Preservasi Imago Jantan Ulat Sutera Liar Attacus Atlas (Lepidoptera: Saturniidae)

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN WAKTU OPTIMAL KOLEKSI DAN EVALUASI KAPASITAS SEMEN ULAT SUTERA LIAR Attacus atlas (LEPIDOPTERA: SATURNIIDAE) DIDIK PRAMONO

Morfometri Kokon Attacus atlas Hasil Pemeliharaan di Laboratorium. Cocoon Morphometry Attacus atlas has Grown in the Laboratory

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Hidup dan Morfologi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Hewan Percobaan Bahan dan Peralatan

Karakteristik Kulit Kokon Segar Ulat Sutera Liar (Attacus atlas) dari Perkebunan Teh di Daerah Purwakarta

MATERI DAN METODE. Materi

PERFORMA REPRODUKSI IMAGO JANTAN ULAT SUTERA LIAR Attacus atlas L. (Lepidoptera: Saturniidae) WINDY ALVIANTI

PROFIL SEMEN IMAGO JANTAN ULAT SUTERA LIAR FIRDAUZI AKBAR WICAKSONO

BAB VII PEMBAHASAN UMUM. Dari rangkaian penelitian yang dilakukan, nampak bahwa ulat sutera liar Attacus

UPAYA INTENSIFIKASI PEMELIHARAAN ULAT SUTERA LIAR Attacus atlas L. (Lepidoptera : Saturniidae) DESMAWITA KRISTIN BARUS

Parameter yang Diamati:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAB IV. Selama proses habituasi dan domestikasi Attacus atlas (F1-F2) dengan pemberian dua

TINJAUAN ULANG (REVIEW)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5. Kandang Pemeliharaan Ulat Sutera Liar A. atlas di Komplek Kandang C

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti

PRODUKTIVITAS DAN DAYA TETAS TELUR ULAT SUTERA LIAR (Attacus atlas) ASAL PURWAKARTA PADA BERBAGAI JENIS KANDANG PENGAWINAN

KARAKTERISTIK IMAGO JANTAN ULAT SUTERA LIAR Attacus atlas (Lepidoptera : Saturniidae) RIDHO WALIDAINI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK KOKON ULAT SUTERA LIAR (Attacus atlas) HASIL PENGOKONAN DI LABORATORIUM LAPANG FAKULTAS PETERNAKAN IPB

ABSTRACT. Keywords: Graphium agamemnon, Graphium doson, Mechelia champaca, Annona muricata, life cycle, food consumption.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA

Ulat Sutera Liar (Attacus atlas)

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

MATERI DAN METODE. Materi

PENGAMATAN KELUARNYA NGENGAT Attacus atlas BERDASARKAN BOBOT KOKON PADA BERBAGAI KONDISI LINGKUNGAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PROFIL SEMEN ULAT SUTERA LIAR Attacus atlas YANG DIKOLEKSI SETIAP DUA JAM RIZKA AMALIA

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Persiapan tanaman uji, tanaman G. pictum (kiri) dan tanaman A. gangetica (kanan)

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

KARAKTERISTIK KULIT KOKON SEGAR ULAT SUTERA LIAR (Attacus atlas) DARI PERKEBUNAN TEH DI DAERAH PURWAKARTA SKRIPSI ARYOKO BASKORO

Attacus atlas SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. benua Asia hingga mencapai benua Eropa melalui Jalur Sutera. Para ilmuwan mulai

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Materi Ulat Sutera Bahan-Bahan Alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

PEMBAHASAN. Tabel 11 Hubungan jenis murbei dengan persentase filamen Jenis Murbei

L. (LEPIDOPTERA: SATURNIIDAE) DENGAN PAKAN DAUN KALIKI

HASIL DAN PEMBAHASAN Perilaku Kawin

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3 MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Nyamuk Uji 3.3 Metode Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.

TINJAUAN PUSTAKA. Ulat Sutera (Bombyx mori L.)

Peking. Gambar 6 Skema persilangan resiprokal itik alabio dengan itik peking untuk evaluasi pewarisan sifat rontok bulu terkait produksi telur.

Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

TINJAUAN PUSTAKA Ulat Sutra ( Bombyx mori L. Ras Ulat Sutera

CIRI - CIRI FISIK TELUR TETAS ITIK MANDALUNG DAN RASIO JANTAN DENGAN BETINA YANG DIHASILKAN ABSTRACT ABSTAAK

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

PENGARUH LINGKAR SCROTUM DAN VOLUME TESTIS TERHADAP VOLUME SEMEN DAN KONSENTRASI SPERMA PEJANTAN SIMMENTAL, LIMOUSINE DAN BRAHMAN

Kajian Pengaruh Bobot Kokon Induk Terhadap Kualitas Telur Persilangan Ulat Sutera (Bombyx mori L.) Ras Jepang Dengan Ras Cina

TINJAUAN PUSTAKA Biologi Attacus atlas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Persiapan Penelitian Koleksi dan Perbanyakan Parasitoid Perbanyakan Serangga Inang Corcyra cephalonica

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PERFORMA ULAT SUTERA LIAR

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus)

PENGARUH NAUNGAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN DAYA HIDUP ULAT SUTERA LIAR (Attacus atlas) ASAL PURWAKARTA SKRIPSI DESMAWITA KRISTIN BARUS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

HASIL A. Teknik Penangkaran T. h. helena dan T. h. hephaestus

TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN TAWON KEMIT (Ropalidia fasciata) YANG MELIBATKAN ULAT GRAYAK (Spodopteraa exigua)

PENGARUH AKAR GINSENG ( Wild ginseng ) DALAM RANSUM MENCIT ( Mus musculus) TERHADAP JUMLAH ANAK DAN PERTUMBUHAN ANAK DARI LAHIR SAMPAI DENGAN SAPIH

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Dr. Ir. Nahrowi, M.Sc. Pembimbing Anggota : Dr. Ir. Muhammad Ridla, M.Agr.

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Metode Penelitian

lebih dari 219 juta ekor (1992) dan merupakan 63,79% dari jumlah semua unggas yang dibudidayakan di Indonesia secara nasional dengan kontribusi daging

3. METODE PENELITIAN

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

Lincah Andadari 1 dan Sri Sunarti 2

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kelinci Penelitian

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. selain ayam adalah itik. Itik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan,

KARAKTERISTIK FILAMEN SUTERA (Attacus atlas) PADA USIA KOKON YANG BERBEDA SKRIPSI YULIANA FAJAR

Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar. Jl. Sultan Alauddin 36 Samata, Kab. Gowa

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

BAHAN DAN METODE. Pestisida, Medan Sumut dan Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Medan

