ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS PADA UD BINTANG USAHA DI KECAMATAN MUAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN OLI PADA CV. LEO PUTRA MANDIRI DI KUTAI BARAT

OPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA. Muhammad Erwan Rizki 1

ANALYSIS OF CEMENT AS RAW MATERIAL INVENTORY ON READY MIX PRODUCTION UNIT AT PT. PERDANA BETON IN SAMARINDA

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

NASKAH SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal

Prosiding Manajemen ISSN:

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

Prosiding Manajemen ISSN:

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

ANALISIS PERSEDIAAN PRODUK FARMASI CAIRAN INFUS PADA PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) PT. DOS NI ROHA SAMARINDA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Prosiding Manajemen ISSN:

SKRIPSI EVALUASI PERSEDIAAN KOMPUTER PADA CV.CAHAYA RESKY DI SANGATTA

Yehezkiel Alianto Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya

OPTIMALISASI PERSEDIAAN NOTEBOOK PADA UD MITRA SARANA ABADI

PENENTUAN KUANTITAS PERSEDIAAN BAHAN BAKU GUNA MENUNJANG KELANCARAN PRODUKSI (Studi Kasus di Pt Indonesia Rubber Pandaan Pasuruan) Suharmiaty

ABSTRACT. Keywords: Safety Stock, Lead Time, Reorder Point dan Total Inventory Cost, EOQ (Economic Order Quantity) method. viii

ANALISIS PELAKSANAAN PENGAWASAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU AMPLANG UNTUK MENUNJANG PROSES PRODUKSI PADA UKM NUR AISYAH DI MUARA BADAK.

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Economic Order Quantity

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

ANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA

PENTINGNYA INVENTORY CONTROL BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan peradaban manusia menimbulkan adanya perkembangan

PERHITUNGAN RAMALAN PENJUALAN ROTI PADA RAHMAN PURNAMA BAKERY BANJARMASIN. Gusti Indra Maulana (Universitas Lambung Mangkurat)

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK

ABSTRACT. Keywords: EOQ (Economic Order Quantity), Raw Materials, Inventories of Raw Materials. vii. Universitas Kristen Maranatha

Prosiding Manajemen ISSN:

ANALISIS PERSEDIAAN MIE SEDAAP PADA PT. SEGAR HARUM SAMARINDA

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

PENGENDALIAN PERSEDIAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN SILVER MEAL ALGORITHM (STUDI KASUS PT SAI)

Agung Wahyu Prayogo Dwiatmanto Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sering mengalami kemacetan. Awal mula masuknya sepeda ke Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode EOQ Pada Produk Obat Anti Nyamuk Bakar Manguni. Max O. Siwi

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

PENENTUAN JUMLAH PESANAN EKONOMIS PERSEDIAAN VAKSIN MENINGITIS MENVEO PADA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN (KKP) KELAS II SAMARINDA

MODUL PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Helsinawati, SE, MM Bisnis

LANDASAN TEORI. persediaan jika ada permintaan timbul.

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol.4, No.5, Desember 2015

DAFTAR GAMBAR. Halaman

ANAISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA UD BASTON FOOD KUDUS

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dibandingkan dengan metode konvensional yang diterapkan Fungiyaki.

PENERAPAN ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK PENGENDALIANPERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN DI UD KRISNO SIDOARJO

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN MODEL EOQ PADA TOKO NASIONAL MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam produk, baik itu berupa barang ataupun jasa. Salah satu

PENERAPAN SISTEM PERENCANAAN KEBUTUHAN KOMPONEN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN HUB TIPE SUPRA PADA PT ASTRA HONDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

ABSTRACT. Keywords: EOQ (Economic Order Quantity), inventories of raw materials. vii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU FIBER UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN (STUDY KASUS PT. DJABES TUNAS UTAMA DI NGORO, MOJOKERTO)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERENCANAAN AGREGAT PADA CV. SUMBER REZEKI DI SAMARINDA

PERHITUNGAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBUATAN PAVING BLOCKDENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

BAB III METODE PENELITIAN

Universitas Pandanaran Semarang 2)3) Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Pandanaran Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

LOGO. Anggaran Produksi.

