BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS. Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak Di Dusun Dukuan Desa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. solidaritas dan sosial. Solidaritaas sosial merupakan perasaan atau

BAB II PERUBAHAN SOSIAL TALCOT PARSONS. Perubahan dapat berupa yang tidak menarik atau dalam arti

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL AGIL TALLCOT PARSONS. 1. Teori Fungsionalisme Struktural AGIL : Talcots Parsons

BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL TALCOTT PARSONT. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural fungsional

BAB II : KAJIAN TEORITIK. mengajar di tingkat universitas memberikan khusus sosiologi pertama kali di

BAB II TEORI AGIL TALCOTT PARSONS DAN PERUBAHAN SOSIAL SEBAGAI ALAT ANALISA. bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian lain.

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini

BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

BAB II PERSELINGKUHAN DAN KONTROL SOSIAL - DURKHEIM

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL-EMILE DURKHEIM. objek penelitian.sebagai alat, teori tersebut dipilih yang paling memadai, paling

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL. juga tata letak teori dalam pembahasan dengan judul Industri Rumah

1) MERUMUSKAN SOSIOLOGI (1840) SBG ILMU EMPIRIK ( BAPAK SOSIOLOGI)

BAB II TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL

BAB II TEORI SOLIDARITAS EMILE DURKHEIM. ataupun kelompok sosial karena pada dasarnya setiap masyarakat membutuhkan

PERSPEKTIF SOSIOLOGI-MAKRO (MACROSOCIOLOGICAL) TENTANG PENYIMPANGAN SOSIAL

BAB II TALCOTT PARSONS: TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Teori Struktural Fungsional Talcott Parsons

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sosial, pranata sosial dan hubungan antara individu dengan struktur sosial serta antar

BAB II TEORI AGIL PERUBAHAN SOSIAL TALCOTT PARSONS. kepada pemenuhan suatu kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan sistem itu.

STRUKTUR MAJEMUK MASYARAKAT INDONESIA MASYARAKAT MAJEMUK MEMILIKI SUB STRUKTUR DENGAN CIRI YANG SANGAT BERAGAM SEHINGGA DISEBUT MAJEMUK

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu

BAB II TEORI FUNGSIONAL STRUKTURAL. pokok persoalan dalam ilmu pengetahuan (Sosial) tertentu. 1 Dengan ungkapan

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Sistem Sosial

BAB II FUNGSIONALISME STRUKTURAL TALCOTT PARSON. paham atau prespektif di dalam sosiologi yang memandang masyarakat sebagai satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sosial (termasuk religi), ekonomi dan ekologi sehingga hubungan hutan dan

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Terciptanya budaya feodalisme dapat terjadi apabila masyarakat selalu

BAB II TEORI KONFLIK DAN KONSENSUS

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL-TALCOTT PARSONS. (PNPM) Mandiri Perdesaan dalam menanggulangi kemiskinan (Studi di Desa

BAB II KERANGKA TEORI. dan bangsa, dalam semua tempat dan waktu, yang dibuat oleh sang pencipta alam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.

BAB II KAJIAN TEORI. pula pada kehidupan antara umat beragama. 1

BAB II SOLIDARITAS EMILE DURKHEIM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT GERSIK PUTIH. paradigma fakta sosial yang di dalamnya memuat teori

MASALAH SOSIAL BUDAYA DITINJAU DALAM BERBAGAI NUR ENDAH JANUARTI, MA

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. didirikannya karena kemajuan pembangunan yang sangat pesat di Kota ini. Hal ini

Facebook :

BAB II STRUKTURAL FUNGSIONAL. A. Kehidupan Masyarakat adalah Sistem Sosial

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. menentukan. Strategi utama yang harus dilakukan oleh pedagang waralaba Tela-Tela

4/9/2014. Kuliah ke-6 Amika Wardana, Ph.D Teori Sosiologi Kontemporer

BAB I PENDAHULUAN. individu dan sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik,

