BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. TK ini berada di tengah-tengah Kota Gorontalo dan telah banyak menamatkan anak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Gorontalo, di mana proses pembelajarannya

BAB I PENDAHULUAN. Anak secara naluriah aktif bergerak, anak akan menuju ke mana saja sesuai dengan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR BERHITUNG MELALUI BIMBINGAN KLASIKAL DENGAN TEKNIK BERMAIN PADA ANAK DI TK PERTIWI KECAMATAN HULONTALANGI KOTA GORONTALO

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas, dan yang menjadi mitra kerja adalah guru kelas kelompok A.

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL WARNA MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini di PAUD Delima Kecamatan Bongomeme Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang pasal 28 ayat 2 bahwa setiap anak berhak atas

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN LINGKARAN ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK QATRINNADA KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masih jauh jarak layanan TK ini terhadap masyarakat mengingat TK ini berada di dusun IV yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. usia dini sering disebut sebagai the golden ageatau usia emas. Berbagai hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan model think pair share sebagai upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo.

ETIK KURNIAWATI NIM : A53H111070

RINANGGA KURNIA RIANTI

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan hasil belajar berfikir logis, sistematis, kritis dan kreatif, serta hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini tumbuh subur di masyarakat, baik dalam bentuk formal dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini ialah anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sangat strategis dan mudah dijangkau untuk melaksanakan penelitian, subjek

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Dengan Metode Bermain Lempar Gelang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kemampuan menggambar bentuk geometri masih kurang diminati anak Kelompok B

Naskah Publikasi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BAGI ANAK KELOMPOK A DI BA AISYIYAH IV TEGAL SEPUR KLATEN TENGAH KLATEN TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini SIWI ENDAH TISNOWATI A53B090202

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN BOLA ANGKA DI TK SAMUDERA SATU ATAP PARIAMAN

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

NASKAH PUBLIKASI SUMARSI A53H111003

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PUZZLE PADA ANAK KELOMPOK B DI TK TRISULA PERWARI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan program pendidikan dini anak usia 4-6 tahun. Tugas utama TK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGENALAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A TK AL QUBA MEDAN.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. membilang 1 sampai 10 siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Indikator

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

ARTIKEL PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN LEMPAR SUSUN DADU

BAB I PENDAHULUAN. bermain dan juga berbagai alat permainan anak-anak. Salah satu lembaga pendidikan yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian PerSyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini ALIMATUL FADLIYAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di PAUD Apel Kelurahan Dutulanaa Kecamatan Limboto

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK ABA BUNTALAN I KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara pemberian stimulasi tersebut. Prinsip tersebut meninjau atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU KELOMPOK B DI TK PERTIWI CEPORAN I GANTIWARNO KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN MEDIA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK KELAS B1 PAUD SRIKANDI DI KABUPATEN KEPAHIANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bawah pimpinan Any Kristanti Katili, serta para Gurunya ibu Hindun Kunusa,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: RETNO TRI WIDAYATI NIM : A53A100001

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. TK Pertiwi II

PENERAPAN BERMAIN KARTU BILANGAN DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI 5 PENDEM SUMBERLAWANG

MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK MENGENAL MACAM- MACAM MAKANAN BERGIZI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B2 TK BUNDA HATI KUDUS PALU

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan spiritual. Aziz Alimul (dalam Erwan: 2005). Definisi anak usia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Pertiwi Kecamatan Hulontalangi Kota Gorontalo. TK ini berada di tengah-tengah Kota Gorontalo dan telah banyak menamatkan anak didiknya. Di Taman Kanak-kanak Pertiwi memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Fasilitas tersebut antara lain berupa APE (alat pendidikan edukatif) dalam dan luar. Berbagai fasilitas tersebut digunakan secara maksimal untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Jumlah anak didik yang ada di TK Pertiwi Kecamatan Hulontalangi Kota Gorontalo, yaitu sebanyak 85 orang dengan jumlah kelompok A 33 orang dan kelompok B 52 orang. Jumlah pendidik sebanyak 5 orang terdiri dari PNS 4 orang dan 1 orang tenaga honor daerah. 4.1.2 Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama dua siklus. Pelaksanaan kegiatan pada setiap siklus mengacu pada rencana kegiatan harian serta lembar pengamatan aktivitas guru dan aktivitas anak. Penelitian ini akan mengacu pada kedua panduan tersebut, sehingga pelaksanaan proses penelitian berjalan dengan baik. Sebelum mengadakan kegiatan siklus I dan siklus II, peneliti melakukan observasi awal terhadap subjek penelitian untuk mendapatkan gambaran awal tentang kondisi penelitian. 1) Observasi Awal Observasi awal dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 18 November 2013. Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh terdapat 32 9 orang anak (56%) yang kurang memiliki kemampuan

