Kurva Starter Madu 675 nm

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK MINUMAN STEVIA YANG DIFERMENTASI DENGAN STARTER MADU

OPTIMALISASI PROSES PRODUKSI SIRUP STEVIA SECARA FERMENTASI DENGAN STARTER MADU SEBAGAI MINUMAN ANTIDIABETES

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL C PENGUJIAN AKTIFITAS HIPOGLIKEMIK MINUMAN STEVIA YANG DIFERMENTASI DENGAN STARTER GULA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN SIRUP STEVIA DARI Stevia rebaudiana (Bert.) SECARA FERMENTASI

PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING...

Obat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan

Cegah Resistensi Insulin Dengan Obat Herbal Diabetes Daun Insulin

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

OHM PELANGSING OBAT HERBAL MAMI PELANGSING

BAB I PENDAHULUAN. dasar tepung terigu yang digemari oleh semua kalangan usia (subagjo,

KRISTALISASI STEVIOSIDA BERBASIS AIR DAN PRA- FORMULASINYA DARI Stevia rebaudiana (Bert). SEBAGAI PEMANIS ALAMI RENDAH KALORI

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, 27 Desember Penuiis

Gambar 5. Tekstur dan Struktur Bumbu Penyedap Blok Spirulina Perlakuan Kontrol (A) dan Maltodekstrin 10% (B).

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemia akibat gangguan sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya.

MEDAN, 15 DESEMBER Oleh : ERNAWATI SEMBIRING DORRA RIBTA ALAM MARA IMAM TAUFIQ SIREGAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

Aktivitas Hipoglikemik Steviosida dari Tanaman Stevia rebaudiana (Bert.) terhadap Tikus Wistar Jantan yang Dibebani Glukosa

4. PEMBAHASAN 4.1. Formulasi Cookies

Pengaruh Soft Drink Pada Penggunaan Obat Herbal Untuk Penyakit Diabetes

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

BAB I PENDAHULUAN. kerja insulin atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2010). Penyakit. secara absolut maupun relatif (Riskesdas, 2013).

Daun Yakon Antidiabetes Herbal dan Resistensi Insulin

I PENDAHULUAN. mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, banyak mengkonsumsi makanan cepat saji atau instant. Makanan berlemak dan

Kurva standar HPLC analitik untuk penentuan konsentrasi siklo(tirosil-prolil).

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

Energi Alternatif. Digester anaerob. Penambahan Bahan Aditif. Tetes Tebu

BAB I PENDAHULUAN. tangga, industri, pertambangan dan lain-lain. Limbah berdasarkan sifatnya

DAFTAR ISI... Halaman. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iii. DEKLARASI... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KONSENTRASI INOKULUM Saccharomyces cerevisiae PADA FERMENTASI ETANOL LIMBAH KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca cv.raja)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik. Oleh : Arif Hartoyo HP :

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai obat. Sekarang ini banyak sekali berbagai jenis obat yang dikemas

PENDAHULUAN mg/dl. Faktor utama yang berperan dalam mengatur kadar gula darah

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

Proses Pembuatan Madu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Tradisional Bagian Daun dan Buah

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan

tumbuh tumbuhan, madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Pada manusia dan dan laktosa ( Hertog Nursanyoto, dkk, 1992 ).

I. PENDAHULUAN. berbagai usaha untuk meningkatkan produksi gula selain gula tebu karena gula tebu

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman sering menggunakan pemanis sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

khususnya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Dengan kandungan

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 mahasiswa FKG UI semester VII tahun 2008 diperoleh hasil sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang akan ditanam, termasuk pada tanaman yakon yang. merupakan jenis tanaman perdu yang hidup secara liar.