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. a. Pengertian Pemberdayaan Perempuan

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebingungan, kecemasan dan konflik. Sebagai dampaknya, orang lalu

STRATIFIKASI SOSIAL DAN DIFERESIASI SOSIAL

Gagasan dalam Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial

APLIKASI TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DALAM MASYARAKAT INDONESIA. Oleh Yoseph Andreas Gual

SOSIOLOGI AGAMA PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEMESTER VI PERTEMUAN IV AGAMA DAN MASYARAKAT OLEH: AJAT SUDRAJAT

1. Fungsionalisme Struktural Perkembangannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan

B. TOPIK PENDEKATAN SOSIOLOGI TERHADAP AGAMA

BAB II TINDAKAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL. paradigma yang ada yakni Fakta Sosial (Emile Durkheim) dan Perilaku

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAWIN TANGKAP PENGENDALIAN PERILAKU REMAJA DI NAGARI AIR BANGIS KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB II PENDEKATAN TEORITIS. Asumsi umum yang paling fundamental yang mendasari pendekatan Durkheim

BAB II KONFLIK DALAM PERSPEKTIF DAHRENDORF. melekat dalam setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

BAB II. Paradigma Sosiologi dan Posisi Teori Konflik

MENCOBA MENGULAS KETAHANAN SOSIAL

STUDI MASYARAKAT INDONESIA

Tujuan Instruksional Khusus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebuah kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama. Durkheim membagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest dan keseimbangan (equilibreum).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM SOSIAL (SOCIAL SYSTEM)

SOSIOLOGI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan

YENI KURNIAWAN Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB II TEORI AGIL TALCOT PARSON. (order) dan mengabaikan konflik dan perubahan-perubahan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 POLA ASUH KELUARGA PEDAGANG IKAN DI PASAR CIROYOM KOTA BANDUNG

BAB II KAJIAN TEORI. A. Ketergantungan Melemahkan Kemandirian. koran Kompas edisi 18 September 2007, bahwa setelah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut R. Linton (1936) yang dikutip Basrowi, masyarakat adalah setiap

MATERI 6 HUBUNGAN INTERAKSI DAN DINAMIKA SOSIAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah pemenuhan kebutuhan tertentu atau

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

1 Universitas Kristen Maranatha

Matakuliah : O0042 Pengantar Sosiologi Tahun : Ganjil 2007/2008 PERUBAHAN SOSIAL DAN MODERNITAS PERTEMUAN 09

Sistem Politik Gabriel Almond. Pertemuan III

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. doktrin-doktrin Islam. Sedangkan menurut situs resmi MUI, Majelis Ulama

Materi Sosiologi SMA Kelas XII: Perubahan Sosial dan Dampaknya

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari

Memahami Akar dan Ragam Teori Konflik

BAB II TEORI PILIHAN RASIONAL DALAM PERSPEKTIF JAMES S. COLEMAN

BAB II KERANGKA TEORI. pengalaman serta lingkungan sekitar dari manusia tersebut tinggal.

BAB II KONFLIK DALAM KACAMATA RALF DAHRENDORF. keterlibatan konflik yang di dalamnya terdapat waktu, tenaga, dana, dan

Bayu Setiyo Pamungkas Universitas Sebelas Maret

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ide. Fakta sosial menurut Durkheim terdiri atas dua macam yaitu: dan berpengaruh terhadap kehidupan individu.

