Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang Perdagangan Jasa Berdasarkan Peluang Telecommuting

dokumen-dokumen yang mirip
Pengendalian Jenis Kegiatan pada Koridor Jalan Bukit Darmo Boulevard Surabaya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pengaruh Keberadaan Apartemen Terhadap Kinerja Jalan Arief Rahman Hakim Surabaya

ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN

OPTIMALISASI KEGIATAN MALL CIPUTRA WORLD TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN MAYJEND SUNGKONO - SURABAYA

Latar Belakang. Ketidakseimbangan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan (timbul masalah kemacetan)

ARAHAN PENENTUAN JENIS KEGIATAN DI KORIDOR KH.MUKMIN SIDOARJO

ANALISIS INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI BERDASARKAN KAPASITAS JALAN

Evaluasi Kinerja Jalan Arteri Primer Jalan Raya Yogya Solo Daerah Istimewa Yogyakarta

Penentuan Rute Angkutan Umum Berbasis Transport Network Simulator di Kecamatan Candi dan Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Jalan Ahmad Yani, frontage road, Jalan layang tol,kinerja, travel time.

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA

BAB IV PENENTUAN INTENSITAS BANGUNAN KORIDOR JALAN RAYA CIMAHI

Manajemen Lalu Lintas Akibat Pembangunan Surabaya Organ Transplant Center (SOTC) RSUD Dr. Soetomo Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA

Kajian Lalu Lintas Persimpangan Tak Sebidang di Bundaran Satelit Surabaya

PENGARUH INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG TERHADAP KINERJA JALAN PEMUDA KOTA SEMARANG

PERENCANAAN RUTE ANGKUTAN PEDESAAN SEBAGAI PENGUMPAN (FEEDER) DARI KECAMATAN KALIDAWIR MENUJU KOTA TULUNGAGUNG

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

KAJIAN LALU LINTAS PERSIMPANGAN TAK SEBIDANG DI BUNDARAN SATELIT SURABAYA

Analisis Kinerja Jalur Pedestrian di Kota Surabaya (Studi Kasus: Jl. Pemuda)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Besar Bobot Kejadian. Kapasitas jalan (smp/jam) Kendaraan (smp/jam)

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. Jaringan jalan sebagai bagian dari sektor transportasi memiliki peran untuk

PENGARUH TARIKAN MANADO TOWN SQUARE TERHADAP LALU LINTAS DI RUAS JALAN BOULEVARD MANADO

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar belakang

KINERJA RUAS JALAN KORIDOR JALAN TJILIK RIWUT AKIBAT TATA GUNA LAHAN DI SEKITAR KORIDOR BERDASARKAN KONTRIBUSI VOLUME LALU LINTAS

RENCANA JALAN TOL TENGAH DI JL. AHMAD YANI SURABAYA BUKAN MERUPAKAN SOLUSI UNTUK PENGURANGAN KEMACETAN LALU-LINTAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

MANAJEMEN LALU LINTAS DI PUSAT KOTA JAYAPURA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENATAAN PARKIR

Perencanaan Park and Ride Mayjend Sungkono Kota Surabaya

Analisis Parkir Kendaraan Mobil Di Ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya

Penentuan Rute Angkutan Umum Optimal Dengan Transport Network Simulator (TRANETSIM) di Kota Tuban

RUAS JALAN ANDI MALLOMBASANG DAN JALAN USMAN SALENGKE SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA

Oleh: QOMARUDIN SHOLEH Dosen Pembimbing MACHSUS, ST. MT NIP

BAB II TINJAUAN TEORI

ANALISA DAMPAK LALU LINTAS AKIBAT ADANYA MAL CIPUTRA WORLD SURABAYA TUGAS AKHIR

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

Analisa Dampak Lalu Lintas Terhadap Kinerja Simpang dan Ruas Jalan Akibat Pembangunan Rumah Sakit Royal Di Kawasan Rungkut Industri Surabaya

Perencanaan Trase Tram Sebagai Moda Transportasi Terintegrasi Untuk Surabaya Pusat

PERENCANAAN PARK AND RIDE MAYJEND SUNGKONO KOTA SURABAYA

ANALISIS DEMAND BUS RAPID TRANSIT PADA MERR SURABAYA

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street Parking Menjadi Offstreet. (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