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) BINAYANTI NAINGGOLAN ( )

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

I. PENDAHULUAN. umur dewasa ke atas pada seluruh status sosial ekonomi dapat berdampak pada

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. 230 juta. Angka ini akan mengalami kenaikan sebesar 3% atau bertambah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan di Indonesia telah banyak mengalami perubahan terutama

BAB I PENDAHULUAN. Selatan (Paraguay dan Brazil). S. rebaudiana mengandung senyawa diterpen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

BAB I PENDAHULUAN. minuman, terutama bahan pemanis buatan. Di samping harganya murah,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dalam jangka panjang.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. satunya adalah buah kersen atau biasa disebut talok. Menurut Verdayanti (2009),

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Asam laktat (%)= V1 N BE FP 100% V2 1000

BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu negara, angka harapan hidup (AHH) manusia kian meningkat. AHH di

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

Effect of ammonium concentration on alcoholic fermentation kinetics by wine yeasts for high sugar content

Ini Penyebab Mengapa Daun Yakon Digunakan Sebagai Obat Anti Diabetes

CARA MUDAH, MURAH DAN LUMRAH DALAM MENGELOLA DIABETES. Djadjat Tisnadjaja PUSLIT BIOTEKNOLOGI - LIPI

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Optimasi Larutan Starter Pembuatan minuman stevia pada penelitian ini dilakukan dengan proses fermentasi menggunakan starter madu. Untuk mengetahui pertumbuhan mikroba yang paling efektif, dilakukan optimasi terlebih dahulu, dengan berbagai konsentrasi (2.5%; 5%; 7.5%; 10%) larutan stater. Hasil optimasi proses fermentasi minuman stevia starter madu pada berbagai konsentrasi disajikan pada Gambar 3. 25 Kurva Starter Madu 675 nm 20 15 10 5 0 0 AWaktu 5 10 15 20 25 30 (Jam) 2.5% 5% 7.5% 10% Gambar 3. Kurva Starter Madu Dari Berbagai Konsentrasi Berdasarkan kurva pertumbuhan mikroba diatas, diperoleh larutan starter yang paling optimal, yaitu konsentrasi larutan starter 7.5% karena menunjukkan pertumbuhan koloni yang terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu dibandingkan dengan larutan starter lain yang pertumbuhan koloninya naik turun. Berdasarkan kurva yang telah diperhalus, konsentrasi larutan starter madu 7,5% dapat dilihat pada Gambar 4. 14

20 15 10 Kurva Starter Madu 675 nm; 7.5% y = 0.001x 3-0.058x 2 + 1.052x + 0.733 R² = 0.973 5 0 AWaktu (Jam) 0 5 10 15 20 25 30 Gambar 4. Kurva Stater Madu 7.5% Pertumbuhan mikroorganisme dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu pertumbuhan individu dan pertumbuhan koloni atau pertumbuhan populasi. Pertumbuhan individu diartikan sebagai bertambahnya ukuran tubuh, sedangkan pertumbuhan populasi diartikan sebagai bertambahnya kuantitas individu dalam suatu populasi (Purnomo, 2004). Pertumbuhan mikroorganisme dimulai dari awal pertumbuhan sampai dengan berakhirnya aktivitas, merupakan proses bertahap yang dapat digambarkan sebagai kurva pertumbuhan. Kurva pertumbuhan terbagi menjadi 4 fase, yaitu fase lag, fase eksponensial, fase stasioner, dan fase kematian. Pada Gambar 4, fase lag ditunjukkan pada waktu 0-4 jam. Sedangkan pada waktu 4-10 jam merupakan fase eksponensial dimana selama waktu tersebut menunjukkan penambahan jumlah koloni yang terus meningkat. Pada waktu 10-22 jam merupakan fase stasioner yang menunjukkan keseimbangan antara koloni yang hidup dan mati. Sedangkan pada waktu diatas 22 jam merupakan fase stasioner dilanjutkan fase kematian dimana pertumbuhan koloni mulai menurun dan akhirnya akan menurun dengan drastis. Larutan starter 7.5% ini memiliki masa inkubasi sampai dimulainya fase eksponensial adalah 4 jam. Larutan starter inilah yang digunakan dalam proses fermentasi. 15

