VI. PEMSUNAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT SECARA PARTISPATIF

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

3.1. Strategi Kajian. PTT beserta para stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan program.

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE

LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN KOMUNITAS

PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM)

METODE KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

III. METODE KAJIAN 3.1. Strategi Kajian Batas-Batas Kajian

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN

KAJIAN KEBIJAKAN AKSELERASI PEMBANGUNAN PERTANIAN WILAYAH TERTINGGAL MELALUI PENINGKATAN KAPASITAS PETANI

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pukul 20:09 WIB] 1 [diakses pada hari Rabu, 04 Mei 2011,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODOLOGI KAJIAN

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 473 TAHUN 2011 TANGGAL PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DAN NELAYAN DI KABUPATEN GARUT

PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN

Peranan Subak Dalam Pengembangan Agribisnis Padi

PROGRAM PENGEMBANGAN KESWADAYAAN KELOMPOK USAHA SIMPAN PINJAM

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIP (PIP) DI KABUPATEN KULON PROGO

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Bentuk Bantuan Modal pada Pertanian

METODE KAJIAN Sifat dan Tipe Kajian Komunitas Lokasi dan Waktu

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP)

BAB V MEMBONGKAR YANG MEMBELENGGU. A. Pembentukan Kelembagaan Perempuan Buruh Tani

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEREKONOMIAN INDONESIA

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN KEHUTANAN

BAB III METODE KAJIAN

Pengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Misi Misi pengembangan Produk Unggulan Daerah Kab.

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

VI. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN PINJAMAN LANGSUNG MASYARAKAT

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PERLUASAN KESEMPATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK

Komitmen itu diperbaharui

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dalam suatu organisasi atau jaringan dan ditentukan oleh faktor-faktor pembatas dan

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

METODE KAJIAN. Tipe Dan Aras Kajian. Tipe Kajian

VII. EVALUASI DAN RUMUSAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN MELALUI KUBE DI KELURAHAN MAHARATU

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 13/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERIKANAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN. PAR ini adalah kepanjangan dari Participatory Action Research. Pendekatan PAR

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN PENGUSAHA MIKRO KONVEKSI

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

METODOLOGI Pendekatan dan Strategi Kajian Tipe Kajian

J. PRIMA TANI LKDRIB KABUPATEN SIJUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

Perempuan dan Industri Rumahan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Dana Simpan Pinjam LKM GAPOKTAN Ngudi Raharjo II dalam Memberdayakan Msyarakat.

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. Guna menunjang ketiga aspek tersebut juga diperlukan adanya pembangunan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

Transkripsi:

VI. PEMSUNAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT SECARA PARTISPATIF 6.1. Latar Belakang Rancangan Program Kondisi dan tingkat partisipasi yang dapat dilihat dari para anggota kelompok tani Saluyu di Desa Pangadegan, menunjukkan adanya suatu strategi pemberdayaan kelompok tani Saluyu dalam rangka meningkatkan partisipasi anggota kelompok dalam penataan kelompok tani Saluyu. Bentuk rancangan program peningkatan pemberdayaan kelompok tani Saluyu diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas kelompok tani ke arah yang lebii baik. Kegiatan perancangan program pemberdayaan kelompok tani dilakukan secara partisipatif bersama-sama dengan anggota kelompok dan perwakilan kelornpk tani yang ada di Desa Pangadegan dengan harapan agar apa yang direncanakan dapat tedaksana, mendapat dukungan dari semua pihak dan berkelanjutan. Keikutsertaan para petani dalam kegiatan perencanaan ini akan meningkatkan kemauan, kemampuan dan kesempatan masyarakat untuk senantiasa berusaha dan saling beke ja sama dalam menyelesaikan suatu pernasalahan yang dihadapi. Guna mendukung proses perancangan program perlu dilaknkan analisis stakeholder yang berkaitan dengan upaya pemberdayaan kelompok tani. Stakeholder yang dimaksud adalah Kepala Desa Pangadegan, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, Tokoh Masyarakat, Petani, Buruh Tani, Kepala Balai Penyuluh pertanian dan Dias Instansi Pertanian. Berdasarkan hasil wawancara, pada prinsipnya stakeholder yang ada sangat mendukung upaya Pemberdayaan Kelompok Tanj dengan harapan jika program-program tersebut dilaksanakan dengan baik dan berkelanjutan, diharapkan Kelompok Tani dapat menjadi alternatif pemecahan ketidakberdayaan keluarga buruh tani, yang ditandai dengan berkembangnya nsaha ymg ada di dalam kelompok tani dan bertambahnya tingkat pendapatan Anggota kelompok tani padi Saluyu. 6.2. Raneangan Program Menindaklanjuti pelaksanaan diskusi kelompok terfokus atau Focus Grozcp Discussion (FGD), secara bersama-sama melalui kegiatan mengidentifikasi dan