BAB II LANDASAN TEORI. sejarah konvensional, paparan yang analitis harus digunakan untuk. memberikan nilai lebih bagi penulisan sejarah modern.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL DAN TEORI SOLIDARITAS A. Teori Fungsionalisme Struktural Untuk menjelaskan fenomena yang diangkat oleh peneliti yaitu Solidaritas Dan Stratifikasi Antar Petani Tambak Di Dusun Dukuan Desa Pucang Telu Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan, maka peneliti menggunakan teori fungsionalisme struktural dengan teori solidaritas. 1. Teori Fungsionalisme Struktural AGIL : Talcots Parsons Menurut teori fungsionalis ini masyarakat adalah suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam kesimbangan. Perubahan yang terjadi satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian lain. 35 Menurut George Ritzer, asumsi dasar teori fungsionalisme struktural adalah setiap struktur dalam sistem sosial, juga berlaku fungsional terhadap yang lainnya. Sebaliknya kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinnya. Teori ini cenderung melihat sumbangan satu sistem atau peristiwa terhadap sistem lain. Karena itu mengabaikan kemungkinan bahwa suatu peristiwa atau suatu sistem dalam beroperasi menentang fungsi- fungsi lainnya dalam 35 George Ritzer, Sosiologi IlmuPengetahuan Berparadigma Ganda ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada), 21. 58

suatu sistem sosial. Secara ekstrim penganut teori ini beranggapan bahwa semua peristiwa dan semua struktur adalah fungsional bagi masyarakat. Talcott Parsons telah banyak menghasilkan sebuah karya teoritis. Ada beberapa perbedaan penting antara karya awal dengan karya akhirnya. Pada bagian ini membahas karya akhirnya yaitu Teori Fungsionalisme Struktural. Talcott Parsons terkenal dengan empat imperatif fungsional bagi sistem tindakan yaitu skema AGIL. AGIL, fungsi adalah suatu gugusan aktivitas yang di arahkan untuk memenuhi satu atau beberapa kebutuhan sistem. Menggunakan definisi ini, Parsons percaya bahwa ada empat imperatif fungsional yang diperlukan atau menjadi ciri seluruh sistem adaptasi (A/adaptation), (Goal attainment/pencapaian tujuan), (integrasi) dan (Latency) atau pemeliharaan pola. Secara bersama sama, keempat imperatif fungsional tersebut di sebut dengan skema AGIL. Agar bertahan hidup maka sistem harus menjalankan keempat fungsi tersebut 36 : a. Adaptasi, sistem harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang dari luar. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhan kebutuhannya. b. Pencapaian tujuan, sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan tujuan utamannya. c. Integrasi, sistem harus mengatur hubungan bagian bagian yang menjadi komponennya. Ia pun harus mengatur hubungan antar ketiga imperatif fungsional tersebut (A,G,L). 36 George Ritzer, Edisi terbaru Teori Sosiologi(Yogyakarta: Kreasi Wacana,2004),256 59

d. Latency (pemeliharaan pola), sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaharui motivasi individu dan pola pola budaya yang menciptkan dan mempertahankan motivasi tersebut. Parsons mendesain skema AGIL agar dapat digunakan pada semua level sistem teoritsnya. Dalam pembahasan ini tentang keempat sistem tindakan maka akan menjabarkan cara parsons menggunakan AGIL. Organisme behavioral adalah sistem tindakan yang menangani fungsi adaptasi dengan menyesuaikan dan mengubah dunia luar. Sistem kepribadian menjalankan fungsi pencapaian tujuan dengan mendefinisikan tujuan sistem dan memobilitasi sumber daya yang digunakan untuk mencapainnya. Sistem sosial menangani fungsi integrasi dengan mengontrol bagian- bagian yang menjadi komponennya, akhirnya, sistem kultur menjalankan fungsi latency dengan membekali aktor dengan norma dan nilai- nilai yang memotivasi mereka untuk bertindak 37. 2. Teori Fungsional tentang Stratifikasi Sosial : Kingsley Davis dan Wilbert Moore Teori fungsional tentang stratifikasi seperti yang dikemukakan oleh Kingsley Davis dan Wilbert Moore bisa jadi merupakan salah satu karya paling terkenal dalam teori fungsionalisme struktural. Davis dan Moore menjelaskan bahwa mereka memandang stratifikasi sosial sebagai sesuatu 37 Ibid, 257 60