4.2. Penetapan Kadar Steviosida Secara HPLC Kadar steviosida dapat ditentukan dengan metode high performance liquid chromatography (HPLC) fase terbalik dengan sistem elusi isokratik (Martono dkk., 2009). Berdasarkan pemilihan minuman stevia dari berbagai massa dan waktu fermentasi yang dianalisis secara HPLC, diperoleh minuman stevia yang memiliki kadar steviosida paling besar yaitu minuman stevia dengan massa 50 gram dan waktu fermentasi selama 4 hari. Hal ini disebabkan perbandingan massa dan volume ekstraksi paling besar (1:40) sehingga senyawa yang terekstrak juga menjadi lebih banyak. Kadar steviosida untuk tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Lampiran 2. Tabel 1. Hasil Pengukuran Kadar Steviosida No Massa (Gram) Waktu Fermentasi (Hari) Kadar Steviosida (%) 1 50 0 0,45 2 50 4 0,99* 3 100 2 0,51 4 200 4 0,26 5 300 6 0,23 Keterangan : * kadar steviosida paling tinggi Hasil pengukuran kadar steviosida secara HPLC, diperoleh bahwa minuman stevia dengan massa 50 gram dan waktu fermentasi 4 hari (H-4; 50gram) memiliki kadar steviosida yang paling besar yaitu 0,99%. Minuman stevia inilah yang nantinya akan digunakan dalam uji in vivo. Minuman stevia optimal yang akan digunakan untuk uji in vivo memiliki kadar steviosida sebesar 4,51%. Perbedaan kadar steviosida ini muncul karena minuman stevia optimal diekstraksi secara berulang-ulang menggunakan air panas sehingga steviosida yang terlarut menjadi lebih banyak. Profil kromatogram standar steviosida serta minuman stevia awal dan minuman stevia optimal dapat dilihat pada Gambar 5. 16

[a] [b] [c] Gambar 5. Profil Kromatogram Kadar Steviosida [a] Standar Steviosida (puncak no.1 dengan tr = 14,317 menit) [b] Minuman Stevia Awal (puncak no.4 dengan tr = 12,800 menit) [c] Minuman Stevia Optimal (puncak no.6 dengan tr = 13,650 menit) 4.3. Uji Aktivitas Hipoglikemik Hasil uji aktivitas hipoglikemik pada penelitian ini disajikan pada Tabel 2. Data kadar glukosa darah dibuat kurva hubungan kadar glukosa darah (mg/dl) vs waktu (menit). Profil kurva kadar glukosa darah mencit setelah perlakuan dengan minuman stevia disajikan pada Gambar 6 dan Lampiran 3. 17

Tabel 2. Purata Kadar Glukosa Darah (mg/dl) Terhadap Waktu (Menit) Kadar Glukosa Darah Rata-rata ± SE Waktu Kontrol (-) Kontrol (+) Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III -45 94,59 ± 39,65 98,10 ± 6,46 98,23 ± 30,23 90,68 ± 35,18 52,36 ± 86,27 45' 116,96 ± 19,50 108,76 ± 29,40 105,64 ± 36,98 102,91 ± 22,89 61,86 ± 114,13 90' 103,49 ± 56,58 101,40 ± 30,52 98,09 ± 43,72 80,76 ± 76,53 35,07 ± 52,59 180' 95,95 ± 44,77 88,17 ± 12,98 89,36 ± 22,74 80,39 ± 55,13 22,80 ± 24,70 Keterangan : Kontrol (-) = akuabides Kontrol (+) = sirup rendah kalori Perlakuan I = minuman stevia 5% Perlakuan II = minuman stevia 12,5% Perlakuan III = minuman stevia 20% Tabel 2 dan Gambar 6 menunjukkan suatu pola dimana kadar glukosa darah selalu mengalami kenaikan pada menit ke-45 kemudian mengalami penurunan pada menit ke-90 dan 180. Kenaikan kadar glukosa darah ini disebabkan adanya pembebanan glukosa setelah pemberian perlakuan. Penurunan kadar glukosa pada tiap perlakuan disebabkan efek hipoglikemik dari senyawa steviosida sedangkan penurunan kadar glukosa pada kontrol (+) dipengaruhi oleh kandungan pemanis buatan pada sirup rendah kalori. Grafik Kadar Glukosa (Madu) 140.00 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 0.00-100 KWaktu -50 0 50 100 150 200 (menit) Sirup stevia 5% Sirup X Akuabides Sirup stevia 12,5% Sirup stevia 20% Gambar 6. Kurva Kadar Glukosa Darah vs Waktu 18