dasar berhitung dari jumlah anak 16 orang. Adapun hasil observasi awal dapat dilihat pada table berikut: Tabel 1. Hasil Observasi Awal Pengamat Aspek Yang Dinilai Rata-rata mengenal menjumlah mengurang dasar berhitung bilangan 1-10 bilangan 1-10 bilangan 1-10 M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM I 7 9-7 9-7 9-7 9 - II 7 9-7 9-7 9-7 9 - Persentase 44% 56% - 44% 56% - 44% 56% - 44% 56% - Keterangan: M = Mampu KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu Hasil pengamatan observasi awal menunjukkan bahwa tingkat rata-rata kemampuan dasar berhitung anak belum mencapai standar yang diharapkan. Hal ini memberi arti perlu adanya peningkatan kemampuan dasar berhitung anak. Beberapa fenomena yang menunjukkan belum maksimalnya kemampuan dasar berhitung ditunjukkan alat beberapa hal sebagai berikut: a. Anak kurang berminat pada tema pembelajaran berhitung b. Anak kurang memberi respons, apabila diajarkan pada penambahan dan pengurangan bendabenda secara sederhana. c. Anak-anak lebih tertarik bermain di luar kelas. Berdasarkan temuan dalam kegiatan observasi awal, menunjukkan bahwa kemampuan dasar berhitung belum berkembang secara maksimal, sehingga hal ini menjadi dasar pelaksanaan

siklus I. Upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kemampuan dasar berhitung melalui bimbingan klasikal dengan teknik bermain. Adapun tujuan dari pelaksanaan bimbingan klasikal dengan teknik bermain, yakni disesuaikan dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain merupakan kebutuhan dasar anak, melalui teknik bermain, anak diperkenalkan dengan bilangan 1-10, menjumlah maupun mengurang 1-10. Melalui bimbingan klasikal, anak akan diberi petunjuk dan bimbingan, sehingga mereka berminat pada tema berhitung. 2) Siklus I Pertemuan 1 Siklus I pertemuan 1 dilakukan dengan mengacu pada rencana kegiatan harian yang telah direncanakan guru. Kegiatan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 23 November 2013. Kegiatan siklus I pertemuan 1 dilakukan dengan cara menyiapkan kelas yang kondusif, menyanyikan lagu yang ada hubungannya dengan tema pembelajaran, selanjutnya memberi motivasi dan apersepsi dan memberi petunjuk cara bermain. Pada siklus I pertemuan 1 anak lebih banyak dibimbing pada mengenal, menjumlah dan mengurang dengan bermain bola. Pada setiap akhir kegiatan, guru memberikan penguatan kepada semua anak. Berdasarkan hasil kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan 1, terjadi peningkatan jumlah anak yang memiliki kemampuan dasar berhitung, yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Hasil Pengamatan Siklus I Pengamatan 1 Pengamat Aspek Yang Dinilai Rata-rata mengenal menjumlah mengurang dasar berhitung bilangan 1-10 bilangan 1-10 bilangan 1-10 M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM I 9 7-9 7-9 7-9 7 -

