HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB III METODE PENELITIAN

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

1. Formula sediaan salep dengan golongan basis salep hidrokarbon atau berlemak

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

EVALUASI MUTU SALEP DENGAN BAHAN AKTIF TEMUGIRING, KENCUR DAN KUNYIT

Wina Rahayu Selvia, Dina Mulyanti, Sri Peni Fitrianingsih

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

Nama Sediaan Kosmetika Tujuan Pemakaian II. Karakteristik Sediaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria Sp.)

EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DALAM FORMULASI SEDIAAN LOTIO

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang

PEMBUATAN SEDIAAN KRIM ANTIAKNE EKSTRAK RIMPANG TEMULAWAK

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI SIMPLISIA BUAH APEL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental laboratorium dan eksperimental survey.

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) DENGAN BASIS HPMC NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

EVALUASI SENSORI KONSUMEN PADA DODOL RUMPUT LAUT (Eucheuma cottoni) DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG KANJI DAN TEPUNG KETAN.

Formulasi Ekstrak Daun Kokang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) dalam Bentuk Gel Anti Acne

PRESENTASI TUGAS AKHIR FINAL PROJECT TK Dosen Pembimbing : Ir. Sri Murwanti, M.T. NIP

DAFTAR ISI II METODOLOGI PENELITIAN III Alat dan bahan Alat Bahan Bakteri uji... 36

Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

PEMBUATAN DAN CARA EVALUASI SEDIAAN KRIM. I. TUJUAN Untuk mengetahui cara pembuatan dan evaluasi sediaan krim.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

JURNAL. Kualitas Losion Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana) Disusun Oleh: Tri Sefti Puspita Dewi NPM :

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Formulasi dan Uji Stabilitas Lotion dari Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Sebagai Antioksidan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. L.) yang diperoleh dari Pasar Sederhana, Kelurahan. Cipaganti, Kecamatan Coblong dan Pasar Ciroyom, Kelurahan Ciroyom,

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT PISANG SEBAGAI SABUN HERBAL

METODE. = hasil pengamatan pada ulangan ke-j dari perlakuan penambahan madu taraf ke-i µ = nilai rataan umum

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

(Submitted: 08 Agustus 2017, Accepted: 25 September 2017) Zulfa Azkiya, Herda Ariyani, Tyas Setia Nugraha

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

PENGARUH VARIASI GELLING AGENT

PENGARUH JENIS BASIS CMC NA TERHADAP KUALITAS FISIK GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)

Rendemen APG dihitung berdasarkan berat APG yang diperoleh setelah dimurnikan dengan berat total bahan baku awal yang digunakan.

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) DENGAN BASIS A/M DAN M/A NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rendemen merupakan suatu parameter yang penting untuk mengetahui nilai

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

GEL & AEROSOL Perbedaan gel dan jeli Formulasi dan evaluasi Jenis aerosol kosmetik Formulasi Aerosol Contoh-contoh formula

FORMULASI KRIM PENYEMBUH LUKA TERINFEKSI Staphylococcus aureus EKSTRAK DAUN TAPAK KUDA (Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet PADA TIPE A/M

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

FORMULASI SABUN MANDI CAIR DENGAN LENDIR DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn.)

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN LAMUN (Syringodium isoetifolium)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV tahun 2014

Transkripsi:

HUBUNGAN PERBEDAAN KONSENTRASI EKSTRAK KUNYIT PUTIH (Curcuma mangga Val) TERHADAP SIFAT FISIK LOTION Sri Rahayu* Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Kalimantan Selatan *Corresponding author email: rahayu.dds15@gmail.com Abstrak Latar belakang: Salah satu bahan alam yaitu kunyit putih (Curcuma mangga Val) mengandung senyawa antioksidan. Penggunaan kunyit putih secara langsung pada kulit tidaklah praktis, untuk itu perlu dilakukan pengembangan kunyit putih menjadi suatu bentuk sediaan topikal dengan mengekstrak kunyit putih dan selanjutnya diformulasikan menjadi bentuk sediaan lotion Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi sediaan lotion dari ekstrak kunyit putih dan mengetahui evaluasi kualitas lotion yang sesuai dengan persyaratan farmasetik berdasarkan variasi konsentrasi ekstrak kunyit putih 0,25%, 0,5% dan 1%. Metode: Ekstrak etanol Curcuma mangga Val dibuat dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96% : air (9:1). Ekstrak yang dihasilkan diuapkan hingga kental, kemudian diformulasi menjadi sediaan lotion dengan kadar ekstrak kunyit putih 0,25%, 0,5% dan 1%. Pada pengujian lotion dilakukan uji organoleptis, uji homogenitas, uji ph, uji daya sebar, uji viskositas dan uji sensori hedonik. Hasil penelitian: Hasil yang didapat pada uji organoleptis dilihat dari warna coklat, bentuk sediaan agak kental, dan bau lotion khas kunyit putih, uji homogenitas lotion dengan konsentrasi 0,25%, 0,5%, dan 1% tidak mengalami penggumpalan atau pemisahan fase, uji ph lotion berkisar 7,63-7,69, uji daya sebar lotion berkisar dari 3 cm 6,6 cm, uji viskositas lotion berkisar dari 5900 Cp 9050 Cp dan uji sensori hedonik menunjukkan kesukaan dari agak tidak suka sampai agak suka. Kesimpulan: Lotion esktrak kunyit putih memenuhi uji kualitas lotion yaitu uji organoleptis, uji homogenitas, uji ph, dan uji daya sebar. Konsentrasi ekstrak berpengaruh terhadap kesukaan panelis dalam hal penampakan dan warna tetapi tidak pada kesan lembab. Kata kunci: lotion, ekstrak kunyit putih, sifat fisik 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya termasuk tanaman yang berkhasiat obat. Pengobatan tradisional menggunakan tanaman obat digemari masyarakat karena efek sampingnya minimal. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan menyebabkan orang sadar akan keunggulan bahan-bahan alam. Salah satu bahan alam yang berkhasiat adalah kunyit putih (Curcuma mangga Val). Kunyit putih dapat juga digunakan untuk mengobati penyakit kulit seperti bintik-bintik merah yang sangat gatal, dengan cara mengoleskannya pada bagian kulit tersebut 1. Penggunaan kunyit putih secara langsung pada kulit tidaklah praktis, untuk itu perlu dilakukan pengembangan kunyit putih menjadi suatu bentuk sediaan topikal dengan mengekstrak kunyit putih dan selanjutnya diformulasikan menjadi bentuk sediaan lotion. Penggunaan variasi konsentrasi ekstrak kunyit putih pada evaluasi kualitas lotion diharapkan akan memberikan hasil yang berbeda pada evaluasi kualitas lotion, dapat menghasilkan suatu sediaan lotion dengan sifat fisik dan kimia yang baik yaitu memenuhi persyaratan evaluasi kualitas lotion sesuai Farmasetik serta sediaan dapat diterima oleh konsumen. 2. BAHAN DAN METODE 2.1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rimpang kunyit putih, etanol 96%, basis lotion yaitu asam stearat, keraginan, parafin cair, gliserin, triethanolamin, asam benzoat, parfum dan aquadest dengan kualitas farmasetis. 50

