGKARAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PERUMAHAN GRIYA MAPAN DI KABUPATEN SUMENEP

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

II. KERANGKA PEMIKIRAN

PEMILIHAN ALTERNATIF POTENSI SUMBER DAYA AIR DI WILAYAH DAS BRANTAS UNTUK DIKEMBANGKAN MENJADI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

A. Kerangka Pemikiran

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

VIII. ANALISIS FINANSIAL

III. KERANGKA PEMIKIRAN

SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS ELAYAKAN USAHA MAKANAN TRADISIONAL PEPES

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL GEMPOL-PANDAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN MANFAAT GEDUNG DITINJAU DARI HARGA SEWA TERHADAP GEDUNG EKS KANTOR DEPSOS PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN MALL DINOYO KOTA MALANG

BAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

IV METODE PENELITIAN

VII. RENCANA KEUANGAN

Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Break Event Point (BEP), Annual Equivalen (AE), dan Benefit Cost Ratio (BCR)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISA EKONOMI PROYEK PADA PEMBANGUNAN PALANGKA RAYA MALL. Rida Respati Program Studi Teknik Sipil UM Palangka Raya ABSTRAK

ternyata dari studi kelayakan tersebut persyaratannya terpenuhi dan efektif, maka

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Indonesia

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR

ANALISIS FINANSIAL PADA INVESTASI JALAN TOL CIKAMPEK-PADALARANG

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tugas Akhir Analisis Kelayakan Investasi nilai Jual Minimum Perumahan Bale Maganda Kahuripan BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

PENGARUH FAKTOR BIAYA DAN PENDAPATAN PADA STUDI INVESTASI PEMBANGUNAN CLUSTER THE DHARMAWANGSA DI THE PRAMBANAN RESIDENCE

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kerangka Pemikiran

ABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI

KAJIAN RENCANA PENINGKATAN SARANA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA INTERNASIONAL HUSEIN SASTRANEGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Prasarana jalan merupakan salah satu infrastruktur yang vital yang menghubungkan

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PERUMAHAN GREEN SEMANGGI MANGROVE SURABAYA DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

Kata kunci: Aspek teknis dan ekonomis, analisa ekonomi teknik, dan batu bara.

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha sekarang ini, persaingan yang terjadi semakin ketat.

ANALISA STUDI KELAYAKAN PROYEK STUDI KASUS : PEMBANGUNAN BOOSTER PDAM DI PONTIANAK SELATAN

METODOLOGI PENELITIAN

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Transkripsi:

ANALISA KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL ASPHALT MIXING PLANT (Studi Kasus PT. Karya Maju Utama Barabai (HST)) Abdul Latief 1, Sutjipto Tantyonimpuno 2, Supani 3 1 Mahasiswa S2 Teknik Sipil FTSP - ITS 2, 3 Dosen Teknik Sipil FTSP ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya telp 031-5939925 ABSTRAK Pertumbuhan pembangunan sarana dan prasarana yang pesat membuat kebutuhan hotmix semakin meningkat sehingga meningkatkan minat investor-investor yang ingin menanamkan modalnya pada usaha jasa Aspal Mixing Plant. Di Propinsi Kalimantan Selatan pada Tahun 2000 sudah ada 12 (dua belas) AMP, yang tersebar di 10 (sepuluh) Pemerintah Kabupaten dan 2 (dua) di Pemerintah Kota. Berdasarkan data kapasitas produksi AMP yang sudah ada, kebutuhan akan aspal, schedule proyek setiap tahunnya, dan data proyek 5 (lima) tahun terakhir serta proyeksi proyek 5 (lima) tahun kedepan, akan dianalisa dan dilakukan studi apakah dengan penambahan 1 (satu) buah AMP masih layak dibangun dan sesuai supply/demand bila ditinjau dari segi finansial/ekonomi. Penelitian ini diawali dengan analisa permintaan pasar yang didapat dari data produksi aspal oleh perusahaan pesaing dan data kebutuhan aspal di daerah pemasaran. Selanjutnya untuk perhitungan/peramalan kebutuhan aspal digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah analisa statistik, sedangkan untuk analisa kelayakan investasi digunakan digunakan analisa dengan indikator NPV, IRR dan BCR. Hasil yang didapat, untuk investasi AMP PT. Karya Maju Utama di Barabai sebesar Rp 5.009.000.000,- adalah NPV = Rp 1.003.587.047,-, IRR = 27,49%, dan BCR = 1,20 dengan discount rate 17%. Jika produksi aspal menurun sampai 10% maka break event point harga jual aspal adalah Rp 366.734,00.Kebutuhan aspal yang masih harus dipenuhi rata-rata per tahun adalah 49.349 ton. Angka tersebut menunjukkan bahwa investasi AMP layak dilaksanakan baik dari aspek finansial dan aspek teknis serta berdasarkan kebutuhan aspal. Kata kunci: Investasi, AMP, NPV, IRR, BCR. PENDAHULUAN Jalan sebagai salah satu prasarana sektor perhubungan mempunyai peran penting terutama dalam mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan untuk terjaganya mutu lingkungan dan meningkatnya mutu kehidupan. Sehingga tuntutan masyarakat atas pemenuhan kebutuhan akan jasa angkutan dan barang secara mudah, layak, efisien dan efektif semakin meningkat. Begitu juga pembangunan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan peningkatan dan pembangunan jalan secara tidak langsung akan meningkat sehingga sangat membantu untuk mengikuti perkembangan teknologi rekayasa yang sudah berkembang diluar negeri, khususnya di negara-negara yang sudah maju. Hal ini berpengaruh pada kebutuhan hotmix sebagai material penunjang pembangunan jalan. Pertumbuhan pembangunan sarana dan prasarana yang pesat membuat kebutuhan hotmix semakin meningkat sehingga meningkatkan minat investor yang ingin menanamkan modalnya pada usaha jasa Aspal Mixing Plant.