Prosiding Manajemen ISSN:

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TORTILA RUMPUT LAUT DI INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS PERHITUNGAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK MEMPERLANCAR PROSES PRODUKSI PADA PD MIE BERKAH KM 5 PALEMBANG

Prosiding Manajemen ISSN:

Penentapan Perencanaan Produksi guna Menentukan Besaran Produksi yang Tepat pada PT Goodyear Indonesia Tbk

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI PERSEDIAAN BAHAN BAKU INDUSTRI ABON LELE KARMINA DI KABUPATEN BOYOLALI. Program Studi Agribisnis

MENGOPTIMALKAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UTAMA BEGACRON BLACK GI 200%: STUDI KASUS PT COLORINDO ANEKA CHEMICALS

Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Serbuk Gergaji Kayu (Studi Kasus di Oka Jamur Bali, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)

BAB IV PENUTUP. bermanfaat bagi perusahaan jika perusahaan menerapkan metode EOQ pada

PERENCANAAN PERSEDIAAN BARANG MENGGUNAKAN METODE FORECASTING DAN EOQ PADA PT. COSMO MAKMUR INDONESIA

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

BAB 1. PENDAHULUAN. Pemesanan barang merupakan kegiatan yang sangat penting pada bagian

Manajemen Persediaan KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN. Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

i

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SKRIPSI... HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... iii

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

M Taslim Dangnga Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar

Keywords: 240 ml Glass Raw Material, Control Analysis, Inventory of Raw Materials

Management Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan

Aplikasi Perhitungan Jumlah Pesanan Produksi dan Frekuensi Produksi per Tahun dengan Metode Economic Production Quantity

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aplikasi Perhitungan Jumlah Pesanan Produksi dan Frekuensi Produksi per Tahun dengan Metode Economic Production Quantity

OLEH: WIWIN PURWATININGSIH

BAB III METODE PENELITIAN

MOHAMAD VIKRAMUL AINUN NA IM

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Manajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DUMPTRUCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. ASRICO PUTRA PERDANA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

Transkripsi:

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS PADA UD BINTANG USAHA DI KECAMATAN MUAI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Agus Setiawan NPM : 08..00.33.5 Email : setiawanriski52@yahoo.com Eddy Soegiarto K Heriyanto Staff pengajar Fakultas Ekonomi Universitas 7 Agustus 95 Samarinda ABSTRACT The purpose of this study was to determine the number of packs of 25 kg rice stocks are the most economical in the message whenever the rice to be done by UD Star Enterprises in Sub Muai and to determine the reorder point and order supplies beraskemasan frequency of 25 kg which should be done by UD Star Enterprises in Muai Subdistrict. The analytical tool used in this research is a method of EOQ (Economic Order Quantity) is the calculation to obtain the number of bookings that can minimize the total cost of inventory. As an indicator of the optimum is not reached the point where the amount of packaging supplies 25 kg of rice after using the EOQ calculation is smaller than the amount of packaging supplies 25 kg of rice supplies in the District Business Star UD Muai, then the hypothesis is accepted. Conversely if it is optimum then the hypothesis is rejected. Keywords: Inventory Control ABSTRAKSI Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah Persediaan beras kemasan 25 kg yang paling ekonomis pada setiap kali pesan beras yang harus dilakukan oleh UD Bintang Usaha di Kecamatan Muai dan untuk mengetahui reorder point dan frekuensi pesanan persediaan beras kemasan 25 kg yang harus dilakukan oleh UD Bintang Usaha di Kecamatan Muai. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode EOQ (Economic Order Quantity) yaitu perhitungan untuk mendapatkan jumlah pemesanan yang dapat meminimumkan total biaya persediaan. Sebagai indikator belum mencapai titik optimal adalah apabila jumlah persediaan beras kemasan 25 kg setelah menggunakan perhitungan EOQ lebih kecil dari jumlah persediaan beras kemasan 25 kg persediaan UD Bintang Usaha di Kecamatan Muai, maka hipotesis diterima. Sebaliknya jika sudah optimum maka hipotesis ditolak. Kata Kunci : Pengendalian Persediaan