II 9 7-9 7-9 7-9 7 - Persentase 56% 44% - 56% 44% - 56% 44% - 56% 44% - Keterangan: M = Mampu KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1 memberikan hasil yang cukup signifikan. Dalam hal ini terjadi peningkatan kemampuan dasar berhitung anak dari 7 orang anak atau 44% menjadi 9 orang anak atau 56% pada kriteria mampu dan 7 orang anak pada kriteria kurang mampu atau 44%. Temuan ini menunjukkan bahwa bimbingan klasikal dengan teknik bermain, memberikan hasil yang baik dalam meningkatkan kemampuan dasar berhitung. 3) Siklus I Pertemuan 2 Pelaksanaan kegiatan siklus I pertemuan 2 dilakukan untuk lebih mengoptimalkan tingkat capaian kemampuan dasar berhitung dalam pembelajaran. Kegiatan siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Senin, 25 November 2013. Kegiatan siklus I pertemuan 2 dilakukan dengan cara menyiapkan kelas yang kondusif. Memotivasi anak dengan menyanyikan lagu yang ada kaitannya dengan tema pembelajaran. Memberi contoh mengenal, menjumlah, dan mengurang 1-10 dengan teknik bermain. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan 2 menunjukkan peningkatan pada kemampuan dasar berhitung. Untuk jelasnya hasil pelaksanaan siklus I pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengamatan Siklus I Pengamatan 2 Aspek Yang Dinilai

Pengamat mengenal bilangan 1-10 menjumlah bilangan 1-10 mengurang bilangan 1-10 Rata-rata dasar berhitung M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM I 10 6-10 6-10 6-10 6 - II 10 6-10 6-10 6-10 6 - Persentase 63% 37% - 63% 37% - 63% 37% - 63% 37% - Keterangan: M = Mampu KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu Dari tabel 3 dapat diamati bahwa terjadi peningkatan kemampuan dasar berhitung, yakni kriteria mampu 10 orang atau 63%, dan kriteria kurang mampu 6 orang anak atau 37%. Peningkatan ini terjadi disebabkan beberapa upaya peneliti dan guru mitra untuk banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran melalui teknik bermain. 4) Siklus II Pertemuan 1 Kegiatan siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 26 November 2013. Proses pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 dilaksanakan dengan merefleksi temuantemuan pada siklus I pertemuan 1 dan 2. Pada beberapa anak yang belum menunjukkan kemampuan dasar berhitung, diadakan pendekatan dengan menciptakan kelas yang kondusif, dibimbing secara klasikal melalui teknik bermain dengan menggunakan media. Dengan bermain, anak secara bertahap mengenal, menjumlah dan mengurang 1-10. Dari sisi lain, peneliti bersama guru mitra meninjau kembali rancangan pembelajaran, untuk lebih fokus pada tema pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan dasar

berhitung anak. Untuk jelasnya hasil pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Hasil Pengamatan Siklus II Pengamatan 1 Pengamat Aspek Yang Dinilai Rata-rata mengenal menjumlah mengurang dasar berhitung bilangan 1-10 bilangan 1-10 bilangan 1-10 M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM I 12 4-12 4-12 4-12 4 - II 12 4-12 4-12 4-12 4 - Persentase 75% 25% - 75% 25% - 75% 25% - 75% 25% - Keterangan: M = Mampu KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu Berdasarkan tabel 4 diperoleh aspek kemampuan dasar berhitung yang cukup signifikan. Pada kriteria mampu diperoleh hasil 12 orang atau 75%, kriteria kurang mampu yang 4 orang atau 25%. Siklus II pertamuan 1, anak sudah aktif melakukan permainan dengan menggunakan media, sehingga proses mengenal, menjumlah dan mengurang bilangan 1-10 telah dikuasai dengan baik, walaupun masih terdapat beberapa anak yang masih berada pada kategori kurang mampu. dasar berhitung yang telah dimiliki anak, tidak terlepas dari bimbingan yang disertai contoh melalui teknik bermain yang dilakukan oleh peneliti dan guru mitra. Namun untuk mencapai hasil yang optimal, pelaksanaan siklus dilanjutkan pada siklus II pertemuan 2. 5) Siklus II Pertemuan 2