PT. Karya Maju Utama adalah perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor umum dengan klasifikasi M1 (menengah), kemudian akan dinaikkan klasifikasinya menjadi B (besar). Dimana salah satu persyaratan untuk menjadi golongan klasifikasi B (besar) adalah harus memiliki AMP. Di Propinsi Kalimantan Selatan pada Tahun 2000 sudah ada 12 (dua be las) AMP, yang tersebar di 10 (sepuluh) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan 2 (dua) di Pemerintah Kota (Pemkot). Berdasarkan data kapasitas produksi AMP yang sudah ada, kebutuhan akan aspal, schedule proyek setiap tahunnya, dan data proyek 5 (lima) tahun terakhir serta proyeksi proyek 5 (lima) tahun kedepan, maka akan dilakukan studi analisa apakah dengan penambahan 1 (satu) buah AMP masih layak dibangun bila ditinjau dari segi finansial/ekonomi. DASAR TEORI Analisa investasi pada suatu proyek merupakan bagian dari Studi Kelayakan suatu proyek, Studi Kelayakan suatu proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (proyek investasi) dilaksanakan dapat berhasil dan bermanfaat. Maksud dilaksanakannya evaluasi kelayakan proyek yaitu untuk menganalisis terhadap suatu proyek tertentu, baik proyek yang akan dilaksanakan, sedang dilaksanakan ataupun yang sudah selesai dilaksanakan sebagai bahan perbaikan serta penilaian terhadap pelaksanaan proyek tersebut. Analisis seperti ini perlu dilakukan, sebab di dalam pelaksanaan proyek tersebut menyangkut penggunaan sumber-sumber yang penting. Dengan demikian suatu proyek perlu dianalisis atau dievaluasi karena antara lain: 1. Analisis dapat digunakan sebagai alat perencanaan di dalam pengambilan keputusan, baik itu untuk pimpinan pelaksana proyek, pejabat atau pemberi bantuan kredit serta lembaga yang lain yang berhubungan dengan kegiatan tersebut. 2. Analisis dapat digunakan sebagai pedoman atau alat didalam pengawasan, apakah pelaksanaan proyek tersebut berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan atau tidak. Beberapa aspek dalam persiapan dan evaluasi proyek yaitu: 1. Aspek teknis, yaitu aspek yang berhubungan dengan input dan output dari barangbarang dan jasa-jasa yang akan digunakan dan dihasilkan di dalam suatu kegiatan proyek. 2. Aspek manajerial, organisasi dan institut lembaga, yaitu yang menyangkut kemampuan staf pelaksana untuk melaksanakan administrasi dalam aktivitas besar dan bagaimana hubungan antara administrasi proyek dengan lembaga lainnya (misalnya dengan pemerintah) akan dapat terlihat secara jelas. 3. Aspek sosial, yaitu aspek yang menyangkut terhadap dampak sosial yang disebabkan adanya penggunaan input dan output. Yang akan dicapai suatu proyek. 4. Aspek finansial, yaitu aspek utama yang akan menyangkut tentang perbandingan antara pengeluaran uang dengan pemasukan uang atau return dalam suatu proyek. 5. Aspek ekonomis, yaitu aspek yang akan menentukan tentang besar atau kecilnya sumbangan suatu proyek terhadap pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Suad Husnan dan Suwarsono Mohammad (2002) dalam Analisis Ekonomi (Economic Analysis) menyatatakan bahwa suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati serta pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan.tetapi oleh semua pihak dalam perekonomian. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa analisis proyek hanya memberikan nilai manfaat yang lebih besar kepada ekonomi secara keseluruhan (nasional), namun pemerintah dalam mengalokasikan dana semata untuk kepentingan rakyat. B-4-2