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan di Kabupaten Kutai Kartanegara, baik perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun manufaktur selalu memerlukan pesanan persediaan, tanpa adanya Analisis persediaan maka para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu saat tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Hal seperti ini bisa saja terjadi, karena tidak selamanya barang atau jasa tersedia setiap saat yang berarti pula pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan. Jadi analisis persediaan sangat penting untuk setiap perusahaan, baik yang menghasilkan barang maupun jasa. Biasanya perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan atau jasa melakukan perencanaan penjualan yang merupakan titik awal dari segala kegiatan operasional perusahaan. Melalui perencanaan penjualan tersebut, maka perencanaan produksi lainnya dapat dianggarkan pula. Perencanaan produksi merupakan penentu dari besarnya jumlah persediaan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi. UD Bintang Usaha berkedudukan di Kecamatan Muai Kabupaten Kutai kartanegara bergerak di bidang jasa penjualan beras. Adapun beras yang dijual UD Bintang Usaha di Kecamatan Muai antara lain beras Raja Lele (berat 5 kg, 0 kg, 25 kg), beras Mawar (berat 5 kg, 0 kg, 25 kg) dan beras Ratu kembang (berat 5 kg, 0 kg, 25 kg) dengan wilayah pemasaran di Kecamatan Muai Kabupaten Kutai Kartanegara. Beras Raja Lele memiliki spesifikasi secara fisik mengkilap dan putih bersih dan wangi dengan rasanya pulen, beras Mawar memiliki spesifikasi secara fisik putih bersih dengan rasanya pulen sedangkan beras Ratu kembang memiliki spesifikasi secara fisik tidak terlalu putih dengan rasanya pulen. Untuk lebih jelasnya mengenai jenis dan harga jual beras pada UD Bintang Usaha dapat dilihat pada Tabel. berikut ini: No. Jenis Beras Kemasan (Kg/Zak) Harga Jual (Rp/ Zak). Raja Lele 5 50.000,00 0 99.000,00 25 20.000,00 2. Mawar 5 37.000,00 0 70.000,00 25 70.000,00 3. Ratu Kembang 5 37.000,00 0 69.000,00 25 65.000,00 Sumber: UD Bintang Usaha di Kecamatan Muai Kabupaten Kutai Kartanegara, 202. Apakah jumlah persediaan beras kemasan 25 kg yang dilakukan oleh UD Bintang usaha di Kecamatan Muai belum mencapai titik optimal (ekonomis)?. DASAR TEORI Manajemen Operasional Pengertian Manajemen Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni dalam membuat perencanaan, mengorganisasikan, menyusun, menggerakkan dan mengawasi sumber dayasumber daya yang merupakan faktor produksi. Manajemen memegang peranan yang sangat penting karena manajemen mempersoalkan usaha penetapan serta pencapaian tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini manajemen tidak saja ditujukan untuk mengidentifikasikan, menganalisa dan menetapkan tujuan yang harus dicapai tetapi juga mengkombinasikan serta efektifnya dalam penggunaan sumber daya-sumber daya yang ada. 2

Soekartawi(2003:92) mendefinisikan manajemen sebagai berikut: Ilmu yang luas yang meliputi semua pendekatan rasional untuk pengambilan keputusan oleh pengelola berdasarkan penggunaan metode ilmiah Pengertian Manajemen Operasional Manajemen operasional merupakan salah satu cabang ilmu dalam bidang manajemen perusahaan yang dewasa ini sangat terasa perkembangannya. Perkembangan industri suatu negara mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan ilmu manajemen itu sendiri. Produksi sebagai suatu kegiatan kebudayaan manusia akan mencapai tujuan yang diharapkan dengan adanya manajemen yang baik Saat ini kegiatan-kegiatan manajemen operasional tidak hanya bergerak dalam bidang sektor jasa. Bisnis perbankan, asuransi, transportasi dan properti merupakan beberapa contoh bidang yang menerapkan ilmu manajemen produksi. Handoko (2003: 3) mendefinisikan manajemen operasional sebagai berikut: Usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa tenaga kerja, mesinmesin peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi barang produksi atau jasa. Fungsi Manajemen Operasional Peranan manajemen operasional adalah mengelola fungsi produksi atau operasi dalam suatu organisasi. Terdapat empat macam fungsi utama manajemen operasional menurut Assauri (2005: 2), yaitu: a. Proses (processes) yang diartikan sebagai metode atau teknik yang digunakan untuk mengolah bahan. b. Jasa-jasa (services) yang berupa badan pengorganisasian untuk menetapkan teknik-teknik sehingga proses dapat digunakan secara efektif. c. Perencanaan (planning) yang merupakan hubungan atau korelasi dan organisasi dari kegiatan produksi untuk suatu dasar tertentu. d. Pengawasan (control) untuk menjamin bahwa maksud dan tujuan penggunaan bahan dapat dilaksanakan. Perencanaan Produksi Pengertian Perencanaan Produksi Menurut Winardi (2002: 380), Produksi adalah penciptaan benda-benda atau jasa yang secara langsung atau tidak langsung dalam memenuhi kebutuhan manusia. Perencanaan produksi yang baik, perlu diperhatikan masalah intern dan masalah ekstern. Masalah intern adalah masalah yang datangnya dari dalam perusahaan (masih dalam kekuasaan pimpinan perusahaan), seperti tempat yang digunakan, orang yang dipekerjakan dan sebagainya. Sedangkan masalah eksternal adalah masalah yang datangnya dari luar perusahaan (di luar kekuasaan pimpinan perusahaan), seperti inflasi, kebijaksanaan, keadaan politik dan sebagainya. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif yang didukung oleh dasar teori dan metode pendekatan yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dilakukan penilaian jumlah persediaan beras kemasan 25 kg pada UD Bintang Usaha di Kecamatan Muai berdasarkan metode Economic Order Quantity (EOQ) untuk menemukan jawaban atas rumusan masalah dan hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis. 3