yang universal. Bagi mereka tidak ada masyarakat yang tidak terstratifikasi atau sepenuhnya tanpa kelas. Menurut pandangan mereka stratifikasi adalah keniscayaan fungsional. Semua masyarakat membutuhkan sistem semacam itu dan kebutuhan ini terwujud dalam sistem stratifikasi. Mereka juga memandang sistem stratifikasi sebagai struktur dengan menegaskan bahwa stratifikasi tidak hanya berarti individu dalam sistem stratifikasi namun juga sistem posisi. Mereka memusatkan perhatian pada bagaimana posisi- posisi tertentu membawa serta perbedaan derajat prestise, bukan pada bagaimana individu menguasai posisi posisi tertentu 38. Menurut fokus ini, isu fungsional utamannya adalah bagaimana masyarakat memotivasi dan menempatkan orang orang pada posisi tepat dalam sistem stratifikasi. Penempatan sosial secara tepat dalam masyarakat menjadi masalah karena adannya tiga alasan. Pertama, beberapa posisi lebih menyenangkan untuk ditempati ketimbang posisi posisi lain,. Kedua, beberapa posisi lebih penting demi mempertahankan kehidupan masyarakat daripada posisi posisi lain dan ketiga, perbedaan posisi sosial masyarakat adannya kemampuan dan bakat yang berlainan. Meskipun isu isu tersebut berlaku pada semua posisi sosial, Davis dan Moore lebih memusatkan perhatiannya pada posisi posisi yang secara fungsional lebih penting dalam masyarakat. 38 George Ritzer, Edisi terbaru Teori Sosiologi (Yogyakarta: kreasi wacana, 2004), 253-254 61

Davis dan Moore tidak berpendapat bahwa masyarakat secara sadar mengembangkan sistem stratifikasi dimana posisi posisi level tinggi dapat terisi dengan tepat. Mereka justru menjelaskan bahwa stratifikasi adalah suatu perangkat yang berevolusi secara tidak sadar. Namun ini adalah perangkat yang memang dan harus dikembangkan jika ingin bertahan hidup. Teori ini jika dikorelasikan dengan fenomena yang diteliti, bahwa adannya stratifikasi sosial yang ada dalam sebuah masyarakat akan mampu memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat yang menduduki lapisan bawah. Kontribusi yang besar ini dimaksudkan bahwa dengan adanya masyarakat yang berbeda- beda lapisan yaitu lapisan atas dan lapisan bawah itu bisa saling melengkapi dan saling membutuhkan. Adanya orang kaya yang menduduki lapisan atas yang disebabkan memiliki jumlah kekayaan yang tinggi bisa memberikan pekerjaan bagi masyarakat yang miskin(lapisan bawah). Dengan diberikannya pekerjaan maka masyarakat miskin itu bisa mendapatkan sebuah upah atau gaji sehingga akan bisa merubah kondisi ekonomi keluarganya semakin baik. Sebaliknya dengan adannya golongan rendah atau miskin juga bisa membantu masyarakat kaya untuk mengerjakan pekerjaanya yang berat untuk dikerjakannya sendiri. Durkheim melihat bahwa setiap manusia yang ada dalam masyarakat itu akan memerlukan sebuah solidaritas. 62