menyusun skala prioritas permasalahan dan kebutuhan tersebut di atas, kemudian dilanjutkan menyusun i-ancangan program Pemberdayaan Kelompok Tani. Di dalam mengelompokan kelompok tani padi Saluyu sudah berdasarkan jenis usaha atau tamanan padi, Hal tersebut dimaksudkan agar kelembagaan lokal kelompok tani padi yang telah diienal tersebut menjadi perekat yang mampu mengintegrasikan kepentingan ekonomi para anggota kelompok. Program yang dilaksanakan hams mampu menumbuhkan keberdayaan bagi kelompok, dengan memberikan iklim yang memungkinkan bagi kelompok tani padi berkembang, menciptakan kemudahan asset yang dapat diakses, meningkatkan keterampilan produktif dan pemasaran, serta adanya perlindungan terhadap usaha-usaha yang dilaksanakan. Hal ini dapat dilakukan dengan memfungsikan kelembagaan sosioekonomi lokal untuk dapat berperan secara optimal menjembatani kebutul~an dan permasalahan yang dihadapi kelompok tani padi Saluyu. Pemberdayaan yang dibangun juga harus mampu memilah subyek yang menjadi inti keberdayaan (core enzpoweringj dan subyek yang secara tidak langsung mempengaruhi keberdayaan inti @eripheral empowering). Program yang diberikan juga harus mampu menumbuhkan mngsangan yang dapat menciptakan kelompok tani padi Saluyu, dapat berlanjut dan menjadi sumber utama aktivitas ekonomi para petani padi. Hal ini dapat diiakukan dengan menciptakan kepercayaan berusaha, membantu terwujudnya kepemilikan tekonologi (barang modal) secara kolektif dan membantu kelompok tani padi agar menemukan kekhasan dan kelebihan produk yang mereka hasilkan. Dengan demikian tidak saja bernilai ekonomis tetapi juga memiliki daya saing sebagai produk unggulan lokal. 6.3. Program-Program Pengembangan Masyarakat Program-program yang direncanakan guna pengembangan masyarakat dapat dilihat pada tabel 9. Tetapi pada pelaksanaannya diprioritaskan hanya untuk dua program yaitu program peningkatan produktivitas hasil pertanian kelompok dan program penguatan kelembagaan kelompok tani padi. Pemilihan prioritas program didasarkan pada analisa bahwa kedua program itulah yang benar-benar dimsakan manfaatnya dan berhubungan langsung dengan masyarakat, dalam bal

ini kelompok tani padi Saluyu. Dengan kata lain, kedua program itu melibatkan masyarakat kelompok tani sebagai subjek sekaligus objek daripada program. Sedangkan dua program lainnya, yaitu sosialisasi bantuanlprogram pemerintah dan program pelatihan hagi pengurus serta penyuluh merupakan program yang berasal dari pemerintah dan ditujukan bagi kalangan di luar mereka (eksternal), yaitu aparat pemerintah desa dan petugas penyuluh dari Dinas Pertanian, sehingga program ini manfaatnya kurang dirasakan oleh masyarakat kelompok tani. 6.3.1. Program Peningkatan Produktivitas Hasil Pertanian Program Peningkatan Produktivitas hasil pertanian ini bertujuan untuk memberikan kemampuan internal dan eksternal melalui aktivitas kelompok, seperti permodalan kolektif, penguasaan alat produksi secara kolektif, pemasaran dan peningkatan keterampilan produksi. Usaha yang dilakukan kelompok tani di harapkan dapat meningkat, dengan pengetahuan dan ketrampilan yang telah di dapat dari program-program yang telah digulirkan oleh pemerintah agar dapat membentuk kekuatan kolektif untuk melakukan pilihan-pilihan serta dapat menyesuaikan din dengan perubahan yang ada. Ada empat kegiatan yang perlu dilakukan sehubungan dengan peningkatan permodalan kelompok Tani Padi di Desa Pangadegan, yaitu: a. Memberikan penguatan kapasitas internal terhadap kelompok tani padi Saluyu. Permodalan dalam bentuk dana bergulir atau bantuan hibah dan murah dari pemerintah dan swasta. Sedangkan kelembagaan keuangan masyarakat seperti BRI dan kelembagaan bank sejenis lainnya perlu diupayakan, melalui bantuan kredit atau pengembalian secara musiman dengan sistem bunga lunak dengan memberikan syarat jaminan yang dapat dipenuhi oleh kelompok tani padi Saluyu. b. Pada tingkat petani atau anggota kelompok tani perlu dibentuk permodalan swadaya melalui kegiatan arisan atau pembentukan modal kolektif. Agar Legiatan ini dapat berjalan sistem permodalan lebih bersifat dana darurat dengan jumlah simpanan tidak ditentukan. c. Adanya bimbingan dan pembinaan dari Badan Penyuluh Pertanian (BPP) di dalam meningkatkan ketrampilan yang telah di dapat, berupa pertemuan rutin