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Desember 2014 Vol. 19 (3): 174 178 ISSN 0853 4217 Preservasi Imago Jantan Ulat Sutera Liar Attacus Atlas (Lepidoptera: Saturniidae) (Preservation Of Male Imago Of Wild Silkworm Attacus Atlas (Lepidoptera: Saturniidae)) Eko Prasetyo Nugroho 1, Damiana Rita Ekastuti 2*, Raden Iis Arifiantini 3 ABSTRAK Ulat sutera liar Attacus atlas memiliki nilai ekonomis tinggi. Salah satu masalah dalam budi daya adalah munculnya imago jantan tidak bersamaan dengan imago betina sehingga tidak terjadi perkawinan. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji daya bertahan hidup imago jantan dan spermanya selama disimpan. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua perlakuan suhu penyimpanan (suhu ruang: 27 C dan suhu lemari pendingin: 5 C) diulang delapan kali. Parameter yang diukur adalah bobot badan harian, daya tahan hidup imago dan spermanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan pada suhu 5 C sangat nyata dapat memperpanjang hidup imago jantan dan spermanya sampai 11,5 ± 0,7 hari. Terdapat korelasi positif antara bobot badan dengan umur imago jantan, sehingga umur imago jantan dapat diprediksi dari bobot badannya. Kata kunci: Attacus atlas, penyimpanan, sperma, ulat sutera, umur imago jantan ABSTRACT Wild silkworm (Attacus atlas) has high economic value. There is a problem in rearing wild silkworm Attacus atlas, the emergence of males and females imagoes are not the same. The aim of this research was to study the survival lifetime and the sperm of the male imago. This research used randomized design experiment, with two treatments of storage temperature (room temperature 27 C and cool storage temperature 5 C) and eight repetitions. Survival of male imago, sperm survival, and imago body weight had been measured. The results showed that cool temperature (5 C) could to extend significantly (P<0,01) the survival lifetime of male imago and the sperm of male imago A. atlas up to 11.5 ± 0.7 days. There is a positive correlation between body weight and lifetime of male imago of wild silkworm A. atlas, so the lifetime of male imago is predicable from their body weight. Keywords: Attacus atlas, male imago lifetime, preservation, silkworm, sperm PENDAHULUAN Ulat sutera liar Attacus atlas merupakan hewan asli Indonesia (Peigler 1989) yang memiliki nilai ekonomis tinggi (Solihin et al. 2010), walau keberadaannya di alam dianggap hama (Nazar 1990; Adria 2010). Harga kokon dan benangnya jauh lebih tinggi daripada kokon dan benang dari ulat sutera Bombyx mori (Solihin et al. 2010). Warna kokonnya sangat eksotis, dari krem sampai cokelat tua (Baskoro et al. 2011). Kokonnya dapat digunakan sebagai pembungkus makanan karena bersifat antimikroba (Faatih 2005), merupakan bahan biomaterial yang bernilai tinggi, sebagai bahan pembuatan kimono, dan lainlain. Permintaan benang sutera Attacus atlas dari Jepang sekitar 10 ton/bulan untuk pembuatan kimono. Saat ini permintaan i kokon dari Bali sebesar 5 ton/bulan. Permintaan ini tidak dapat dipenuhi karena 1 Alumni Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. 2 Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. 3 Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. * Penulis Korespondensi: E-mail: damiana62@yahoo.com selama ini kokon masih diambil dari alam. Untuk dapat memenuhi permintaan kokon dan benang sutera Attacus atlas maka harus dilakukan budi daya. Ulat sutera Attacus atlas bersifat polifagus (Peigler 1989), dapat memakan lebih dari 90 jenis daun, seperti daun dadap (Zebua et al. 1997), daun sirsak dan teh (Awan 2007), daun jarak pagar dan kaliki (Mulyani 2008), daun senggugu (Indrawan 2007); daun alpukat (Dewi 2008); daun ylang-ylang atau kenanga (Adria 2010), dan lain lain. Ulat sutera Attacus atlas bersifat polivoltin, dalam satu tahun lebih dari dua generasi (Peigler 1989; Adria & Idris 1997; Awan 2007). Ulat sutera ini dapat dipelihara sepanjang tahun di Indonesia. Pembudidayaan ulat sutera liar yang tepat dapat menghasilkan nilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan dengan budi daya ulat sutera Bombyx mori. Hal ini terjadi karena dalam pembudidayaan (pemeliharaan di dalam ruangan) hewan lebih aman dari predator, parasitoid, dan cekaman lingkungan yang ekstrim, sehingga produktivitasnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan pemeliharaan di pohon inangnya (di luar ruangan) (Awan 2007; Ekastuti 2012). Pemeliharaan di dalam ruangan memungkinkan lama kopulasi (perkawinan) dapat diatur, sehingga imago jantan lebih berdaya guna. Di alam satu ekor imago jantan hanya dapat mengawini satu ekor imago betina,