Arahan Transport Demand Management dalam Pergerakan Transportasi Regional Kabupaten Gresik

PERENCANAAN RUTE BUS PENUMPANG DARI BANDARA JUANDA MENUJU BEBERAPA KOTA DI SEKITAR SURABAYA

SEMINAR TUGAS AKHIR MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN SURABAYA ORGAN TRANSPLANT CENTER (SOTC) RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan

Penentuan Kegiatan Untuk Lahan Bekas Lapangan Tenis Jalan Embong Sawo

PENENTUAN RUTE ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN DI SURABAYA BARAT

D194. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

DAMPAK PENGATURAN JADWAL KEGIATAN AKADEMIK TERHADAP MOBILITAS KENDARAAN MAHASISWA DI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

Dampak Pembangunan Mall Olimpic Garden (MOG) Terhadap Lalu Lintas Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Transportasi adalah proses memindahkan suatu benda mencakup benda hidup

TUGAS AKHIR. Evaluasi parkir DI pasar blauran KOTA SURABAYA OLEH : ROSMALA DEWI DOSEN PEMBIMBING : Ir. WAHJU HERIJANTO, MT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

IDENTIFIKASI KINERJA JARINGAN JALAN ARTERI PRIMER DI KOTA SRAGEN TUGAS AKHIR. Oleh : S u y a d i L2D

PENGARUH PERUBAHAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN DI KAWASAN PUSAT KOTA SAMARINDA

Analisis Highest and Best Use pada Lahan di Jalan Tenggilis Timur 7 Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN KOMPLEK INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PT. WINSTAR KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

KAJIAN PENERAPAN SISTEM DINAMIS DALAM INTERAKSI TRANSPORTASI DAN GUNA LAHAN KOMERSIAL DI WILAYAH PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

ANALISA KINERJA LALU LINTAS AKIBAT DAMPAK DARI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN STUDI KASUS PADA PROYEK PERUMAHAN BANANA PARK RESIDENCE SIDOARJO

HUBUNGAN KECEPATAN, KEPADATAN DAN VOLUME LALU LINTAS DENGAN MODEL GREENSHIELDS (STUDI KASUS JALAN DARUSSALAM LHOKSEUMAWE)

Studi Kelayakan Jalan Arteri Lingkar Luar Barat Surabaya

KAJIAN PERBAIKAN KINERJA LALU LINTAS DI KORIDOR GERBANG PERUMAHAN SAWOJAJAR KOTA MALANG

FEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN JALAN DARI TERMINAL MASARAN - RINGROAD BANGKALAN

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) E-12

ANALISA KEPADATAN ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN HR. MUHAMMAD DENGAN METODE PENDEKATAN NON LINEAR

UPAYA MENGURANGI PENGGUNAAN KENDARAAN PRIBADI MELALUI PENYEDIAAN ASRAMA MAHASISWA STUDI KASUS UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

PENGARUH KEGIATAN PERGURUAN TINGGI TERHADAP TINGKAT PELAYANAN JALAN (Studi Kasus: Kawasan Pendidikan Tinggi Jatinangor)

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

TUGAS AKHIR. Oleh : BENI ANGGID LAKSONO L2D

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Lokasi rumah sakit Royal. Rencana Royal. PT. Katrolin. Bank Central Asia. Jl. Rungkut. Industri I

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

Dosen Pembimbing : Dr. Ing. Haryo Sulistyarso

Studi Kelayakan Pembangunan Fly Over Jalan Akses Pelabuhan Teluk Lamong Ditinjau dari Segi Lalu Lintas dan Ekonomi Jalan Raya

ANALISA ANTRIAN KENDARAAN AKIBAT KEMACETAN PASAR DI KECAMATAN BLEGA -BANGKALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

MODEL DINAMIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN BERDASARKAN PERKEMBANGAN GUNA LAHAN (STUDI KASUS KOTA SEMARANG) TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN TEKNIK ANALISIS PENENTUAN INTENSITAS BANGUNAN