Dalam analisis finansial diperhitungkan pengeluaran rutin (expenses) berupa: 1. Tingkat suku bunga, 2. Harga Satuan, adalah dari harga pasar saat ini. 3. Metode analisis kelayakan, digunakan : a. Cost Benefit Analysis (BCR), perbandingan antara manfaat dengan biaya pada suatu titik yang sama, misalnya present worth, future worth, future worth, ataupun annual worth. b. Internal Rate of Return (IRR), menyatakan tingkat kembalinya modal yang diinvestasikan, artinya bilamana IRR > MARR berarti proyek secara ekonomis menarik, tetapi bilamana IRR = MARR atau IRR < MARR berarti proyek boleh dilaksanakan/dilanjutkan dan boleh tidak atau lebih baik diinvestasikan keproyek lain. c. Net Present Value (NPV) adalah selisih nilai sekarang dari manfaat yang diperoleh dengan nilai sekarang dari biaya yang telah dikeluarkan. suatu proyek dikatakan layak atau dapat disetujui adalah apabila memiliki NPV 0. d. Payback Period (pembayaran kembali ) adalah pada tahun ke berapa investasi tersebut sudah meraih keuntungan. METODOLOGI PENELITIAN 1. Pengumpulan Data, yang meliputi: a. Data Sekunder: peta administratif Propinsi Kalimantan Selatan, peta lokasi AMP yang ada sekarang, permintaan dan produksi campuran aspal. b. Data Primer: data survey harga material yang ada sekarang, data harga tanah untuk lokasi AMP yang akan dibangun, data kemampuan produksi alat AMP, 2. Analisis Permintaan Pasar Dari data produksi aspal oleh perusahaan pesaing dan data kebutuhan aspal di daerah pemasaran, maka dapat dilakukan analisis pasar pada proyek AMP oleh PT. Karya Maju Utama. Studi pasar perlu dilakukan untuk mengetahui daerah pemasaran untuk AMP yang akan didirikan oleh PT. Karya Maju Utama yaitu disyaratkan maksimal 80 km dan dapat menjangkau kebutuhan di: 1. Kandangan dengan jarak tempuh 40 km 2. Amuntai dengan jarak tempuh 25 km 3. Tanjung dengan jarak tempuh 28 km 4. Paringin dengan jarak tempuh 24 km 5. Binuang dengan jarak tempuh 50 km Dari data kebutuhan aspal di Propinsi Kalimantan Selatan tersebut dapat diketahui kebutuhan campuran aspal rata-rata pertahun untuk tahun 1998 sampai dengan tahun 2003 yaitu untuk tiap tahunnya rata-rata sebesar 45.735,67 ton. Untuk kebutuhan di Kandangan rata-rata sebesar 12.069 ton per tahun, Amuntai rata-rata 8.623,17 ton per tahun, Binuang rata-rata 9.459,17 ton per tahun, Paringin rata-rata 7.239,17 ton per tahun, dan Tanjung rata-rata 8.345,16 ton per tahun. B-4-3