ISSN 0853 4217 JIPI, Vol. 19 (3): 174 178 175 karena lama perkawinan lebih dari 24 jam. Desmawita et al. (2013) membuktikan bahwa lama perkawinan 6, 12, dan 24 jam menghasilkan daya tetas telur yang tidak berbeda nyata. Berarti bahwa, ngengat jantan cukup mengawini betina selama 6 jam saja, selanjutnya ngengat jantan dapat digunakan untuk mengawini ngengat betina lainnya. Windy tahun 2014 (data belum dipublikasikan) mendapatkan data bahwa ternyata ngengat jantan dapat mengawini betina sampai tiga kali. Salah satu kendala yang dihadapi dalam budi daya ulat sutera liar A. atlas, adalah penyediaan bibit. Hal ini karena kemunculan imago jantan tidak bersamaan dengan imago betina, dan umur imago jantan lebih pendek dari imago betina (Awan 2007), serta seringkali tidak terjadi perkawinan walaupun terdapat imago jantan dan betina sekaligus (Awan 2007; Mulyani 2008). Imago jantan keluar dari kokon dalam waktu 20 28 hari setelah mengokon dan umur imago jantan hanya 2 4 hari. Imago betina keluar dari kokon setelah 27 29 hari mengokon dan umur imago betina 2 10 hari (Awan 2007). Imago jantan lebih cepat keluar dari kokon dan lebih cepat mati. Oleh karena itu, seringkali dalam satu periode pemeliharaan, bibit/telur yang fertil hanya sedikit diperoleh atau malahan tidak diperoleh sama sekali. Kendala tersebut akan dicoba diatasi dengan melakukan preservasi (penyimpanan) imago jantan pada suhu rendah, Penelitian tentang hal ini belum pernah dilakukan. Penelitian ini didasari oleh pengalaman empiris yang terjadi pada penelitian sebelumnya, ngengat jantan dan betina yang disimpan di kulkas (suhu 5 C) selama beberapa hari ternyata masih tetap hidup. Penyimpanan imago jantan pada suhu rendah diharapkan dapat menurunkan laju katabolismenya sehingga diharapkan umurnya lebih panjang. Dengan demikian dapat menunggu kemunculan imago betina, dan dimungkinkan terjadinya perkawinan. Informasi tentang preservasi (penyimpanan) imago jantan pada ulat sutera liar A. atlas hingga saat ini belum pernah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan mempelajari lama daya tahan hidup (umur) imago jantan ulat sutera liar A. atlas (Lepidoptera: Saturniidae) yang disimpan pada suhu dingin dan suhu kamar dan mempelajari lama daya tahan hidup spermatozoanya. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai dengan Februari 2014. Kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Metabolisme Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, dan Unit Reproduksi dan Rehabilitasi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Penyediaan Hewan Percobaan Imago jantan ulat sutera liar A. atlas diperoleh dengan mengambil kokon yang ada di pohon teh (usia kokon tidak diketahui secara pasti) dari perkebunan teh di daerah Purwakarta, Jawa Barat. Setelah terkumpul, kokon tersebut dimasukkan ke dalam kandang kasa ukuran 50 50 50 cm 3 dengan posisi tidak bertumpukan. Hal ini dimaksudkan agar imago dapat dengan mudah keluar dari kokon. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk mengetahui perkembangan dan kemunculan imago jantan. Rancangan percobaan adalah Rancangan Acak Lengkap, dengan dua perlakuan suhu penyimpanan imago jantan (suhu kamar: 27 C dan suhu refrigerator: 5 C) dan diulang sebanyak 8 kali. Hal ini karena hanya diperoleh 16 ekor imago jantan pada saat penelitian. Parameter yang diukur adalah bobot badan harian, lama bertahan hidup imago jantan dan spermatozoanya. Sebanyak 16 ekor imago jantan dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah 8 ekor imago jantan, disimpan dalam suhu kamar dalam kandang kasa dan kelompok kedua adalah 8 ekor imago jantan, disimpan dalam lemari pendingin suhu 5 C. Penyimpanan dilakukan dalam kantong plastik yang telah dilubangi terlebih dahulu, hal ini bertujuan agar udara dapat masuk ke dalam kantong plastik sehingga imago masih dapat bernafas. Pengukuran Parameter Daya Tahan Hidup Imago Jantan dan Bobot Badan Harian Sejak keluar dari kokon, setiap sekitar jam 7 pagi, imago jantan diamati (hidup atau mati) kemudian ditimbang dengan timbangan digital setiap hari sampai imago jantan mati. Pada saat penimbangan, untuk menghindari imago terbang, imago dimasukkan ke dalam kantong plastik. Daya Tahan Hidup Sperma Koleksi semen dilakukan setiap hari setelah penimbangan imago jantan, dengan cara memegang kedua sayap, bagian kaudal abdomen dimasukkan ke dalam tabung eppendorf. Tabung kemudian ditutup rapat untuk menghindari kontaminasi. Metode pengambilan sperma pada Attacus atlas belum pernah dilaporkan. Metode ini ditemukan pada penelitian sebelumnya (Rabusin et al. 2014; Septiadi et al. 2014). Penampungan semen dilakukan setiap hari pada semua ngengat jantan; baik yang disimpan di suhu kamar maupun yang disimpan di dalam lemari pendingin. Setelah semen dikoleksi, diambil setetes semen, diteteskan ke atas gelas obyek, dibuat preparat ulasnya, jika semen terlalu sedikit maka ditambahkan sedikit NaCl 0,9% sebagai bahan pengencer. Kemudian dievaluasi secara mikroskopis. Evaluasi dilakukan dengan cara mengamati preparat ulas di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 40. Penilaian daya tahan hidup spermatozoa dilakukan dengan mengamati seberapa lama spermatozoa dapat bertahan hidup. Pengamatan sperma dilakukan dari sejak imago jantan keluar dari kokon hingga imago jantan tersebut mati.