setiap 1 bulan sekali atau membuat jadwal dalam mempraktekkan secara langsung di sawah atau di lapang d. Mendiskusikan hasil temuan di lapangan mengenai sistem Legowo, serta merencanakan kembali atau mengalin sistem Legowo ke sistem yang lebii tepat dengan kondisi sosial dan ekonomi petani gureml kelompok tani Saluyu. SlaReholder yang perlu dilibatkan dalam program peningkatan permodalan adalah Lembaga keuangan masyarakat, Perbankan, Gapoktan, diias instansi terkait seperti Koperasi, pemerintah daerah, pengusaha lokal yang memiliki keterkaitan dengan kelompok tani padi, Badan Perwakilan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyamkat (LPM), Koperasi Unit Desa (KUD), dan swadaya masyankat serta pelaku usaha. 6.3.2. Program Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Padi Program penguatan kclembagaan kelompok tani padi menekankan keberfimgsian kelembagaan sosio-ekonomi lokal seperti KUD untuk dapat berperan lebii optimal dalam pengembangan masyarakat dm kelompok Tani Padi. Program ini lebih diarahkan pada kelembagaan Kelompok Tani Padi yang bergerak seperti kelembagaan sosio-ekonomi lokal (KUD) yang memiliki keterkaitan langsung dengan upaya pemberdayaan kelompok Tani Padi di Desa Pangadegan. Penguatan kelembagaan ini diharapkan akan terbentuk kelembagaan yang memiliki misi membantu kelompok mengembangkan aktivitas produksinya, meningkatkan peran kelembagaan lokal seperti KUD. Selain itu, mampu mernbentuk kelembagaan lokal yang memifiki kepengurusan yang baik dan dapat menempatkan peran kelembagaan dalam sbuktur sosial masyarakatnya dan Mempunyai rencana kerja. Ada lima kegiatan yang perlu dilakukan sehubungan dengan peningkatan permodalan kelompok Tani Padi di Desa Pangadegan, yaitu: a. Mengadakan pelatihan kepengurusan organisasi agar kelompok tani Saluyu bisa mengatur struktur yang ada di dalam lembaga kelompok tani. b. Mengadakan reorganisasi kepengumsan bagi pengurus yang sudah lama atau menggantikan pengurus yang kurang mendukung kelompok tani Saluyu. c. Pembiiaan pemantapan fungsi dan peran kelembagaan, agar kelompok tani Saluyu dapat mengkoordinir anggotanya serta menjalankan aktifitas usahanya.

d. Membangun kerjasama dengan kelembagaan sejenis dengan daerah lain yang berdekatan, e. Mengadakan studi banding ke daerab yang lebih baik dalam pengelolaan kelembagaan. f. Untuk meningkatkan aktifitas kelompok tani Saluyu dan usahanya, program yang telah gulirkan oleh pemerintah (SL-FTT) dapat aplikasi dengan baik. Stakeholder yang perlu dilibatkan dalam program penguatan kelembagaan kelompok tani padi adalah dinas instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Badan Penyuluh Pertanian, Gapoktan, Diperindag, Koperasi, pemerintah daerah, dan kelompok tani padi Saluyu serta perangkat desa. Beberapa ha1 yang diprioritaskan oleh kelompok tani Saluyu saat ini adalah program peningkatan produktivitas hasil pertanian dan program penguatan kelembagaan kelompok tani padi. Dapat diliat pada Tabel 9.