Tahun Tabel 1. Produksi Campuran Aspal Masing-masing Perusahaan PT. CPN PT. PAM PT. SAB PT.SCM PT. SSTT Jumlah 2003 10.200 13.250 16.250 18.000 0 57.700 2002 12.123 13.065 14.975 10.225 13.455 63.843 2001 14.665 10.015 12.785 8.654 14.756 60.875 2000 15.741 10.232 12.078 6.752 13.684 58.487 1999 14.020 8.046 10.998 0 12.750 45.814 1998 10.525 0 0 0 10.668 21.193 Jumlah 77.274 54.608 67.086 43.631 65.313 307.912 Rata2 12.879 9.101 11.181 7.272 10.886 51.319 Sumber : PT. CPN, PT. PAM, PT. SAB, PT.SCM dan PT. SSTT 3. Analisa Data Dari hasil pengumpulan data kemudian dilakukan pengolahan data dan analisis yang berkaitan dengan kelayakan investasi pada AMP. Metode yang dipakai untuk analisa investasi ini adalah NPV, IRR, dan BCR HASIL DAN DISKUSI Analisa Aspek Teknik a. Lokasi AMP oleh PT. Karya Maju Utama sudah ditentukan yaitu di Barabai, Adapun lokasi pengambilan bahan baku yang terdekat yaitu quarry di Batu Tangga dengan jarak 30 km dan quarry di Pasintink dengan jarak 25 km dari lokasi AMP. Sedangkan daerah pemasaran yaitu Kandangan (40 km), Amuntai (25 km), Tanjung (28 km), Paringin (24 km) dan Binuang (50 km) merupakan daerah pemasaran yang terdekat dengan lokasi AMP. Maka dari lokasi AMP yang akan dibangun dapat dikatakan memenuhi persyaratan. b. Perencanaan Campuran hotmix menggunakan metode Bina Marga yang dikembangkan untuk kebutuhan di Indonesia oleh Central Quality Control & Monitoring Unit (CQCMU). c. Pemilihan Mesin dan Peralatan dengan mempertimbangkan kriteria ketersediaan pemasok, suku cadang, kemampuan/kapasitas yaitu AMP kapasitas 40 60 T/H digunakan untuk produksi 35.000 ton/tahun d. Kualitas dan taksiran umur kegunaan, yaitu mesin AMP ditaksir umur ekonomis kegunaannya adalah 5 tahun dengan pertimbangan digunakan untuk berproduksi aspal selama setahun adalah 5 bulan. e. Kebutuhan Fasilitas Luas tanah yang diperlukan untuk AMP di Barabai adalah 7.000 m 2, dengan harga tanah per meter sebesar Rp 20.000,-. Lahan seluas 7000 m 2 diperlukan untuk membangun kantor, laboratorium, gudang, ruang genset, dan ruang satpam. Selain bangunan tersebut diperlukan juga lahan lapang untuk operasional produksi AMP di lokasi. Laboratorium seluas 40 m 2 digunakan untuk melakukan pemeriksaan agregat dan pengendalian mutu campuran aspal. Gudang seluas 45 m 2 digunakan untuk menyimpanan peralatan. Analisa Aspek Pasar a. Prediksi kebutuhan aspal, diperoleh dari hasil prediksi trend yang ada ditambah kebutuhan dari Dinas Kimpraswil Propinsi Kalimantan Selatan dan Dinas Perhubungan Propinsi Kalimantan Selatan (dermaga dan Bandar udara) B-4-4

diperkirakan sebesar 40.000 ton per tahun yang dianggap tetap, karena hanya untuk perbaikan/pemeliharaan rutin jalan. b. Perkiraan Jumlah Produksi Aspal Tabel 2. Perkiraan Jumlah Produksi Aspal Tahun Jumlah Produksi Campuran Aspal Keterangan 2003 57.700 2004 60.585 2055 63.614 2006 66.795 2007 70.135 2008 73.641 2009 77.324 kenaikan 5% c. Analisis besar kebutuhan pemasaran AMP yang ada di Propinsi Kalimantan Selatan dapat diketahui dari selisih kebutuhan campuran aspal dengan produksi AMP, yang merupakan pasar dari investasi AMP yang akan dilakukan.. Tabel 3. Selisih Kebutuhan dan Produksi Aspal Tahun Kebutuhan Jumlah Produksi Campuran Aspal Campuran Aspal Selisih 2004 107,165.91 60,585.00 46,580.91 2005 111,846.54 63,614.25 48,232.29 2006 116,245.16 66,794.96 49,450.20 2007 120,407.57 70,134.71 50,272.86 2008 124,368.35 73,641.45 50,726.90 2009 128,154.38 77,323.52 50,830.86 Sumber : hasil analisis Analisis Keuangan a. Biaya yang dikeluarkan: Investasi peralatan Asphalt Mixing Plant (AMP) Rp 1.825.000.000,- Investasi peralatan penghampar Rp 2.380.000.000,- Investasi Bangunan dan Kantor Rp 804.000.000,- Total Rp 5.009.000.000,- b. Biaya Operasional Biaya melaksanakan pekerjaan untuk memproduksi 1 ton HRS Base dengan tebal 4 cm adalah: HRS Base Rp 197.525,- Biaya angkut Rp 57.200,- Prime Coat Rp 20.000,- Biaya hampar Rp 11.412,- Pekerja Rp 5.000,- Total Rp 291.138,- B-4-5