Umur (Hari) 2 4 6 8 10 12 Bobot Badan (gram) 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 176 ISSN 0853 4217 JIPI, Vol. 19 (3): 174 178 Analisis Data Data dianalisis menggunakan Anova. Bila perlakuan berpengaruh nyata, data diuji lanjut dengan uji Duncan. Selain itu, juga dihitung korelasi antara bobot badan dengan lama bertahan hidup (umur) imago jantan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Suhu Terhadap Daya Tahan Hidup (Umur) Imago Jantan dan Sperma Ulat Sutera Liar A. Atlas Perbedaan suhu berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap daya tahan hidup (umur) imago jantan ulat sutera liar A. atlas. Daya tahan hidup (umur) imago jantan ulat sutera liar A. atlas (Lepidoptea: saturniidae) yang disimpan pada suhu kamar (27 C) berkisar antara 3 6 hari, dengan rataan sebesar 4,5 ± 0,9 hari. Daya tahan hidup (umur) imago jantan sangat nyata lebih panjang bila disimpan pada suhu 5 C, yakni berkisar antara 10 12 hari, dengan rataan sebesar 11,5 ± 0,7 hari (Tabel 1). Penyimpanan pada suhu dingin (5 C) dapat memperpanjang daya tahan hidup (umur) sampai 7 hari. Suhu penyimpanan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap daya tahan hidup spermatozoa ulat sutera liar A. atlas (Tabel 1). Daya tahan hidup sperma dari imago yang disimpan pada suhu kamar (27 C) berkisar antara 3 6 hari, dengan rataan sebesar 4,5 ± 0,9 hari (Tabel 1). Daya tahan hidup (umur) sperma dari imago jantan yang disimpan pada suhu 5 C sangat nyata lebih panjang dari pada sperma dari imago yang disimpan pada suhu kamar, yakni berkisar antara 10 12 hari, dengan rataan sebesar 11,5 ± 0,7 hari. Daya tahan hidup (umur) sperma baik yang disimpan pada suhu kamar maupun suhu dingin sama dengan daya tahan hidup imago. Hal ini berarti bahwa sperma masih hidup manakala imago jantan masih hidup, dan sperma mati ketika imago jantannya mati. Penurunan Bobot Badan Penurunan bobot badan dari imago yang disimpan Tabel 1 Pengaruh suhu penyimpanan terhadap daya tahan hidup (umur) imago jantan ulat sutera liar A. atlas dan spermatozoa Parameter Suhu kamar Suhu refrigerator (27 C) (5 C) Daya tahan hidup 4,5 ± 0,9 a 11,5 ± 0,7 b imago jantan (Hari) (3 6) (10 12) n=8 n=8 Daya tahan hidup 4,5 ± 0,9 a 11,5 ± 0,7 b sperma (Hari) (3 6) (10 12) n=8 n=8 Keterangan: superscript dengan huruf berbeda pada baris yang sama, menunjukkan berbeda nyata pada taraf uji t α(0,05) pada suhu kamar (27 C) sangat cepat, yang ditunjukkan dengan kemiringan garis yang sangat tajam, dengan persamaan Y=1,596-0,086X. Penurunan bobot badan imago jantan yang disimpan pada suhu dingin (5 C) relatif lebih lambat, yang ditunjukkkan dengan garis yang lebih landai kemiringannya, dengan rumus matematis Y=1,928-0,067X (Gambar 1). Korelasi Bobot Badan Dengan Umur Bobot badan imago jantan ulat sutera liar A. atlas mempunyai korelasi positif dengan daya tahan hidup (umur) imago jantan ulat sutera liar A. atlas. Korelasi bobot badan (X) dengan umur (Y) imago jantan ulat sutera liar A. atlas pada suhu kamar (27 C) mempunyai persamaan Y=1,298X + 2,326, sedangkan pada suhu dingin (5 C) mempunyai persamaan Y=X+9,599 (Gambar 2). Kedua persamaan ini linier positif, artinya, peningkatan bobot badan diikuti dengan pertambahan umur imago jantan. Ulat sutera liar A. atlas adalah salah satu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Ada empat tahapan dalam satu siklus hidupnya, yaitu fase telur, A B 2 4 6 8 10 12 Umur (Hari) Gambar 1 Penurunan bobot badan imago jantan ulat sutera liar Attacus atlas pada suhu kamar (27 C) Y=1.589-0,086X (A) dan suhu dingin (5 C) Y=1.928-0,067X (B). 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 Bobot Badan (gram) Gambar 2 Hubungan antara bobot bandan dan umur di suhu kamar (27 C) Y = 1.298X +2.326 (A) dan hubungan antara bobot bandan dan umur di refrigerator (5 C) Y= X+9.599(B). B A