Hasil purata kadar glukosa darah kemudian dilanjutkan dengan perhitungan area under curve (AUC -45-180 ) dan penurunan kadar gula darah (PKGD). Nilai AUC dan PKGD dari berbagai perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3 dan Lampiran 3. Tabel 3. Harga Area Under Curve (AUC) dan Prosentase Penurunan Kadar Gula Darah (%PKGD) Ulangan (N) Perlakuan Nilai Purata AUC ± SE (mg.menit/dl) % (PKGD ± SE) 3 Akuabides 23463,67 ± 6301,09-3 Sirup X 22576,33 ± 3020,98 5,84 ± 5,35 3 Minuman Stevia 5% 22201,33 ± 6814,84 5,49 ± 5,49 3 Minuman Stevia 12,5% 20103,67 ± 9493,92 14,86 ± 19,27 3 Minuman Stevia 20% 9908,00 ± 15639,66 55,36 ± 83,76 Berdasarkan Tabel 3, dibuktikan bahwa semakin tinggi konsentrasi minuman stevia, penurunan kadar glukosanya juga semakin besar. Pada minuman stevia 12,5% dan 20% dapat menurunkan kadar glukosa darah lebih tinggi daripada sirup X yang merupakan salah satu sirup rendah kalori yang ada di pasaran. Hasil ini menunjukkan bahwa minuman stevia dengan konsentrasi lebih dari 12,5% dapat menurunkan gula darah lebih besar dibandingkan dengan sirup rendah kalori yang banyak mengandung pemanis sintetis seperti aspartam dan siklamat. Baik steviosida maupun ekstrak stevia dapat digunakan untuk menurunkan gula darah (Chatsudthipong dan Muanprasat, 2009). Penurunan paling tinggi ditunjukkan pada minuman stevia 20%, yaitu 55,36 ± 33,71 (%). Hasil ini sangat berbeda jauh dengan minuman stevia 5% dan 12,5% yang hanya dapat menurunkan gula darah tidak lebih dari 15%. Dari hasil penelitian lain yang mirip dengan penelitian ini, minuman stevia yang menggunakan starter gula 20% hanya memiliki penurunan kadar gula darah sebesar 25,70%. Perbedaan yang cukup jauh ini terjadi karena adanya interaksi antara senyawa pada madu, yang digunakan sebagai starter, dengan senyawa aktif steviosida. 19

Mekanisme aksi senyawa steviosida dalam menurunkan kadar gula dalam darah adalah meningkatkan sekresi dan sensitivitas insulin sehingga mengurangi jumlah gula dalam darah. Selain itu, steviosida juga dapat menghambat penyerapan glukosa di usus dan pembentukan glukosa di liver dengan cara mengubah aktivitas enzim kunci yang terlibat dalam sintesis glukosa, sehingga dapat mengurangi penumpukan glukosa pada plasma darah (Chatsudthipong dan Muanprasat, 2009). Mekanisme aksi steviosida dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Mekanisme Aksi Senyawa Steviosida Madu merupakan produk alam yang dihasilkan oleh lebah untuk dikonsumsi, karena mengandung bahan gizi yang sangat essensial. Madu bukan hanya merupakan bahan pemanis, atau penyedap makanan, tetapi sering pula digunakan sebagai obat-obatan (Murtidjo, 1991; Purbaya, 2002). Standar mutu madu salah satunya didasarkan pada kandungan gula pereduksi (glukosa dan fruktosa) total yaitu minimal 60%. Sedangkan jenis gula pereduksi yang erdapat pada madu tidak hanya glukosa dan fruktosa, tetapi juga terdapat maltosa dan dekstrin (Jarvis, 1995; Purbaya, 2002). Fruktosa yang merupakan konstituen utama pada madu ternyata memiliki efek hipoglikemik (Bogdanov dkk., 2008). Mekanisme aksi dari fruktosa ini 20

adalah dengan mengaktifkan glukokinase yang merupakan enzim kunci dalam metabolisme glukosa intraselular. Kemudian glukosa diubah menjadi glukosa-6- fosfat sehingga mengurangi kadar glukosa dalam darah (Watford, 2002). Sebuah studi sebelumnya juga melaporkan bahwa sekresi insulin dirangsang fruktosa dari pankreas (Grodsky dkk., 1963). Selain itu, madu juga mengandung unsur-unsur seperti seng, selenium, tembaga, kalsium, kalium, kromium, mangan, dll (Bogdanov dkk., 2008). Beberapa mineral dilaporkan berperan penting dalam pemeliharaan glukosa dan sekresi insulin (Anderson dkk., 1997 dan Kar dkk., 1999). Ion lain seperti tembaga dan seng diketahui terlibat dalam pemeliharaan glukosa dan metabolisme insulin (Keil dkk., 1934 dan Arquila dkk., 1978). 21