Pelaksanaan siklus II pertemuan 2, yakni pada hari Kamis, 28 November 2013. Pada siklus II pertemuan 2, proses pembelajarannya sama dengan siklus-siklus sebelumnya. Temuan yang diperoleh selama pelaksanaan siklus ditindak-lanjuti pada siklus II pertemuan 2. Anak pada umumnya telah memiliki kemampuan dasar berhitung, hal ini dapat diamati ketika diberi tugas menjumlah dan mengurang secara individual maupun kelompok, sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Untuk jelasnya hasil siklus II pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Hasil Pengamatan Siklus II Pengamatan 2 Pengamat Aspek Yang Dinilai Rata-rata mengenal menjumlah mengurang dasar berhitung bilangan 1-10 bilangan 1-10 bilangan 1-10 M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM I 14 2-14 2-14 2-14 2 - II 14 2-14 2-14 2-14 2 - Persentase 87% 13% - 87% 13% - 87% 13% - 87% 13% - Keterangan: M = Mampu KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu Sesuai tabel 5 diperoleh hasil peningkatan jumlah anak yang memiliki kemampuan dasar berhitung, yakni pada kriteria mampu 14 orang atau 87%, kriteria kurang mampu 2 orang atau 13%. Adapun upaya yang dilakukan guru dan peneliti adalah lebih memotivasi dan memberi kesempatan kepada semua anak untuk menggunakan media yang disiapkan dalam menjumlah dan mengurang. Adapun dua orang anak yang kurang memiliki kemampuan dasar berhitung,

adalah yang sering tidak hadir, kurang berinteraksi dalam kelompok, sehingga belum memperoleh hasil yang diharapkan. Dari hasil analisis dan refleksi bersama diperoleh hal-hal sebagai berikut: a. Sebagian besar anak sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. b. Anak pada umumnya sudah dapat mengenal bilangan 1-10, menjumlah bilangan 1-10 dan mengurang bilangan 1-10. c. Indikator yang diberi pada pelaksanaan tindakan kelas, secara bertahap telah dapat dilaksanakan dengan baik. d. Bimbingan klasikal dengan teknik bermain pada penelitian tindakan kelas, sangat memotivasi anak untuk meningkatkan kemampuan dasar berhitung. Berdasarkan pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II, telah menunjukkan secara umum terjadi peningkatan kemampuan dasar berhitung anak melalui bimbingan klasikal dengan teknik bermain. Hal ini dibuktikan dengan tercapainya indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Mencermati temuan pada siklus II ini, maka pelaksanaan penelitian tidak dilanjutkan ke siklus III. 4.2 Pembahasan Pembelajaran pada anak usia dini menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema pembelajaran harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas, sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak. dasar berhitung merupakan konsep pembelajaran terpadu, di mana anak di samping mengenal konsep bilangan, menjumlah dan mengurang bilangan, juga mereka akan

mengetahui jumlah benda, jumlah buah dan luas-luas yang ada di sekitar anak, anak-anak tidak sekedar mengenal konsep tetapi dapat menerapkan dalam kehidupannya sehari-hari. Selanjutnya penggunaan bimbingan klasikal dengan teknik bermain pada anak usia dini, sangat sesuai karena anak pada dasarnya membutuhkan bimbingan dari guru dan bermain merupakan kebutuhan dasar anak. dasar berhitung perlu diberikan pada anak usia dini, hal ini sesuai dengan pendapat Suyadi (2010:164) bahwa sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan, PAUD pada umumnya, dan TK pada khususnya, tidak hanya menekankan berkembangnya fisik anak semata, melainkan juga harus menumbuhkan kompetensi akademik anak, seperti membaca, menulis dan berhitung atau lebih dikenal dengan calistung. Kompetensi tersebut dimaksudkan agar anak (secara mental maupun intelektual) masuk ke jenjang pendidikan di atasnya, yakni sekolah dasar. Guru pendidikan anak usia dini bertanggung jawab besar dalam memahami anak didiknya serta membantu perkembangan fisik motorik, sosiao-emosional, kognitif dan mental spiritualnya. Tanggung jawab inilah yang mendorong keharusan akan adanya bimbingan konseling di lembaga PAUD, terutama TK. Teknik bermain yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat Sujiono (2009:164) mengenai prinsip bermain antara lain: bermain harus difokuskan pada proses daripada hasil. Dalam bermain anak harus difokuskan pada proses, bukan hasil yang diciptakan oleh anak. Dalam bermain, anak mengenal dan mengetahui apa yang ia mainkan dan mendapatkan keterampilan baru, mengembangkan perkembangan anak dan anak memperoleh pengetahuan dari apa yang ia mainkan. Hasil penelitian terkait dengan peningkatan kemampuan dasar berhitung melalui bimbingan klasikal teknik bermain, menunjukkan hasil yang sangat signifikan. Dari kegiatan