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 C-11 Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang Perdagangan Jasa Berdasarkan Peluang Telecommuting Ariyaningsih dan Haryo Sulistyarso Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: haryo.its@gmail.com Pergerakan bekerja dari kawasan perumahan menuju pusat kota yang umumnya didominasi kegiatan perdagangan jasa, menyebabkan arus kendaraan meningkat pada jam-jam puncak. Sementara perkembangan dunia teknologi dan informasi memberikan peluang bagi para pekerja di bidang jasa untuk mengurangi pergerakannya dengan menerapkan telecommuting, di mana para pekerja menggantikan pergerakannya dengan bekerja dari rumah atau tempat lain dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi. Analisis yang digunakan adalah analisis crosstab dan chisquare untuk menguji variabel-variabel yang mempengaruhi preferensi pekerja dalam melakukan telecommuting. Sedangkan untuk mendapatkan peluang telecommuting mengunakan metode peramalan telecommuting yang ditemukan oleh Mokhtarian (1996) [1]. Hasil dari peluang tersebut nantinya akan direpresentasikan dalam jumlah penurunan pergerakan bekerja yang secara langsung mengurangi volume kendaraan di Mayjen Sungkono. Penelitian ini menghasilkan peluang telecommuting sebesar 9,9% - 42,95% dari total pergerakan pekerja. Dari simulasi telecommuting tersebut didapatkan peningkatan DS dari 0,96 menjadi 0,87. Namun ini belum memenuhi kriteria jalan arteri sekunder. Maka dibuatlah dua skenario. Skenario pertama dengan DS 0,7 menghasilkan trip ceiling 529,1 smp/hari. Skenario kedua dengan DS 0,79 menghasilkan trip ceiling 1437,92 smp/jam. Untuk arahan pemanfaatan ruang dapat digunakan penerapan corridor system building untuk masing-masing luas lantai. Jika luas eksisting melebihi dari trip ceiling, maka arahan diberlakukan untuk bangunan baru atau alih fungsi lahan. Kata Kunci Corridor System Bulding, Telecommuting, Transportation Demand Management, Trip Ceiling. K I. PENDAHULUAN ota merupakan lingkungan binaan yang terus tumbuh dan berkembang sehingga membutuhkan suatu kebijakan terhadap perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ruangnya[2]. Kota besar memang selalu dikaitkan dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, variasi kegiatan ekonomi dan lapangan tenaga kerja yang beragam, tetapi memiliki permasalahan tersendiri dengan keterbatasan lahan untuk pembangunan, permasalahan transportasi, serta masalah pembangunan berkelanjutan [3]. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memecahkan masalah transportasi perkotaan, baik dengan meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang ada, maupun pembangunan jalan baru [4]. Akan tetapi, hal tersebut belum mampu mengatasi persoalan karena pertumbuhan jalan-jalan baru tidak mampu mengejar pesatnya pertumbuhan kendaraan, terutama kendaraan pribadi. Permasalahan kemacetan tidak dapat diselesaikan selalu dengan cara menambah sediaan jaringan jalan untuk mengurangi permintaan guna melakukan pergerakan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan lahan di kawasan perkotaan. Alternatif pemecahannya kemudian mulai dilihat dari sisi permintaan melalui Manajemen Kebutuhan Transportasi [4]. Terkait dengan pembahasan pada ranah teori di bidang perencanaan wilayah dan kota, teknologi informasi dan komunikasi selalu dikaitkan dengan alternatif solusi bagi permasalahan ketidaksesuaian antara lokasi tempat tinggal dan tempat kerja ( job housing mismatch), serta manfaat teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah satu alat untuk memberikan opsi guna meningkatkan aksesibilitas dan produktivitas pada era daya saing global, khususnya bagi daya saing kota dan wilayah metropolitan [3]. Menurut RDTRK UP Satelit 2008, Unit Pengembangan Satelit merupakan kawasan yang memiliki perkembangan cukup pesat di barat Kota Surabaya. Kawasan ini diarahkan untuk mengemban fungsi utama sebagai kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, serta kawasan khusus. Dilihat dari kecenderungannya saat ini dominasi kegiatan perdagangan dan jasa berada di sepanjang Jalan Mayjend. Sungkono dan Jalan HR. Muhammad yang merupakan akses utama kawasan ini. Di negara-negara maju, metode telecommuting telah menjadi salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan kemacetan akibat pekerja ulang-alik. Mereka melakukan pekerjaan dari rumah menggunakan internet, telepon, dan faksimile untuk berhubungan dengan kantornya, sehingga mereka tidak perlu datang ke kantor setiap harinya untuk bekerja namun mereka hanya datang beberapa hari saja. Dengan demikian, telah terjadi pergeseran subjek dan moda pergerakan dari pergerakan orang secara fisik dengan kendaraan menjadi pergerakan data dan informasi secara digital melalui fasilitas telekomunikasi [5]. Penggunaan lahan eksisting koridor Jalan Mayjen Sungkono sebagian besar adalah perdagangan dan jasa, seperti

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 C-12 pertokoan, hotel, dan perkantoran. Jenis penggunaan lahan ini menimbulkan bangkitan dan tarikan terbesar daripada penggunaan lahan non perjas. Sementara itu tingkat pelayanan jalan yang mendekati kritis serta adanya indikasi fenomena telecommuting yang terjadi di kota besar menimbulkan suatu ide bahwa seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, harus sudah mulai dipertimbangkan pula ruang elektronik dalam menata ruang kota. Oleh karena itu perlu diteliti seberapa besar pengaruh peluang telecommuting itu terhadap bangkitan dan tarikan yang dihasilkan oleh guna lahan di koridor Jalan Mayjen Sungkono. A. Pendekatan Penelitian II. URAIAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik dengan menggunakan metode theoritical analytic dan empirical analytic. Jenis penelitian ini adalah kausal-deskriptif. Wilayah penelitian meliputi koridor Jalan Mayjen Sungkono. Pengumpulan data primer dan sekunder diperlukan untuk menunjang analisis. Analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Tabel 2. Meskipun lebar Jalan Mayjen Sungkono sudah memenuhi standar yang tercantum dalam PP RI No. 34 Tahun 2006. Namun tingkat pelayanan jalan Mayjen Sungkono yang tidak sesuai dengan standart. Jalan Mayjen Sungkono adalah jalan arteri sekunder dengan tingkat pelayanan minimal C. C.Peluang Penerapan Telecommuting Dari hasil survey kuisoner didapatkan orang yang memilih telecommuting 71 responden, sedangkan proporsi yang dapat dan ingin memilih telecommuting adalah 56. Kemudian proporsi yang dapat, ingin, dan memilih telecommuting adalah 56 responden. Berikut merupakan diagram proporsi preferensi telecommuting. B. Populasi dan Sampel Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah dengan teknik probability sample yaitu sistematik dengan pengambilan sampel 10 menit yang dilakukan di sepanjang koridor Mayjen Sungkono dan dengan kriteria pekerja di kantor yang bergerak di bidang perjas sebanyak 116 kuisoner. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identifikasi Intensitas Pemanfaatan Ruang Dari hasil survey didapatkan penggunaan untuk guna lahan pertokoan 89140,33 m², perkantoran seluas 52671,94 m², dan hotel seluas 105049,3 m². Sedangkan untuk intensitas orang didapatkan total intensitas orang pada perkantoran adalah sebesar 9904 orang dan perkantoran adalah 5852 orang. (i) lampiran peta penggunaan lahan di koridor Mayjen Sungkono B. Identifikasi Kondisi Eksisting Kinerja Jalan Untuk menghitung kinerja jalan digunakan standart IHCM 1997. Tabel 1. Gambar 1 Peramalan keterjadian telecommuting dihitung dengan menggunakan model sederhana pendekatan sintesis dalam meramalkan tingkat keterjadian telecommuting pada setiap harinya pada suatu periode tertentu. Nilai yang diperoleh dari data kuisoner adalah nilai sampel sehingga diperlukan penyeragaman tingkat kedalaman data untuk menghitung populasi.dari hasil perhitungan menggunakan rumus Msampel = A W C (1) Maka didapatkan Msampel sebesar 0,49. Hasil ini diperoleh dari kuisoner yaitu A = 0,612, W = 0,789, C =1. Nilai Msampel merupakan nilai proporsi sehingga estimasi nilai populasi sihitung menggunakan interval proporsi. Mpopulasi = Msampel ± z σ Msampel p-z.σ Msampel Mpopulasi p + z. Σ Msampel (2) Dari hasil perhitungan di atas, didapatkan Mpopulasi ada dalam rentang 0,38-0,6. Nilai Mpopulasi inilah yang merupakan nilai peluang keterjadian telecommuting di koridor Jalan Mayjen Sungkono. Nilai ini berarti dari 100 orang pekerja yang bekerja di sepanjang Jalan Mayjen Sungkono, sebanyak 38 sampai 60 orang berpeluang untuk melakukan telecommuting. Kemudian untuk mengetahui kemungkinan nilai T dapat menggunakan batas bawah dan batas atas untuk selang kepercayaan Mpopulasi. Sedangkan nilai estimasi untuk