ISSN 0853 4217 JIPI, Vol. 19 (3): 174 178 177 larva, pupa, dan imago. Hanya pada fase larva saja hewan makan (Awan 2007; Mulyani 2008). Pada fase telur, pupa, dan imago, hewan tidak makan. Imago jantan menggunakan cadangan energi (fat body) untuk energi gerak dan aktivitas reproduksi. Metabolisme lemak penting untuk reproduksi dan aktivitas selama masa tidak makan (Arrese & Soulages 2010). Oleh karena itu, maka akan terjadi penurunan bobot badan dari hari ke hari, sampai akhirnya hewan mati. Perbedaan suhu berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap daya tahan hidup imago jantan dan sperma ulat sutera liar A. atlas. Suhu yang lebih dingin (5 C) dapat memperlama hidup imago jantan dan sperma dari ulat sutera liar A. atlas. Imago jantan yang dipreservasi pada suhu refrigerator (5 C) memiliki rataan hidup yang lebih panjang, yaitu 11,5 ± 0,7 hari dibandingkan dengan imago jantan yang hidup pada suhu kamar (27 C) yang hanya memiliki rataan hidup 4,5 ± 0,9 hari. Daya tahan hidup yang lebih lama tersebut dipengaruhi oleh laju metabolisme (katabolisme) yang lebih lambat pada suhu dingin/ refrigerator (5 C) dibandingkan dengan suhu kamar (27 C). Karena laju katabolisme pada suhu dingin (5 C) lebih lambat maka penurunan bobot badannya tampak sebagai garis dengan kemiringan lebih landai dengan persamaaan: Y=1,928-0,067X, dibandingkan penurunnan bobot badan yang lebih cepat pada suhu 27 C, dengan persamaan Y=1,596-0,086X (Gambar 1). Menurut McKinnon (1999) setiap penurunan suhu 10 C, dapat menghambat 50 laju metabolisme tubuh. Laju katabolisme yang semakin lambat pada suhu dingin (5 C) menyebabkan cadangan nutrien (fat body) lebih awet sehingga imago jantan tidak cepat mati. Dalam penelitian ini suhu dingin yang digunakan adalah 5 C, suhu ini masih cukup aman; tidak menyebabkan kematian. Pant dan Gupta 1979, memperoleh informasi bahwa paparan pada suhu 2 C dapat menyebabkan kematian pada ulat sutera Philosamia ricini karena menurunnya aktivitas beberapa enzim: protease, aminotransferase, dan lipase. Dengan penyimpanan imago jantan ulat sutera liar A. atlas dalam refrigerator (5 ) lama hidup imago jantan ulat sutera liar A. atlas dapat diperpanjang hingga 11,5 ± 0,7 hari. Ini berarti ada perpanjangan waktu sekitar 7 hari. Daya tahan hidup (umur) imago jantan ulat sutera liar A. atlas yang semakin lama (penambahan waktu sampai dengan 7 hari) sangat menguntungkan karena dengan demikian dapat menunggu kemunculan imago betina, sehingga memungkinkan terjadi perkawinan secara alami. Hal ini berarti dapat memecahkan permasalahan tidak sinkronnya kemunculan imago jantan dan imago betina. Bilamana ada imago jantan dan ada imago betina tetapi tidak terjadi perkawinan, dapat dilakukan inseminasi buatan. Inseminasi buatan pada ulat sutera liar A. atlas telah berhasil dilakukan. Inseminasi dapat dilakukan dengan menampung