Tabel 9 Analisis Stakeltolder dan Rencana Program Pengembangan Masyarakat dalam rangka Pemberdayaan Kelompok Tani Padi Saluyu di Desa Pangadegan tahun 2008 No Masalah Cara Program I Kegiatan I Pplakrana~n -..--.. I Pel: produ&vitas hasil pertanian - -"&." aksanaan. pemerintah desa perbankan renanggu.swab I n I I. I JBUW)II " L... VUIIIUBC Biaya 1 IPermodalan I Peninekatan 1 Pemberian 1 Memberikan I* Ko~erasi I Kepala I KoperasU I 1 Bulan I APBD 2 Kurang Kompak Anggota Kelompok Tani Padi Progam Penguatan kelembagaan Kelompok Tani Padi bantuan modal melalui kelembagaan mikro Pertemuan mtin Pelatihan bantuan permodalan bempa bantuan bergulir, hibab, kredit musiman dan murah Pertemuan sebulan 2 kali BPP tejun langsung. BPP Pemerintah desa Kelompok tani pemerintah desa Kepala pemerintah desa Perbankan * Koperasi I Pertanian 3 IKurang tepat 1 Sosialisasi 1 Diskusi 1 Pembuatan ajuan I BPP 1 Kepala I* Ekbang I14 Hari I Pemerintah bantuan atau waktu bantuanlprogram sesuai dengan. Pemerintah 1 ; Pendukung ~ a & Gapoktan BPD * LPM KtJD..-- PKK Koperasil Bank Gapoktan Diperindag 1- G a p o I 1 pusat yang diberikan pemerintah rancangan sesuai desa BPD Pemerintah oleh pemerintah dengan kebutuhan Kelompok tani daerah di lapangan -I- Diskusi Pertemuan tiap BPP Kepala Ekbang 7 Hari Pemerintah bagi Sekolah minggu serta. Pemerintah pemerintah BPP Pusat pengums serta lapang membuat jadwal desa desa Kelompok Pemerintah hersama-sama. ~ ~ k ~ h tani daerah Sumber: Hasil Penyusunan Program dengan Kelonlpok Tani Padi Saluyu. u I Masyarakat I I I 1 Dinas Ker a 14 Hari Pemerintah Pusat Pemerintah daerah I

Tabel 10 Rancangan Program Eemberdayaan Kelompok Tani produktivitas hasil pertanian kelompok Tujuan Memberikan kema~npuan internal dan eksternal melalui aktivitas kelompok Sasaran I Kelomuok Tani Padi Saluyu Kegiatan Bantuan modal bergulir, berupa hibah atau murah. Iuran anggota secara kolektif. Bimbingan dan pembinaan dari BPP dalam peningkatan ketrampilan. Mengalihkan sistem legowo ke sistem yang lebih tepat dengan kondisi sosial dan ekonomi petani Hasif Peninekatan ~roduktivitas pertanian da; total ban~paran pertanian kelompok tani Saluyu. Penguatan kelembagaan Kelompok Tani Padi Meningkatkan kemampuan kelembagaan dan mendorong pengembangan usaha Pelatihan Managerial kepengurusan organisasi. Reorganisasi pengurus. Pembinaan dan bimbingan h gsi organisasi. Membangun kerjasama dengan kelembagaan lokal lain. Melakukan studi banding. Aplikasi program yang telah di gulirkan terdahulu (SL-PTT) Kelembagaan Kelompok Tani Padi yang memiliki kepengurusan dan rencana kerja, berdampak positif terhadap usaha yang dijalankan kelompok tani.

Berdasarkan uraian-uraian di atas mengenai keterkaitan program SL-PTT dengan pengembangan modal sosial, maka saran yang bisa diberikan gnna memperbaiki program agar lebiii berkelanjutan, antam lain adalah : 1. Tetap melaksanakan sosialisasi secara berkelanjutan kepada masyarakat tentang maksud dan tujuan program SL-PTT, agar masyarakat khususnya petani dan bnrnh tani merniliki persepsi yang sama terhadap program dan manfaat program yang bisa dirasakan dalam upaya peningkatan kesejahteraannya. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan partisipasi petani dan buruh tani dalam mendukung keberhasilan program. 2. Melakukan penguatan kapasitas terhadap kelompok tani Saluyu di Desa Pangadegan, sehingga dapat melaksanakan perannya dalam mengorganisir petani dan bnruh tani dai~ bekerjasama dengan BPP. 3. Meningkatkan kerjasama antara Kelompok tani dan BPP dalam mengembangkan program SL-PTI; terutarna dalam menggali dan mengembangkan peluang-peluang nsaha ekonomis prodw. 4. Meningkatkan kolaborasi dan jejaring dengan lembaga-lembaga formal dan informal, khwnya dengan kelompok-kelompok tani desa lain yang sudah maju dan pihak swasta serta lembaga keuangan mikro dalam pengembangan nsaha pengolahan lahan sawah dan hasil padi.