Dalam metode Economic Order Quantity (EOQ) yang dimaksud dengan biaya pemesanan (ordering cost) adalah biaya pemesanan (ordering cost) beras per pesanan (order) dan yang dimaksud dengan biaya penyimpanan (carrying cost) adalah biaya penyimpanan (carrying cost) beras per zak per tahun. Berdasarkan hasil penelitian diketahui data penjualan (kebutuhan), biaya pemesanan (ordering cost) per pesanan dan biaya penyimpanan (carrying cost) per zak per tahuttabn untuk masing-masing jenis beras kemasan 25 kg pada UD Bintang Usaha di Kecamatan Muai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 20, maka melalui data-data tersebut dapatlah dilakukan perhitungan proyeksi penjualan (kebutuhan) beras, proyeksi biaya pemesanan (ordering cost) beras per pesanan dan proyeksi biaya penyimpanan (carrying cost) beras per zak per tahun. Proyeksi dilakukan agar dapat mengetahui apakah jumlah persediaan beras kemasan 25 kg pada UD Bintang Usaha di Kecamatan Muai akan mencapai titik optimal (ekonomis) dimasa yang akan datang, dalam hal ini dibatasi dari tahun 202 sampai dengan tahun 20. Untuk lebih jelasnya semua proyeksi akan dijabarkan sebagai berikut:. Proyeksi Kebutuhan Beras a. Kebutuhan Beras Raja Lele Kemasan 25 Kg Untuk dapat melakukan proyeksi kebutuhan beras Raja Lele kemasan 25 Kg pada UD Bintang Usaha di Kecamatan Muai dari tahun 202 sampai dengan tahun 20 berdasarkan metode least square (kuadrat terkecil), maka diperlukan data historis kebutuhan beras Raja Lele kemasan 25 Kg dalam hal ini penulis menetapkan data historis dari tahun 2008 sampai dengan tahun 202. Langkah pertama dalam melakukan proyeksi kebutuhan beras adalah melakukan perhitungan persamaan garis trend. Adapun perhitungan persamaan garis trend untuk proyeksi kebutuhan beras Raja Lele kemasan 25 Kg pada UD Bintang Usaha dapat dilihat pada Tabel 3. berikut ini: TABEL 3. PERHITUNGAN PERSAMAAN GARIS TREND LEAST SQUARE UNTUK PROYEKSI KEBUTUHAN BERAS RAJA LELE KEMASAN 25 KG PADA UD BINTANG USAHA DI KECAMATAN MUAI Tahun Perhitungan Persamaan Garis Trend untuk Proyeksi Kebutuhan Beras Raja Lele Kemasan 25 Kg (Dalam Zak) Y X XY X² 2008.06,00-2 -8.092,00 2009.27,00 - -.27,00 200.97,00 0-0 20.72,00.72,00 202.95,00 2 9.890,00 Jumlah 22.80,00 0 2.28,00 0 Sumber:Data diolah, 202. (Lihat Tabel 2.) b. Kebutuhan Beras Mawar Kemasan 25 Kg Perhitungan persamaan garis trend untuk proyeksi kebutuhan beras Mawar kemasan 25 Kg pada UD Bintang Usaha di Kecamatan Muai TABEL. PERHITUNGAN PERSAMAAN GARIS TREND LEAST SQUARE UNTUK PROYEKSI KEBUTUHAN BERAS MAWAR