B. Teori Solidaritas ( Organik dan Mekanik ) :Emile Durkheim Solidaritas adalah semakin banyak faktor yang terkumpul sebagai landasanintegrasimaka makin tinggi solidaritas kelompok dalam masyarakat. Unsur unsur pengintegrasian dan solidaritas yaitu : persamaan agama, persamaan bahasa, ekonomi, bantuan bersama/ kerja sama, pengalaman, tindakan dan kehidupan bersama. Durkheim melihat solidaritas sosial sebagai suatu gejala moral. Hal ini terutama dilihat dari ikatan kelompok desa. Adannya ketertiban sosial atau tertib sosial yang sedikit di kota di bandingkan dengan gangguan ketertiban di desa, menurut Durkheim disebabkan karena faktor pengikat di desa di tingkatan menjadi moralitas masyarakat. Fakta itu terutama ialah 39 : a. Kontrol sosial masyarakat desa b. Stabilitas keluarga Sebagai suatu masyarakat yang tertutup yang biasa bersaing dari kota besar, di desa di ketemukan apa yang oleh Durkheim di kenal sebagai Solidaritas Mekanik yaitu orang tidak dapat berbuat lain dan tidak mempunyai alternative lain dari pada melebur diri dalam kolektivitas desa suatu masyarakat yang terpencil biasannya mempunyai sifat : a. Memiliki ikatan lebih kuat ke dalam dari pada keluar 39 Philastrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial ( Jakarta : Binacipta, 1983), 112-114 63

b. Perhatian bersifat lebih local dan dipusatkan pada kehidupan desa dengan sikap menghindari pertentangan dan lebih banyak bersatu dengan mereka yang sependapat (like minded). c. Kekurangan individu di rasakan sebagai kekurangan masyarakat desa secara keseluruhan. Menurut Emile Durkheim sendiri, solidaritas sosial adalah kesetiakawanan yang menunjuk pada satu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama 40. Solidaritas sosial menurutnya dibagi menjadi dua yaitu pertama, mekanik adalah solidaritas yang didasarkan atas persamaan. Persamaan dan kecenderungan untuk berseragam inilah yang membentuk struktur sosial masyarakat segmenter dimana masyarakat itu bersifat homogen dan mirip satu sama lain. Apabila salah satu segmen itu hilang, maka tidak akan berpengaruh besar terhadap segmen yang lainnya. Ciri masyarakat dengan solidaritas mekanis ini ditandai dengan adannya kesadaran kolektif, dimana mereka mempunyai kesadaran untuk hormat pada ketaatan karena nilai nilai keagamaan yang masih sangat tinggi, menandai masyarakat yang masih sederhana, kelompok manusia tinggal tersebar, masing- masing anggota pada umumnya dapat menjalankan peran yang diperankan oleh orang lain, pembagian kerja 40 Jones, Pengantar Teori-Teori Sosial( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2009), 123 64

belum berkembang dan Hukuman yang terjadi bersifat represif yang dibalas dengan penghinaan terhadap kesadaran kolektif sehingga memperkuat kekuatan diantara mereka 41. Sedangkan yang kedua adalah solidaritas organik. Solidaritas organik ini adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antar anggota. Biasanya solidaritas ini terdapat pada masyarakat perkotaan. Solidaritas organik itu masingmasing bagian mempunyai fungsi dan fungsinya tersebut sangat berpengaruh penting. Solidaritas organik terjadi karena masing masing memunculkan adannya suatu perbedaan. Tetapi perbedaan tersebut saling berinterkasi dan membentuk suatu ikatan yang sifatnya tergantung. Solidaritas organik memiliki prinsip bahwa setiap individu dan individu lain itu sangat tergantung dalam artian tidak bisa lepas. Dalam solidaritas organik mengenal adanya hukum restifusi yang artinya menggantikan. Ciri- ciri solidaritas organik ini adalah saling berkaitan dan mempengaruhi dalam keefisiensienan kerja, dilangsungkan oleh masyarakat yang kompleks, ciri dari masyarakat modern atau perkotaan, kerja terorganisir dengan baik, individualis tinggi dan adannya pembagian kerja. Dalam masyarakat modern, pembagian kerja yang sangat kompleks menghasilkan solidaritas organik. Spesialisasi yang berbeda-beda dalam bidang pekerjaan dan peranan sosial menciptakan ketergantungan yang 41 James M. Henselin, Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi(Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama,2006), 56 65