sperma dari imago jantan, kemudian memasukkannya ke dalam saluran reproduksi imago betina. Sperma yang telah disimpan selama tiga hari sekalipun, masih dapat membuahi sel telur, sehingga telur fertil dan dapat menetas (data belum dipublikasikan). Daya tahan hidup sperma dari imago jantan yang disimpan pada suhu refrigerator (5 C) rata-rata 11,5 ± 0,7 hari dan pada suhu kamar (27 C) 4,5 ± 0,5 hari. Dari data ini tampak bahwa daya tahan hidup sperma sama dengan daya tahan hidup imago jantannya, ini berarti bahwa sperma ulat sutera liar A. atlas hidup pada saat imago jantan ulat sutera liar A. atlas masih hidup dan sperma ulat sutera liar A. atlas mati pada saat imago jantan ulat sutera liar A. atlas mati. Oleh karena itu, preservasi sperma ulat sutera liar A. atlas dapat dilakukan dengan preservasi imago jantan. Preservasi semen dalam imago jantan pada suhu 5 C memberikan daya tahan hidup (umur) yang lebih lama (11,5 ± 0,7 hari) dibandingkan dengan menyimpan spermanya saja, seperti yang dilakukan Septiadi et al. (2014). Penyimpanan sperma pada suhu dingin 5 C yang diencerkan dengan dextrose 10 waktu simpannya paling lama, yakni 81 ± 43,74 jam dibandingkan dengan pengencer NaCl 0,9 (73,20 ± 42,12 jam) dan Ringer laktat (75,60 ± 41,58 jam) (Septiadi et al. 2014). Informasi mengenai preservasi semen pada ulat sutera liar belum banyak ditemukan; berbeda dengan hewan ternak yang sudah lama diketahui. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa ada korelasi positif antara bobot badan (X) dengan umur (Y) imago jantan ulat sutera liar A. atlas, baik yang disimpan pada suhu kamar (27 C) dengan persamaan: Y=1,298X + 2,326, maupun yang disimpan pada suhu dingin (5 C) dengan persamaan: Y=X + 9,599 (Gambar 2) Korelasi tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan daya hidup (umur) imago jantan ulat sutera liar A. atlas. Dengan rumus matematis tersebut dapat diprediksi umur imago jantan baik yang dipreservasi pada suhu dingin (5 C) maupun yang tidak dipreservasi (pada suhu ruangan: 27 C). Misalkan ada seekor ngengat jantan A. atlas keluar dari kokon dengan bobot badan 2 g, maka bila dibiarkan pada suhu kamar (27 C) akan didapatkan nilai Y (umur)= 4,922 hari, artinya imago jantan ulat sutera liar A. atlas akan mati setelah 4.922 hari keluar dari kokon. Bila disimpan pada suhu dingin (5 C) akan didapat nilai Y (umur)= 11.599 hari; artinya dengan penyimpanan pada suhu dingin ada perpanjangan umur sekitar 6.607 hari. Perbedaan waktu ini dapat sangat bermanfaat karena memungkinkan menunggu imago betina ulat sutera liar A. atlas keluar dari kokonnya. Dengan demikian masalah ketidaksesuaian kemunculan imago jantan dan imago betina pada budi daya di dalam ruangan dapat teratasi. Setelah ada imago betina, imago jantan dapat dikawinkan secara alami atau diambil spermanya dan diinseminasikan ke imago betina.