observasi awal 7 orang anak (44%) dari jumlah anak 16 orang yang memiliki kemampuan dasar berhitung. Realitas ini menunjukkan bahwa pada umumnya anak kurang memiliki kemampuan dasar berhitung. Kenyataan di lapangan tentang belum maksimalnya kemampuan dasar berhitung anak, antara lain: a) kurang memberi respons pada tema pembelajaran berhitung; b) tidak tertarik pada tema pembelajaran mengenal, penambahan dan pengurangan secara sederhana. Hal tersebut menjadi dasar untuk melaksanakan tindakan melalui kegiatan siklus I pertemuan 1 yang dilaksanakan guru dengan banyak mengenalkan konsep berhitung melalui bimbingan klasikal dengan teknik bermain. Guru memberi contoh cara bermain dengan menggunakan media, sehingga anak dapat mengenal penjumlahan dan pengurangan. Berdasarkan hasil analisis dan tindakan pada siklus I pertemuan 1 menunjukkan peningkatan anak yang memiliki kemampuan dasar berhitung, yakni menjadi 9 orang (56%) pada kategori mampu, dan 7 orang atau 44% pada kategori kurang mampu. Tindakan pada siklus I pertemuan 1 dilanjutkan dengan pertemuan 2. Kelemahan-kelemahan yang ditemui pada siklus I pertemuan 1 seperti sebagian anak lebih tertarik bermain di luar kelas, untuk itu peneliti bersama guru mitra lebih memotivasi anak dengan menyanyikan lagu yang berhubungan dengan tema pembelajaran, sehingga pada siklus I pertemuan 2, anak yang memiliki kemampuan dasar berhitung menjadi 10 orang atau 63% pada kriteria mampu dan 6 orang atau 37% pada kriteria kurang mampu. Tindakan siklus II dilakukan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada siklus I. Tindakan kelas pada siklus II pertemuan 1, yakni peneliti bersama guru mitra banyak memberi contoh melalui bimbingan klasikal. Cara menjumlah maupun mengurang melalui media kertas warna, kancing baju, biji-bijian dan bola kecil. Anak diberi kesempatan menggunakan media

tersebut melalui kelompok atau pun individual. Di samping itu, teknik bermain yang digunakan merangsang anak untuk beraktivitas dalam pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut diperoleh peningkatan kemampuan dasar berhitung anak menjadi 12 orang anak atau 75% pada kriteria mampu, dan 4 orang anak atau 25% pada kriteria kurang mampu. Selanjutnya pada siklus II pertemuan 2 diperoleh hasil 14 orang anak atau 87% pada kriteria mampu, dan 2 orang (13%) anak pada kriteria kurang mampu. Adapun kemampuan dasar berhitung anak dapat diamati, anak telah mengenal angka 1-10, telah dapat menjumlah misalnya 2 bola ditambahkan 2 bola menjadi 4 bola. Pada aspek mengurang 2 bola dikurangi 1 bola menjadi 1 bola. Hasil penjumlahan dan pengurangan diperoleh anak melalui bimbingan klasikal dengan teknik bermain. Dari hasil analisis dan refleksi tersebut, diperoleh: a) sebagian besar anak sangat antusias mengikuti bimbingan klasikal dengan teknik bermain; b) anak sudah merespons pertanyaan yang diajukan guru tentang konsep menjumlah dan mengurang; c) anak sudah dapat mengerjakan tugas yang diberikan guru yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan. Bagi anak yang belum memiliki kemampuan dasar berhitung, akan diberi bimbingan secara kontinu oleh guru. Untuk jelasnya hasil pelaksanaan siklus, sehubungan dengan meningkatkan kemampuan dasar berhitung bagi anak di TK Pertiwi Kecamatan Hulontalangi Kota Gorontalo, melalui bimbingan klasikal dengan teknik bermain, dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Pelaksanaan Siklus Tahap Penelitian Aspek Yang Dinilai mengenal bilangan 1-10 menjumlah bilangan 1-10 mengurang bilangan 1-10 M KM TM M KM TM M KM TM Observasi awal 44% 56% - 44% 56% - 44% 56% -

Siklus I 63% 37% - 63% 37% - 63% 37% - Siklus II 87% 13% - 87% 13% - 87% 13% - Keterangan: M = Mampu KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu