HUBUNGAN BENTUK SEDIAAN OBAT BATUK TERHADAP KECENDERUNGAN DAYA BELI KONSUMEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ANTARA PENGGUNAAN OBAT GENERIK DAN OBAT PATEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN

SWAMEDIKASI PADA PENGUNJUNG APOTEK DI APOTEK MARGI SEHAT TULUNG KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN INFORMASI OBAT TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI PERUSDA ANEKA USAHA UNIT APOTEK SIDOWAYAH FARMA KLATEN

PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Pemahaman tentang perilaku konsumen dapat memberikan penjelasan

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

GAMBARAN PENGOBATAN PADA PENDERITA ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI PUSKESMAS TRUCUK 1 KLATEN TAHUN 2010

ABSTRAK HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN UMUR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG OBAT TRADISIONAL DI APOTEK AULIA BANJARMASIN.

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010

Sri Hariati Dongge,S.Farm,Apt,MPH Dinas Kesehatan Kab. Konawe Sulawesi Tenggara

PENERAPAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK PT.KIMIA FARMA PERSERO Tbk UNIT BISNIS BEKASI

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS

PENGELOLAAN OBAT DAN ADMINISTRASI APOTEK. Heru Sasongko, S.Farm.,Apt.

INTISARI. Kata Kunci : Antibiotik, ISPA, Anak. Muchson, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 42

LAMPIRAN. Hasil wawancara dengan Ibu Meilani Susanto selaku pimpinan harian CV.Angsoka.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Jenis kemasan Bahan pengemas Teknologi pengemasan

SYLABUS : MKDK 009.S1.K. Dosen Pengampu

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BAWANG PUTIH (Allium sativum, L) DENGAN METODE IODIMETRI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PEMAKAIAN ANTIBIOTIKA AMOXICILLIN DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

INTISARI EVALUASI KESERAGAMAN BOBOT SEDIAAN PULVERES DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR BANJARMASIN. Gusti Ayna Yulisa¹, Yugo Susanto2, Rony 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

FORMULASI KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH STRAWBERRY (Fragaria Sp.)

AWAN SETIYAWAN NIM. B

STUDI KESERAGAMAN BOBOT SEDIAAN PULVERES YANG DIBUAT APOTEK DI KOTA JAMBI ABSTRAK

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2017/2018 PELAKSANA PRODI FARMASI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PEMETAAN PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN TERKAIT FREKUENSI KEHADIRAN APOTEKER DI APOTEK DI SURABAYA BARAT. Erik Darmasaputra, 2014

UJI KONTROL KUALITAS SEDIAAN SALEP GETAH PEPAYA (Carica papaya L) MENGGUNAKAN BASIS HIDROKARBON. Intisari

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo sebagai ibukota Provinsi Gorontalo merupakan kota yang

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT Pertiwi Agung atau lebih dikenal dengan sebutan Landson

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk hasil pertanian. Selain itu dipengaruhi pula oleh. permintaan konsumen dengan merk dagangnya yaitu UTRA.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap critical thinking mahasiswa prodi Farmasi FKIK UMY. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016.

Pipintri Margiluruswati*, L.I.Irmawati*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Modern Superindo Godean (terletak di

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan pasar dalam memenuhi permintaan konsumen saat ini

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANALGETIK ANTIPIRETIK SEBAGAI UPAYA PENGOBATAN SENDIRI DI KELURAHAN PONDOK KARANGANOM KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini merupakan rancangan penelitian cross sectional,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI POSYANDU MEKARSARI KROYO KARANGMALANG SRAGEN

PENCANTUMAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PADA LABEL OBAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMETAAN PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN TERKAIT FREKUENSI KEHADIRAN APOTEKER DI APOTEK DI SURABAYA TIMUR. Rendy Ricky Kwando, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOEDIRAN MANGUN SOEMARSO WONOGIRI TAHUN 2013

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

OPINI APOTEKER DAN PASIEN TERHADAP PERAN APOTEKER DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK KOTA MERAUKE DEASY ABRAHAM THOE, 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN UPAYA KEPATUHAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI PUSKESMAS WIROBRAJAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes,2009). Kesehatan yaitu afiat yang berarti perlindungan Allah untuk

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DALAM MEMAHAMI MATEMATIKA SD. Budiyono Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

obat-obat tradisional yang telah menggunakan cara-cara modern. Umumnya masyarakat jaman dahulu menggunakan daun sirih merah masih dalam cara yang

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di Desa Talungen Kabupaten Bone Tentang Swamedikasi

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

Praktek Penjualan Obat Generik Pada Dua Apotek di Surabaya

JURNAL OLEH : NURMAN ADRI SATRIYO NPM : FAKULTAS EKONOMI (FE) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

Bentuk-bentuk Sediaan Obat. Indah Solihah,S.Farm,M.Sc.,Apt

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK PARFUM THE BODY SHOP DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 632/MENKES/SK/III/2011 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK TAHUN 2011

Dian Rahayu Muliani D3 Farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram ABSTRAK

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK LIDAH BUAYA ( Aloe vera L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT JANTAN ( Mus muscullus ) GALUR Swiis

BAB III METODOLOGI. penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

BAB I PENDAHULUAN. menyerupai flubiprofen maupun meklofenamat. Obat ini adalah penghambat

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. industri. Satu hal yang sangat berarti dalam meningkatkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. gejala/symptom dari suatu penyakit, obat juga dapat mencegah penyakit bahkan obat

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PUJI LESTARI MAWUNG TRUCUK

Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilihan produk untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti

BAB III DATA A. KEMASAN

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan kembang anak. (Lubis, 2004). tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu.

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

Masa berlaku: Alamat : Jl. Dharmawangsa Dalam, Surabaya 15 Agustus 2006 Telp. (031) , pswt 150 Faks. (031) ,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior) yaitu usaha yang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR ASKEB II PADA MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT 2 DI STIKes MITRA KENCANA TASIKMALAYA

Transkripsi:

HUBUNGAN BENTUK SEDIAAN OBAT BATUK TERHADAP KECENDERUNGAN DAYA BELI KONSUMEN DI APOTEK KETANDAN FARMA KLATEN Isnaini, Yetti O.K, Choiril Hana INTISARI Daya beli masyarakat dapat meningkat jika obat yang yang beredar di pasaran memiliki kualitas yang baik, harga yang relatif terjangkau, serta pengemasan yang baik. Jenis penelitian ini adalah non eksperimental dengan metode penelitian Cross sectional dan menggunakan analisa deskriptif analitik yang diuji dengan analisis statistika anova one way. Dengan subyek penelitian adalah konsumen yang membeli obat batuk. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling. Sampel yang diperoleh sebanyak 60 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara bentuk sediaan obat batuk terhadap kecenderungan daya beli konsumen di Apotek Ketandan Farma Klaten. Kecenderungan tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor kemasan dibandingkan dengan harga. Untuk kemasan memiliki kecenderungan p=0,000 sedangkan harga p=1,000. Kata Kunci : Bentuk sediaan obat batuk, daya beli konsumen Isnaini, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten

CERATA Journal Of Pharmacy Science 39 PENDAHULUAN Daya beli konsumen adalah tingkatan atau kemampuan yang menunjukkan sejauh mana konsumen untuk membeli hasil produksi. Daya beli konsumen di pengaruhi beberapa faktor antara lain : kualitas barang, kemasan, dan harga yang murah (Sampurno, 2009). Daya beli masyarakat dapat meningkat jika obat yang yang beredar di pasaran memiliki kualitas yang baik, harga yang relatif terjangkau, serta pengemasan yang baik. Dalam membeli suatu obat, masyarakat menginginkan produk yang berkualitas dengan harga yang murah. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendapatan seseorang. Meskipun pendapatan meningkat, di lain pihak kebutuhan juga terus meningkat. Dengan demikian industri farmasi dituntut untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi dengan harga yang wajar atau bahkan relatif lebih murah (Priyambodo, 2007). Selain harga faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam membeli obat adalah kemasan. Kemasan obat yang baik membuat pembeli menjadi tertarik dan terdorong untuk membeli. Kemasan yang baik dapat melindungi dari kerusakan sehingga konsumen yang membeli obat merasa aman dalam menggunakan obat (Sampurno, 2009). Ada banyak pilihan obat yang beredar di pasaran misalnya obat batuk. Ada yang dalam bentuk cair, ada juga yang dalam bentuk tablet. Ada yang di dalam botol, ada juga yang berbentuk sachet (Arifin, 2008). Secara garis besar, berdasarkan bentuk sediaan, obat dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu : bentuk sediaan padat, seperti pulvis, pulveres, tablet, dan kapsul. Bentuk sediaan semi padat, seperti, salep, cream, jel, dan pasta. Bentuk sediaan cair, seperti, sirup, suspensi, dan emulsi (Priyambodo, 2007). Dalam penelitian ini aspek yang diteliti adalah bentuk sediaan mempengaruhi kecenderungan pembelian konsumen. Dimana faktor harga dan kemasan merupakan hal penting bagi konsumen untuk membeli sediaan obat terutama obat batuk. Penelitian ini dilakukan karena pembelian obat batuk dalam satu bulan terakhir mengalami peningkatan. Peningkatan diperkirakan dari 15-20 konsumen /hari membeli obat batuk. Dengan adanya hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Bentuk Sediaan Obat Batuk Terhadap Kecenderungan Daya Beli Konsumen Di Apotek Ketandan Farma Klaten. Rumusan Masalah : Apakah ada hubungan bentuk sediaan obat batuk terhadap kecenderungan daya beli konsumen di Apotek Ketandan Farma Klaten? Tujuaan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan bentuk sediaan obat batuk terhadap kecenderungan daya beli konsumen di Apotek Ketandan Farma Klaten

40 CERATA Journal Of Pharmacy Science Manfaat Penelitian : Memberikan informasi kepada konsumen tentang bentuk sediaan obat batuk yang banyak digunakan oleh konsumen. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.variabel bebas adalah kecenderungan daya beli, sedangkan variabel terikat bentuk sediaan obat batuk di apotek Ketandan Farma Klaten. Populasi Dan Sampel Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah sama yakni konsumen apotek Ketandan Farma Klaten yang membeli obat batuk cair dan padat. Cara pengambilan sampel ialah dengan menggunakan accidental sampling atau dengan cara kebetulan. Sampel yang diperoleh sebanyak 60 orang. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data 1. Instrumen Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ialah dengan menggunakan daftar pertanyaan yang digunakan untuk membantu peneliti dalam mewawancarai responden. 2. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yaitu dengan mewawancarai atau bertanya kepada konsumen yang membeli obat batuk di Apotek Ketandan Farma Klaten. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Apotek Ketandan Farma yang beralamat di Perumahan Belangwetan No.1 Klaten. Dengan sampel sebanyak 60 orang. Dari hasil penelitian diperoleh data tentang distribusi frekuensi bentuk sediaan obat batuk dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Bentuk Sediaan Obat Batuk No. Bentuk Sediaan Frekuensi Presentasi (%) 1. 2. Cair 38 63,3 Padat 22 36,7 Total 60 100

CERATA Journal Of Pharmacy Science 41 Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa frekuensi bentuk sediaan obat batuk sebagian besar di Apotek Ketandan Farma lebih banyak memilih bentuk sediaan cair sebanyak 63,3% dan yang paling sedikit adalah sediaan padat sebesar 36,7%. Untuk data distribusi frekuensi faktor pembelian bentuk sediaan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Faktor Pembelian Bentuk Sediaan Faktor Pembelian Total Sediaan Harga Kemasan f % f % f % Cair Padat 15 9 39,5 40,9 23 13 60,5 59,1 38 22 100 100 Jumlah 24 40 36 60 60 100 Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui konsumen yang membeli sediaan cair dikarenakan faktor harga sebesar 39,5%, untuk sediaan padat dikarenakan faktor harga sebesar 40,9%. Sedangkan untuk sediaan cair dikarenakan kemasan sebesar 60,5% dan untuk sediaan padat dikarenakan kemasan sebesar 59,1%. Hasil distribusi frekuensi berdasarkan kemasan bentuk sediaan dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kemasan Bentuk Sediaan Faktor Pembelian Total Sediaan Kemasan botol Sachet Strip Eceran f % f % f % f % f % Cair 18 47,4 4 10,5 - - - - 38 100 Padat - - - - 9 40,9 4 18,2 22 100 Jumlah 18 30 4 6,7 9 15 4 6,7 60 100 Berdasarkan tabel 4.3 diketahui konsumen yang membeli sediaan cair dikarenakan kemasan lebih banyak memilih kemasan botol sebesar 47,4% dan untuk kemasan sachet sebesar 10,5%. Sedangkan sediaan padat yang membeli dikarenakan kemasan lebih banyak memilih kemasan strip 40,9% dan untuk kemasan eceran sebesar 18,2%. Untuk mengetahui hubungan bentuk sediaan obat batuk terhadap kecenderungan daya beli konsumen berdasarkan harga dengan analisis statistika anova dapat dilihat pada tabel 4.4.

42 CERATA Journal Of Pharmacy Science Tabel 4.4 Hubungan Bentuk Sediaan Obat Batuk Terhadap Kecenderungan Daya Beli Konsumen Berdasarkan Harga Variabel Bebas Variabel Terikat p Bentuk sediaan Harga 1,000 Dari tabel 4.4 diketahui bahwa hubungan bentuk sediaan obat batuk terhadap kecenderungan daya beli konsumen berdasarkan harga yang dianalisis dengan analisis statistika anova memiliki kecenderungan yang ditunjukkan dengan p = 1,000. Untuk mengetahui hubungan bentuk sediaan obat batuk terhadap kecenderungan daya beli konsumen berdasarkan kemasan dengan analisis statistika anova dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Hubungan Bentuk Sediaan Obat Batuk Terhadap Kecenderungan Daya Beli Konsumen Berdasarkan Kemasan Variabel Bebas Variabel Terikat p Bentuk sediaan Kemasan 0,000 Dari tabel 4.5 diketahui bahwa hubungan bentuk sediaan obat batuk terhadap kecenderungan daya beli konsumen berdasarkan kemasan yang dianalisis dengan analisis statistika menggunakan anova memiliki kecenderungan yang ditunjukkan dengan p=0,000. Pembahasan Dari hasil penelitian yang dilakukan di apotek ketandan farma diperoleh hasil bahwa sediaan cair lebih banyak dipilih oleh konsumen sebesar 63,3%. Mayoritas yang menggunakan bentuk sediaan cair adalah anak-anak. Hal tersebut berarti konsumen di Apotek Ketandan Farma Klaten memiliki kecenderungan daya beli yang tinggi terhadap bentuk sediaan obat batuk cair daripada bentuk sediaan padat. Konsumen berpendapat bahwa sediaan cair memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan sediaan padat yaitu memberikan kemudahan saat meminum obat bagi yang mengalami kesulitan saat menelan obat terutama bagi anak-anak. Selain itu juga tujuan dibuatnya sediaan cair ialah untuk lebih mempercepat dan lebih efisien diabsorbsi dibanding sejumlah obat yang sama yang diberikan dalam sediaan padat. Sedangkan untuk sediaan padat sebesar 36,7% hasil tersebut lebih sedikit dibanding sediaan cair. Hal tersebut dikarenakan konsumen dewasa yang lebih banyak menggunakan bentuk sediaan padat daripada benuk sediaan cair. Untuk bentuk sediaan cair, kemasan memiliki frekuensi sebesar 60,5% yang menyatakan bahwa kemasan memiliki frekuensi lebih tinggi dibandingkan dengan harga. Konsumen beranggapan bahwa kemasan untuk sediaan cair

CERATA Journal Of Pharmacy Science 43 terutama kemasan botol lebih menarik terutama untuk anak anak. Hal ini menyebabkan faktor kemasan lebih banyak menyebabkan konsumen membeli obat batuk. Sedangkan konsumen yang membeli sediaan cair dikarenakan harga berpendapat bahwa harga obat untuk sediaan cair lebih mahal dibanding harga obat sediaan padat sehingga yang memilih harga lebih sedikit disbanding kemasan. Untuk sediaan padat, kemasan memiliki frekuensi 59,1% hal ini berarti kemasan memiliki frekuensi lebih tinggi debanding dengan harga. Konsumen berpendapat bahwa kemasan untuk sediaan padat memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pelindung dari kerusakan sehingga konsumen merasa tidak merasa khawatir dan tetap aman dalam mengonsumsi obat, selain itu juga obat lebih praktis jika dibawa kemana-mana dan tidak tumpah atau pecah. Sedangkan konsumen yang membeli sediaan padat dikarenakan harga berpendapat bahwa harga obat untuk sediaan padat lebih murah dibanding harga sediaan cair. Hubungan bentuk sediaan obat batuk terhadap daya beli konsumen di apotek Ketandan Farma Klaten berdasarkan uji statistika menunjukan bahwa kemasan lebih cenderung mempengaruhi daripada harga. Hal ini dapat ditunjukan dengan tingkat kecenderungan antara kemasan p=0,000 (p<0,05) sedangkan harga p=1,000(p>0,05). Kemasan lebih cenderung mempengaruhi dikarenakan kemasan menjadi daya tarik konsumen terutaman untuk kemasan obat batuk untuk anak-anak. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Sampurno (2009) menyatakan bahwa produk ditawarkan di pasar harus dikemas dengan baik dan memiliki daya tarik tersendiri yang dapat minat konsumen untuk membeli dan menggunakannya. Banyak pemasar yang menggunakan kemasan sebagai strategi produk maupun sebagai hal yang penting dan harus banyak fungsi untuk memberi nilai tambah bagi produk dengan desain dan warna yang menarik dan deskripsi produk yang elegan sehingga mengundang orang untuk membeli dan menggunakannya. Untuk faktor harga bagi konsumen di apotek ketandan farma Klaten memiliki pengaruh lebih rendah dibanding kemasan, hal tersebut dapat dilihat dari tabel hubungan bentuk sediaan obat batuk terhadap kecenderungan daya beli konsumen berdasarkan harga dimana harga memiliki tingkat kecenderungan p=1,000. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar konsumen merupakan masyarakat perumahan yang sudah bisa dikatakan memiliki perekonomian yang cukup tinggi sehingga untuk daya beli yang disebabkan karena harga tidak terlalu berpengaruh. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Bentuk sediaan obat batuk yang paling banyak dibeli konsumen adalah bentuk sediaan cair sebanyak 63,3 %.

44 CERATA Journal Of Pharmacy Science 2. Factor pembelian konsumen lebih dipengaruhi kemasan untuk sediaan cair 60,5 %, untuk sediaan padat 59,1 % 3. Hubungan antara bentuk sediaan obat batuk terhadap kecenderungan daya beli konsumen di Apotek Ketandan Farma Klaten kecenderungan lebih dipengaruhi kemasan yang ditunjukan dengan tingkat kecenderungan p=0,000 sedangkan harga memiliki tingkat kecenderungan p=1,000. Saran : perlu selanjutnya penelitian selanjutnya tentang hubungan sediaan obat batuk terhadap kecenderungan daya beli konsumen ditinjau dari kualitas obat, perlu penelitian selanjutnya dengan menggunakan teknik random sampling dan metode penelitian kohort. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Ludfi Antoni. 2008. Pasar Obat Batuk Cair Terus Meningkat. http://antoniludfi. Blogspot.com/2008/02/.html. 29 Januari 2011.Jam 11.30 WIB Arikunto,S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Priyambodo, Bambang. 2007. Manajemen Industri Farmasi. Global Pustaka utama. Yogjakarta. Sampurno. 2009. Manajemen Pemasaran Farmasi.Gajah Mada University Press.Yogyakarta. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan ke-12. Alfabeta. Bandung.