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 C-13 Fpopulasi yang merupakan nilai rata-rata frekuensi dihitung dengan menggunakan persamaan estimasi mean. Sehingga didapatkan Fpopulasi 0,252-0,716. Nilai keterjadian telecommuting dalam setiap harinya yaitu O adalah dengan menggunakan nilai T1 dan T2 serta memasukkan batas atas dan batas bawah selang kepercayaan untuk Fpopulasi, diperoleh empat kombinasi nilai O. Dengan rumus dibawah ini, maka didapatkan peluang telecommuting adalah 9,57%-42,95% dari jumlah pergerakan bekerja para pekerja O = T Fpopulasi (4) Setelah mengetahui peluangnya maka dicari pengurangan volume akibat simulasi telecommuting dengan asumsi load factor 3 orang = 2 smp, maka didapatkan pengurangan volume sebesar 1005,86 smp tiap harinya. Dengan pengurangan volume kendaraan akibat pergerakan pekerja yang memilih telecommuting, Terjadi pengurangan nilai DS yang semula 1,049 menjadi 0,98. Walaupun terjadi pengurangan DS ternyata tetap tidak memenuhi tingkat pelayanan jalan C, maka dibuatlah arahan intensitas untuk target LOS C. D.Perumusan Arahan Pemanfaatan Ruang Pada tahap ini, hal pertama yang dilakukan adalah penentuan target LOS. Dari data hasil analisa berdasarkan peluang penerapan telecommuting menunjukkan, Jalan Mayjen Sungkono merupakan jalan arteri sekunder. Mengingat fungsinya sebagai jalan arteri sekunder, tingkat pelayanan jalan sekurang-kurangnya C dan kapasitas sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata dengan kecepatan ratarata 30km/jam (PP No. 26 Tahun 1985 Tentang Jalan). Disini, nilai LOS yang diinginkan adalah C dengan nilai DS antara 0,7sampai dengan 0,79. Dari Skenario pertama dengan DS 0,7 didapatkan volume kendaraan maksimum 7068,6 smp/jam. Sedangkan untuk skenario kedua dengan DS 0,79 didapatkan volume maksimum 7977,42 smp/jam. Dari hasil volume maksimum pada tiap-tiap skenario digunakan untuk menghitung batas tarikan pergerakan yang diperbolehkan. Volume tersebut dikurangi dengan pergerakan menerus atau trough traffic sehingga dapat diketahui berapa jumlah kendaraan yang merupakan tarikan guna lahan di koridor Jalan Mayjen Sungkono. Skenario pertama didapatkan trip ceiling 529,1 smp/jam dan skenario kedua 1437,92 smp/jam. Karena satuan masih bangkitan tarikan masih satuan smp/jam, maka akan dikonversi menjadi smp/hari. Perhitungan volume pada saat 1 jam peak hour mewakili 0,11 atau11% dari total perhitungan volume total selama 1 hari (IHCM, 2007). Untuk bangkitan tarikan pertokoan adalah 4127,182 smp/hari, guna lahan perkantoran 9874,254 smp/hari, dan sedangkan hotel trip ceilingnya adalah 11636,5 smp/hari. Kemudian dari hasil trip ceiling dapat dicari luas lantai bangunan maksimum Berikut merupakan hasil arahan dari masing-masing skenario. Skenario pertama (DS = 0,7) (3) Arahan skenario A merupakan skenario dengan target DS = 0,7 dan jumlah trip ceiling 4809,981 smp/hari. Untuk mencapai trip ceiling, jumlah bangkitan harus turun -334% dari bangkitan eksisting. Yaitu dengan menurunkan luas lantai bangunan sebesar -333,1 % dan menurunkan intensitas orang sebesar 94,4%. Untuk jenis pertokoan, hotel, dan perkantoran, dilakukan dengan penerapan corridor system bulding [20], dimana setiap bangunan dengan jenis kegiatan pertokoan memiliki keleluasaan untuk mengurangi luasan lantai bangunan (berbeda -beda pengurangannya antara satu bangunan dengan yang lainnya, namun secara keseluruhan harus mencapai target yang telah ditentukan. Apabila kondisi eksisting melebihi kondisi trip ceiling, maka arahan diberlakukan untuk bangunan baru atau alih fungsi lahan. Skenario kedua (DS = 0,79) Arahan skenario A merupakan skenario dengan target DS = 0,79 dan jumlah trip ceiling 13071,982 smp/hari. Untuk mencapai trip ceiling, jumlah bangkitan harus turun 59,7% dari bangkitan eksisting. Yaitu dengan menurunkan luas lantai bangunan sebesar 59,8% dan menurunkan intensitas orang sebesar 39,2%. Untuk jenis pertokoan, hotel, dan perkantoran, dilakukan dengan penerapan corridor system bulding. (ii) lampiran tabel proporsi trip ceiling IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Dari peluang penerapan telecommuting DS Jalan Mayjen mengalami penurunan sebesar 0,05% dari DS semula dan ternyata DS ini belum memenuhi kriteria tingkat pelayanan jalan arteri sekunder yaitu C. Telecommuting hanya mengurangi 18,56% saja dari bangkitan dan tarikan keseluruhan. Skenario yang mungkin dilakukan adalah skenario kedua, mengingat koridor Mayjen Sungkono didominasi oleh perdagangan dan jasa. Untuk mewujudkan trip ceiling maka digunakan konsep corridor system bulding.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 C-14 Lampiran (i) LAMPIRAN Lampiran (ii) Skenario Jenis Kegiat an Setelah telecommutin g (smp/hari) Bangkitan per kegiatan Luas lantai bangunan Intensitas orang Trip ceiling (smp/hari) rsi (%) Eksisting (m²) Batasan masksimum (m²) rsi (%) Eksi sting Batasan masksim um rsi (%) Skenario 1 pertoko 3360,82 774,309 89140,33 20376,55-120,6 68 8-47,6 DS = 0,7 an -53,78 perkant 8040,73 1852,527-52671,94 12350,18-70,7 177 118-46,8 oran 128,65 hotel 9475,82 2183,145-151 105049,3 24257,17-141,8 - - - jumlah 20877,37 4809,981-334 246861,5 7 56983,9-333,1 245 126 Skenario 2 pertoko 3360,82 2104,318 89140,33 55376,79-21,9 68 21-18,8 DS = 0,79 an -9,6 perkant 8040,73 5034,573 52671,94 33122,19-12,6 177 228-20,4 oran -23 hotel 9475,82 5933,091-27,1 105049,3 65923,23-25,3 - - - Jumlah 20877,37 13071,982-59,7 246861,5 7 154422,21-59,8 245 249 Keterangan tabel : proporsi (-) menunjukkan bahwa nilai eksisting harus dibatasi/berkurang sebanyak x agar mencapai batas nilai target. proporsi (+) menunjukkan bahwa nilai eksisting masih bisa bertambah sebanyak x agar mencapai batas nilai target