2.2. Metode 2.2.1. Pembuatan Ekstrak Kunyit Putih Penelitian 2 dengan membuat ekstrak Curcuma mangga Val secara maserasi. Rimpang kunyit putih dimaserasi dengan penyari etanol: air (1: 4) selama 24 jam dengan penyari etanol 96% : air (9:1). Ekstrak yang diperoleh kemudian diuapkan menjadi ekstrak kental. 2.2.2. Formulasi Lotion Formulasi lotion disajikan pada tabel 1 3 dengan konsentrasi ekstrak kunyit putih sebesar 0,25%, 0,5% dan 1%. Pembuatan lotion dilakukan dengan mencampur fase minyak (Asam stearat dan parafin cair) pada suhu C. Bahanbahan fase air (ekstrak kunyit putih, gliserin, TEA, larutan karaginan dan sisa air) dipanaskan pada suhu C. Fase minyak dan fase air dicampur pada suhu C dan terus dicampur hingga homogen dan mencapai suhu C. Pengawet dan parfum ditambahkan pada suhu C sampai terbentuk massa yang homogen. Tabel 1. Formulasi bahan penyusun dan konsentrasi yang digunakan dalam lotion 3 Bahan F I (%) F II (%) F III (%) Ekstrak Etanol Kunyit Putih 0.25 0.5 1 Asam stearat 2.5 2.5 2.5 Karagenan 0.5 0.5 0.5 Parafin Cair 7 7 7 Gliserin 5 5 5 Triethanolamin 1 1 1 Asam benzoat 0.2 0.2 0.2 Parfum q.s q.s q.s Aquadest ad 100 ad 100 ad 100 Keterangan : q.s (Secukupnya) 2.2.3. Evaluasi Sifat Fisik Lotion ekstrak kunyit putih. 2.2.3.1 Pengujian ph Elektroda dicelupkan ke dalam lotion sampai ph meter menunjukkan pembacaan yang tetap. Hasil pembacaan skala dicatat dan setelah selesai pengujian dibilas dengan aquades dan dikeringkan dengan tisu. 2.2.3.2. Pengujian Daya Sebar Sebanyak 0,1 gram lotion ditimbang dan di letakkan ditengah-tengah kaca bulat, kaca penutup ditimbang, kemudian letakkan di atas lotion dan biarkan selama satu menit dan diukur diameter lotion yang menyebar, ditambahkan beban seberat 50 gram di atas kaca penutup, dan dibiarkan selama satu menit, dicatat diameter lotion yang menyebar. Percobaan dilanjutkan dengan beban seberat 100 gram, 200 gram dan 500 gram. 2.2.3.3.Pengujian Viskositas Lotion diamati tingkat kekentalannya dari masing-masing konsentrasi ekstrak dengan cara sediaan diukur menggunakan viscometer Brook field LV, sediaan dimasukkan ke dalam cup, kemudian dipasang spindle ukuran 4 dan rotor dijalankan dengan kecepatan 30 rpm. Angka yang diperoleh kemudian dikalikan dengan faktor koreksi 200. Viskositasnya (cp) adalah angka hasil pengukuran x faktor konversi. 2.2.4. Uji sensori hedonik Uji sensori merupakan identifikasi, pengukuran secara ilmiah, analisis dan interpretasi dari elemen-elemen pada suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indera (penglihatan dan sentuhan). Uji sensori pada penelitian ini menggunakan uji penerimaan atau uji hedonik yang bertujuan untuk mengevaluasi daya terima atau tingkat kesukaan panelis terhadap produk yang dihasilkan. Skala hedonik yang digunakan berkisar antara 1-7 dimana: (1) sangat tidak suka; (2) tidak suka; (3) agak tidak suka; (4) normal; (5) agak suka; (6) suka; (7) sangat suka 4. 3. HASIL Pada penelitian ini digunakan simplisia kunyit putih (Curcuma mangga Val) yang kemudian di ekstrasi dengan metode maserasi. Ekstrak kental yang diperoleh dibuat sediaan lotion yang kemudian dibuat dalam 3 formulasi dengan variasi konsentrasi 0,25%, 0,5% dan 1% dan dilakukan pengujian yaitu uji sifat fisik, 51