mengikat orang kepada sesamanya, karena mereka tidak lagi dapat memenuhi seluruh kebutuhan mereka sendiri. Dalam masyarakat yang mekanis, misalnya, para petani garam hidup dalam masyarakat yang swasembada dan terjalin bersama oleh warisan bersama dan pekerjaan yang sama. Dalam masyarakat modern yang organik, para pekerja memperoleh gaji dan harus mengandalkan orang lain yang mengkhususkan diri dalam produk-produk tertentu (bahan makanan, pakaian, dan lain lain) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Akibat dari pembagian kerja yang semakin rumit ini, kesadaran individual berkembang dalam cara yang berbeda dari kesadaran kolektif. Bahkan seringkali berbenturan dengan kesadaran kolektif. Contoh dalam masyarakat tentang solidaritas mekanis dan organis yaitu pada masyarakat yang memiliki pola pembagian kerja yang sedikit seperti pada masyarakat desa. Masyarakat desa memiliki homogenitas pekerjaan yang tinggi misalnya sebagai petani. Dengan kesamaan yang dimiliki oleh masyarakat desa itu membuat kesadaran kolektif antara individu di dalam masyarakat itu sangat tinggi. Masyarakat desa juga memiliki homogenitas dalam kepercayaan yang sangat tinggi dibandingkan dengan masyarakat kota. Dengan kesamaan itulah yang dapat mempersatukan masyarakat desa. Sebaliknya contoh solidaritas organik dalam masyarakat yaitu perusahaan dagang. Motivasi anggotanya adalah keinginan mereka akan imbalan ekonomi yang akan diterima atas partisipasinya. Di dalam organisasi dagang tersebut masing-masing anggotanya akan merasa 66

tergantung satu sama lain. Misalnya dalam suatu pabrik, ada kecenderungan orang berada di mesin teknisi, pengawas, penjual, orang yang memegang pembukuan, sekertaris dan lain sebagainnya. dengan semua kegiatan berspesialisasi mereka berhubungan dan saling tergantung sedemikian rupa, sehingga sistem tersebut membentuk solidaritas menyeluruh yang berfungsi didasarkan pada saling ketergantungan anggota. Durkheim menghubungkan jenis solidaritas pada suatu masyarakat tertentu dengan dominasi dari suatu sistem hukum. Ia menemukan bahwa masyarakat yang memiliki solidaritas mekanis hukum seringkali bersifat represif. Pelaku suatu kejahatan atau perilaku menyimpang akan terkena hukuman, dan hal itu akan membalas kesadaran kolektif yang dilanggar oleh kejahatan itu. Hukuman itu bertindak lebih untuk mempertahankan keutuhan kesadaran. Sebaliknya, dalam masyarakat yang memiliki solidaritas organik, hukum bersifat restitutif. Ia bertujuan bukan untuk menghukum melainkan untuk memulihkan aktivitas normal dari suatu masyarakat yang kompleks. Masyarakat modern di dalamnya terdapat masalah yang begitu kompleks. Ada banyak peran dan cara untuk hidup sehingga membuat munculnya individualistik. Menurut Durkheim ini merupakan dampak dari modernisasi. Bukan hanya kecenderungan individualis saja. Namun dengan perubahan yang cepat dalam pembagian kerja membuat masyarakat bingung untuk menyesuaikan dirinya. Bahkan hal ini 67

mengakibatkan norma-norma yang mengatur mereka banyak yang dilanggar. Masyarakat cenderung anti sosial atau sering disebut dengan Anomi. Anomi ini menyebabkan banyaknya terjadi penyimpangan. Pada saat itu yang sering terjadi adalah kasus bunuh diri. Di mana potensi individu untuk bunuh diri semakin besar karena kesolidaritasan atau kebersamaan itu sudah mulai runtuh. Banyak yang lebih memilih untuk anti sosial, egois, serakah dan lain sebagainya hanya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 68