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 C-15 UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu proses penelitian ini. Untuk keluarga, bapak Dr. Ing. Ir. Haryo Sulistyarso selaku dosen pembimbing, dosen, karyawan, dan warga Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota atas semua bantuan dan dukungan yang diberikan, temanteman wong kito 2008, serta dinas-dinas terkait lain yang telah banyak membantu. DAFTAR PUSTAKA [1] Mokhtarian, Patricia L. and Susan L. Handy, The Future of Telecommuting. Institute of Transportation Studies, University of California, Davis, AS, (1996). [2] Saraswati, Vebrina. Pengaruh Kegiatan-Kegiatan di Sepanjang Koridor Terhadap Kinerja Jaringan Jalan Mayjen Sungkono. Tugas Akhir. Surabaya. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITS, (2007). [3] Surtriadi, Ridwan dan Priza Marendraputra. Telecommuting : Bekerja di Rumah! Optimalkan Pemanfaatan Handphone dan Internet. Opsi bagi Penyelesaian Permasalahan Kota Besar. Bali, (2010). [4] Tamin, Ofyar Z. Perencanaan dan Permodelan Transportasi. Bandung. Penerbit ITB, (2000). [5] Montiska, Renti, Identifikasi Peluang Telecommuting Dalam Mengurangi Pergerakan Bekerja Berdasarkan Analisis Karakteristik dan Preferensi Pekerja. Tugas Akhir. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung, ( 2009).