kimia dan uji sensori hedonik dari sediaan lotion yang dihasilkan berdasarkan perbedaan konsentrasi ekstrak kunyit putih (Curcuma mangga Val). 3.1. Evaluasi Sifat Fisik dan Kimia Lotion Ekstrak Kunyit Putih. Tabel 2. Data uji organoleptis dan homogenitas Formula Warna Bau Konsistensi Homogenitas I Putih Kecoklatan Khas kunyit putih Agak kental Homogen sangat sedikit II Coklat muda Khas kunyit putih Agak kental Homogen sedikit III Coklat Khas kunyit putih Agak kental Homogen Keterangan: Formula I : Ekstrak Kunyit putih 0,25% Formula II : Ekstrak Kunyit putih 0,5% Formula III: Ekstrak Kunyit putih 1% Hasil pengamatan organoleptis pada tabel 2 di atas menunjukkan lotion formula I memiliki warna putih kecoklatan, bau khas kunyit putih sangat sedikit dan konsistensi agak kental. Lotion formula II memiliki warna coklat muda bau khas kunyit putih sedikit dan konsistensi agak kental. Lotion formula III memiliki warna coklat bau khas kunyit putih dan konsistensi agak kental. Data uji homogenitas pada tabel 2 diperoleh hasil sediaan lotion formula I homogen, lotion formula II homogen dan lotion formula III homogen. Tabel 3. Data uji ph Formula ph rata- rata I 7,628 II 7,68 III 7,692 Gambar 1. Histogram rerata ph Lotion 52

Data uji ph dalam tabel 3 dan gambar 1 di atas yaitu sediaan lotion formula I memiliki ph rata-rata 7,628, lotion formula II memiliki ph rata-rata 7,68, dan lotion formula III memiliki ph rata-rata 7,692. Tabel 4. Data uji daya sebar Daya Sebar Formula Tanpa beban 50 gr 100 gr 200 gr 500 gr I 4,2 cm 5 cm 5,8 cm 6 cm 6,6 cm II 3 cm 3,4 cm 4 cm 4,2 cm 5 cm III 4 cm 4,6 cm 5,4 cm 6 cm 6,4 cm Gambar 2. Profil daya sebar lotion Data uji daya sebar dalam tabel 4 dan gambar 2 di atas diperoleh hasil daya sebar dari berat tanpa beban sampai penambahan beban 500 gr yaitu pada lotion formula I berkisar 4,2-6,6 Cm, formula II berkisar 3-5 Cm, dan formula III berkisar 4 6,4 Cm. Tabel 5. Data Viskositas Lotion Formula Viskositas Cp (Centipoise) I 5900 II 7800 III 9050 53

Gambar 3. Histogram viscositas lotion Data uji viskositas dalam tabel 5 dan gambar 3 di atas menunjukan viskositas lotion formula I sebesar 5900 Cp, formula II sebesar 7800 Cp dan formula III sebesar 9050 Cp. 3.2 Uji Sensori Hedonik Lotion yang sudah diuji sifat fisik dan kimianya dilanjutkan dengan uji sensori hedonik. Uji ini bersifat subyektif dan menggunakan skala hedonik dengan panelis tidak terlatih yang merupakan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB) berjumlah 30 orang. Parameter yang diamati antara lain penampakan, warna, dan kesan lembab. Nilai kesukaan panelis yang diperoleh antara agak tidak suka sampai agak suka. dianalisa dengan menggunakan uji Kruskall-wallis. 4. PEMBAHASAN 4.1. Evaluasi Sifat Fisik Lotion ekstrak kunyit putih. 4.1.1. Uji Organoleptis Uji organoleptis dengan melakukan pengamatan secara visual yaitu melihat warna bau dan bentuk sediaan. Dilihat pada tabel 1 untuk organoleptis yang diperoleh sediaan lotion formula I, II dan III sesuai dengan bentuk, warna dan bau ekstrak kental yang digunakan. Adanya perbedaan aroma dan warna pada sediaan lotion formula I, formula II dan formula III karena sediaan memiliki konsentrasi ekstrak yang berbeda-beda yaitu 0,25%, 0,5% dan 1% sehingga untuk hal ini memberikan perbedaan pada organoleptis sediaan, dikarenakan semakin besar konsentrasi ekstrak yang digunakan warna coklat pada sediaan menjadi lebih mencolok serta aroma sediaan menjadi lebih aromatik. 4.1.2. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk melihat dan mengetahui tercampurnya bahanbahan sediaan lotion 5. Pada evaluasi ini, homogenitas sediaan diukur menggunakan plat kaca dengan cara sediaan lotion diambil pada masing - masing formula secukupnya dan dioleskan pada plat kaca, diraba dan digosokkan. Dilihat dari tabel 1 diperoleh sediaan lotion formula I, II dan III, memenuhi syarat homogenitas yaitu olesan terlihat rata dan tidak ada partikel kasar yang terasa. Syarat sediaan lotion yaitu jika dioleskan pada sekeping kaca tidak menunjukkan adanya pemisahan antara komponen penyusun emulsi tersebut 6. 4.1.3. Uji ph Pada evaluasi ini ph sediaan diukur menggunakan ph meter. Uji ini dilakukan untuk menentukan ph sediaan lotion yang sesuai dengan ph kulit agar tidak mengiritasi kulit pada saat pemakaian, ph yang rendah atau asam dapat mengiritasi kulit, dan sebaliknya jika ph sediaan terlalu tinggi akan mengakibatkan kulit menjadi kering saat penggunaan 7. Syarat mutu ph standar pelembab kulit menurut SNI 16-4399-1996 yaitu berkisar antara 4,0-8,0 dan nilai ph yang dihasilkan pada sediaan lotion formula I, formula II dan formula III dilihat pada tabel 2 berada dalam kisaran nilai tersebut. Uji statistik menunjukkan p> 0.05 sehingga dapat dikatakan perbedaan konsentrasi ekstrak tidak mempengaruhi ph sediaan lotion. 4.1.4. Uji Daya Sebar Evaluasi daya sebar dilakukan untuk mengetahui luasnya penyebaran lotion pada saat dioleskan di kulit. Permukaan penyebaran yang 54