178 ISSN 0853 4217 JIPI, Vol. 19 (3): 174 178 KESIMPULAN Suhu dingin (5 C) dapat memperpanjang daya tahan hidup (umur) imago jantan dan sperma ulat sutera liar A atlas. Preservasi semen ulat sutera liar A atlas dapat dilakukan dengan menyimpan imago jantan pada suhu 5 C. Bobot badan berkorelasi positif dengan umur imago jantan ulat sutera liar A atlas, dengan demikian dapat diketahui umur maksimal imago jantan ulat sutera liar A. atlas dengan menimbang bobot badannya. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Pertamina Foundation atas bantuan dana untuk penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Adria, Idris H. 1997. Aspek biologis hama daun Attacus atlas pada tanaman ylang-ylang. Jurnal Penelitian Tanaman Industri. 3(2): 37 42. Adria. 2010. Populasi dan intensitas serangan hama Attacus atlas (Lipidoptera: Saturniidae) dan Aspidomorpha miliaris (Coleoptera: Chrysomelidae) pada tanaman ylang-ylang. Jurnal Penelitian Tanaman Industri. 16(2): 77 82. Arrese EL, Soulages JL. 2010. Insect fat body: energy metabolism and regulation. Annual Review of Entomology. 55(1): 207 225. Doi:10.1146/annurev-ento-112408-085356. Awan A. 2007. Domestikasi ulat sutera liar Attacus atlas (Lepidoptera: Saturniidae) dalam usaha meningkatkan persuteraan nasional. [Disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Baskoro A, Fuah AM, Ekastuti DR. 2011. Karakteristik kulit kokon segar ulat sutera liar Attacus atlas dari perkebunan teh di daerah Purwakarta. Jurnal Peternakan Indonesia. 13(3): 171 182. Desmawita BK, Fuah AM, Ekastuti DR. 2013. Intensification of wild silkworm rearing (Lepidoptera: Saturniidae). Media Peternakan (Journal of Animal Science and Technology). 36(3): 159 164. Ekastuti DR. 2012. Tinjauan fisiologis domestikasi ulat sutera liar Attacus atlas (Lepidoptera: Saturniidae). Berita Biologi. 11(2): 139 147. Faatih M. 2005. Aktivitas Anti-Mikrobia Kokon Attacus Atlas L.. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi. 6(1): 35 48. Indrawan M. 2007. Karakter sutera dari ulat jedung (Attacus atlas) yang dipelihara pada tanaman pakan senggugu (Clerodendron serratum Spreng). Biodiversitas. 8(3): 215 217. Mulyani N. 2008. Biologi Attacus atlas L. (Lepidoptera: Saturniidae) dengan pakan daun kaliki (Ricini communis L.) dan jarak pagar (Jatropa curcas L.) di laboratorium. [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. McKinnon AO. 1999. Breeding and Its Technology Now and The Future. [internet]. [diacu 2013 Oktober 7]. Tersedia dari: http://www.harness.org.au/hra/papers/pmckinn4. Nazar A. 1990. Beberapa Aspek Biologi Ulat Perusak Daun (Attacus atlas Linn.) pada Tanaman Cengkeh. Pemberitaan Penelitian Tanaman Industri. 16(1): 35 37. Pant R, Gupta DK. 1979. The effect of exposure to low temperature on the metabolism of carbohydrate, lipids and protein in the larvae of Philosamia ricini. Journal of Biosciences. 1(4): 441 446. Peigler RS. 1989. A Revision of Indo Australlian Genus Attacus. The Lepidoptera. Research Foundation, Inc. Beverly Hills, California (US). Rabusin M, Arifiantini RI, Ekastuti DR. 2014. Karakteristik semen ngengat A. atlas (Lepidoptera: saturniidae). Prosiding Seminar Nasional Peran Reproduksi dalam Penyelamatan Plasma Nutfah Hewan di Indonesia. Seameo Biotrop Bogor. 18 19 November 2013. Hal 73 77. Septiadi R, Ekastuti DR, Arifiantini RI. 2014. Penggunaan larutan fisiologis mamalia untuk preservasi semen ulat sutera liar A. atlas (Lepidoptera: saturniidae). Prosiding Seminar Nasional Peran Reproduksi dalam Penyelamatan Plasma Nutfah Hewan di Indonesia. Seameo Biotrop Bogor. 18 19 November 2013. Hal 88 91. Solihin DD, Fuah AM, Ekastuti DR, Siregar HCH, Wiryawan KG, Setyono DJ, Mansjoer SS, Polii BNN. 2010. Budi Daya Ulat Sutera Alam Attacus atlas. Penebar Swadaya, Jakarta (ID). Zebua BTU, Situmorang J, Jati WN. 1997. Daur hidup (Attacus atlas) dengan pemberian pakan daun dadap (Erytrina lithosperma Miq.) di laboratorium. Biota. 2(2): 67 72.