c. Perhitungan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk produksi AMP dan penerimaan atas penjualan aspal adalah sebagai berikut: Biaya produksi = (Biaya produksi HRS base 1 tahun )+ (biaya pelumas, bahan bakar, dan spare part) + gaji + biaya operasi untuk kantor = (Rp 291.138,16 x 35.000) + Rp 8.100.000, - + Rp 95.400.000,- + Rp 13.800.000,- = Rp 10.307.135.707,- akan mengalami kenaikan setiap tahun sebesar 10% (karena pengaruh inflasi) Harga ideal Hotmix = Rp 370.000,- per ton. Penerimaan = Rp 370.000 x 35.000 = Rp 12.950.000.000,- dengan peningkatan pendapatan setiap tahun sebesar 5%. Biaya investasi = Rp 5.009.000.000,- Maka laba yang akan diperoleh adalah: Rp 12.950.000.000,- Rp 10.307.135.707,- = Rp 2.642.864.293,- pada tahun pertama. Dengan kenaikan tersebut diatas serta tingkat bunga yang berlaku adalah 17% per tahun, maka present value laba tahun ke-n adalah: PV laba tahun ke-1 = F x 1/(1+i) n = Rp 2.642.864.293,- x 1/(1+0.17) 1 = Rp2.258.858.370,- Untuk perhitungan tahun ke-2, 3, 4 dan 5 menggunakan cara yang sama dengan di atas. d. Net Present Value (NPV) Net Present Value atas investasi AMP oleh PT. Karya Maju Utama di Barabai yang pada tahun 2004 dengan horison waktu rencana 5 tahun adalah: NPV = -Biaya investasi + Σ present value cash flow = -P+ Σ (F(P/F,i,n)), dimana i = 17% dan n = 1 sampai 5 = - Rp 5.009.000.000 + (Rp 2.643.301.793 x (0,8547) + Rp 2.260.131.973 x ( 0,7305) + Rp 1.806.270.170 x (0,6244) + Rp 1.273.028.437 x (0,5337) + Rp 650.769.093 x (0,4561)) = (Rp 5.009.000.000,-) + Rp 6.012.587.047, - = Rp 1.003.587.047,- Karena nilai NPV pada i = 17% lebih besar dari 0 maka dapat dikatakan bahwa investasi AMP oleh PT. KMU di Barabai adalah layak. e. Internal Rate of Return (IRR) Untuk mendapatkan nilai IRR maka dengan cara trial and error nilai i sehingga persamaan NPV = 0. NPV = -P + Σ (F(P/F,i,n)) = 0 = - Rp 5.009.000.000 + (Rp 2.643.301.793 x (P/F,i,1) + Rp 2.260.131.973 x (P/F,i,2) + Rp 1.806.270.170 x (P/F,i,3) + Rp 1.273.028.437 x (P/F,i,4) + Rp 650.769.093 x (P/F,i,5)) = 0 Dicoba i = 25% didapat NPV = Rp 211.612.689,00 Dicoba i = 30% didapat NPV = - Rp 195.188.039,00 Dari nilai coba-coba tersebut dilakukan interpolasi maka didapat nilai i = 27,49%. Karena hasil IRR yang didapat yaitu 27,49%, lebih besar dari MARR (17%), maka investasi layak. B-4-6