dihasilkan dengan menaiknya beban ditujukan untuk menggambarkan suatu karakterisitik daya sebar 8. Dimana luas permukaan yang dihasilkan berbanding lurus dengan kenaikan beban yang ditambahkan 9. Hasil penelitian menunjukkan semakin besar beban yang ditambahkan semakin meningkat daya sebar lotion. 4.1.5. Uji Viskositas Nilai viskositas yang diperoleh pada lotion formula I, formula II dan formula III masuk dalam nilai kisaran viskositas yang disyaratkan oleh SNI 16-4399-1996 yaitu berada dalam kisaran nilai viskositas 2000-50000 Cp (centipoise). Berdasarkan hasil uji ini semakin tinggi konsentrasi ekstrak kunyit putih viskositasnya semakin tinggi, hal tersebut dimungkinkan karena konsistensi ekstrak kunyit putih yang lebih kental sehingga saat ditambahkan pada sediaan, kekentalannya menjadi bertambah. 4.2. Karakteristik sensori Gambar 4. Histogram kesukaan panelis Uji sensori terhadap lotion dilakukan dengan melihat penerimaan konsumen terhadap produk. Panelis diminta mengungkapkan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya terhadap sediaan lotion. Penilaian kesukaan panelis terhadap penampakan dilakukan dengan cara meminta panelis untuk menilai penampilan lotion secara keseluruhan yang dapat terlihat dari luar. Nilai kesukaan panelis terhadap penampakan berkisar antara 3,83 sampai 5,27 yang berarti bahwa panelis memberikan penilaian agak tidak suka sampai agak suka. Penampakan tertinggi terdapat pada lotion dengan konsentrasi ekstrak 0.25% dan terendah konsentrasi 1%, hal ini karena konsentrasi 1% memiliki penampilan yang sangat pekat sehingga diduga penampakannya kurang disukai panelis. Hasil analisis data mengenai penampakan memiliki nilai 0,000 <0,05. Uji Kruskal-Wallis pada taraf α=0,05 menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak memberikan pengaruh terhadap kesukaan panelis pada penampakan lotion. Warna suatu produk akan mempengaruhi kesukaan panelis, penilaian kesukaan panelis terhadap warna dilakukan secara visual dengan melihat warna dari lotion yang dihasilkan. Nilai kesukaan panelis berkisar antara 3,97-5,23 yang berarti bahwa panelis memberikan penilaian agak tidak suka sampai agak suka terhadap warna. Hasil analisis data mengenai warna memiliki nilai 0,006 <0,05. Uji Kruskal-Wallis pada taraf α=0,05 menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak memberikan pengaruh terhadap kesukaan panelis pada warna lotion. Pengujian kesan lembab dilakukan untuk mengetahui kesukaan panelis terhadap kesan lembab yang dirasakan setelah memakai lotion. Penilaian dilakukan dengan cara mengoleskan lotion ke tangan kemudian panelis diminta tanggapannya tentang kesan lembab yang dirasakan. Nilai kesukaan panelis terhadap kesan lembab berkisar antara 4,50-4,93 yang berarti bahwa panelis memberikan penilaian normal. Nilai kesukaan panelis menunjukkan bahwa kesan lembab yang diperoleh berasal dari basis lotion yang digunakan. Formula lotion yang divariasikan adalah konsentrasi ekstraknya dengan basis lotion yang sama. Hasil analisis data mengenai penampakan memiliki nilai 0,402 55