KEMASAN 25 KG PADA UD BINTANG USAHA DI KECAMATAN MUAI Tahun Perhitungan Persamaan Garis Trend untuk Proyeksi Kebutuhan Beras Mawar Kemasan 25 Kg (Dalam Zak) Y X XY X² 2008.97,00-2 -8.99,00 2009.776,00 - -.776,00 200 5.059,00 0-0 20 5.339,00 5.339,00 202 5.623,00 2.26,00 Jumlah 25.29,00 0 2.85,00 0 Sumber:Data diolah, 202. (Lihat Tabel 3.) c. Kebutuhan Beras Ratu Kembang Kemasan 25 Kg Perhitungan persamaan garis trend untuk proyeksi kebutuhan beras Ratu Kembang kemasan 25 Kg pada UD Bintang Usaha di Kecamatan Muai dapat dilihat pada Tabel 5. berikut ini: TABEL 5. PERHITUNGAN PERSAMAAN GARIS TREND LEAST SQUARE UNTUK PROYEKSI KEBUTUHAN BERAS RATU KEMBANG KEMASAN 25 KG PADA UD BINTANG USAHA DI KECAMATAN MUAI Tahun Perhitungan Persamaan Garis Trend untuk Proyeksi Kebutuhan Beras Ratu Kembang Kemasan 25 Kg (Dalam Zak) Y X XY X² 2008 3.597,00-2 -7.9,00 2009 3.823,00 - -3.823,00 200.06,00 0-0 20.27,00.27,00 202.97,00 2 8.99,00 Jumlah 20.23,00 0 2.28,00 0 Sumber:Data diolah, 202. (Lihat Tabel.) KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta analisis dan pembahasan yang telah dikemukukan pada bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:. Hipotesis penulis diterima karena secara keseluruhan dapat diketahui bahwa pesanan beras kemasan 25 kg yang dilakukan oleh UD Bintang Usaha di Kecamatan Muai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 20 belum mencapai titik optimal/ekonomis, yang disebabkan terjadinya kelebihan persediaan untuk masing-masing jenis beras kemasan 25 kg. 2. Pemesanan beras Raja Lele kemasan 25 Kg yang dilakukan oleh UD Bintang Usaha di Kecamatan Muai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 20 belum mencapai titik pemesanan optimal karena mengalami kelebihan persediaan sebanyak 3.06,36 Zak. 3. Pemesanan beras Mawar kemasan 25 Kg yang dilakukan oleh UD Bintang Usaha di Kecamatan Muai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 20 belum mencapai titik pemesanan optimal karena mengalami kelebihan persediaan sebanyak 3.705,67 Zak. 5

. Pemesanan beras Ratu Kembang kemasan 25 Kg yang dilakukan oleh UD Bintang Usaha di Kecamatan Muai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 20 belum mencapai titik pemesanan optimal karena mengalami kelebihan persediaan sebanyak 2.528,77 Zak. Saran Beberapa saran yang ingin dikemukakan berdasarkan hasil penelitian antara lain:. Hendaknya dalam melakukan pembelian beras perlu memperhatikan optimalisasi pembelian baik ditinjau dari sisi biaya pembelian, biaya penyimpanan persediaan dan kebutuhan harian. 2. Perusahaan perlu meninjau ulang kebijakan penetapan jumlah pembelian setiap kali pesan, sehingga tidak terjadi lagi kelebihan persediaan beras. 3. Dalam melakukan perhitungan jumlah pembelian optimal perlu memperhatikan perubahan harga, sehingga tidak terjadi kelebihan dalam pembelian beras. Gazali, Manajemen Produksi, Edisi Kesatu, Cetakan Keempat, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2003. Haizer, Jay and Barry Render, Production and Operations Management Strategic and Tactical Decisions, Fourth Edition, by Prentice Hall, Inc., Upper Sadlle River, New Jersey, 200. Handoko, T. Hani, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kesatu, Cetakan Ketigabelas, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2003. Harding, H. A., Manajemen Produksi, Edisi Kedua, Cetakan Ketiga, Balai Aksara, Jakarta, 2002. DAFTAR PUSTAKA Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri, Anggaran Perusahaan, Cetakan Ketiga, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2000. Ahyari, Agus, Manajemen Perencanaan Sistem Produksi, Edisi Revisi, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2002. Assauri, Sofyan, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005. Biegel, John F., Production Control A Quantitative Approach, Second Edition, Prentice Hall Inc, Engleworld Clffs, New York, 2002. 6