f. Benefit Cost Ratio (BCR) BCR = ( Σ present value (penerimaan pengeluaran)) / present value biaya investasi = (Rp 2.643.301.793 x (0,8547) + Rp 2.260.131.973 x ( 0,7305) + Rp 1.806.270.170 x (0,6244) + Rp 1.273.028.437 x (0,5337) + Rp 650.769.093 x (0,4561)) / Rp 5.009.000.000,- = Rp 6.122.301.180,- : Rp 5.009.000.000,- = 1,20 Nilai BCR yang didapat menunjukan lebih besar dari 1 maka investasi layak. g. Analisa Sensitivitas Untuk lebih mengetahui lebih jauh kepekaan investasi ini maka penulis mencoba menganalisis beberapa kondisi sensitivitas sebagai berikut: 1) Kapasitas produksi turun 5% a) Harga jual aspal Rp 360.000,- b) Harga jual aspal Rp 365.000,- c) Harga jual aspal Rp 370.000,- 2) Kapasitas produksi turun 10% a) Harga jual aspal Rp 360.000,- b) Harga jual aspal Rp 365.000,- c) Harga jual aspal Rp 370.000,- 3) Kapasitas produksi turun 20% a) Harga jual aspal Rp 360.000,- b) Harga jual aspal Rp 365.000,- c) Harga jual aspal Rp 370.000, Kapasitas Produksi NPV (juta) Tabel 4. Hasil Analisis Sensitivitas Harga Jual Aspal Rp 360.000,- Rp 365.000,- Rp 370.000,- IRR BCR NPV (juta) IRR BCR NPV (juta) IRR BCR Turun 5% -477 11,45% 0,9 101 18,12% 1,02 680 24,18% 1,14 Turun 10% Turun 20% -739 8,32 0,85-190 18,88% 0,96 357 20,80%. 1,07-1.262 1,85% 0,75-775 8,21% 0,85-287 13,89% 0,94 Tidak layak KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa: 1) Berdasarkan studi pasar dan kebutuhan akan campuran aspal masih dimungkinkan berdirinya AMP baru. Kebutuhan campuran aspal rata-rata per tahun sebesar 45.735,67 ton. Sedangkan Perkiraan selisih kebutuhan campuran aspal terhadap produksi aspal oleh perusahaan-perusahaan AMP rata-rata tiap tahunnya adalah sebesar 49.349 ton. Adanya selisih kebutuhan campuran aspal ini memungkinkan dibangunnya sebuah AMP baru. 2) Hasil perhitungan kelayakan investasi proyek diperoleh nilai NPV = Rp 1.003.587.047,- (lebih dari 0), IRR = 27,49% (lebih dari MARR 17%) dan BCR = B-4-7

1,20 (lebih dari 1). Dari nilai ketiga indikator kelayakan tersebut dapat dikatakan bahwa investasi AMP di Barabai oleh PT. Karya Maju Utama cukup layak 3) Namun kapasitas produksi mempengaruhi sensitivitas terhadap harga jual dan kapasitas produksi. Jika kapasitas produksi turun hingga 5% dengan harga jual aspal minimal Rp 360.000,- per ton tidak dapat memenuhi syarat kelayakan, dan jika kapasitas produksi turun hingga 10% dengan harga jual minimal Rp 365.000,- per ton akan tidak layak, sedangkan jika kapasitas produksi aspal turun hingga 20% dengan harga jual Rp 370.000,- juga tidak akan layak. 4) Karena kebutuhan aspal rata-rata per tahun, yaitu 49.349 ton, dan produksi aspal oleh PT. Karya Maju Utama yaitu 35.000 ton berarti masih ada kekurangan aspal yang masih belum terpenuhi oleh perusahaan-perusahaan AMP yang ada, maka produksi aspal AMP PT. Karya Maju Utama di Barabai setiap tahun dapat ditingkatkan. 5) Analisa sensitivitas dapat diperluas dengan perubahan bunga, perubahan harga material demi kesempurnaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Grant, E. L., Grant W. I., Richard S., dan Leavenwort (1994). Dasar-dasar Ekonomi Teknik Jilid 1 diterjemahkan oleh E. Komarudi. G. Kertasaoetra, Rineka Cipta, Jakarta. Johar, A., dan Ahmad F., (2001), Aplikasi Excel Dalam Aspek Financial Studi Kelayakan, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Kodoatie (1994), Analisa Ekonomi Teknik, Andi Ofset, Yogyakarta. Mohtar, I. S., (1998). Diktat Perkerasan Jalan, Surabaya. Newnan, D. G., (1988). Engineering Economic Analysis, Bina Rupa Aksara, Jakarta. Pujawan (1995), Ekonomi Teknik, PT. Guna Widya, Jakarta. Sastraatmaja, A.S. (1984), Analisa (Cara Modern) Anggaran Biaya Pelaksanaan, Nova, Bandung. Soeharto, Iman (1998) Manajemen Proyek Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta. Soemitro R. (1994), Pajak Penghasilan Edisi Revisi, Eresco, Bandung. Sukirman, S. (1995). Perkerasan Lentur Jalan Raya,, Nova, Bandung. Suratman, (2001). Studi Kelayakan Proyek, J & J Learning, Yogyakarta. Suad H., dan Suwarsono M. (2000), Analisis Ekonomi (Economic Analysis), Andi Ofset, Yogyakarta. B-4-8