> 0,05. Uji Kruskal-Wallis pada taraf α=0,05 menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak tidak memberikan pengaruh terhadap kesukaan panelis pada kesan lembab lotion. 5. KESIMPULAN Lotion esktrak kunyit putih memenuhi uji kualitas lotion yaitu uji organoleptis, uji homogenitas, uji ph, dan uji daya sebar. Konsentrasi ekstrak berpengaruh terhadap kesukaan panelis dalam hal penampakan dan warna tetapi tidak pada kesan lembab. UCAPAN TERIMA KASIH Kami mengucapkan terimakasih kepada pimpinan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang telah memfasilitasi penelitian ini dan mahasiswa yang telah membantu jalannya penelitian. DAFTAR PUSTAKA 1. Fauziah M. Temu-temuan dan Emponemponan. Budidaya dan Manfaatnya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 1999 2. Barokah R. Variasi Harga HLB Emulgator Berdasarkan Perbandingan Tween 80 dan Span 80 terhadap Sifat Fisik dan Kimia Krim Ekstrak Etanol Curcuma mangga Val sebagai Sunscreen. Surakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret; 2014 3. Nussinovitch A. Hydrocolloid Aplications. London: Blackie Academic and Professional; 1997 in Erungan AC, Purwaningsih S, Anita BS. Aplikasi Karaginan dalam Pembuatan Skin Lotion. Bogor : Departemen Teknologi dan Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor; 2009. 4. Carpenter RP, Lyon DH, Hasdell TA. Gridelines for Sensory Analysis in Food Product Development and Quality Control. Ed ke-2. Maryland: Maryland Aspen Publisher, Inc; 2000 in Anita, SB. Aplikasi Karaginan Dalam Pembuatan Skin Lotion. Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (skripsi); 2008 5. Juwita AP, Paulina VY, Hosea JE. Formulasi Krim Ekstrak Etanol Daun Lamun (Syringodium isoetifolium). Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi- UNSRAT; 2013(2). ISSN 2302 2493 6. Erungan AC, Purwaningsih S, Anita BS. Aplikasi Karaginan dalam Pembuatan Skin Lotion. Bogor : Departemen Teknologi dan Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor; 2009. 7. Ainaro EP, Amila G, Sani EP. Formulasi Sediaan Masker Gel Pell-off mengandung Lendir Bekicot (Achatina Fulica Bowdich) sebagai Pelembab Kulit. Fakultas MIPA Unisba; 2015, ISSN 2460-6472. 8. Voight. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi 5. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 1994. 9. Purwitasari C. Perbandingan Konsentrasi Lemak Kakao dan Minyak Kelapa Murni sebagai Basis Sediaan Hand and Body Lotion Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa (Scheff.) Boerl). Surakarta: Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Sebelas Maret; 2013. 56